• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul lengkap, selanjutnya data tersebut penulis uji kebenarannya melalui analisis kuantitif menggunakan rumus statistik melalui tahapan sebagai berikut:

1. Analisis pendahuluan

Tahap analisis pendahuluan, data yang terkumpul dari angket disusun pada table distribusi frekuensi dari variabel-variabel penelitian.

Adapun kriterianya menurut Tatang M. Amirin (2010: 22) sebagai berikut:

a) Jawaban variabel bebas/independen/pengaruh/X, pendidikan agama islam dalam keluarga:

Alternatif jawaban A diberikan angka 4.

Alternatif jawaban B diberikan angka 3.

Alternatif jawaban C diberikan angka 2.

Alternatif jawaban D diberikan angka 1.

b) Jawaban variabel terikat/dependen/terpangaruh/Y, akhlak siswa:

Alternatif jawaban A diberikan angka 4.

Alternatif jawaban B diberikan angka 3.

Alternetif jawaban C diberikan angka 2.

Alternatif jawaban D diberikan angka 1.

2. Analisis uji Variabel

Adapun analisis ini untuk mengetahui korelasi yang diajukan melalui pengolahan data variabel X dengan variabel Y. Variabel penelitian

ini yaitu:

a) Variabel bebas : pendidikan agama islam dalam keluarga, diberi tanda X

b) Variabel terikat : Akhlak siswa, diberi tanda Y

Analisis uji hipotesis ini penulis menggunakan analisis korelasi product moment. Sesuai data penelitian, analisis yang tepat untuk menghitungnya menggunakan rumus sebagai berikut:

∑ (∑ )(∑ )

√* ∑ (∑ ) + * ∑ (∑ ) +

Keterangan:

X = Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga.

Y = Akhlak Siswa.

N = Jumlah responden.

ΣX = Jumlah skor X.

ΣY = Jumlah skor Y.

ΣXY = Jumlah perkalian antara X dan Y.

rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y.

3. Analisis lanjut

Analisis lanjut merupakan kelanjutan dari analisis pendahuluan dan analisis uji variabel yang interpretasinya untuk mewujudkan korelasi Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Terhadap Akhlak Siswa SDN 52 Lerekang Desa Parappunganta. Analisis ini diperoleh setelah memperoleh nilai Ro (dari hasil analisis) dengan nilai Rt (dari tabel), baik taraf signifikan 5% atau 1%. Apabila nilai Ro lebih besar atau sama dengan nilai Rt, berarti signifikansi dan hipotesis diterima. Sedangkan apabila nilai Ro lebih kecil dari nilai Rt, berarti tidak signifikan dan hipotesis ditolak.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat SDN 52 Lerekang

SDN 52 Lerekang berdiri pada 1 Maret 1985. Terletak di Desa Parappunganta Kec. Polong Bangkeng Utara Kab. Takalar. Dilihat dari letak SDN 52 Lerekang yang cukup strategis sangat memungkinkan kepada warga dari desa tersebut untuk mempercayakan pendidikan putra-putri mereka untuk belajar di SDN 52 Lerekang.

Disamping itu juga kualitas pendidikan di SDN 52 Lerekang tidaklah kalah bila dibanding SD lain di Kecamatan Polom Bangkeng Utara, berdasarkan catatan hasil rata-rata nilai ujian nasional tahun 2012/2013 terjadi peningkatan bila dibanding tahun sebelumnya hamper diseluruh materi yang diujikan, ini berarti bahwa proses pembelajaran di SDN 52 Lerekang ada kemajuan.

