• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penggunaan media pembelajaran cd interaktif terhadap pemahaman konsep lingkaran siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh penggunaan media pembelajaran cd interaktif terhadap pemahaman konsep lingkaran siswa"

Copied!
219
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN CD

INTERAKTIF TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP

LINGKARAN SISWA

(Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas VIII SMPN I Tarumajaya Bekasi)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh:

Maspupah

NIM. 108017000057

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

NIM

Jurusan

Angkatan Tahun Alamat

108017000057

Pendidikan Matematika 2008

Jl. Raya Tanmrajaya

fu.

Bogor RT

1.

Nama

NIP

Dosen Jurusan

2.

Nama NIP

Dosen Jurusan

Pusaka Rakyat Kec. Tarumajaya Kab. Barat Kode Pas 17214

001/04 No.35 Ds. Bekasi Prov. Jawa

MENYATAKAN I}ENGAI\I SEST]NGGUIIFIYA

Bahwa

skripsi

yang

berjudutr

Pengaruh

Penggunaan l\[edla Pembelajaran CD Interaktif terhadap Pemahaman Konsep Lingkaran Siswa adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Dr. Tita Khalis Maryati, M.Kom.

D694924 199903 2 003 Pendidikan Matematika Dra Afidah Mas'ud

19610926 198603 2004

Pendidikan Matematika

Demikian surat pemyataan

ini

saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, Januari 2014

(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Maspupah (108017000057). “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran CD

Interaktif terhadap Pemahaman Konsep Lingkaran Siswa”. Skripsi Jurusan

Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Januari 2014

Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) mengkaji Pengaruh penggunaan media pembelajaran CD interaktif terhadap pemahaman konsep lingkaran siswa, 2) Mengetahui respon siswa terhadap penggunaan media pembelajaran CD Interaktif. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Tarumajaya Bekasi tahun ajaran 2012/2013 pada tanggal 29 April-30 Mei 2013.

Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan rancangan penelitian posttest only control group design.Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel penelitian pada kelas eksperimen berjumlah 43 siswa yaitu pada kelas VIII.7 diajar dengan pembelajaran menggunakan media pembelajaran CD Interaktif. Sampel pada kelas kontrol berjumlah 43 siswa yaitu pada kelas VIII.9 diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes pemahaman konsep dan angket.

Berdasarkan analisis uji-t, diperoleh nilai thitung sebesar 2,88 sedangkan ttabel dengan

taraf signifikan (α) 5% dan derajat kebebasan (dk) =84 yaitu sebesar 1,66, maka nilai sehingga ditolak yang artinya pemahaman konsep lingkaran siswa yang diajar dengan pembelajaran menggunakan media pembelajaran CD Interaktif lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media pembelajaran CD Interaktif terhadap pemahaman konsep lingkaran siswa. Selain itu, berdasarkan hasil analisis angket menunjukan bahwa siswa yang merepon positif sebesar 88,37% atau dengan kata lain pada umumnya siswa memberikan respon positif terhadap penggunaan media pembelajaran CD Interaktif dalam pembelajaran matematika pada materi lingkaran.

(6)

ii

Maspupah (108017000057). " The Influence of Using Interactive CD Learning Media to Students Understanding of Circle Concept". Skripsi Department of Mathematics Education, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, January 2014

The purpose of this research to 1) examine the influence of using interactive CD learning media to students understanding of circle concept, 2) Know the response of students to using interactive CD learning media. The research was conducted in SMPN1 Tarumajaya Bekasi academic year 2012/2013 on April 29th to May 30th 2013.

The research method used was quasi experimental with research design posttest only control group design. Samples were taken by using the technique cluster random sampling. The research sample in the experimental class totaling 43 students that is in class VIII.7 taught using interactive CD learning media. The sample in control class totaling 43 students that is in the class VIII .9 taugh using conventional learning. The research instrument used was the test student understanding of concepts and questionnaires.

Based on the analysis by t test, tvalue obtained is equal to 2.88 while ttable with a

significance level (α) = 5% and degrees of freedom (df) = 84 is equal to 1.66, Then, tvalue > ttable So, H0 rejected, which means the students’ understanding of circle

concept who are taught by using Interactive CD learning media higher than students taught by using conventional learning. Thus there is a significant influence of using interactive CD learning media to students understanding of circle concept. In addition, based on the analysis by questionnaire obtained by students who gave positive responses are 88.37%. In other words, most students responded positively to using interactive CD learning media on learning of mathematics on circle.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

ﻳﺤﺭﻟﺍﻦ ﺤﺭﻟﺍﷲﺍ ﺳﺑ

Alhamdulillah segala puji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala karunia, nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat kesehatan yang berlimpah dari dunia sampai akhirat. Shalawat teriring salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman. Selesainya skripsi ini tidak terlepas bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Ibu Nurlena Rifa’i, MA., Ph.D, Penanggung Jawab Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Maifalinda Fatra M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Otong Suhyanto, M.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Dr. Tita Khalis Maryati, M.Kom., Dosen Penasehat Akademik dan Dosen Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, pikiran, motivasi serta saran dalam membimbing dan mengarahkan penulisan skripsi ini

5. Ibu Dra. Afidah Mas’ud, Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, pikiran, motivasi serta saran dalam membimbing dan mengarahkan penulisan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

7. Staf Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dan Staf Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi kemudahan dalam pembuatan surat-surat serta sertifikat.

(8)

iv

9. Teristimewa untuk orang tua tercinta ayahanda Marudih dan Ibunda Onih yang mendoakan, menyayangi, dan memberikan semangat moril dan materil pada peneliti. Kakak-kakakku Marwati, S.Pd.I, Anton, Yuyun Wahyuni, S.Pd.I. Adikku Ala Tiara Sari dan keponakanku Natasya Khanza Mahirah dan Muhammad Arsyil Ramadhan yang selalu memberikan semangat moril pada peneliti.

10.Suamiku Usman Ali, S.Pd yang mendoakan dan memberikan semangat moril dan materil pada peneliti.

11.Sahabat-sahabat seperjuanganku di bangku kuliah Ekamara Kinasih S.Pd

“Echa”, genk ecekebrex “Siti Hasanah, S.Pd, Siti Rusdiah, S.Pd, Indah Sari, Marlani Alfanta, S.Pd, dan Maria Urfa, S.Pd” Ika Winda Merdekawati, S.Pd, Ira Fauziah, S.Pd, sahabat yang selalu memberikan motivasi dan dukungan selama menyelesaikan studi di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Aku bersyukur mengenal kalian kawan. Serta teman-temanku PMTK 2008 terima kasih atas kebersamaannya, semoga kita bisa mengamalkan ilmu yang telah diperoleh.

Skripsi ini masih dirasakan dan ditemui berbagai kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan penulis terima. Penulis berharap semoga skripsi ini akan membawa manfaat bagi siapa yang membaca. Amin.

Jakarta, Desember 2013 Penulis

(9)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR BAGAN ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... x

DAFTAR GRAFIK . ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Kegunaan Penelitian ... 9

BAB II: DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik………. 10

1. Pemahaman Konsep Lingkaran... 10

a. Pengertian Pemahaman Konsep Matematika ... 10

b. Indikator Pemahaman Konsep ... 13

c. Konsep Lingkaran ... 16

d. Pemahaman Konsep Lingkaran... 19

2. Media Pembelajaran CD Interaktif ... 19

a. Pengertian Media Pembelajaran ... 19

b. Pengertian CD Interaktif ... 21

(10)

vi

C. Kerangka Berpikir ... 34

D. Hipotesis Penelitian ... 36

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 37

B. Metode dan Desain Penelitian ... 37

C. Populasi dan Sampling ... 38

D. Instrumen Penelitian... 39

E. Teknik Pengumpulan Data ... 42

F. Teknik Analisis Data ... 48

G. Hipotesis Statistik ... 54

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 55

1. Pemahaman Konsep Kelompok Eksperimen ... 56

2. Pemahaman Konsep Kelompok Kelas Kontrol ... 58

3. Perbandingan Pemahaman Konsep Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 60

4. Perbandingan Pemahaman Konsep Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol untuk Setiap Indikator ... 62

5. Respon Siswa terhadap Penggunaan Media Pembelajaran CD Interaktif ... 65

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 66

1. Uji Normalitas……… 66

2. Uji Homogenitas………. 67

C. Pengujian Hipotesis . ... 68

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 70

1. Proses Pembelajaran ... 70

(11)

vii

E. Keterbatasan Penelitian ... 85

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 86

B. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 88

(12)

viii

(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Suasana Kegiatan Pembelajaran di Kelas Ekperimen ... 71

