• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENGGUNAAN IRINGAN GAMELAN JAWA DALAM

C. Perayaan Ekaristi

2. Tata Perayaan Ekaristi dalam Gereja

Sakramen Ekaristi yang merupakan sumber keselamatan dan kehadiran Allah yang menyelamatkan dalam hidup umat Kristiani dirayakan dalam Perayaan Ekaristi. Perayaan Ekaristi merupakan peristiwa pengenangan akan perjamuan terakhir Yesus bersama dengan para murid-Nya sebelum ia ditangkap, sengsara, dan wafat di kayu

salib. Pada perjamuan terakhir Yesus memecah roti dan membagikannya pada para murid-Nya dan berkata “Ambilah dan makanlah, inilah tubuhKu” (Mat. 26:26). Roti adalah tubuh Kristus yang dibagikan sebagai tanda pemberian Kristus. Dalam roti tersebut Yesus mempersatukan para rasul dengan diri-Nya yang merupakan kesatuan rahmat, kesatuan iman dan kesatuan pribadi. Yesus juga memberikan piala yang berisi anggur pada para muridNya. Angur dan piala melambangkan perjanjian baru yang sangat terkait dengan darah yang ditumpahkan. Dengan minum dari piala, para rasul mengambil bagian dalam penyerahan diri Yesus kepada Bapa, berpartisipasi dalam kurban Yesus (Jacobs, 1989: 144-145).

Atas perintah Yesus sendiri Gereja katolik melaksanakan perayaan Ekaristi pada hari minggu dan juga pada hari-hari biasa. Perayaan Ekaristi merupakan sumber dan puncak seluruh hidup kristiani (LG art. 11). Melalui perayaan ekaristi umat Allah mendapatkan kekuatan rohani untuk kehidupan selanjutnya. Hal tersebut juga disampaikan dalam Pedoman Umum Misale Romanum artikel 16 sebagai berikut:

Perayaan Ekaristi adalah tindakan Kristus sendiri bersama umat Allah yang tersusun secara hirarkis. Baik bagi Gereja universal dan Gereja partikular, maupun bagi setiap umat beriman, Ekaristi merupakan pusat seluruh kehidupan Kristen. Sebab dalam perayaan Ekaristi terletak puncak karya Allah menguduskan dunia, dan puncak karya manusia dimuliakan Bapa lewat Kristus , Putra Allah dalam Roh Kudus. Kecuali itu perayaan ekaristi merupakan pengenangan misteri penebusan sepanjang tahun. Dengan demikian boleh dikatakan misteri penebusan tersebut dihadirkan untuk umat. Segala perayaan ibadat lainnya juga pekerjaan sehari-hari dalam kehidupan Kristen berkaitan erat dengan perayaan Ekaristi bersumber pada-Nya dan tertuju Pada-Nya.

Oleh karena itu sangatlah penting untuk mengatur sebuah perayaan Ekaristi atau perjamuan Tuhan dengan sebaik mungkin sehingga para pelayan misa serta para umat beriman yang mengikuti dapat memetik buah hasil perayaan Ekaristi sepenuhnya.

Dalam perayaan Ekaristi umat dihimpun di bawah imam sebagai pimpinan sekaligus wakil Kristus. Melalui perayaan Ekaristi umat berkumpul untuk mengenangkan Tuhan seperti yang dijanjikan Kristus “Dimana ada dua atau tiga orang berhimpun dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka” (Mat 18: 20). Dalam seluruh perayaan Ekaristi Kristus benar-benar hadir baik dalam jemaat yang berkumpul maupun dalam pribadi pelayan ibadat, dalam sabda dan secara hakiki dalam rupa roti dan anggur ekaristis (Pedoman Umum Missale Romanum art. 27).