Sejak berdirinya sampai sekarang ini, telah terjadi tujuh kali pergantian kepala sekolah. Adapun nama-nama kepala sekolah sejak berdirinya sampai sekarang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

38

Tabel 3

Nama-nama Kepala Sekolah SDN 52 Lerekang dari Tahun 1985 – sekarang

No Nama Tempat dan

Tanggal Lahir

Masa Jabatan

1 Mudding Gowa, 10-03-1974 1985-1994

2 Maryati B. A Makassar,16-05-1980 1994-1997 3 Hj. Manurung Makassar, 21-02-1985 1997-2000 4 Nasrung Bili-bili, 12-08-1969 2000-2003 5 Hj. St. Saayang A. Ma. M. Pd Bone, 06-05-1970 2003-2006 6 Dahlia A. Ma. M. Pd Takalar, 25-05-1975 2006-2009 7 M. Hatta, S. Pd. I Takalar, 14-01-1978 2009-sekarang Sumber data: KTU SDN 52 Lerekang Desa Parappunganta.

2. Visi dan Misi SDN 52 Lerekang Desa Parappunganta

Adapun Visi dan Misi yang diembang SDN 52 Lerekang adalah sebagai berikut:

a. Visi : meningkatkan mutu anak didik untuk menciptakan SDM yang beramal dan berbudaya.

b. Misi :

1) Meningkatkan komitmen dan profesionalisme guru.

2) Melaksanakan sistem pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

3) Meningkatkan output siswa.

4) Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenal potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan secara optimal.

5) Menerapkan manajemen dan partisipasi dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan pihak terkait.

3. Keadaan Guru SDN 52 Lerekang

Salah satu unsure dalam pendidikan adalah guru, karena guru merupakan satu komponen yang sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran. Guru tidak hanya bertugas untuk menstransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, tetapi juga diberikan beban tanggung jawab moral untuk memberikan teladan yang baik kepada siswa.

Tabel 4

Keadaan guru SDN 52 Lerekang Tahun 2013/2014

No Nama/NIP Pangkat/Gol Jabatan

1 M. Hatta, S. Pd.I 195712311983031224

IV/A Kepala Sekolah

2 Hj. St. Mardani, S. Pd. SD 195803151982032008

IV/A Guru Kelas III

3 Hj. Marsinah

195908141984032007

IV/A Guru Kelas I

4 Hamsinah. R, A. Ma. Pd 19512311983032057

IV/A Guru Agama

5 Hj. Nuraidah, S. Pd. SD IV/A Guru Kelas VI

196405111984112002 6 St. Halimah, S. Pd. SD 196712311988032084

IV/A Guru Kelas IV

7 Hamzah, A. Ma

197109052010011007

II/B Kep. Perpustakaan

8 Hj. Basmawati. B. S. Pd 196203241985112001

IV/A Guru Kelas V

9 Aisyah, A. Ma

197309302006042011

II/C Guru Kelas II

10 Zainuddin Arif Non PNS Bujuang Sekolah

11 Amri Non PNS Security Sekolah

Sumber data: KTU SDN 52 Lerekang Desa Parappunganta.

4. Keadaan Siswa SDN 52 Lerekang

Siswa atau anak didik adalah salah satu komponen pendidikan di sekolah siswa merupakan objek yang akan di bekali dan ditransformasikan ilmu pengetahuan, sikap dan ketrampilan agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, sehingga dapat bertingkah laku dengan baik dan berakhlak mulia serta melaksanakan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Siswa dan guru merupakan dua aspek yang tidak dapat dipisahkan, kedua unsur ini saling berkaitan dalam hal terciptanya proses belajar mengajar. Seorang guru tidak dapat melaksanakan fungsinyasebagai pendidik tanpa adanya siswa, demikian pula sebaliknya siswa tidak dapat menerima pelajaran tanpa ada guru yang mentransferkan ilmunya. Dengan

demikian ada tiga komponen utama yang harus ada yaitu siswa yang merupakan peserta didik, guru, dan materi yang siap disajikan.

Tabel 5

Keadaan Siswa SDN 52 Lerekang Tahun 2013/2014

No Kelas Jenis kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 I 58 64 122

2 II 37 91 128

3 III 45 75 120

4 IV 34 78 112

5 V 37 63 100

6 VI 42 58 100

Jumlah 253 429 682

Sumber data: KTU SDN 52 Lerekang Desa Parappunganta.