Gambar 4.2 Suasana Kegiatan Pembelajaran di Kelas Kontrol ... 72

Gambar 4.3 Jawaban Soal No.1 Siswa Kelompok Kontrol ... 73

Gambar 4.4 Jawaban Soal No.1 Siswa Kelompok Eksperimen ... 74

Gambar 4.5 Jawaban Soal No.3 Siswa Kelompok Kontrol ... 75

Gambar 4.6 Jawaban Soal No.3 Siswa Kelompok Eksperimen ... 76

Gambar 4.7 Jawaban Soal No.4 Siswa Kelompok Kontrol ... 77

Gambar 4.8 Jawaban Soal No.4 Siswa Kelompok Eksperimen ... 78

Gambar 4.9 Jawaban Soal No.6 Siswa Kelompok Kontrol ... 79

Gambar 4.10 Jawaban Soal No.6 Siswa Kelompok Eksperimen ... 80

Gambar 4.11 Jawaban Soal No.7 Siswa Kelompok Kontrol ... 81

Gambar 4.12 Jawaban Soal No.7 Siswa Kelompok Eksperimen ... 81

Gambar 4.13 Jawaban Soal No.9 Siswa Kelompok Kontrol ... 83

(14)

x

Eksperimen ... 57 Diagram 4.2 Ogive Pemahaman Konsep Kelompok Eksperimen ... 57 Diagram 4.3 Histogram dan Polygon Frekuensi Pemahaman Konsep Kelompok

Kontrol ... 59 Diagram 4.4 Ogive Pemahaman Konsep Kelompok Kontrol ... 59 Diagram 4.5 Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep tiap Indikator pada

(15)

xi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Kurva Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Kelommpok

(16)

xii

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 38

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Pemahaman Konsep Lingkaran Siswa… 39 Tabel 3.3 Rubrik Penskoran Pemahaman Konsep Matematik……… 41

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Respon Siswa ... 42

Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Uji Validitas ……….. 44

Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas………. 45

Tabel 3.7 Klasifikasi Interpretasi Tingkat Kesukaran………. 46

Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Uji Tingkat Kesukaran ... 46

Tabel 3.9 Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda ... 47

Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda ... 47

Tabel 3.11 Skala Penilaian Angket ... 48

Tabel 3.12 Interpretasi Persentase Angket ... 49

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pemahaman Konsep Kelompok Eksperimen ..56

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pemahaman Konsep Kelompok Kontrol ... 58

Tabel 4.3 Perbandingan Pemahaman Konsep Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 60

Tabel 4.4 Nilai Per Indikator Pemahaman Konsep Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 62

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Angket ... 65

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ... 67

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas... 68

(17)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Pertemuan ke-1 Kelas Eksperimen ... 92

Lampiran 2 RPP Pertemuan ke-1 Kelas Kontrol ... 98

Lampiran 3 Kisi-kisi Uji Coba Tes Pemahaman Konsep Lingkaran ... 104

Lampiran 4 Rubrik Penskoran Pemahaman Konsep ... 106

Lampiran 5 Soal Uji Coba Tes Pemahaman Konsep Lingkaran ... 108

Lampiran 6 Kunci Jawaban Uji Coba Tes Pemahaman Konsep Lingkaran …. 110

Lampiran 7 Skor Uji Coba Instrumen Tes Pemahaman Konsep Lingkaran ... 116

Lampiran 8 Hasil dan Perhitungan Uji Validitas ... 118

Lampiran 9 Hasil dan Perhitungan Uji Reliabilitas ... 120

Lampiran 10 Hasil dan Perhitungan Uji Tingkat Kesukaran ... 123

Lampiran 11 Hasil dan Perhitungan Uji Daya Pembeda ... 125

Lampiran 12 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes Pemahaman Konsep Lingkaran.. 128

Lampiran 13 Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep Lingkaran ... 130

Lampiran 14 Soal Tes Pemahaman Konsep Lingkaran ... 132

Lampiran 15 Kunci Jawaban Tes Pemahaman Konsep Lingkaran ... 134

Lampiran 16 Hasil Tes Kelompok Kontrol ... 139

Lampiran 17 Hasil Tes Kelompok Eksperimen ... 141

Lampiran 18 Perhitungan Statistik Deskriptif Kelompok Kontrol ... 143

Lampiran 19 Perhitungan Statistik Deskriptif Kelompok Ekperimen ... 150

Lampiran 20 Perhitungan dan Pengujian Uji Normalitas Kelompok Kontrol ... 157

Lampiran 21 Perhitungan dan Pengujian Uji Normalitas Kelompok Eksperimen 159 Lampiran 22 Perhitungan dan Pengujian Uji Homogenitas ... 161

Lampiran 23 Perhitungan dan Pengujian Uji Hipotesis ... 162

Lampiran 24 Kisi-kisi Angket Respon Siswa ... 164

Lampiran 25 Angket Siswa ... 165

Lampiran 26 Perhitungan Angket Respon Siswa ... 168

(18)

xiv

Lampiran 29 Nilai Kritis Distribusi Kai Kuadrat (Chi Square)……… 171

Lampiran 30 Nilai Kritis Distribusi F ... 173

Lampiran 31 Nilai Kritis Distribusi t ... 175

Lampiran 32 Tampilan Materi pada Media Pembelajaran CD Interaktif ... 176

Lampiran 33 Uji Referensi ... 187

Lampiran 34 Hasil Wawancara Pra Penelitian... 193

Lampiran 35 Data Pra Penelitian ... 195

Lampiran 36 Pengajuan Judul Skripsi... 196

Lampiran 37 Permohonan Surat Bimbingan Skripsi ... 197

Lampiran 38 Surat Permohonan Izin Observasi ... 198

Lampiran 39 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 199

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika sebagai salah satu disiplin ilmu mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Di lingkungan masyarakat secara tidak langsung orang sudah menggunakan matematika, seperti ketika orang menghitung penghasilan, pengeluaran, luas (bangunan, tanah, sawah) serta pembagian hak warisan. Bagi siswa, matematika berguna untuk menghitung lamanya waktu yang diperlukan dalam perjalanan menuju sekolah, menghitung ongkos, dan lain-lain. Matematika juga dapat digunakan untuk bekal terjun dan bersosialisasi di masyarakat, dengan belajar matematika seorang diharapkan dapat menyerap informasi secara lebih rasional dan berpikir secara logis dalam menghadapi situasi di masyarakat.

Alasan mengapa matematika diajarkan karena matematika sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari dan bagi ilmu pengetahuan lainnya, hal ini sejalan dengan pendapat Cockroft yang mengemukakan bahwa matematika diajarkan karena matematika sangat dibutuhkan dan berguna dalam kehidupan sehari-hari, bagi sains, perdagangan dan industri, dan karena matematika menyediakan suatu daya, alat komunikasi yang singkat dan tidak ambigius serta berfungsi sebagai alat untuk mendeskripsikan dan memprediksi.1

Menyadari arti pentingnya matematika tersebut, maka matematika perlu diajarkan dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Matematika yang diajarkan di tingkat pendidikan dasar dan pendidikan menengah adalah matematika sekolah. Pembelajaran matematika sekolah diharapkan mampu mengembangkan kemampuan matematis siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pada dasarnya belajar matematika merupakan belajar konsep. Dalam matematika terdapat konsep dari suatu materi sebagai dasar memahami konsep materi selanjutnya. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaraan matematika guru harus dapat menyampaikan konsep tersebut pada

1

(20)

siswa dan berusaha agar konsep tersebut dapat dipahami dan benar-benar dikuasai oleh siswa agar siswa dapat memahami konsep-konsep selanjutnya. Dengan kata lain, siswa tidak hanya menghafal fakta dan teori saja, tetapi juga diarahkan pada pemahaman konsep-konsep matematika.

