• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENELITIAN STUDI KASUS

F. Teknik Analisis Data

Dalam paradigma penelitian kualitatif atau penelitian

naturalistic, data tidak di pandang sekedar sebagai apa yang

diperoleh dalam instrument penelitian melainkan merupakan hasil interaksi antara peneliti dan sumber data. Interaksi di sini mencakup juga pemberanian interpretasi peneliti terhadap apa yang telah diberikan atau disampaikan oleh informan. Menurut Bogdan dan Biklen (1998), analisis data adalah proses mencari makna atas data dan informasi, yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data, dengan cara menata semua catatan hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi secara sistematis mungkin, untuk selanjutnya dikomunikasikan sebagai temuan

hasil penelitian. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang sedang diteliti, disamping itu juga untuk disajikan sebagai bahan kajian yang merupakan proses penelaah dan penyusunan secara sistematis semua wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan yang dihimpun lainnya, guna dapat diperoleh pengetahuan dan pengalaman mengenai data tersebut dan kemudian mengkomunikasikan sebagai suatu temuan.

Menurut Miles & Hubermen (1992), tujuan dari penelitian deskreptif kualitatif adalah untuk membuat gambaran secara sistematis dan faktual, dan analisisnya dilakukan secara bertahap karena, penelitian ini menggunakan rancangan studi multi kasus. Tahap (1) analisis data kasus tunggal (individual case), dan tahap (2) analisis data lintas kasus (cross case analysis) (Yin: 1984).

1. Analisis Data Kasus Tunggal

Yang dimaksud analisis data kasus tunggal adalah analisis data pada tiap PAUD yang dijadikan kasus penelitian, yaitu PAUD Rinjani 01, PAUD Rinjani 02 dan PAUD Rinjani 03. Oleh karena data kualitatif terdiri dari kata-kata dan bukan angka-angka, maka penganalisa datanya dilakukan seperti yang dilakukan oleh Bogdan dan Biklen (1998), dan Miles dan Huberman (1984), yaitu dimulai sejak atau bersamaan dengan pengumpulan data dan setelah pengumpulan data. Penganalisa data yang dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data meliputi kegiatan-kegiatan: (1) penetapan fokus penelitian apakah tetap sebagaimana yang telah direncanakan atau perlu ada perubahan; (2) penyusunan temuan-temuan; (3) pembuatan rencana pengumpulan data berikutnya berdasarkan temuan dari pengumpulan data sebelumnya; (4) pengembangan pertanyaan-pertanyaan analitik untuk pengumpulan data berikutnya; dan (5) penetapan saran pengumpulan data berikutnya. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memahami data yang telah dikumpulkan, dan untuk memikirkan peluang pengumpulan data berikutnya, sehingga kualitasnya menjadi

lebih baik dalam rangka penyempurnaan data yang kurang. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mengetahui gagasan-gagasan yang muncul selama pengumpulan data Miles dan Huberman, (1984).

Analisis data selama pengumpulan data terdiri dari empat langkah. Pertama, dilakukan pemberkasan dengan kertas berwarna, dengan maksud untuk memudahkan peneliti dalam memilahkan data kasus satu dengan kasus yang lain. Kertas berwarna ini digunakan untuk catatan lapangan, transkrip wawancara dan dokumentasi pada tiap kasus. Data untuk setiap kasus menggunakan satu macam warna. Warna biru untuk data Rinjani 01, warna merah untuk Rinjani 02 dan warna hijau untuk data dari Rinjani 03.

Kedua, setiap selesai melakukan pengamatan lapangan selama beberapa kali dan menuangkan data dalam bentuk catatan lapangan, catatan tersebut dibaca, dipahami, dan dibuatkan ringkasannya. Ringkasan tersebut oleh Miles dan Huberman (1984) disebut dengan ringkasan kontak. Pembuatan ringkasan tersebut mengacu pada fokus penelitian.

Ketiga, setiap periode tertentu, beberapa ringkasan catatan lapangan (ringkasan kontak) yang telah dibuat, dibaca lagi dan dibuatkan ringkasan sementara. Ringkasan ini mensintesiskan seluruh informasi dan data yang terkumpul untuk masing-masing kasus dan menunjukkan pula data atau informasi apa yang masih harus diteliti lagi dilapangan. Disamping itu, ringkasan ini juga dibuat dalam bentuk diagram dan pernyataan-pernyataan yang menggambarkan teori sementara yang telah ditemukan Bogdan & Biklen, (1998). Contoh ringkasan sementara dapat dilihat dalam lampiran setelah turun dilapangan.