5. Sarana dan Prasarana serta Struktur komite SDN 52 Lerekang Sarana merupakan segala sesuatau yang dapat digunakan dalam mencapai tujan pendidikan yang telah dirumuskan. sedangkan prasarana adalah segala sesuatu berupa fasilitas yang tidak bergerak, seperti bangunan fisik sekolah yang turut menunjang terciptanya suasana yang baik dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

Dengan tersedianya fasilitas yang lengkap, maka proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik, dapat menambah semangat belajar

siswa serta akan membantu para guru dan pegawai dalam mengelola sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.

Tabel 6

Data Sarana dan Prasarana SDN 52 Lerekang Tahun 2013/2014

No Sarana dan Prasarana Kondisi Jumlah

Baik Rusak

1 Kantor 1 - 1

2 Ruang Kelas 5 1 6

3 Perpustakaan 1 - 1

4 Mushallah 1 - 1

5 WC 1 1 2

6 Kantin 1 - 1

7 Lapangan 1 - 1

Sumber data: KTU SDN 52 Lerekang Desa Parappunganta.

Setelah melihat data di atas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa sarana dan prasarana di SMPN 1 Biringbulu belum sepenuhnya memadai, karena itu perlu diadakan penambahan sarana dan prasarana yang belum ada seperti laboratorium komputer.

6. Struktur Komite SDN 52 Lerekang Desa Parappunganta

Adapun struktur komite sekolah SDN 52 Lerekang dapat di lihat pada bagan di bawah ini:

Sumber data: KTU SDN 52 Lerekang Desa Parappunganta.

Narasumber Ketua Komite Kepala Sekolah

Wakil Ketua

Sekretaris Bendahara

Sarana/prasarana Sekolah

Usaha Kreasi Seni dan Kreatifitas Sekolah Penggalian

Sumber Daya Sumber

Pengelolaan Sumber Daya Sekolah Anggota Bidang

Wakil Bendahara Wakil

Sekertaris

Pengembanga KualitasPelayanan Sekolah

Sistem Informasi PelayananSekolah

B. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Siswa di SDN 52 Lerekang Desa Parappunganta Kec. Polut Kab. Takalar.

Pelaksanaan pendidikan Agama Islam dalam keluarga dapat disesuaikan dengan landasan dasar, fungsi dan tujuan yang termaktub dalam Ilmu pendidikan Islam teoritis. Pelaksanaan pendidikan Islam dalam keluarga meliputi pendidikan akidah, bimbingan ibadah, pembinaan akhlak, dan pendidikan pokok-pokok ajaran Islam dan membaca Alquran. Pelaksanaan pendidikan Islam dalam keluarga diuraikan sebagai berikut:

1. Pendidikan Aqidah

Sesungguhnya tujuan utama kehidupan manusia sebagaimana digambarkan dalam al-Qur’an adalah mengesakan dan menyembah Allah swt, mengenal-Nya dengan sebenar-benarnya, dan memakmurkan alam semesta ini sesuai dengan syariat yang ditetapkan olehNya. Dasar-dasar akidah paling penting yang wajib diajarkan kepada anak-anak adalah:

mengesakan Allah ( tauhidullah), Allah menaklukkan semua makhluk untuk berkhidmat kepada manusia, beriman kepada qadha dan qadar serta bertawakal kepada Allah, menanamkan kecintaan kepada nabi Muhammad saw.

Dalam kesempatan wawancara dengan bapak Simba Dg.

Calla,orangtua siswa beliau mengatakan bahwa:

Sejak hamil, saya menyuruh istri saya untuk sering-sering membaca sholawat, ngaji, sholat tahajud, mendengarkan lagu-lagu Islami bahkan saya sendiri selalu membisikkan doa diperut istri saya, karena saya

yakin bahwa anak dalam kandungan mendengarkan doa saya.