Perayaan Ekaristi terdiri dari dua bagian yakni Liturgi Sabda dan Liturgi Ekaristi. Dalam Liturgi Sabda Allah dihadirkan melalui sabda-sabda-Nya dalam Kitab Suci. Sedangkan di dalam Liturgi Ekaristi Allah dihadirkan dalam roti dan anggur sebagai tubuh dan darah Kristus santapan rohani umat Kristiani. Dalam Pedoman Umum Missale Romanum Perayaan Ekaristi dibagi menjadi empat bagian utama yang terdiri dari:

a. Ritus Pembuka

Ritus pembuka meliputi bagian-bagian yang mendahului Liturgi Sabda yaitu: 1) Perarakan masuk

Setelah semua umat berkumpul, imam bersama dengan petugas liturgi yang lain berarak menuju altar diiringi dengan lagu pembuka. Tujuan nyanyian pembuka adalah membuka misa, membina kesatuan umat yang berkumpul, mengantar masuk ke dalam misteri masa liturgi atau pesta yang dirayakan (PUMR art 47).

2) Penghormatan Altar dan Salam kepada Umat

Setiba di panti imam, imam, diakon dan pelayan menghormati altar dengan membungkuk khidmad. Hal itu dilakukan sebagai tanda penghormatan. Setelah itu imam menyampaikan salam kepada umat untuk menunjukkan bahwa Tuhan hadir di tengah-tengah mereka (PUMR art 49 dan 50).

3) Pernyataan Tobat

Pernyataan tobat diawali dengan hening sejenak dan dilanjutkan dengan rumusan pengakuan umum. Melalui pengungkapan tobat umat disadarkan kembali untuk mau kembali pada Allah Bapa yang baik (Lukasik, 1991: 19). 4) Tuhan Kasihanilah

Melalui ungkapan atau nyanyian Tuhan Kasihanilah, umat berseru kepada Tuhan dan memohon belas kasihan-Nya (PUMR art 52).

5) Kemuliaan

Melalui madah kemulian baik dinyanyikan maupun didaraskan, Gereja yang berkumpul atas dorongan roh kudus memuji Allah Bapa dan memohon belas kasihan-Nya (PUMR art 53).

6) Doa Pembuka

Dalam doa pembuka ini, imam membawakan doa pembuka yang mengungkapkan inti perayaan liturgi hari yang bersangkutan (PUMR art 54). Semua bagian tersebut mempunyai ciri khas sebagai pembuka, pengantar dan persiapan. Ritus pembuka mempunyai tujuan untuk mempersatukan umat yang berhimpun dan mempersiapkan umat agar dapat mendengarkan sabda Allah dengan penuh perhatian.

b. Liturgi Sabda

Melalui liturgi Sabda, Allah menyingkapkan misteri penebusan dan keselamatan serta memberikan makanan rohani. Lewat sabda-Nya Kristus sendiri hadir di tengah-tengah umat beriman (PUMR art 55).

Liturgi sabda meliputi bagian-bagian sebagai berikut: 1) Saat Hening

Saat hening merupakan kesempatan bagi umat untuk meresapkan sabda Allah dengan dukungan roh kudus dan untuk menyiapkan jawaban dalam doa (PUMR art 56).

2) Bacaan-bacaan dari Alkitab

Melalui pembacaan Alkitab, Sabda Allah dihidangkan bagi mereka dan khasanah harta Alkitab dibuka bagi umat (PUMR art 57).

3) Mazmur Tanggapan

Mazmur tanggapan memiliki makna liturgis serta pastoral yang penting karena menopang permenungan atas Sabda Allah (PUMR art 61).

4) Bait Pengantar Injil

Dengan aklamasi bait pengantar Injil, umat menyambut dan menyapa Tuhan yang siap bersabda kepada mereka dalam Injil dan sekaligus menyatakan iman (PUMR art 62).

5) Homili

Homili merupakan bagian liturgi yang penting untuk memupuk semangat hidup Kristen (PUMR art 65).

Tujuan pernyataan iman atau syahadat adalah agar seluruh umat yang berhimpun dapat menanggapi Sabda Allah yang dimaklumkan dalam Alkitab dan dijelaskan dalam Homili. Dengan melafalkan kebenaran-kebenaran iman lewat rumus yang disahkan untuk penggunaan liturgis umat mengingat kembali dan mengakui pokok-pokok misteri iman sebelum mereka merayakannya dalam liturgi ekaristi (PUMR art 67).