Keempat, untuk mengendalikan data dari berbagai aspek catatan lapangan, bahan dokumenter, dan laporan-laporan lainnya, digunakan kode notasi Nasution, (1996); Miles & Huberman, (1984). Pengkodean membantu peneliti ketika ingin menelusuri kembali data yang diperlukan sekaligus membantu

proses analisis hubungan antara sejumlah data. Kode notasi ini terdiri dari kombinasi angka dan huruf yang menggambarkan keterangan sebagai berikut: angka digit pertama menunjukkan kode kasus penelitian, angka kedua menunjukkan urutan catatan lapangan, huruf digit pertama menunjukkan metode pengumpulan data, huruf digit kedua menunjukkan kode informan, dan nomor setelah huruf menunjukkan halaman catatan lapangan. Pada saat pemberian notasi ini, peneliti tidak lupa melakukan pemilahan data yang relevan dan tidak relevan dengan fokus penelitian. Proses ini oleh Miles dan Huberman (1984) disebut dengan reduksi data Reduksi juga dilakukan pada saat pengkategorian atau pengkodean.

Adapun analisis setelah pengumpulan data meliputi : 1) pengkategorian atau pengkodean; 2) pengelompokan dan pemilahan data berdasarkan kode topik liputan; 3) peringkasan data atau kesimpulan pada setiap kasus, 4) perumusan temuan penelitian Bogdan & Biklen (1998).

Secara operasional, transkrip wawancara dibaca berulang-ulang untuk dipilih yang terkait dengan fokus penelitan dan diberikan kode berdasarkan sub fokus penelitian dan sumbernya. Pemberian kode sangat diperlukan untuk memudahkan pelacakan data secara bolak-balik. Secara rinci, pengkodean dibuat berdasarkan pada teknik pengumpulan data, kelompok informan, dan lokasinya, seperti nampak matrik berikut:

Tehnik Kode Sumber Kode Lokasi Kode

Pengumpulan Data

data

Wawancara W Pengelola A Paud Rinjani 01 1

Observasi O Kepala B Paud Rinjani 02 2

Dokumentasi T sekolah Paud Rinjani 03 3

Guru C

Orang tua D murid

Contoh Penerapan Kode dan cara membacanya:

W A 3 2 1

Wawancara Pengelola Kepala PAUD Guru

Orang tua murid

Contoh: (W.A.3/17 - 4 - 2015/12.00 - 13.20 Wita)

Pemberian kode memudahkan pemasukan data ke dalam matrik cek data dan menghindari adanya data penting yang tercecer. Penggunaan matrik cek data memudahkan penentuan tingkat kejenuhan data pada setiap sub fokus penelitian dan menghindari kesulitan analisis karena menumpuknya data pada akhir periode pengumpulan data. Cara tersebut diperlukan mengingat proses pengumpulan data berlangsung lama, yaitu enam bulan. Peneliti berada pada lokasi Rinjani 01 sekitar dua bulan, di Rinjani 02 sekitar dua bulan, dan di Rinjani 03 sekitar dua bulan. Peneliti juga masih datang ke lokasi selama proses pemaparan data dan pembuatan kesimpulan untuk menvalidas

Langkah pertama, pengkategorian atau pengkodean, merupakan proses pengelompokkan data menurut kategori atau yang telah dibuat. Pada tahap ini, semua data yang berupa catatan lapangan dan ringkasan data dibaca dan ditelaah dengan seksama. Dari hasil telaah tersebut kemudian dibuat topik liputan. Setiap topik liputan dibuatkan kode yang menggambarkan topik tersebut. Dengan demikian setiap kode mengandung batasan operasional. Kode-kode tersebut nantinya dijadikan alat untuk mengorganisasi satuan-satuan data.

Langkah kedua dalam analisis setelah pengumpulan data adalah pengelompokkan dan pemilahan data berdasarkan kode topik liputan. Setelah kode-kode tersebut dibuat lengkap dengan pembatasan operasionalnya dan dituliskan pada sebelah kanan (kolom koding) di setiap liputan yang sesuai, maka selanjutnya dilakukan pengelompokan dan pemilahan data berdasarkan kode masing-masing liputan. Pengelompokkan dan pemilahan ini dilakukan dengan mengkopi catatan lapangan dan transkrip wawancara berdasarkan kode yang sama, dengan mengunakan program copy dan paste path pengolah kata (microsoft word) untuk disusun kembali secara runtut sesuai fokus penelitian.

Langkah ketiga dalam analisis data setelah pengumpulan data adalah peringkasan atau kesimpulan data setiap kasus. Simpulan-simpulan data ini disusun dan diletakkan di akhir paparan data setiap sub fokus penelitian pada masing-masing kasusnya. Untuk memperjelas simpulan data, maka pada simpulan--simpulan tertentu, data itu dilengkapi dengan pembuatan bagan atau chart tentang isi simpulan yang dimaksud.