(wawancara di rumah bapak Simba Dg. Calla Tanggal 30 Maret 2014).

2. Bimbingan Ibadah

Pelaksanaan bimbingan ibadah yang dimaksud di sini adalah meliputi: Shalat, karena shalat adalah mediator antara hamba dan Tuhannya.

Selain itu, shalat merupakan tiang agama Islam, siapa yang menegakkannya maka berarti telah menegakkan Islam dan barangsiapa yang merobohkannya maka roboh pula Islam. Bersama dengan lainnya; syahadatain, haji, puasa, dan zakat, shalat menjadi tiang (fondasi) bangunan Islam. Shalat adalah satu-satunya ibadah yang pelaksanaannya harus diperintahkan kepada seorang anak, bahkan dapat diberi ganjaran dengan pukulan apabila si anak menunjukkan keengganan untuk melaksanakannya.

Dalam kesempatan wawancara dengan bapak Simba Dg. Calla orangtua siswa, beliau mengatakan bahwa:

Bimbingan ibadah yang pertama saya ajarkan kepada anak-anak adalah tentang sholat. Saya mengajak anak untuk ikut sholat berjamaah, ketika kita (orangtua) sholat kita mengajak anak untuk berada di dekat kita, nanti lama kelamaan anak akan terbiasa dengan orang sholat. (wawancara di rumah bapak Simba Dg. Calla Tanggal 30 Maret 2014).

Lain halnya dengan apa yang dilakukan oleh Ibu Isra Dg. Pa’ja orangtua siswa, beliau mengemukakan bahwa:

Saya mendidik anak-anak saya untuk mengerjakan puasa di bulan ramadhan. Bagi anak-anak yang masih kecil, saya bangunkan dia makan sahur untuk berpuasa beduk. Artinya, disaat beduk zuhur anak-anak kalau sudah tidak kuat, maka ia membatalkan puasanya.

(wawancara di rumah Ibu Isra Dg. Pa’ja Tanggal 30 Maret 2014).

3. Pembinaan Akhlak

Pendidikan akhlakul karimah sangat penting untuk diberikan oleh orangtua kepada anak-anaknya dalam keluarga. Pendidikan akhlakul karimah dalam keluarga dalam dilakukan oleh orangtua dengan jalan melatih anak membiasakan hal-hal yang baik, menghormati kedua orangtua, bertingkah laku sopan baik dalam perilaku keseharian maupun dalam bertutur kata.

Dalam keluarga pembinaan akhlak dimulai untuk membentuk kepribadian anak. Orang tua mempunyai peran dalam memberikan keteladanan serta dalam menanamkan sifat dan sikap terpuji dalam diri anak.

Orang tua dapat menanamkan akhlakul karimah seperti berbakti kepada orangtua, santun dan sayang kepada sesama, bersikap jujur, berani karena benar, tidak berbohong, bersabar, tekun bekerja, bersahaja, sederhana, dan sifat-sifat baik lainnya.

Dalamkesempatan wawancara dengan bapak Irfan Syarif orangtua siswa,beliau mengemukakan bahwa:

Saya mengajarkan kepada anak-anak saya sopan santun kepada orang yang lebih tua, maka saya pun harus mencontohkan kepada mereka bagaimana saya juga sopan santun kepada orang yang lebih tua dari saya. (wawancara di rumah bapak Irfan Syarif tanggal 27 Maret 2014).

4. Pendidikan pokok-pokok ajaran agama Islam

Penanaman nilai-nilai yang baik bersifat universal kapan pun dan di manapun dibutuhkan oleh manusia penanaman nilai-nilai yang baik bersifat

universal kapan pun dan di manapun dibutuhkan oleh manusia, menanamkan nilai-nilai yang baik tidak hanya berdasarkan pertimbangan waktu dan tempat meskipun kebaikan itu hanya sedikit jika dibandingkan dengan kejahatan, ibarat sebiji sawi dengan seluas langit dan bumi. Maka yang baik akan tampak baik dan yang jahat.

