• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENELITIAN STUDI KASUS

E. Teknik Pengumpulan Data

Bogdan & Biklen: 1992, Nasution: 1988, Sonhadji dalam Arifin: 1995, untuk memperoleh data secara holistik dan integratif, serta memperhatikan relevansi data dengan fokus dan tujuan, maka pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) wawancara mendalam (indepth interview) (2) observasi partisipan (participant obsevation), dan (3) studi dokumentasi. Tiga teknik tersebut dapat dikatakan merupakan tiga teknik dasar dalam penelitian kualitatif yang disepakati oleh sebagian besar penulis.

Mantja (1998), ada dua bentuk atau teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu : 1) teknik interaktif, meliputi wawancara mendalam dan pengamatan berperan serta, dan 2) teknik non interaktif, seperti pengamatan tak berperan serta. Terkait pendapat diatas, peneliti ini menggunakan beberapa teknik-teknik pengumpulan data, yang antara lain : wawancara

mendalam, pengamatan berperan serta dan studi dokumentasi. Ketiga

teknik tersebut merupakan teknik dasar yang digunakan dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif (Bogdan dan Biklen, 1998).

1. Observasi Berperan Serta (Participant Observation)

Penggunaan teknik observasi berperan serta dalam penelitian ini dimaksud untuk dapat menggali data yang lengkap dan rinci tentang tiga PAUD di Kota Seribu Masjid. Penggalian data ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan yang seksama dengan jalan terlibat langsung dalam pendidikan ini. Spradley, (1980), bahwa pengamatan seksama, diharapkan dapat diketahui kegiatan orang-orang, karakteristik fisik, situasi sosial dan apa-apa yang terjadi pada tempat tertentu.

Terkait pandangan di atas, Yatim (1997), mengatakan, observasi adalah teknik pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap objek penelitian, baik dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung. Observasi langsung maksudnya observasi atau pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki, baik dilakukan terhadap situasi sebenarnya maupun dilakukan terhadap situasi buatan (tanpa menggunakan alat). Sedangkan observasi tak langsung adalah pengamatan terhadap gejala-gejala atau subjek yang diselidiki dengan perantara alat tertentu.

Penelitian ini menggunakan teknik observasi berperan serta secara langsung, maksudnya peneliti langsung memasuki, mengamati dan sekaligus berpartisipasi dalam setiap kegiatan PAUD yang dijadikan objek peneliti. Ada dua macam pengamatan berperan yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu

pengamatan berperan serta secara penuh dan pengamatan berperan serta tidak penuh. Pengamatan peneliti berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan Kelompok Bermain, ikut ambil inisiatif seperti ikut berdialog, dan berdiskusi dengan informan. Sedangkan pengamatan berperan serta secara tidak penuh, maksudnya selama mengadakan pengamatan, peneliti tidak mengambil peran aktif, hanya melihat objek dan mendengarkan saja, tanpa ikut serta melakukan kegiatan, dan juga tidak mengajukan pertanyaan tentang kegiatan yang sedang dilakukan. Data hasil pengamatan berperan serta yang diperoleh, dicatat dalam buku catatan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, kemudian dipindahkan dalam lembar pengamatan lapangan. Guna lebih mendukung data dan informan yang diperoleh, maka digunakan alat dokumentasi untuk mengabadikan prilaku maupun peristiwa-peristiwa penting yang terjadi selama pengamatan dilakukan.

Hasil yang di harapkan dari pengamatan ini adalah berupa temuan-temuan yang terkait denga fokus penelitian. Hal lain yang di harapkan dari temuan ini adalah di perolehnya data informasi yang mendukung atau menolak informasi yang ditemukan melalui teknik wawancara.