Dalam kurikulum KTSP dicantumkan bahwa untuk semua jenjang pendidikan dasar dan menengah tujuan mata pelajaran matematika di sekolah adalah agar siswa mampu memahami konsep matematika, menggunakan penalaran pada pola dan sifat, memecahkan masalah, mengomunikasikan gagasan, serta memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.2

Pemahaman konsep merupakan hal yang paling mendasar, kemampuan tersebut sangat mempengaruhi kemampuan matematika yang lain. Siswa tidak akan mampu memecahkan suatu permasalahan sesuai prosedurnya jika mereka tidak memiliki pemahaman konsep yang baik, siswa juga tidak akan dapat mengembangkan kemampuan penalaran, jika tingkat pemahaman konsepnya masih rendah. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Mulyanti (2010)3, yang mengemukakan bahwa terdapat korelasi yang positif antara peningkatan kemampuan pemahaman konsep dan penalaran induktif siswa.

Selain itu, pemahaman konsep juga menjadi salah satu komponen yang penting untuk menyelesaikan soal-soal dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi, jika siswa memahami suatu konsep dengan baik, maka mereka akan dapat menyelesaikan soal yang berbeda dengan apa yang dicontohkan tetapi masih dalam konsep yang sama yang nantinya akan berpengaruh pada hasil belajar.

Namun pada kenyataannya, saat ini pemahaman konsep matematika siswa masih rendah bahkan pada konsep yang sederhana. Sebagaimana yang dikemukakan Ruseffendi bahwa, terdapat banyak siswa yang setelah belajar matematika, tidak mampu memahami konsep bahkan pada bagian yang paling sederhana, banyak konsep yang dipahami secara keliru sehingga matematika

2

Tim Penyusun, Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP/MTs, (Jakarta: BSNP, Depdiknas, 2006), h. 140.

3

(21)

3

dianggap sebagai ilmu yang sukar, ruwet, dan banyak memperdayakan. 4 Rendahnya pemahaman konsep matematika siswa berpengaruh pada hasil belajar dan prestasi siswa.

Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SMP/MTs meliputi aspek-aspek sebagai berikut: Bilangan, Aljabar, Geometri dan Pengukuran, Statistika dan Peluang.5 Salah satu pokok bahasan pada aspek geometri yaitu lingkaran. Pokok bahasan lingkaran diberikan di tingkat SMP pada kelas VIII semester 2, lingkaran merupakan salah satu pokok bahasan yang cukup menarik bagi guru dan siswa. Banyak permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang memerlukan pemahaman konsep lingkaran dalam pemecahannya. Dengan menguasai konsep lingkaran, siswa akan memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk dapat menyelesaikan masalah dalam kehidupanya sehari-hari terutama masalah yang berkaitan dengan bidang geometri.

Berdasarkan pengalaman peneliti selama mengikuti Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) banyak siswa yang menganggap materi lingkaran sulit dipahami terutama dalam memahami unsur-unsur lingkaran serta penyelesaian soal tingkat sedang dan tinggi. Hal tersebut juga terjadi pada siswa di SMP Negeri 1 Tarumajaya Bekasi. Berdasarkan data dari satu kelas yang dijadikan sampel diperoleh nilai rata-rata ulangan siswa pada pokok bahasan lingkaran yaitu sebesar 57,18 sementara standar KKM sebesar 65. Persentase siswa yang memperoleh nilai yang kurang dari KKM ( < 65) mencapai 71.73 %. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep lingkaran siswa belum maksimal.

Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika menyebutkan bahwa masih banyak kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran lingkaran, di antaranya yaitu minat siswa terhadap pelajaran lingkaran masih

4

Lia Kurniawati, Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Penalaran Matematis Siswa SMP, Algoritma: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika,1, 2006, h. 78.

5

(22)

rendah. Hal seperti ini menyebabkan siswa tidak memperhatikan materi yang diajarkan dan pada akhirnya siswa tidak memahami konsep lingkaran.

Dalam pembelajaran materi lingkaran guru menjelaskan materi dengan menceramahkan konsep yang sudah jadi, memberi contoh, kemudian memberi latihan soal. Guru tidak memberi kesempatan pada siswa untuk memahami konsep lingkaran, siswa cenderung menghafal konsep secara berulang-ulang tanpa memahaminya, sehingga siswa merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal ketika dihadapkan pada soal yang berbeda dengan yang dicontohkan padahal masih dalam konsep yang sama.

Selain itu rendahnya pemahaman konsep lingkaran siswa juga dapat dipengaruhi oleh kecemasan siswa. Ratih Amalia yang melakukan studi korelasional pada pokok bahasan lingkaran, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kecemasan matematika dan kemampuan pemahaman matematis siswa.6

Lingkaran merupakan bagian dari geometri bangun datar, materi yang banyak meliputi definisi, garis, bidang, dan rumus-rumus akan menjadi semakin abstrak jika disampaikan tanpa dengan manipulasi atau pemediaan. Dalam pembelajaran lingkaran, guru menggambar lingkaran dan unsur-unsur lingkaran di papan tulis. Karena visualisasi yang berupa dua dimensi, disamping memakan waktu yang lama juga memberi kesan kurang menarik. Selain itu, pada pembelajaran rumus-rumus lingkaran guru hanya menyajikan dalam bentuk yang sudah jadi, siswa tidak diberi kesempatan untuk mengetahui dari mana rumus-rumus diperoleh.

Dengan media dan metode pembelajaran yang digunakan seperti ini dirasa masih kurang efektif untuk menciptakan kebermaknaan pembelajaran, kurang efisien yang berdampak pada kurangnya kesempatan yang dimiliki siswa untuk memperoleh pengalaman belajar yang lebih banyak. Padahal kedua unsur tersebut

6

Ratih Amalia, “Hubungan Antara Kecemasan Matematika dengan KemampuanPemahaman Matematis Siswa: Studi Korelasional terhadap Siswa Kelas VIII-F SMP

(23)

5

merupakan komponen penting dalam pembelajaran. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arsyad bahwa dua unsur yang amat penting dalam proses pembelajaran di kelas yaitu metode dan media pembelajaran.7

Rendahnya pemahaman konsep lingkaran siswa juga disebabkan oleh perbedaan gaya belajar setiap siswa, siswa visual lebih dominan menggunakan indera penglihatan dalam pembelajaran, siswa auditori lebih dominan menggunakan indera pendengaran dalam memahami materi pembelajaran dan siswa kinestetik dalam belajar lebih bisa memahami materi dengan melakukan sendiri, mempraktikan dan menyentuh media yang digunakan.

Berdasarkan permasalah di atas, maka dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi ajar lingkaran perlu adanya pembaharuan dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini perlu adanya solusi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep lingkaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memilih media pembelajaran yang tepat. Media pembelajaran CD Interaktif menjadi terobosan dalam pembelajaran, media pembelajaran yang merupakan salah satu produk dari multimedia yang dapat mengatasi rendahnya minat, perhatian, serta pemahaman siswa. Menurut Munadi, indera yang paling banyak membantu manusia dalam perolehan pengetahuan dan pengalaman adalah indera pendengaan dan indera penglihatan.8 Multimedia melibatkan berbagai indera dalam sebuah proses pembelajaran, sehingga diharapkan informasi dalam hal ini materi pelajaran dapat dipahami dengan mudah oleh siswa.

Media pembelajaran CD Interaktif dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna sehingga pengguna (siswa) dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya dimana media tersebut dijalankan dengan menggunakan komputer. Sehingga peran guru dalam pembelajaran dengan media ini cenderung sebagai fasilisator, siswa menjadi lebih aktif dan menjadi pusat pembelajaran. Sementara pada beberapa media yang digunakan oleh guru, guru cenderung aktif dalam memperagakan media ataupun memberi informasi/penjelasan tentang kaitan media dan materi pembelajaran sementara

7

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Cet. XV, h. 15.

