• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian

3.6. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, digunakan beberapa teknik analisis untuk mencapai tujuan penyusunan arahan pengembangan agroindustri minyak kayu putih. Teknik analisis tersebut adalah Analisis Korelasi untuk menentukan faktor-faktor yang berpengaruh, Analisis Cluster untuk mengklasterisasi wilayah potensial pengembangan agroindustri berdasarkan karakteristik wilayahnya, dan Content Analysis untuk melakukan validasi pada arahan pengembangan agroindustri minyak kayu putih di Kabupaten Buru.

 Analisis Korelasi

Analisis korelasi adalah metode statistik yang digunakan untuk mengukur besarnya hubungan linear antara variabel dependen dan independen (Walpole 1995). Jika korelasi bernilai positif, maka hubungan antara variabel dependen-independen bersifat searah. Sebaliknya, jika korelasi bernilai negatif, maka hubungan antara variabel dependen-independen bersifat berlawanan arah (Sarwono, 2006).

Dalam lingkup penelitian ini, analisis korelasi dilakukan untuk mendapatkan faktor yang mempengaruhi pengembangan agroindustri minyak kayu putih. Pada tahap ini, uji korelasi antara seluruh variabel independen terhadap 3 variabel dependen, yakni jumlah industri rumah tangga, nilai produksi dan pertumbuhan pendapatan sektor pengolahan kayu putih. Uji korelasi dilakukan secara bivariat, karena tujuannya adalah mereduksi variabel-variabel yang kurang mempengaruhi penelitian berdasarkan hubungannya dengan variabel dependen yang telah ditentukan.

Berdasarkan skala pengukuran pada variabel yang diujikan, dalam penelitian ini digunakan korelasi Pearson. Hal ini dikarenakan sesuai dengan tujuannya untuk mengetahui hubungan antara variabel yang memiliki data berskala interval/rasio (Walpole 1995).

Analisis korelasi menggunakan sumber data sekunder pada tiap variabel penelitian, yang hasilnya dapat menentukan variabel-variabel yang direduksi dalam penelitian ini. Tahapan-tahapan dalam analisis korelasi adalah: (1) mengelompokkan variabel menjadi beberapa indikator, sesuai telaah kajian pustaka/teori; (2) melakukan pengumpulan data sekunder pada tiap variabel; (3) melakukan uji korelasi terhadap seluruh variabel independen terhadap variabel dependen; dan (4) melakukan reduksi tiap variabel yang memiliki nilai signifikasi > 0,05 (5) mengelompokkan variabel independen berdasarkan nilai korelasinya terhadap tiap variabel dependen (Yamin, 2009). tahapan-tahapan analisis korelasi pada konteks penelitian ini, adalah sebagai berikut.

Gambar 3.1 Skema Analisis Korelasi Sumber : Hasil Analisis, 2014

Berdasarkan prosedur teknis analisis korelasi melalui SPSS, pengujian validitas dilakukan dengan mengukur nilai signifikansi pada hasil analisis melalui bantuan software SPSS. Standar validitas untuk analisis korelasi adalah apabila nilai signifikansi ≤ 0,05 (Yamin, 2009).

Sementara itu, sebagai dasar interpretasi dalam mengelompokkan variabel berdasarkan besaran nilai korelasi, dapat dilakukan seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.6.

Input • Seluruh Variabel Peneitian (dependen dan independen) Proses • Analisis Korelasi Output • Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan agroindustri minyak kayu putih

Tabel 3.6 Nilai Korelasi dan Interpretasinya

Nilai Korelasi Interpretasinya

0,00 – 0,09 Hubungan korelasinya diabaikan

0,10 – 0,29 Hubungan korelasi rendah

0,30 – 0,49 Hubungan korelasi moderat

0,50 – 0,70 Hubungan korelasi sedang

< 0,70 Hubungan korelasi sangat kuat

(Sumber : Yamin, 2009) Analisis Hierarcical Cluster

Hierarcical Cluster adalah analisis cluster dengan metode pengelompokan dengan dua atau lebih obyek yang mempunyai kesamaan paling dekat. Kemudian diteruskan pada obyek yang lain dan seterusnya hingga cluster akan membentuk semacam pohon, karena membentuk tingkatan (hierarki) yang jelas antar obyek, dari yang paling mirip hingga yang paling tidak mirip. Alat yang membantu untuk memperjelas proses hierarki ini disebut dendogram (Kurniawan, 2013).