Oleh karena itu, sebagai orang tua dalam membimbing dan mengasuh anaknya harus berdasarkan nilai-nilai ketauhidan yang diperintahkan oleh Allah. Karena tauhid itu merupakan akidah yang universal, maksudnya akidah yang mengarahkan seluruh aspek kehidupan dan tidak mengkotak-kotakkan. Seluruh aspek dalam kehidupan manusia hanya dipandu oleh satu kekuatan yaitu tauhid.

5. Membaca Alquran

Al-Qur’an adalah jalan lurus yang tak mengandung suatu kebatilan apapun. Maka amat baik jika anak dibiasakan membaca Al Qur’an dengan benar, dan diupayakan semaksimalnya agar menghafal Al-Qur’an atau sebagian besar darinya dengan diberi dorongan melalui berbagai cara.

Karena itu, kedua orangtua bendaklah berusaha agar putera puterinya masuk pada salah satu Taman Pendidikan Al-Qur’an atau mengajarkannya sendiri pada anak-anak di rumah.

Dalam kesempatan wawancara dengan Ibu Rosdiana Dg. Tommi orangtua siswa, beliau mengemukakan bahwa:

Upaya yang saya lakukan agar anak saya dapat membaca Al-Qur’an adalah dengan cara memasukkan anak ke TPA. Karena dengan mengikuti TPA, anak bisa bersosialisasi dengan sesama anak muslim, sekaligus bisa ngaji dan mendapat pendidikan agama Islam yang lain.

Selain itu, mengajari ngaji di rumah. Jadi, anak tidak hanya mendapat pendidikan di TPA, tetapi di rumah juga. (wawancara di rumah ibu Rosdiana Dg. Tommi tanggal 28 Maret 2014).

C. Gambaran Akhlak Siswa SDN 52 Lerekang Desa Parappunganta Kec. Polut Kab. Takalar

Gambaran akhlak siswa di SDN 52 Lerekang disampaikan pada setiap proses pembelajaran dan diluar proses pembelajaran. Dari hasil observasi penulis, pelaksanaan pembentukan akhlak di SDN 52 Lerekang diperoleh data sebagai berikut :

1. Akhlak terhadap Allah SWT

Setiap hari siswa SDN 52 Lerekang mengawali kegiatan belajar mengajar dengan berdoa yang kemudian dilanjutkan dengan membaca alquran. Tidak hanya itu, SDN 52 Lerekang juga mewajibkan siswanya untuk menghafal surat-surat pendek pada juz 30, surat Yasin, Tahlil disamping itu mereka juga diwajibkan menghafal bacaan-bacaan dalam sholat dan do’a-do’a harian. Pada saat jam istirahat pertama siswa juga dianjurkan untuk melaksanakn sholat dhuha. Kemudian pada saat tiba sholat dhuhur, siswa diwajibkan sholat berjama’ah di mushola sekolah yang dipimpin oleh guru-guru SDN 52 Lerekang.

Kegiatan keagamaan dilakukan oleh setiap guru dan warga sekolah untuk menambah pemahaman dan pengalaman praktek dari nilai-nilai keagamaan siswa. Kegiatan-kegiatan lain yang dapat mendukung dalam pelaksanaan akhlak misalnya kegiatan ekstrakurikuler, yaitu kegiatan yang diselenggarakan diluar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program pengajaran, misalnya seni baca alqran, selain itu melatih siswa membaca alquran dengan baik, juga dibiasakan kepada siswa untuk bersuci (berwudhu) dahulu sebelum membaca alquran, karena bersuci

merupakan akhlak terhadap Allah SWT.

Kegiatan lainnya yang diselenggarakan SDN 52 Lerekang secara rutin pada hari-hari besar Islam antara lain, yaitu :

a) Pada bulan Ramadhan diadakan pesantren kilat dan ngaji kitab kuning dengan tujuan agar siswa dapat beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

b) Pada hari raya Idul Fitri siswa dianjurkan untuk membayar zakat di.sekolah.

c) Amalan ibadah qurban pada hari raya idul adha.

