BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
F. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini diperoleh data angket dan data tes pemahaman konsep lingkaran siswa. Analisis kedua data tersebut yaitu:
1. Data Angket Kelas Eksperimen
Dalam menganalisis hasil angket data kualitatif ditransfer ke dalam skala kuantitatif menurut skala likert seperti pada tabel 3.11 berikut11:
Tabel 3.11
Skala Penilaian Angket
Alternatif Jawaban Bobot Penilaian Pernyataan
Positif Negatif
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
Tidak Setuju (TS) 2 4
Setuju (S) 4 2
Sangat Setuju (SS) 5 1
Langkah-langkah dalam menganalisis angket siswa yaitu:
Untuk mengetahui banyaknya siswa yang merespon positif atau negatif terhadap penggunaan media pembelajaran CD interaktif dalam pembelajaran matematika pada materi lingkaran yaitu:
a. Memberian skor pada setiap item pernyataan, kemudian menentukan rata-rata dari tiap siswa
b. Membandingkan skor rata-rata siswa dengan skor alternatif jawaban netral (3), dengan kriteria:
1) Jika rata-rata skornya < 3, maka siswa tersebut memiliki respon negatif 2) Jika rata-rata skornya > 3, maka siswa tersebut memiliki respon positif
Adapun untuk mengetahui persentase respon siswa yaitu:
a. Data yang diperoleh dipersentasikan dengan menggunakan rumus :
11
49
P = Keterangan :
P = persentase jawaban
f = frekuensi respon (positif, negatif) n = banyak responden
b. Menginterpretasikan data dengan menggunakan kriteria persentase angket menurut Hendro12 seperti pada tabel 3.12 berikut:
Tabel 3.12
Interpretasi Persentase Angket
2. Data pemahaman konsep lingkaran siswa
Data pemahaman konsep lingkaran siswa di peroleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah data diperoleh selanjutnya dilakukan analisis data, yaitu analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk mengungkapkan keadaan atau karakteristik data hasil tes yang berasal dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik statistik deskriptif yang meliputi: tabel distribusi frekuensi, grafik, ukuran pemusatan (rata-rata, median dan modus) dan ukuran penyebaran (rentang, standar deviasi, koefisiens varians, kemiringan/skewness, dan ketajaman/curtosis) sedangkan analisis inferensial dilakukan untuk menarik
12
Agnia Anggraeni, “Penerapan Model Pembelajaran Generatif untuk Meningkatkan
Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP”, Skripsi (Bandung: FMIPA UPI Bandung, 2011),
h. 35.
Besar Persentase Interpretasi
0 % Tak seorangpun 0% < P < 25% sebagian kecil 25% ≤ P < 50% hampir setengahnya 50% setengahnya 50% ≤ P < 75% Sebagian besar 75% ≤ P < 100% Pada umumnya 100% seluruhnya
kesimpulan dan menggeneralisasikan populasi berdasarkan hasil pengujian hipotesis dari data tes
Langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: a. Uji Prasyarat
Uji prasyarat dilakukan untuk menentukan jenis statistik uji yang akan digunakan, uji tersebut meliputi uji normalitas dan uji homogenitas
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil tes pada kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. pengujian normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Chi-Square (2) Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
a) perumusan hipotesis
H0: data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1: data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal
b) menentukan taraf signifikansi ( c) menghitung  dengan rumus: 
 
   k 1 i 2 e e o f f fKeterangan: 2 : statistik uji Chi-Square o
f : frekuensi pengamatan ke-i
e
f : frekuensi harapan ke-i
d) menentukan 2tabel, 2tabel =21;k3, dengan k: banyaknya kelas interval e) kriteria pengujian:
Jika 
≤  , maka H0 diterima dan  >  , maka H0 ditolak
f) kesimpulan
51
Jika H0 ditolak, berarti data berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.13