Langkah keempat sebagai langkah terakhir dalam analisis setelah pengumpulan data pada tiap kasus penelitian adalah perumusan temuan penelitian. Dari temuan penelitian ini selanjutnya disusun proposisi yang diletakkan path bagian akhir dari paparan dan simpulan data pada masing-masing kasusnya. Berdasarkan simpulan data dan proposisi-proposisi tersebut dibuatlah diagram yang menggambarkan teori yang ditemukan pada setiap kasusnya.

Dari metode penelitian kualitatif ini, maka selanjutnya dilakukan paparan data serta temuan penelitian:

Gambar 2.1 : Analisis Sumber: Miles & Huberman (1992)

Menurut Miles dan Huberman, (1992), teknik analisis data yang cocok dipergunakan untuk jenis deskriptif adalah taktik deskriptif melalui tiga alur kegiatan, yaitu : 1) reduksi data, 2) penyajian data, dan 3) penarikan kesimpulan atau verifikasi. Ketiga alur kegiatan ini, saling berkaitan dan merupakan alat analisis yang memungkinkan data menjadi bermakna.

a. Reduksi data

Reduksi data diawali dengan menerangkan, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal-hal-hal yang penting terhadap isi dari suatu data yang berasal dari lapangan, sehingga data yang telah direduksi dapat memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan. Berdasarkan prinsip dasar data di lapangan, ada sejumlah langkah kegiatan reduksi data, antara lain: 1) membuat ringkasan yang akurat, 2) mengembangkan katagori pengkodean, 3) membuat catatan memori dan memo, menyortir data, Komaruddin, (2002). Kegiatan analisis ini dilakukan untuk tujuan menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik dan diverifikasi sebagai berikut:

Pengumpulan Data Penyajian Data Verifikasi/ Kesimpulan Reduksi Data

1) Membuat ringkasan yang akurat

Setelah mengumpulkan data dilakukan pada tingkat mendekati cukup, maka semua catatan lapangan dibaca, dipahami dan dibuat ringkas dan akurat Danim, (2003), ringkasan ini berisikan uraian singkat mengenai hasil penelaan terhadap catatan lapangan, pemfokusan dan peringkasan masalah-masalah penelitian guna menemukan jawaban secara singkat.

Kegiatan ini dilakukan dengan kehati-hatian agar ringkasan ini tidak menyimpang dari fenomena sesungguhnya. Ringkasan ini kemudian diberi komentar yang cerdas, guna merefleksikan isu-isu yang muncul di lapangan dan kaitanya dengan isu dan teori yang lebih luas, metodologi dan isu-isu substantive yang ada.

2) Mengembangkan Katagori pengkodean

Kegiatan pengkodean dilakukan dengan mengembang-kan sistem tertentu. Pengembangan sistem kategori pengkodean ini dilakukan setelah semua data dalam bentuk catatan lapangan, ringkasan akurat dan ringkasan dokumen selesai dilakukan, kemudian dibaca ulang, ditelaah kembali secara seksama guna dapat mengidentifikasi semua topik liputan dengan tepat dan benar.

3) Membuat Catatan Repleksi atau Memo

Setelah semua topik memiliki kode-kode tertentu, maka semua catatan lapangan dibaca kembali, diklasifikasi dan diedit untuk menentukan satuan-satuan data, yang lebih rinci. Langkah ini dilakukan guna dapat memberikan catatan refleksi dan catatan khusus terhadap satuan data kalau di pandang perlu.

Guna dapat membuat pengertian yang lebih mendalam dan lebih umum tentang fenomena lapangan yang sedang terjadi, maka perlu dibuat memo. Glase dalam Miles dan

Huberman, (1992), mengartikan memo sebagai lukisan yang diteorikan dari gagasan yang diberi kode-kode tertentu dan hubungannya saat gagasan itu ditemukan oleh peneliti selama pengkodean dilakukan.

4) Pemilahan Data

Pemilahan data dilakukan setelah semua satuan data mendapat kode-kode tertentu, sesuai dengan sistem pengkodean yang dikembangkan. Kegiatan pemilahan data ini dilakukan dengan menggunakan beberapa langkah sebagai berikut : 1) mengkode semua satuan data yang ditemukan pada tepi kiri lembar catatan lapangan, 2) mengkopi semua lembar catatan lapangan yang telah dikode, 3) memotong hasil copian untuk selanjutnya dilakukan pemilahan sesuai dengan satuan datanya. Sedangkan catatan data lapangan yang asli disimpan sebagai arsip. Pemotongan-pemotongan lembar catatan lapangan tersebut, kemudian dikelompokkan sesuai dengan kode masing-masing.