8

(24)

siswa cenderung pasif. Sebagian dari mereka mungkin akan menerima materi yang disampaikan sementara sebagian lain tidak. Semua dikembalikan pada gaya belajar setiap siswa dan media yang digunakan guru yang cenderung hanya mengakomodasi pada satu atau dua gaya belajar.

Dengan menggunakan media pembelajaran CD interaktif, semua gaya belajar siswa akan terakomodir. Baik itu visual, auditori maupun kinestetik. Karena dalam CD Interaktif terdapat gambar dan teks yang menarik (visual), suara yang jelas dan terarah (auditori) dan animasi-animasi yang mendukung penjelasan materi serta pengoperasian secara interaktif (kinestetik). Selain itu, dengan visualisasi yang menarik dan atraktif dirasakan dapat mengembangkan minat dan perhatian siswa dalam belajar serta dapat memudahkan siswa dalam memahami materi lingkaran.

Memperhatikan uraian tentang permasalahan rendahnya pemahaman konsep lingkaran siswa dan untuk mengetahui respon siswa sebagai hasil pembelajaran, maka guru harus pandai memilih dan menentukan pendekatan, strategi, model, metode, dan media pembelajaran yang tepat untuk mempermudah siswa dalam mempelajari dan memahami konsep lingkaran. Dengan potensi yang dimiliki oleh media pembelajaran CD interaktif untuk mengoptimalkan proses pembelajaran, penulis tertarik untuk meneliti apakah penggunaan media pembelajaran CD interaktif berpegaruh terhadap pemahaman konsep lingkaran siswa. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul yaitu “Pengaruh Penggunaan

Media Pembelajaran CD Interaktif terhadap Pemahaman Konsep Lingkaran Siswa”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. kurangnya minat siswa dalam belajar

2. rendahnya pemahaman konsep lingkaran siswa 3. modalitas/gaya belajar siswa berbeda

(25)

7

5. metode pembelajaran yang digunakan belum optimal 6. pembelajaran terpusat pada guru

7. penggunaan media pembelajaran belum optimal

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak terlalu luas jangkauannya, maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Bertolak pada identifikasi masalah di atas penelitian ini dibatasi sebagai berikut :

1. Pemahaman konsep lingkaran yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu

kemampuan yang ditunjukkan oleh siswa dalam memahami definisi, ciri khusus, inti/isi dari materi lingkaran dan kemampuan dalam memilih serta menggunakan prosedur secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam menyelesaikan soal tentang lingkaran. Yang ditunjukkan dengan indikator pemahaman konsep menurut Depdiknas.

2. Konsep lingkaran yang diteliti meliputi definisi lingkaran, unsur-unsur lingkaran, pendekatan nilai pi (π), keliling lingkaran, panjang lintasan, luas lingkaran, panjang busur, luas juring, luas tembereng, sudut pusat dan sudut keliling.

3. Media pembelajaran CD interaktif yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu

CD yang berisi materi pembelajaran terdiri dari gabungan teks, audio, gambar, animasi dan video yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna sehingga pengguna (siswa) dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya, dengan tujuan untuk merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa, sehingga siswa dapat memahami materi pembelajaran secara lebih mudah dan proses pembelajaran berlangsung efektif dan efisien.

4. Media pembelajaran CD interaktif yang digunakan adalah CD Interaktif Mepelin 8 Enterprise

(26)

dalam pembelajaran menjadi pasif dan proses belajar siswa menjadi kurang bermakna

6. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tarumajaya Bekasi tahun ajaran 2012-2013

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pemahaman konsep lingkaran siswa yang diajar dengan pembelajaran menggunakan media pembelajaran CD interaktif?

2. Bagaimana pemahaman konsep lingkaran siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional?

3. Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep lingkaran siswa yang diajar dengan pembelajaran menggunakan media pembelajaran CD interaktif dengan siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional?

4. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran lingkaran menggunaan media pembelajaran CD interaktif?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengungkapkan pemahaman konsep lingkaran siswa yang mendapatkan pembelajaran menggunakan media pembelajaran CD interaktif

2. Mengungkapkan pemahaman konsep lingkaran siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional

3. Mengungkapkan perbedaan pemahaman konsep lingkaran siswa yang mendapatkan pembelajaran menggunakan media pembelajaran CD interaktif dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional.

(27)

9

F. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, di antaranya yaitu:

1. Bagi siswa

Siswa dapat merasakan pembelajaran lingkaran yang menyenangkan, efektif dan efisien dengan menggunakan media pembelajaran CD interaktif. Selain itu siswa juga mampu memahami dan menerima materi lingkaran dengan mudah, memiliki ketertarikan dalam belajar lingkaran dan menjadi pribadi yang aktif, sehingga dapat memahami konsep lingkaran

2. Bagi guru

Media pembelajaran CD interaktif dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif media pembelajaran yang dapat memudahkan siswa dalam memahami konsep lingkaran

3. Bagi peneliti lain

(28)

10

A. Deskripsi Teoritik

1. Pemahaman Konsep Lingkaran

Pemahaman konsep merupakan salah satu tujuan dari pembelajaran matematika untuk semua jenjang pendidikan dasar dan menengah yang dicantumkan dalam kurikulum KTSP selain kemampuan penalaran, kemampuan pemecahan masalah, kemampuan komunikasi dan disposisi matematik. Lingkaran merupakan bagian dari geometri bangun datar yang diajarkan pada semua jenjang pendidikan, dari tingkat SD sampai SMA. Pada penelitian ini konsep lingkaran yang dikaji adalah konsep materi lingkaran siswa SMP/MTs

a. Pengertian Pemahaman Konsep Matematika

Pemahaman merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran matematika. Salah satu karakteristik matematika yaitu memiliki objek kajian yang bersifat abstrak. Objek kajian matematika yang dipelajari di sekolah salah satunya adalah konsep. Dalam matematika terdapat konsep dari suatu materi sebagai dasar memahami konsep materi selanjutnya. Oleh karena itu, dalam mempelajari materi matematika, konsep sebelumya harus benar-benar dikuasai agar dapat memahami konsep-konsep selanjutnya. Sehingga dalam pembelajaran matematika, siswa tidak hanya menghafal fakta dan teori saja, tetapi juga diarahkan pada pemahaman konsep-konsep matematika.

Menurut KBBI pemahaman didefinisikan sebagai “proses, perbuatan

memahami atau memahamkan”.1 Dalam hal ini pemahaman dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memahami. Sejalan dengan pendapat tersebut Driver mengemukakan bahwa pemahaman adalah kemampuan untuk

1

(29)

11

menjelaskan suatu situasi.2 Dalam hal ini, situasi disini dapat diartikan sebagai definisi dari suatu keadaan, dimana penjelasan tersebut menggunakan kata-katanya sendiri.

Di sisi lain, Rosyada mengemukakan bahwa pemahaman adalah

Comprehension yaitu kemampuan untuk memahami apa yang sedang

dikomunikasikan dan mampu untuk mengimplemetasikan ide tanpa harus mengaitkannya dengan ide lain dan tanpa harus melihat ide itu secara mendalam.3 Dari pengertian ini pemahaman memiliki tiga aspek kemampuan, yaitu kemampuan memahami, kemampuan menjelaskan, dan kemampuan menerapkan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Wina Sanjaya dalam bukunya yang berjudul Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran mengungkapkan bahwa, pemahaman tidak hanya mengingat fakta tetapi juga berkenaan dengan kemampuan menjelaskan, menerangkan, menafsirkan atau kemampuan menangkap makna atau arti suatu konsep.4 Kemampuan-kemampuan tersebut diperoleh ketika seseorang telah mengenal atau mengetahui tentang sesuatu tersebut, hal ini sejalan dengan yang di ungkapkan oleh Sagala bahwa pemahaman mengacu pada kemampuan untuk mengerti dan memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau diingat dan memaknai arti dari bahan maupun materi yang dipelajari.5

Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa pemahaman adalah kemampuan untuk memahami, menjelaskan dan menerapkan sesuatu yang sedang dipelajari, dimana kemampuan tersebut diperoleh setelah

2

Gusni Satriawati, Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended untuk Meningkatkan Pemahaman dan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP, Algoritma: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, I, 2006, h. 108.