7) Doa Umat

Dalam doa umat jemaat menanggapi Sabda Allah yang mereka terima dengan penuh iman. Lewat doa umat, umat memohon keselamatan semua orang dan dengan demikian mengamalkan tugas imamat yang mereka peroleh dalam pembaptisan (PUMR art 69).

c. Liturgi Ekaristi

Liturgi Ekaristi berpangkal pada perjamuan malam terakhir Yesus dengan para murid-Nya. Kristus menetapkan kurban dan perjamuan paskah yang terus menerus menghadirkan kurban salib dalam Gereja. Hal ini dilaksanakan terus menerus oleh Gereja sebagai kenang-kenangan akan Yesus (PUMR art 72).

Liturgi ekaristi meliputi bagian-bagian sebagai berikut: 1) Persiapan Persembahan

Persiapan persembahan meliputi persiapan meja altar, pengumpulan uang (kolekte), perarakan mengantar persembahan, persiapan roti dan anggur oleh imam, pendupaan roti anggur, petugas liturgi dan umat serta pembasuhan

tangan imam yang melambangkan persiapan akan hati yang bersih (PUMR art 73-76).

2) Doa Syukur Agung

Pusat dan puncak seluruh perayaan Ekaristi dimulai pada Doa Syukur Agung yaitu sewaktu doa syukur dan pengudusan. Tujuan Doa Syukur Agung ini adalah agar seluruh umat beriman menggabungkan diri dengan Kristus dalam memuji karya Allah yang agung dan mempersembahkan kurban (PUMR art 78).

3) Bapa Kami

Dalam doa Bapa Kami, umat beriman mohon rezeki sehari-hari. Bagi umat Kristen rezeki sehari-hari ini terutama adalah roti Ekaristi. Umat juga memohon pengampunan dosa supaya anugerah kudus diberikan pada seluruh umat. Dalam doa Bapa Kami umat memohon agar dibebaskan dari segala kejahatan (PUMR art 81).

4) Ritus Damai

Pada ritus damai ini umat memohon damai dan kesatuan bagi Gereja sendiri dan bagi seluruh umat manusia, sedangkan umat beriman menyatakan persekutuan jemaat dan cinta kasih satu sama lain sebelum dipersatukan dalam tubuh Kristus (PUMR art 82).

5) Pemecahan Roti

Pemecahan roti menandakan bahwa umat beriman yang banyak itu menjadi satu karena menyambut komuni dari satu yaitu Kristus sendiri yang wafat dan bangkit demi keselamatan dunia (PUMR art 83).

6) Komuni

Melalui komuni seluruh umat berpartisipasi dalam kurban Kristus yang sedang dirayakan (PUMR art 85).

d. Ritus Penutup

Ritus penutup meliputi bagian-bagian sebagai berikut 1) Doa Sesudah Komuni

Doa sesudah komuni ini diarahkan untuk masa depan ke hidup yang akan dijalani. Doa ini terdiri dari dua bagian yaitu mengingat akan pemberian yang baru diterima dan permohonan agar pemberian yang telah diterima menghasilkan buah dalam hidup sehari-hari umat (Lukasik, 1991: 120).

2) Salam dan Berkat Imam

Salam ini merupakan salam perpisahan dengan umat dan tempat suci. Salam ini bertujuan untuk mengingatkan umat bahwa mereka akan berjalan bersama-sama dengan Kristus. Imam memberi berkat sebagai tanda bahwa Kristuslah yang memberi berkat lewat perantaraan imam (Lukasik, 1991: 121).

3) Pengutusan Jemaat

Sebagai umat Allah yang telah menerima berkat , maka umat diutus untuk mewujud nyatakan sehingga menjadi berkat bagi orang lain yang akan dijumpai (Lukasik, 1991 :122-123).

Pada saat penghormatan altar, imam dan diakon mencium altar kemudian bersama dengan pelayan lain membungkuk khidmad ke arah altar (PUMR art 90).

Dokumen terkait