b. Display Data

Wiyono (2007) menyatakan bahwa display data merupakan perakitan informasi yang terorganisir yang memungkinkan penarikan kesimpulan. Serangkaian data yang sudah direduksi merupakan dasar untuk berpikir tentang makna. Display-display yang lebih terpusat bisa mencakup ringkasan terstruktur, sinopsis, sketsa, seperti jaringan atau diagram, dan matriks-matriks. Karena data penelitian kualitatif berupa kata, kalimat bahkan paragraf, maka bentuk sajian data yang paling sering digunakan adalah berupa uraian (teks) naratif, yang berpeluang tidak sistematis, terpencar-pencar bahkan dapat pula membingungkan dalam pengambilan kesimpulan.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, maka data dan informasi yang bersifat kompleks itu harus disusun kedalam satu kesatuan bentuk yang lebih sederhana, dengan

proses yang sangat selektif sehingga data dan informasi yang telah terkumpul dapat dipahami makna serta dapat ditarik suatu kesimpulan (Miles dan Huberman, 1992).

c. Verifikasi Data

Penarikan kesimpulan adalah bagian akhir kegiatan analisis data. Proses pemaknaan terhadap data dan informasi ini dilakukan peneliti sejak awal penelitian dilakukan. Proses ini dapat berupa pencarian pola-pola penjelasan, Konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, sebab akibat, proposisi dan lain sebagainya. Dari data yang didapat peneliti mencoba mengambil kesimpulan yang belum jelas, akhirnya menjadi semakin jelas, semakin rinci dan semakin simpul karena data yang diperoleh semakin banyak dan semakin mendukung.

Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari konfigurasi yang utuh. Simpulan-simpulan yang berupa makna, yang muncul dari data yang diperoleh dilapangan diuji kebenaran, diuji kekokohan dan kecocokannya selama penelitian berlangsung. Hal ini dilakukan guna mendapatkan simpulan yang objektif dan dapat dijamin validitasnya.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan adalah serangkaian proses analisis data yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Pola penarikan simpulan yang seperti ini dapat dilakukan selama penelitian berlangsung, artinya proses analisis seperti ini dapat dilakukan pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data berlangsung. Hal ini dilakukan untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis (Miles dan Huberman, 1992).

Kegiatan analisis data dalam penelitian ini diawali dengan kegiatan mereduksi data, antara lain : peneliti membuat ringkasan yang akurat, berupa satu lembar kertas kerja yang berisi serangkaian hasil penfokusan dan peringkasan permasalahan mengenai suatu kontak lapangan. Selanjutnya dilakukan penelaan catatan lapangan yang diperoleh untuk

selanjutnya dikoreksi dengan seksama, sampai peneliti betul-betul memiliki pandangan yang berupa hasil kombinasi antara nalar yang ada dengan telaah refleksi mengenai apa yang telah berlangsung dalam kontak lapangan. Setelah informasi diperoleh, diringkas, direfleksi dan dimemo dibuat maka peneliti membuat pertanyaan baru untuk kunjungan berikutnya. Akhirnya dengan mengadakan analisis data di dalam kasus tunggal atau individu ini dapat diperoleh temuan-temuan sementara pada kasus pertama yang digunakan untuk keperluan analisis data lintas kasus pada tiga PAUD di Kota Seribu Masjid.

1. Analisis Data Multi kasus

Analisis data multi kasus dimaksudkan sebagai proses membandingkan temuan-temuan yang diperoleh dari masing-masing kasus, sekaligus sebagai proses memadukan temuan antar kasus.

Langkah-langkah analisis multikasus dimulai dengan menyelesaikan analisis kasus pertama (PAUD Rinjani 01) dengan menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi. Berdasarkan temuan-temuan dari kasus pertama tadi, peneliti melanjutkan studi pada kasus kedua. Setelah selesai melakukan studi dan analisis pada kasus kedua, temuan-temuan yang di dapatkan di bandingkan dan di pertentangkan dengan (comperative and contrasted) temuan dari kasus pertama. Dari hasil perbandingan dan perpaduan temuan kasus pertama dan kedua peneliti melanjutkan studi pada kasus ketiga.

Setelah selesai melakukan studi dan analisis pada kasus ketiga, temuan--temuan yang di dapatkan di bandingkan dan di padukan dengan temuan lintas kasus pertama dan kedua. Dari hasil perbandingan dan perpaduan temuan tersebut di hasilkan pernyataan konseptual lintas kasus. Temuan-temuan inilah yang merupakan teoritik-subtantif sebagai temuan akhir penelitian.

Analisis data dalam penelitian ini mengacu pada pandangan di atas yaitu sebagai upaya mencari makna atas keseluruhan data yang terkumpul dengan teknik pengumpulan data (observasi, wawancara dan studi dokumentasi). Upaya ini dilakukan dengan menata data mengenai pendidikan anak usia dini dengan sistematis mungkin, sehingga dapat diketahui kecenderungan arah makna yang tersirat dalam data tersebut.

Dokumen terkait