3

Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. III, h. 73.

4

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. IV, h. 126.

5

(30)

diketahui dan diingat. Dalam pembelajaran matematika sesuatu disini dapat diartikan sebagai objek pada kajian matematika yaitu konsep.

Menurut KBBI, konsep diartikan sebagai rancangan, ide atau pengertian yang diabstrakan dari peristiwa konkret.6 Rancangan tersebut merupakan hasil dari pemikiran seseorang. Sebagaimana yang diungkapkapkan oleh Sagala, bahwa konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hukum, dan teori. Sementara itu, Rosser (dalam Sagala) menyatakan bahwa konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek, kejadian, kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama.7 Atribut disini dapat diartikan sebagai sifat atau ciri-ciri yang sama. Sejalan dengan pendapat tersebut, Wardhani mengungkapkan bahwa konsep adalah suatu ide abstrak yang dapat memungkinkan seseorang untuk menggolongkan suatu objek, sehingga objek tersebut termasuk contoh konsep atau bukan konsep.8

Ruseffendi mengungkapkan bahwa konsep dalam matematika adalah idea atau gagasan yang memungkinkan kita untuk mengelompokkan objek ke dalam contoh atau bukan contoh.9 Dalam hal ini konsep dalam matematika dapat diartikan sebagai ide abstrak yang dapat memungkinkan siswa untuk mengelompokkan objek, konsep matematika berbentuk pengertian-pengertian baru yang bisa muncul dari hasil pemikiran, meliputi definisi, ciri khusus, hakikat dan inti /isi dari suatu materi matematika.

Konsep-konsep dalam matematika tersusun secara sistematis, logis, dan hirarkis dari yang paling sederhana ke yang paling kompleks. Konsep dalam matematika disusun secara berurutan sehingga konsep sebelumnya akan digunakan untuk mempelajari konsep selanjutnya. Misalnya konsep luas

6

Tim Redaksi, op. cit, h.725

7

Sagala, op. cit, h.73

8

Sri Wardhani, Implikasi Karakteristik Matematika dalam Penacapaian Tujuan Mata Pelajaran Matematika di SMP/MTs, (Yogyakarta: PPPPTK Matematika, 2010), h. 4.

9Ade Emay, “Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Komunikasi Matematis Siswa

(31)

13

persegi panjang diajarkan terlebih dahulu daripada konsep luas permukaan balok. Hal ini karena sisi balok berbentuk persegi panjang sehingga konsep luas persegi panjang akan digunakan untuk menemukan konsep luas permukaan balok. Konsep dapat dipelajari melalui definisi, siswa yang berada dalam tahap operasional formal mempelajari konsep melalui diskusi dan memperhatikan dengan sungguh-sungguh

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematika adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh siswa dalam memahami definisi, ciri khusus, inti/isi dari materi matematika dan kemampuan dalam memilih serta menggunakan prosedur secara luwes, akurat, efisien dan tepat. Pemahaman konsep materi prasyarat sangat penting untuk memahami konsep selanjutnya. Selain itu, pemahaman konsep dapat digunakan untuk menggeneralisasikan suatu obyek. Konsep matematika harus diajarkan secara berurutan karena pembelajaran matematika tidak dapat dilakukan secara melompat-lompat tetapi harus tahap demi tahap, dimulai dengan pemahaman ide dan konsep yang sederhana sampai ke tahap yang lebih kompleks.

Pemahaman terhadap konsep materi prasyarat sangat penting karena apabila siswa menguasai konsep materi prasyarat maka siswa akan mudah untuk memahami konsep materi selanjutnya. Selain itu, jika siswa memahami suatu konsep maka ia akan dapat menyelesaikan soal yang berbeda dengan apa yang dicontohkan tetapi dalam konsep yang sama.

b. Indikator Pemahaman Konsep

Pemahaman dalam pengertian pemahaman konsep matematika memiliki jenis berdasarkan tingkatan kemampuan. Berikut diuraikan beberapa jenis pemahaman konsep matematika beserta indikatornya menurut para ahli

(32)

Pemahaman rasional yaitu dapat membuktikan kebenaran dari suatu rumus dan teorema, dan 4) Pemahaman intuitif yaitu dapat memperkirakan kebenaran dengan pasti sebelum menganalisis lebih lanjut.10

Sementara itu, Pollatsek menggolongkan pemahaman ke dalam dua jenis, yaitu 1) Pemahaman komputasional yaitu dapat menerapkan rumus dalam perhitungan sederhana dan mengerjakan perhitungan secara algoritmik, dan 2) Pemahaman fungsional yaitu dapat mengaitkan suatu konsep/prinsip dengan konsep/prinsip lainnya, dan menyadari proses yang dikerjakannya.11

Sejalan dengan Pollatsek, Skemp juga membedakan pemahaman kedalam dua jenis, yaitu pemahaman instrumental yaitu hafal konsep/prinsip tanpa kaitan dengan yang lainnya, dapat menerapkan rumus dalam perhitungan sederhana, dan dapat mengerjakan perhitungan secara algoritmik dan pemahaman relasional yaitu dapat mengaitkan satu konsep/prinsip dengan konsep/prinsip lainnya.12 Sedangkan Copeland menggolongkan pemahaman dalam dua jenis yaitu Knowing how to yaitu dapat mengerjakan suatu perhitungan secara rutin/algoritmik dan Knowing yaitu dapat mengerjakan suatu perhitungan secara sadar.13

Bloom mengemukakan bahwa ada tiga macam pemahaman yaitu 1) Pengubahan (translation) yaitu dapat menerjemahkan kalimat dalam soal menjadi bentuk kalimat lain, misalnya menyebutkan variabel-variabel yang diketahui dan yang ditanyakan, 2) Pemberian arti (interpretation) yaitu dapat menentukan konsep-konsep yang tepat untuk digunakan dalam menyelesaikan soal, dan 3) Pembuatan ekstrapolasi (extrapolation) yaitu dapat menerapkan konsep dalam perhitungan matematis untuk menyelesaikan soal.14

10

Rochman Natawidjaja, dkk., Rujukan Filsafat, Teori, dan Praksis Ilmu Pendidikan, (Bandung: UPI Press, 2007), Cet. I, h. 682.

11

Utari Sumarmo, “MAKALAH MATEMATIKA BERPIKIR dan DISPOSISI MATEMATIK: Apa, Mengapa, dan Bagaimana dikembangkan pada peserta didik” , Makalah FPMIPA UPI Bandung, Januari 2010, h. 4.

12

Ibid. , h. 5.

13

Natawidjaja, op. cit, h .683.

14

(33)

15

Sementara itu, Suhendra dkk dalam bukunya yang berjudul Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, mengungkapkan bahwa seseorang dikatakan memahami suatu konep matematika bila ia telah mampu melakukan beberapa hal, anatara lain yaitu: 1) Menemukan kembali suatu konsep yang sebelumnya belum diketahui berlandaskan pada pengetahuan dan pengalaman yang telah diketahui dan dipahaminya sebelumnya, 2) Mendefinisikan atau mengungkapkan suatu konsep dengan cara dan kalimat sendiri namun tetap memenuhi ketentuan berkenaan dengan gagasan konsep tersebut, 3) Mengidentifikasi hal-hal yang relevan dengan suatu konsep dengan cara-cara yang tepat, 4) Memberikan contoh dan bukan contoh atau ilustrasi yang berkaitan dengan suatu konsep guna memperjelas konsep tersebut15.

Dijelaskan pada dokumen Peraturan Dirjen Dikdasmen No. 506/C/PP/2004 (Dediknas, 2004), indikator pencapaian pemahaman konsep antara lain adalah: 1) Menyatakan ulang sebuah konsep, 2) Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya, 3) Memberi contoh dan bukan contoh dari konsep, 4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, 5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep, 6) Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu, 7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.16

Berdasarkan uraian mengenai indikator pemahaman konsep menurut beberapa ahli tersebut, dalam kaitan ini penelitian lebih difokuskan pada indikator pemahaman konsep menurut Depdiknas selain indikator nomor 3, karena peneliti berasumsi bahwa indikator tersebut merupakan pengembangan dari indikator yang lainnya dan mudah diukur dalam tes tertulis.