2. Wawancara Mendalam (in depth interview)

Sonhadji dalam Arifin (1994) yang menyatakan bahwa, wawancara mendalam adalah percakapan antara peneliti dengan informan, dengan maksud dan tujuan tertentu. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam wawancara ini adalah untuk memperoleh konstruksi yang terjadi tentang orang, kejadian, aktifitas organisasi, perasaan, motivasi, serta pengetahuan seseorang. Menurut Nasution, (1998) teknik wawancara seperti ini terutama terhadap pendapat, persepsi, perasaan, pengetahuan, dan pengalaman serta penginderaan seorang informan. Penelitian ini menggunakan jenis wawancara tak terstruktur, maksudnya dalam setiap wawancara peneliti tidak menggunakan instrument yang terstandar, namun peneliti

berperan sebagai instrument kunci dalam kegiatan penelitian kualitatif Bogdan dan Biklen, (1998), artinya sebelum mengadakan wawancara terlebih dahulu dipersiapkan garis-garis besar wawancara yang dirancang berdasarkan fokus penelitian. Setelah semua dipersiapkan, wawancara dilakukan dengan terlebih dahulu mengucapkan salam tegur sapa. Salam ini diharapkan dapat membangun kesan familier di antara informan dan peneliti. Ketika suasana akrab mulai terjalin, pertanyaan demi pertanyaan mulai dilontarkan kepada informan. Materi pertanyaan dimulai dari hal yang bersifat umum (general question), yang tujuannya untuk menjaga menetralitas mental informan sehingga wawancara dapat dilakukan dengan wajar dan alami. Tujuan pertanyaan yang menyangkut materi umum (general question) disamping juga untuk membangun mental informan sehingga wawancara dapat dilakukan dengan wajar dan alami. Kemudian diselipkan pertanyaan mendalam sesuai dengan kebutuhan pertanyaan peneliti. Pertanyaan dirancang berdasarkan prioritas yang telah dipersiapkan sebelumnya. Maksud dan tujuan pengajuan pertanyaan mendalam ini adalah untuk mendapat keterangan yang lebih rinci tentang hal-hal yang menjadi fokus penelitian. Pertanyaan mendalam dikembangkan secara spontan pada saat para informan dapat menjelaskan secara bebas dan rinci tentang pendidikan anak usia dini dan pandangan-pandangan sehubungan dengan keberadaan tiga PAUD Rinjani 01, Rinjani 02, dan Rinjani 03 di Kota Seribu Masjid.

Untuk menjaga keutuhan informasi hasil wawancara, peneliti menggunakan buku catatan, untuk mencatat semua informasi yang diberikan oleh informan. Jika informasi atau jawaban-jawaban informan cukup panjang lebar, maka digunakan alat perekam (tape recorder) untuk merekam semua informasi yang diberikan oleh informan. Setelah informasi yang dicari dipandang cukup untuk semua jawaban atas pertanyan peneliti, lalu ditulis ulang dalam format catatan lapangan.

3. Teknik Dokumentasi

Wiyono (2007) bahwa proses penelitian kualitatif meskipun banyak menggunakan metode observasi partisipasi dan wawancara mendalam, namun juga diperlukan menggunakan metode lain yang relevan dengan sumber datanya yaitu metode analisis dokumen.

Lincon dan Guba (1985), ada beberapa alasan dalam teknik dokumentasi dalam suatu penelitian, yaitu : 1) teknik ini selalu tersedia dan mudah diatur terutama dari segi waktu, 2) dokumentasi merupakan sumber informasi yang stabil dan kaya, 3) dokumen sangat bermanfaat untuk menbuktikan suatu peristiwa, 4) dokumen dapat merefleksikan sesuatu yang terjadi pada masa lampau, 5) dokumen dapat di analisis, Moleong, (1996) menegaskan, teknik dokumen dapat dimanfaatkan untuk menafsirkan, membuktikan, dan meramalkan suatu peristiwa. Dokumen-dokumen tersebut di amati, dibaca, dikaji dan dianalisis. Hasil analisis terhadap dokumen tersebut, kemudian dibuat ringkasan pada lembar ringkasan dokumen. Selanjutnya kajian terhadap dokumen ini dipakai untuk meyakinkan dan mengcroscek semua data yang diperoleh melalui wawancara dan pengamatan berperan serta.

Dokumen terkait