Sedangkan untuk membina siswa agar berakhlak mulia dan menjalankan ajaran Islam, SDN 52 Lerekang membuat program kegiatan, yaitu :

a) Pada saat istirahat kedua siswa dan guru serta karyawan hanya ada satu aktivitas yaitu jama’ah sholat dzuhur.

b) Pada saat jam terakhir KBM guru yang mengampu pada jam terakhir diwajibkan membimbing jalannya doa dan mengakhiri kegiatan belajar.

2. Akhlak terhadap Sesama

SDN 52 Lerekang dalam pelaksanaan pembentukan akhlak, membiasakan kepada siswa apabila bertemu guru, teman atau siapapun di lingkungan sekolah mengucapkan salam, bertindak dan berucap dengan sopan dan baik terhadap guru, karyawan dan sesama siswa. Salah satu kewajiban siswa di SDN 52 Lerekang adalah mengikuti sholat berjama’ah.

3. Akhlak terhadap Diri Sendiri

Salah satu kedisipinan yang diterepkan di SDN 52 Lerekang adalah berpakaian dan berpenampilan rapi. Siswa dibiasakan untuk memakai pakaian menutup aurat sesuai dengan ketentuan sekolahan. Untuk penampilan siswa tidak diperbolehkan menyemir atau mewarnai rambut dan harus memotong rambut dengan rapi bagi laki-laki. Selain itu kegiatan-kegiatan lain yang dapat mendukung dalam pelaksanaan pembentukan akhlak misalnya kegiatan ekstra kurikuler.

4. Akhlak terhadap Lingkungan

Kebersihan lingkungan dan turut memeliharanya merupakan sesuatu yang menjadi keniscayaan bila ingin hidup sehat, selain itu kebersihan juga dianjurkan agama. Agama mensyaratkan suci dari hadas dan najis ketika melakukan sholat dengan cara tertentu. SDN 52 Lerekang membimbing siswanya untuk menjadi muslim sejati. Salah satu diantaranya

adalah dengan membentuk mereka berakhlak terhadap lingkungan. Hal ini diwujudkan dengan kegiatan kebersihan lingkungan ditiap kelas sesuai dengan jadwal piket kelas masing-masing. Dan diluar kelas (siswa dianjurkan membuang sampah pada tempatnya).

D. Korelasi Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Terhadap Akhlak Siswa SDN 52 Lerekang Desa Parappunganta Kec. Polut Kab.

Takalar

Untuk mendapatkan data tentang pokok penelitian di atas, penulis menggunakan angket pertanyaan. Dalam angket yang dikembangkan dari beberapa indikator yang terdiri dari 30 butir pertanyaan dengan 4 alternatif jawaban. Adapun langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam menganalisis data yang terkumpul dari hasil penelitian variabel perhatian orang tua dan variabel akhlak anak sebagai berikut:

1. Mengadakan penjumlahan dari semua item pertanyaan, baik pada jawaban untuk variabel, X (pendidikan agama islam dalam keluarga) dan variabel Y (akhlak Siswa) untuk alternatif jawaban A, B, C dan D.

2. Melakukan penilaian dari tiap-tiap jawaban untuk variabel pendidkan agama islam dalam keluarga (X) atau jawaban untuk variabel akhlak siswa (Y). kemudian memberi skor 4 untuk alternatif jawaban A, skor 3 untuk alternative jawaban B, skor 2 untuk alternatif jawaban C, dan skor 1 untuk alternatif jawaban D.