15

Suhendra,dkk., Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), Cet. II, h. 7.21.

16

(34)

c. Konsep Lingkaran

Materi lingkaran yang dipelajari di kelas VIII SMP/MTs meliputi beberapa sub bab berikut:

Definisi Lingkaran

Unsur-Unsur Lingkaran

Di dalam lingkaran dapat ditemui bagian-bagian lingkaran yang disebut unsur-unsur lingkaran. Unsur-unsur tersebut yaitu:

o Jari-jari lingkaran: ruas garis yang menghubungkan titik pusat lingkaran

dan titik pada lingkaran

o Busur lingkaran: dua titik pada lingkaran dan bagian dari lengkung

lingkaran yang dibatasinya

o Tali busur lingkaran: ruas garis di dalam lingkaran yang menghubungkan

dua titik pada lingkaran

o Diameter lingkaran: tali busur yang melalui titik pusat lingkaran o Apotema Tali Busur: jarak tali busur dengan pusat lingkaran

o Tembereng: daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh sebuah tali busur

dan busur di hadapan tali busur

o Juring lingkaran: daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh dua jari-jari

dan busur yang diapit oleh kedua jari-jari tersebut Keliling Lingkaran

Keliling lingkaran adalah panjang keseluruhan busur/lengkung pembentuk lingkaran. Keliling lingkaran dapat diukur secara langsung dengan dua cara yaitu dengan meluruskan lengkungan dan dengan memutar lengkung lingkaran.

.

Lingkaran adalah kurva tertutup sederhana yang merupakan tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap suatu titik tertentu. Titik tertentu

(35)

17

Pendekatan Nilai Pi (

Sebelum membahas nilai pi ( , terlebih dahulu dilakukan percobaan melalui lingkaran yang memiliki diameter yang berbeda kemudian dibandingan antara panjang diameter dengan keliling, dimana nilai perbandingan tersebut mendekati 3,14 atau . Jadi = 3,14

Menghitung Keliling Lingkaran

Pada subbab sebelumnya, dijelaskan bahwa merupakan perbandingan antara keliling lingkaran (K) dengan diameter (d)

Panjang Lintasan dari Perputaran Roda Kendaraan

Jika keliling suatu roda=K, roda itu berputar sebanyak N kali, dana panjang lintasan yang dilalui roda itu adalah j, maka

Menghitung Luas Lingkaran

Luas lingkaran adalah luas daerah yang dibatasi oleh lengkung lingkaran. Penemuan kembali rumus luas lingkaran dengan melakukan kegiatan berikut: buat lingkaran, bagi lingkaran tsb menjadi dua bagian yang sama dan beri warna yang berbeda, bagi lingkaran tsb sehingga menghasilkan 12 juring yang sama besar dengan sudut 300 kemudian nomorilah masing-masing juring tsb dengan angka 1-12, pada juring no 1 bagi menjadi dua bagian yang sama kemudia masing-masing bagian itu beri nama a dan b, gunting lingkaran tsb sesuai dengan juring-juring yang terbentuk termasuk juring a dan b, atur potongan-potongan juring dan susun secara berdampingan.

Hasil yang diperoleh, ternyata potongan tersebut membentuk bangun persegi panjang. Dengan p = K dana l = r,

jadi L = K x r = x 2 x r = 2, karena r = d

K = �d atau K = 2�r

j = K x N

(36)

maka L = � 2 = � d2

jadi, rumus luas lingkaran adalah

Sudut Pusat, Panjang Busur, Luas Juring, dan Luas Tembereng

Sudut pusat: sudut di dalam lingkaran yang dibatasi oleh dua jari-jari Hubungan sudut pusat, panjang busur dan luas juring sebuah lingkaran, untuk sebarang sudut pusat pada lingkarang yang berpusat di O, berlaku:

=

=

=

=

Rumus Panjang Busur

Rumus Luas Juring

Rumus Luas Tembereng Sudut Pusat dan Sudut Keliling

Sudut keliling: sudut yang dibentuk oleh dua tali busur yang berpotongan di satu titik pojok lingkaran

Sifat-sifat sudut pusat dan sudut keliling:

 Besar sudut keliling = x besar sudut pusat, jika sudut keliling dan sudut pusat tsb menghadap busur yang sama

 Sudut-sudut keliling yang menghadap busur yang sama mempunyai besar yang sama

 Sudut-sudut pusat yang sama besar mengahadap busur-busur yang sama panjang

 Besar sudut keliling yang menghadap lingkaran (diameter lingkaran) adalah 900 (siku-siku)

L = ��2 atau L = �d2

Panjang =

. K

Luas Juring AOB =

. L

(37)

19

d. Pemahaman Konsep Lingkaran

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep lingkaran adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh siswa dalam memahami definisi, ciri khusus, inti/isi dari materi lingkaran dan kemampuan dalam memilih serta menggunakan prosedur secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam menyelesaikan soal tentang lingkaran, yaitu dengan mampu menyatakan ulang sebuah konsep lingkaran, mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsep lingkaran, memberi contoh dan bukan contoh dari konsep lingkaran, menyajikan konsep lingkaran dalam berbagai bentuk representasi matematis, mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep lingkaran, menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu dalam menyelesaikan soal tentang lingkaran, serta mampu mengaplikasikan konsep lingkaran atau algoritma pemecahan masalah.

2. Media Pembelajaran CD Interaktif

Konsep lingkaran bersifat abstrak, sehingga perlu diturunkan tingkat keabstrakannya agar mudah dipahami oleh siswa. Menurut Piaget usia siswa SMP masih berada pada tahapan operasional formal, namun meski pada usia tersebut siswa sudah mampu berfikir logis tanpa kehadiran benda kongkrit, akan tetapi kemampuan siswa untuk berfikir abstrak masih belum berkembang dengan baik. Salah satu cara yang dapat digunakan agar pemahaman konsep lingkaran siswa optimal yaitu dengan pemanfaatan media pembelajaran CD interaktif dalam proses pembelajaran. Berikut kajian teori mengenai media pembelajaran CD interaktif

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan.17 Di dalam proses pembelajaran penggunaan media menjadi hal penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Pada hakekatnya proses pembelajaran merupakan proses komunikasi, proses pembelajaran mengandung lima

17

(38)

komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Berikut ini merupakan pengertian media pembelajaran menurut beberapa ahli

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk bahan pembelajaran sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Musfiqon bahwa media pembelajaran diartikan sebagai “alat bantu berupa fisik maupun nonfisik yang sengaja digunakan sebagai perantara antar guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien, sehingga materi pembelajaran lebih cepat diterima siswa dengan utuh serta menarik minat siswa untuk belajar lebih lanjut”.18

Sementara itu Gagne dan Briggs (dalam Arsyad) membatasi media pembelajaran hanya berupa alat fisik saja. Gagne dan Briggs secara implisit

mengatakan bahwa “media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik

digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film,

slide(gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer”.19

Menurut Munadi, media pembelajaran dapat dipahami sebagai “segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana

penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif”.20

Dalam hal ini pesan disini dapat diartikan sebagai isi pesan perupa bahan ajar yang tertuang dalam kurikulum, sumber dapat diartikan sebagai guru, buku ajar, sesama siswa, bahkan lingkungan belajar sedangkan penerima yaitu siswa.

18

HM. Musfiqon, Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2012), Cet. I, h. 28.

19

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Cet. XV, h. 4.

20

(39)

21

Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk menyampaikan isi materi pelajaran oleh guru kepada siswa dengan tujuan untuk merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa, sehingga siswa dapat memahami materi pembelajaran secara lebih mudah dan proses pembelajaran berlangsung efektif dan efisien. Dalam penelitian ini alat bantu tersebut berupa CD Interaktif

b. Pengertian CD Interaktif

CD Interaktif berasal dari dua istilah yaitu CD dan Interaktif. CD berasal dari Bahasa Inggris merupakan singkatan dari Compact Disc, sedangkan interaktif menurut kamus komputer dan teknologi, interaktif adalah kemampuan sistem atau program yang dapat menanyakan sesuatu pada pengguna, kemudian mengambil tindakan berdasarkan respon tersebut.