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil tes pada kedua sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians yang sama (homogen) atau tidak. Pengujian homogenitas menggunakan Uji Fisher (F), yaitu statistik uji yang digunakan untuk menguji homogenitas dua buah variabel independent (tidak saling mempengaruhi) 14, dalam hal ini data tes kelas eksperimen dan kelas kontrol
Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut a) perumusan hipotesis
: varians distribusi populasi kedua kelompok homogen : varians distribusi populasi kedua kelompok tidak homogen
Keterangan:
b) Menentukan taraf signifikansi (
c) Menghitung nilai dengan rumus :
d) Menentukan ,
, n = banyaknya data sampel
e) kriteria pengujian:
Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima dan jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak f) kesimpulan
Jika H0 diterima, berarti varians distribusi populasi kedua kelompok homogen
13
Kadir, Statistika untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Rosemata Sampurna,
2010) , h. 111 14
Jika H0 ditolak, berarti varians distribusi populasi kedua kelompok tidak homogen
b. Uji Hipotesis
Uji hipotesis menggunakan uji perbedaan dua rata-rata yang dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata yang signifikan antara pemahaman konsep lingkaran siswa kelompok eksperimen dan kontrol. Syarat penggunaan statistik uji dalam pengujian hipotesis yaitu:
1) Jika kedua data yang dianalisis berdistribusi normal, maka pengujiannya menggunakan uji t
Subana dan Sedrajat mengungkapkan “Uji t adalah tes statistik yang dapat dipakai untuk menguji perbedaan atau kesamaan dua kondisi/perlakuan atau dua kelompok yang berbeda dengan prinsip memperbandingkan rata-rata (mean) kedua kelompok/perlakuan itu”. 15
a) Jika = , maka uji t yang digunakan :
̅ ̅ √
, dimana √ 16 dengan db =
b) Jika , maka uji t yang digunakan : ̅ ̅
√
Dengan kriteria pengujian:
= dengan dan 17 Keterangan :
̅ = Rata-rata nilai dari kelompok eksperimen ̅ = Rata-rata nilai dari kelompok kontrol
Varians kelas eksperimen
15
Subana, dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001),
Cet. I, h. 158 16
Ibid., h. 161 17
53
Varians kelas kontrol
= Simpangan baku gabungan kelas eksperimen dan kelas kontrol = Banyaknya siswa kelas eksperimen
= Banyaknya siswa kelas kontrol
Kriteria pengujian : Jika thitung ≤ ttabel maka diterima
Jika thitung > ttabel maka ditolak...18
2) Jika salah satu atau kedua data yang dianalisis berdistribusi tidak normal, maka tidak dilakukan uji homogenitas. Pengujian hipotesis menggunakan uji non parametik menggunakan Uji Mann-Whitney
Uji Mann-Whitney (U) adalah uji non-parametik yang digunakan untuk menguji perbedaan dua sampel yang bebas (tidak saling mempengaruhi), uji ini tergolong kuat sebagai pengganti uji-t jika asumsi normalitas dan homogenitas tidak dipenuhi, karena pada uji ini asumsi normalitas dan homogenitas tidak diperlukan yang penting level pengukurannya minimal ordinal dan variabel kedua-duanya kontinu.19
Prosedur pengujiannya yaitu: a) Merumuskan hipotesis b) Menetapkan Ukritis
Ukritis =
c) Menentukan nilai statistik Mann-Whitney (U), dengan langkah-langkah: (1) Skor kedua kelompok digabung dan diurutkan menurut peringkat, jika ada
skor yang sama maka penentuan peringkat menggunakan angka rata-rata (2) Peringkat masing-masing kelompok dijumlahkan, sehingga diperoleh K1
dan K2
(3) Menghitung statistik U melalui dua rumus:
U =
U =
Keterangan:
18
Kadir, loc. cit. 19
U = statistika uji Mann-Whitney
= Banyaknya siswa kelas eksperimen = Banyaknya siswa kelas kontrol = jumlah peringkat kelas eksperimen = jumlah peringkat kelas kontrol
d) Kriteria pengujian
Jika U ≤ Ukritis, maka H0 ditolak, jika U >Ukritis, maka H0 diterima...20 Jika n > 20, maka statistik uji menggunakan rumus:
√ ...
21
Kriteria Uji: Jika Zhitung ≤ Ztabel, maka H0 diterima , jika Zhitung > Ztabel, maka
H0 ditolak