3. Menghitung skor tiap-tiap responden dengan cara menjumlahkan hasil angket penelitian pada langkah 1 dan 2 diatas dengan menggunakan proses tematik. Peneliti menggunakan tiga tahap pada analisis data yang digunakan yaitu analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis dan analisis lanjut. Dengan penjabaran sebagai berikut:

a) Analisis Pendahuluan

Analisis pendahuluan ini berisi tentang data-data dari angket yang telah diisi oleh siswa. Angket yang diisi oleh siswa terdiri atas dua macam yaitu angket yang berisi tentang variabel pendidikan agama islam dalam keluarga dan variable akhlak siswa, total jumlah dari kedua variabel tersebut 30 pertanyaan dengan 4 alternatif pilihan jawaban pada tiap-tiap soal.

Tabel 7

Nilai angket Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga

No Responden

Jumlah Jawaban Jumlah Nilai

Total

A B C D A B C D

1 12 3 - - 48 9 - - 57

2 11 1 3 - 44 3 6 - 53

3 7 6 2 - 28 18 4 - 50

4 2 6 7 - 8 18 14 - 40

5 10 - 2 3 40 - 4 3 47

6 11 4 - - 44 12 - - 56

7 7 5 3 - 28 15 6 - 49

8 11 3 1 - 44 9 2 - 55

9 11 4 - - 44 12 - - 56

10 4 8 1 2 16 24 2 2 44

11 10 1 2 2 40 3 4 2 49

12 8 5 1 1 32 15 2 1 50

13 8 5 1 1 32 15 2 1 50

14 7 6 1 1 28 18 2 1 49

15 14 - - 1 56 - - 1 57

16 14 1 - - 56 3 - - 59

17 11 4 - - 44 7 - - 51

18 4 5 5 1 16 15 10 1 42

19 8 4 3 - 32 12 6 - 50

20 7 6 1 1 28 18 2 1 49

N= 20 177 77 33 13 708 226 66 33 1013

Tabel di atas merupakan hasil jawaban angket penelitian variable perhatian orang tua yang penulis sebarkan kepada responden berjumlah 20 siswa kelas VI SDN 52 Lerekang. Sedangkan jumlah pertanyaan yang penulis sebarkan pada angket variable perhatian orang tua di atas berjumlah

15 item pertanyaan dengan 4 opsi pilihan jawaban pada tiap soal.

Berdasarkan pada tabel di atas dapat dihitung nilai rata-rata (mean) pendidikan agama islam dalam keluarga, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Nilai Rata-rata (mean) = Jumlah Nilai --- Jumlah Responden

= 1013 --- 20 Nilai Rata-rata (mean) = 50,56

Nilai tersebut termasuk dalam kategori cukup Selanjutnya dari data tersebut di atas dapat diketahui bahwa perolehan nilai tertinggi dari angket Pendidikan agama islam dalam keluarga adalah 59 dan nilai terendah adalah 40. Dari data itu dapat ditentukan lebar interval dengan menggunakan rumus:

i = nilai tertinggi – nilai terendah = 59 – 40

--- --- = 4,75 Jumlah interval 4

Pada hasil penelitian ini menggunakan 4 interval nilai yang terdiri dari selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Dan karena hasil intervalnya 5, 75, maka lebar intervalnya adalah:

Tabel 8

Interval nilai variable pendidikan agama islam dalam keluarga

Interval Nilai Kategori Jumlah Responden

55, 28 - 59,00 Selalu 6

50, 52 - 55, 27 Sering 3

45, 76 – 50, 51 Kadang-kadang 9

40, 00 – 45, 75 Tidak Pernah 2

Berdasarkan pada tabel nilai angket penelitian variabel pendidikan agama islam dalam keluarga di atas, juga dapat dihitung berapa persen pilihan siswa pada opsi jawaban A, B, C, atau D. Sehingga dapat diketahui peranan perhatian orang tua terhadap perkembangan akhlak anak. Rumus yang digunakan adalah :

Jumlah nilai

--- x 100%

Total nilai Maka diperoleh:

Opsi A = 66, 89%

Opsi B = 22, 30%

Opsi C = 6, 51%

Opsi D = 3, 25%

Dari data di atas diperoleh 66, 89% yang memilih opsi jawaban A.