Mulyanta dan Leong mengemukakan bahwa CD interaktif merupakan salah satu produk dari multimedia.21 CD Interaktif merupakan kemasan atau produk dari multimedia yang di dalamnya dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Sedangkan multimedia sendiri diartikan sebagai berikut

“Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan

menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat ber-(navigasi), berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi”.22 Dalam hal ini multimedia diartikan sebagai gabungan berbagai jenis media (teks, suara, gambar, animasi dan video) yang dilengkapi dengan alat bantu dan link sehingga pengguna dapat berinteraksi dengan langsung dimana pengabungan dan penyajiannya menggunakan komputer. Sehingga multimedia dikategorikan sebagai salah satu media pembelajaran yang berbasis komputer.

21St. Mulyanta dan Marlon Leong, “Tutorial Membangun Multimedia Interaktif

- Media

Pembelajaran”, (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2009), Cet. I, h. 1.

22

(40)

Sejalan dengan pendapat tersebut, Haffost mendefinisikan multimedia sebagai pemanfaatan komputer untuk menggabungkan gambar, video, fotografi, grafik, animasi, suara, dan teks menjadi satu kesatuan dengan link dan tool yang tepat sehinggaa memungkinkan pengguna ultimedia dapat bernavigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi.23 Penggabungan berbagai jenis media tersebut menggunakan software aplikasi Microsoft Office PowerPoint, Macromedia Director, Macromedia Flash dll. Senada dengan itu Ariani mengemukakan bahwa multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media yang berupa teks, gambar, grafik, suara, animasi, video, interaksi dll yang dikemas menjadi file digital yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada publik.24 Penggabungan berbagai media tersebut diharapkan siswa yang memiliki modalitas belajar (visual, auditoria, dan kinestetik) berbeda dapat menerima materi pembelajaran secara optimal.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Musfiqon, bahwa multimedia adalah penggunaan berbagai jenis media berbeda dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan agar materi pembelajaran diterima secara optimal oleh siswa yang memiliki modalitas berbeda.25 Siswa visual lebih dominan menggunakan indera penglihatan dalam pembelajaran, siswa auditori lebih dominan menggunakan indera pendengaran dalam memahami materi pembelajaran dan siswa kinestetik dalam belajar lebih bisa memahami materi dengan melakukan sendiri, mempraktikan dan menyentuh media yang digunakan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa multimedia pembelajaran adalah gabungan berbagai media yang berupa teks, audio, gambar, animasi dan video yang dikemas menjadi file digital berisi materi pembelajaran, dimana penggabungan tersebut menggunakan software

komputer dan penyajiannya juga menggunakan komputer.

23

St. Mulyanta dan Marlon Leong, loc. cit.

24

Niken Ariani dan Dani Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah: Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif dan Prosfektif, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2010), Cet. I, h. 11.

25

(41)

23

Multimedia memuat beberapa komponen yaitu, teks, audio, gambar, animasi, video. Berikut merupakan karakteristik media-media tersebut, yaitu:26

Tabel 2.1

Karakteristik Media di dalam Multimedia

Media Kelebihan Kelemahan

Teks • dapat digunakan untuk

menyampaikan informasi yang padat, materi yang rumit dan kompleks

• teknologi untuk menampilkan teks pada layar komputer relaif lebih sederhana

• Sangat cocok sebagai media input maupun umpan balik (feedback).

•Kurang kuat bila digunakan sebagai media untuk

memberikan motivasi.

•Membuat mata cepat lelah.

Audio • Sangat cocok bila digunakan sebagai media untuk memberikan motivasi

• Mendekati keadaan asli dari materi

• Membantu pembelajar fokus pada materi yang dipelajari

• Memerlukan tempat penyimpanan yang besar di dalam komputer .

[image:41.595.115.509.201.704.2]

• Memerlukan software dan hardware yang spesifik agar suara Gambar • lebih mudah dalam

mengidentifikasi dan mengklasifikasikan obyek,

• mampu menunjukkan hubungan spatial dari suatu obyek

• membantu menjelaskan konsep

26

(42)

abstrak menjadi konkret dapat disampaikan melalui komputer . Animasi • Menunjukkan obyek dengan idea

• Menjelaskan konsep yang sulit

• Menjelaskan konsep yang abstrak menjadi konkrit

• Menunjukkan dengan jelas suatu langkah prosedural

Video • Memaparkan keadaan real dari suatu proses, fenomena atau kejadian

• Dapat memperkaya pemaparan

• Pengguna dapat melakukan replay pada bagian-bagian tertentu untuk melihat gambaran yang lebih fokus

• Sangat cocok untuk mengajarkan materi dalam ranah perilaku atau psikomotor

• Lebih efektif dan lebih cepat menyampaikan pesan

• Menunjukkan dengan jelas suatu langkah prosedural

•Video mungkin saja kehilangan detil dalam pemaparan materi.

•Pengguna kurang terdorong untuk lebih aktif di dalam

berinteraksi dengan materi

c. Pengertian Media Pembelajaran CD Interaktif

(43)

25

dapat memahami materi pembelajaran secara lebih mudah dan proses pembelajaran berlangsung efektif dan efisien.

Kelebihan media pembelajaran CD interaktif di antaranya yaitu:

1) Interaktif, yaitu sesuai dengan namanya, media ini dirancang untuk digunakan oleh siswa secara individu (belajar mandiri). Saat siswa menggunakan media ini, ia diajak untuk terlibat secara auditif, visual, dan kinetik sehingga pesan yang disampaikan akan mudah dimengerti dan dipahami oleh siswa

2) Karena dirancang untuk pembelajaran mandiri, kebutuhan semua siswa terasa terpenuhi karena media ini melayani sesuai dengan kecepatan belajar siswa.

3) Meningkatkan motivasi belajar. Dengan terpenuhinya kebutuhan belajar siswa, maka siswa pun akan termotivasi untuk terus belajar.

4) Memberikan umpan balik, yaitu menyediakan umpan balik (respon) yang segera terhadap hasil belajar yang dilakukan siswa.

5) CD Interaktif dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran sebab cukup efektif meningkatkan hasil belajar peserta didik

6) Kontrol pemanfaatannya sepenuhnya berada pada penggunanya.27

7) Dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan siswa terhadap suatu bahasan mata pelajaran

8) Lebih menarik minat siswa, lebih efektif dan efisien, lebih praktis, dan materi lebih banyak diserap siswa karena sesuai modalitas belajarnya.28 9) Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep

abstrak dengan lebih mudah serta penggunaan media komputer dalam bentuk multimedia dapat memberikan kesan yang positif kepada guru karena dapat membantu guru menjelaskan isi pelajaran kepada pelajar, menghemat waktu dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.29

27

Yudhi Munadi, op. cit., h. 152.

28

HM. Musfiqon, op. cit., h. 189.

29Dadang Supriatna, “Pengenalan Media Pembelajaran”,

(44)

Di samping kelebihan-kelebihan di atas, media pembelajaran CD Interaktif juga memiliki kelemahan di antaranya yaitu: ketersediaan perangkatnya masih terbatas, harus didukung oleh peralatan memadai seperti LCD projektor dan adanya aliran listrik, pengembangannya memerlukan adanya tim yang professional serta memerlukan waktu yang cukup lama.

Langkah-langkah dalam mengembangkan media pembelajaran CD interaktif yaitu:

1) Merancang desain media

Dalam mendesain rancangan, perlu diperhatikan beberapa aspek, antara lain:

a) Media yang dibuat sesuai dengan kurikulum, penyajiannya sistematis, dilengkapi petunjuk penggunaan, dapat membangkitkan minat siswa, menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada materi pelajaran serta benar-benar bisa membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran

b) Isi program sesuai dengan kompetensi dasar, standar kompetensi yang ingin dicapai, mudah dipahami siswa

c) Interaktif, menggunakan (gambar, efek suara atau musik, animasi), ada latihan soal, ada umpan balik.