Analisis ini digunakan untuk mengelompokkan wilayah potensial berdasarkan kesamaan karakteristik di antara faktor-faktor yang mempengaruhi. Dengan demikian, ciri-ciri suatu cluster yang baik yaitu mepunyai Homogenitas internal (within cluster); yaitu kesamaan antar anggota dalam satu cluster, dan Heterogenitas external (between cluster); yaitu perbedaan antara cluster yang satu dengan cluster yang lain. Analisis cluster pada prinsipnya digunakan untuk mereduksi data, yaitu proses untuk meringkas sejumlah variabel menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai cluster atau kelompok (Ken, 2009).

Dalam lingkup perencanaan wilayah, analisis cluster juga dapat digunakan untuk mempermudah analisis sejumlah variabel melalui proses segmentasi, tentunya berdasarkan ciri-ciri dari variabel tersebut. Adapun dalam lingkup pengembangan agroindustri, analisis cluster bertujuan untuk mengelompokkan

beberapa wilayah potensial berdasarkan variabel dan indikator, sehingga akan mempermudah dalam membuat kebijakan. Tujuan analisis cluster dalam penelitian ini adalah mengelompokkan wilayah potensial pengembangan agroindustri minyak kayu putih. Tahapan dalam analisis cluster adalah : (1) mengumpukan data pada setiap variabel yang mempengaruhi pengembangan agroindustri minyak kayu putih; (2) melakukan standarisasi data; (3) menentukan jumlah cluster yang diinginkan (berdasarkan pertimbangan teoritis dan konseptual yang diusulkan); (4) uji Hierarcical Cluster; (5) menginterpretasi tiap cluster berdasarkan karakteristik variabel-variabel dalam cluster tersebut (Ediyanto, 2013). Sementara itu secara input output terhadap sasaran dalam penelitian ini, tahapan dalam analisis cluster dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.2 Skema Analisis Cluster Sumber : Hasil Analisis, 2014

Uji validitas dari analisis cluster dilakukan dengan mengecek dendogram, yakni melihat apakah jumlah pembagian cluster yang ditentukan dapat digambarkan di dendogram.

 Analisis Content Input • Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan agroindustri minyak kayu putih • wiayah penelitian yang telah dibagi menjadi wilayah adminsitarstif desa Proses • Analisis Cluter Output • kelompok wilayah potensial pengembangan agroindustri • karakteristik tiap kelompok wilayah potensial pengembangan agroindustri

Analisis isi (content analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak. Pelopor analisis isi adalah Harold D. Lasswell, yang memelopori teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian diberi interpretasi (Franzosi, 2007). Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi, salah satunya adalah transkrip wawancara.

Analisis isi dapat dipergunakan jika memiliki syarat berikut: (1) data yang tersedia terdiri dari bahan-bahan yang terdokumentasi (transkrip wawancara); (2) terdapat keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang menerangkan tentang dan sebagai metode pendekatan terhadap data tersebut; dan (3) peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah bahan-bahan/data-data yang dikumpulkannya karena sebagian dokumentasi tersebut bersifat sangat khas/spesifik (Franzosi, 2007).

Terdapat beberapa jenis cara melakukan perbandingan pada analisis isi, namun pada penelitian ini digunakan cara pengujian hipotesis mengenai perbandingan message dari beberapa sumber yang berbeda, yaitu perbedaan antar komunikator. Jadi coding dilakukan pada beberapa transkrip wawancara dan dilihat persamaan maupun perbedaan pada tiap transkrip wawancara.

Tahapan melakukan analisis isi pada penelitian ini, yaitu (1) merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesisnya berdasarkan karakteristik tiap klaster dan pengelompokkan klaster; (2) mendata kembali sampel dari hasil analisis stakeholder untuk selanjutnya menjadi narasumber pada analisis isi; (3) pembuatan kategori/coding yang akan digunakan dalam analysis; (4) pengadaan wawancara dan menerjemahkan hasil wawancara ke dalam transkrip wawancara; dan (5) interpretasi penafsiran data yang diperoleh. Secara terstruktur, tahapan analisis isi pada penelitian ini dapat dilihat pada skema di bawah ini.

Gambar 3.3 Skema Analisis Content Sumber : Hasil Analisis, 2014

Setelah melakukan analisis isi, diperlukan instrumen validasi pada hasil analisis. Validitas adalah kesahihan pengukuran atau penilaian dalam penelitian. Dalam analisis isi, validitas dilakukan dengan berbagai cara atau metode sebagai berikut: (1) pengukuran produktivitas (productivity), yaitu derajat di mana suatu studi menunjukkan indikator yang tepat yang berhubungan dengan variabel; (2) predictive validity, yaitu derajat kemampuan pengukuran dengan peristiwa yang akan dating; (3) construct validity, yaitu derajat kesesuaian teori dan konsep yang dipakai dengan alat pengukuran yang dipakai dalam penelitian tersebut (Krippendorff, 1980). Ketiga metode tersebut akan dilakukan melalui deskriptif kualitatif.