22, 30% pada opsi jawaban B, 6, 51% opsi jawaban C, dan 3, 25% pada opsi jawaban D. Ini juga menunjukkan bahwa pendidikan agama islam dalam keluarga sangat diperlukan.

Selanjutnya penulis akan menyajikan data dari hasil angket penelitian variabel akhlak anak yang telah di jawab oleh 20 siswa SDN 52 Lerekang. Jumlah pertanyaan yang penulis sebarkan pada angket variabel akhlak siswa tersebut berjumlah 15 pertanyaan dengan 4 opsi pilihan jawaban.

Tabel 9

Hasil angket variabel akhlak siswa

No Responden

Jumlah Jawaban Jumlah Nilai

Total

A B C D A B C D

1 8 7 - - 32 21 - - 53

2 11 - 2 2 44 - 4 2 50

3 7 6 1 1 28 18 2 1 49

4 5 5 5 - 20 15 10 - 45

5 3 4 5 3 12 12 10 3 37

6 7 6 - 1 28 18 - 1 47

7 8 2 5 - 32 6 10 - 48

8 9 2 4 - 36 6 8 - 50

9 10 4 1 - 40 12 2 - 54

10 - 4 7 4 - 12 14 4 30

11 9 4 2 - 36 12 4 - 52

12 3 4 - 8 12 12 - 8 32

13 10 1 3 1 40 3 6 1 50

14 6 5 - 4 24 15 - 4 43

15 12 2 - 1 48 6 - 1 55

16 11 3 1 - 44 9 2 - 55

17 14 - 1 - 56 - 2 - 58

18 5 4 6 - 20 16 12 - 48

19 8 6 1 - 32 18 2 - 52

20 7 5 3 - 28 15 6 - 49

N=20 153 74 47 25 612 226 94 25 957

Berdasarkan pada tabel di atas dapat dihitung nilai rata-rata (mean) akhlak siswa kelas VI SDN 52 Lerekang, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Nilai Rata-rata (mean) = Jumlah Nilai

--- Jumlah Responden

= 957 --- 20 Nilai Rata-rata (mean) = 47, 85

Nilai tersebut termasuk dalam kategori baik Selanjutnya dari data tersebut diatas dapat diketahui bahwa perolehan nilai tertinggi dari angket variabel akhlak sisw adalah 58 dan nilai terendah adalah 30. Dari data itu dapat ditentukan lebar interval dengan menggunakan rumus:

i = nilai tertinggi – nilai terendah = 58 – 30

--- --- = 7, 00 Jumlah interval 4

Pada hasil penelitian ini menggunakan 4 interval nilai yang terdiri dari selalu, sering, kadang-kadang dan tidak pernah. Dan karena hasil intervalnya 7, 00, maka lebar intervalnya adalah:

Tabel 10

Interval Nilai Variabel Akhlak Siswa

Interval Nilai Kategori Jumlah Responden

54 – 61 Selalu 4

46 – 53 Sering 11

38 – 45 Kadang-kadang 2

30 - 37 Tidak Pernah 3

Berdasarkan pada tabel nilai angket penelitian variabel akhlak siswa di atas, juga diatas dapat dihitung berapa persen pilihan siswa pada opsi jawaban A, B, C, D sehingga dapat diketahui akhlak anak. Rumus yang digunakan adalah:

Jumlah nilai

--- X 100%

Total nilai Maka diperoleh:

Opsi A = 63, 94%

Opsi B = 23, 61%

Opsi C = 9, 82%

Opsi D = 2, 61%

Dari data diatas diperoleh, opsi jawaban A dengan 63, 94%. Opsi jawaban B 23, 61%, opsi jawaban C 9, 82%. Dan opsi jawaban D dengan 2,

Dari data diatas diperoleh, opsi jawaban A dengan 63, 94%. Opsi jawaban B 23, 61%, opsi jawaban C 9, 82%. Dan opsi jawaban D dengan 2,

Dokumen terkait