Mulyanta mengemukakan bahwa, kriteria media pembelajaran yang baik idealnya meliputi 4 hal utama yaitu:

a) Kesesuaian atau relevansi: Media pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan belajar, rencana dan program kegiatan belajar, tujuan pembelajaran, dan karakteristik peserta didik

b) Kemudahan: Materi ajar yang terkandung pada media harus mudah dimengerti, dipelajari dan dipahami oleh peserta didik serta sangat operasional dalam penggunaannya

(45)

27

d) Kemanfaatan: Isi yang terkandung dalam media pembelajaran harus berguna, memudahkan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran.30

2) Membuat media

Beberapa software yang dapat digunakan dalam membuat media pembelajaran CD interaktif di antaranya yaitu: Microsoft Office

PowerPoint, Macromedia flash, Macromedia authorware, atau

Macromedia director.

Dalam penelitian mengenai media pembelajaran CD interaktif ini peneliti menggunakan media jadi yaitu CD Interaktif mepelin 8 enterprise, yang dikembangkan oleh Yosep Dwi Kristanto. Alasan pemilihan media ini, karena media ini memenuhi kriteria seperti yang telah disebutkan di atas. Berikut gambaran tentang CD interaktif mepelin 8 enterprise.

d. CD Interaktif Mepelin 8 Enterprise

CD Interaktif Mepelin 8 Enterprise merupakan media yang dikembangkan oleh Yosep Dwi Kristanto yang dibuat dengan program flash. media ini membahas mengenai materi lingkaran kelas VIII, yang terdiri dari beberapa subbab, yaitu: definisi lingkaran, unsur-unsur lingkaran, keliling lingkaran, pendekatan nilai pi (π), jumlah sudut satu putaran, menghitung keliling lingkaran, sudut pusat, panjang busur, luas juring, dan luas tembereng, sudut pusat dan sudut keliling, perpotongan dua tali busur, melukiskan lingkaran dalam dan lingkaran luar. 31

Mediaini berfungsi sebagai sumber belajar maupun alat bantu belajar, membantu guru mengajar di sekolah dalam memberikan pemahaman yang mendalam mengenai suatu konsep lingkaran dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. media ini dapat digunakan di dalam kelas dengan bantuan LCD Projector atau dalam laboratorium komputer di mana setiap siswa menggunakan satu komputer.

30

St. Mulyanta dan Marlon Leong, op. cit., h. 3-4.

31

(46)

Mediaini didisain untuk membantu guru dalam menyampaikan materi lingkaran yang mendukung siswa untuk turut serta dalam pembentukan konsep lingkaran, lebih memaksimalkan aktivitas siswa, visualisasi yang lebih menarik, berwarna, serta diiringi musik klasik yang dapat menambah daya tarik agar siswa semakin termotivasi untuk mempelajari materi lingkaran. Selain itu, tampilan animasi yang menarik dapat membuat siswa merasa senang mempelajari konsep-konsep lingkaran, penyajian materi yang kontekstual yang dapat memperdalam pemahaman siswa tentang konsep lingkaran yang pelajari, serta variasi soal meliputi soal mengingat kembali dan soal uji kompetensi yang dikemas dalam seri petualangan pramuka yaitu berupa soal-soal lingkaran yang berhubungan dengan pramuka.

Pada penelitian ini, pelaksanaan pembelajaran menggunakan media pembelajaran CD interaktif dilakukan di ruang komputer dengan memanfaatkan 50 buah komputer, satu komputer digunakan oleh 1 siswa, sedangkan guru menggunakan laptop, materi ajar yang terdapat dalam CD interaktif dicopy pada masing-masing komputer, adapun langkah-langkah pembelajarannya yaitu: 1) guru memberikan penjelasan materi apa yang akan dibahas pada pertemuan itu dengan menggunakan LCD proyektor; 2) siswa menyimak materi dengan cara berinteraksi dengan CD interaktif yang ada pada komputer; 3) guru memantau jalannya pembelajaran dan membantu/ mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan; 4) guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mencatat materi yang dinggap penting dan bertanya jika ada materi yang belum dipahami; 5) guru memberikan soal

3. Teori Belajar yang Mendukung

Menurut Rusman, teori belajar behaviourisme, teori belajar kognitif, dan teori belajar konstruktivisme merupakan teori belajar yang mendasari pembelajaran berbasis TIK dalam hal ini pembelajaran menggunakan media pembelajaran CD interaktif.

a. Teori Belajar Behaviorisme

(47)

29

lingkungan sebagai sesuatu yang sangat penting agar dapat diperoleh perubahan tingkah laku yang diharapkan.32 Terkait dengan pembelajaran menggunakan media pembelajaran CD interaktif, stimulus dari luar tersebut dapat diperoleh melalui program media itu sendiri yang diharapkan dapat mengubah sikap siswa menjadi positif terhadap pembelajaran matematika

Prinsip-prinsip teori behaviorisme yang banyak digunakan didunia pendidikan ialah : 1) Proses belajar dapat berhasil dengan baik jika peseta didik ikut berpartisipasi secara aktif didalamnya; 2) materi pelajaran disusun berdasarkan urutan yang logis agar peserta didik mudah mempelajarinya; 3) Tiap-tiap respons perlu diberi umpan balik secara langsung, supaya peserta didik dapat mengetahui apakah respons yang diberikannya sudah benar atau belum; 4) Setiap kali peserta didik memberikan respons yang benar maka ia perlu diberikan penguatan.33

b. Teori Belajar Kognitif

Teori belajar kognitif menyatakan tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi dan pemahaman tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan dan perubahan tingkah laku sangat dipengaruhi oleh proses berpikir internal yang terjadi selama proses belajar.34 Berdasarkan teori ini terlihat bahwa proses belajar dibangun sendiri oleh siswa dan perubahan tingkah laku sangat dipengaruhi oleh proses berpikir dari siswa itu sendiri. Hal ini sesuai dengan prinsip belajar mandiri dari pembelajaran menggunakan media pembelajaran CD interaktif.

c. Teori Belajar Konstruktivisme

Menurut teori ini, pengetahuan bukan merupakan kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari melainkan hasil dari konstruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman atau lingkungannya. Sehingga pembentukan suatu konsep dibangun oleh siswa melalui kegiatan yang dapat

32

Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran, Landasan & Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), Cet. I, h. 66.

33

Ibid., h. 67.

34

(48)

merangsang ide/gagasan cemerlang berkaitan dengan suatu konsep.35 Terkait dengan pembelajaran menggunakan media pembelajaran CD interaktif yaitu peran siswa dalam pembelajarn yaitu siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan dapat merangsang ide/gagasan berkaitan dengan materi yang dipelajarinya serta dapat membangun suatu konsep sendiri.

4. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional merupakan suatu istilah dalam pembelajaran yang lazim diterapkan dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran konvensional yang sering diterapkan di SMPN 1 Tarumajaya pada pembelajaran matematika yaitu metode ekspositori. Berikut penjabaran tentang metode e

Gambar

Gambar • lebih mudah  dalam besar di dalam
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Pemahaman Konsep Lingkaran Siswa
Tabel 3.3 Rubrik Penskoran Pemahaman Konsep Matematik
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Respon Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini model pembelajaran yang digunakan dikatakan efektif apabila hasil tes kemampuan pemahaman konsep siswa yang diajarkan dengan menggunakan model

Berdasarkan uraian di atas, tentang membaca dalam proses pembelajaran matematika, kemampuan komunikasi dalam matematika dan pemahaman konsep materi matematika,

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan uraian dari beberapa pernyataan dapat disimpulkan bahwa, kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada kelas eksperimen

Selain itu, pada siswa yang memiliki kecerdasan logis matematis tinggi maupun rendah, kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model

(Sudjana, 2004:19) Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran adalah kemampuan guru dalam melaksanakan serangkaian

Artinya, keputusan uji adalah H 0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai pemahaman konsep matematika siswa pada kelas

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang belajar melalui pembelajaran Reciprocal Teaching lebih tinggi

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1 kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang belajar melalui pembelajaran Reciprocal Teaching lebih tinggi dari siswa yang belajar