• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Akhlak Siswa

3. Tujuan Pembinaan Akhlak

Tujuan dari pendidikan akhlak dalam Islam adalah untuk membentuk manusiayang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam berbicara dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku perangai, bersifat bijaksana, sempurna, sopan dan beradab, ikhlas, jujur dan suci. Dengan kata lain pendidikan akhlak bertujuan untuk melahirkan manusia yang memiliki keutamaan (al-fadhilah). Berdasarkan tujuan ini, maka setiap saat, keadaan, pelajaran, aktifitas, merupakan sarana pendidikan akhlak. Dan setiap

pendidik harus memelihara akhlak dan memperhatikan akhlak di atas segala-galanya. (H. Ramayulis, 2004: 115).

Barmawie Umary (1988: 2) dalam bukunya materi akhlak menyebutkan bahwa tujuan berakhlak adalah hubungan umat Islam dengan Allah SWT dan sesama makhluk selalu terpelihara dengan baik dan harmonis.

Sedangkan Omar M. M.Al-Toumy Al-syaibany (1979: 346), tujuan akhlak adalah menciptakan kebahagian dunia dan akhirat, kesempurnaan bagi individu dan menciptakan kebahagian, kemajuan, kekuataan dan keteguhan bagi masyarakat.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan akhlak pada prinsipnya adalah untuk mencapai kebahagian dan keharmonisan dalam berhubungan dengan Allah SWT, di samping berhubungan dengan sesama makhluk dan juga alam sekitar, hendak menciptakan manusia sebagai makhluk yang tinggi dan sempurna serta lebih dari makhluk lainnya.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey (lapangan) dengan pendekatan kuantitatif yang berusaha menggambarkan Hubungan Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Terhadap Akhlak Siswa di SDN 52 Lerekang Desa Parapunganta Kec. Polut Kab. Takalar.

Sugiyono (2012: 8) mendefinisikan bahwa :

Metode Penelitian Kuantitatif dapat di artikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data, menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Adapun lokasi penelitian adalah di SDN 52 Lerekang Desa Parapunganta, Kec. Polut Kabupaten Takalar. Adapun objek pebelitian ini adalah Siswa kelas V DAN VII SDN 52 Lerekang dan Orangtua siswa Desa Parappunganta Kec. Polut Kab. Takalar.

C. Variabel Penelitian

Kerlinger dalam Sugiyono (2012: 61) mendefinisikan bahwa

“Variabel adalah konstrak (constructs) atau sifat yang akan dipelajari, atau

29

dapat pula dikatakan variabel adalah suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values)”.

Dengan melihat judul di atas Korelasi Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Terhadap Akhlak Siswa SDN 52 Lerekang Desa Parappunganta Kec. Polut Kab. Takalar. Terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (x) adalah Pengaruh Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga sedangkan variabel terikat (y) adalah Akhlak Siswa.

D. Defenisi Operasional Variabel

Untuk menghindari kesalah pahaman dan untuk menyamakan presepsi, maka terlebih dahulu penulis mengemukakan defenisi variabel penelitian agar tidak terjadi penafsiran yang keliru.

1. Pendidikan agama Islam dalam keluarga adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan Alquran terhadap anak-anak agar terbentuk kepribadian muslim yang sempurna. Sedangkan lembaga adalah tempat berlangsungnya proses bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan Alquran yang dilakukan oleh orang dewasa kepada terdidik dalam masa pertumbuhan agar ia berkpribadian muslim.

2. Akhlak Siswa adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran lebih dahulu. anak didik merupakan semua orang yang sedang belajar,

baik pada lembaga pendidikan secara formal maupun lembaga pendidikan non formal.

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Herman Resito (1992:49), “Populasi adalah Keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, tumbuh-tumbuhan dan peristiwa sebagai sumber data yang mempunyai karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian”.

Adapun populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas V dan VI SDN 52 Lerekang dan orang tua siswa. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel di bawah ini:

Tabel 1

Keadaan Populasi di SDN 52 Lerekang

No Orangtua dan Siswa SDN 52 Lerekang

Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan

1 Orangtua 40 40 80

2 Siswa kelas V 37 63 100

3 Siswa kelas VI 42 58 100

Jumlah 119 161 280

Sumber data: KTU SDN 52 Lerekang Kec. Polut Kab. Takalar.

2. Sampel

Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (1989:84) Sampel adalah

“sebagian dari populasi yang dimiliki sift karakteristik yang sama sehingga betul-betul mewakili populasi”.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan teknik random sampling, yakni pengambilan secara acak dari jumlah populasi. Oleh karena itu, yang diambil dari penelitian (10%) dari jumlah populasi yang ada sehingga sampelnya menjadi 23 orang yakni kelas V dan VI sebanyak 18 orang, dan dari orang tua sebanyak 5 orang.

Tabel 2 Keadaan Sampel

No Objek Jenis Kelamin

Persentase Jumlah Sampel

L P

1 Orangtua 40 40 10 8

2 Siswa 79 121 10 20

Jumlah 199 106 20 28

Sumber data: KTU SDN 52 Lerekang Kec. Polut Kab. Takalar.

F. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen yang penulis akan pergunakan dalam penelitian untuk mengetahui Korelasi Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Terhadap Akhlak Siswa SDN 52 Lerekang Desa Parappunganta Kec. Polut.

Kab. Takalar tersebut terdiri atas pedoman yaitu: observasi, wawancara,

angket/quisioner dan Dokumentasi. Keempat bentuk instrumen penelitian tersebut digunakan karena pertimbangan praktis sebab kemungkinan hasilnya lebih valid.

Untuk memberikan gambaran ketiga bentuk instrumen di atas, maka penulis akan menguraikan secara sederhana sebagai berikut:

1. Catatan Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena atau gejala-gejala pada objek penelitian. Atau cara pengumpulan data dengan mengamati langsung ke lapangan.

Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2012: 203) mengemukakan bahwa

“Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis.dua diantar yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan”.

2. Pedoman Wawancara

Penelitian yang tujuannya untuk memperoleh data atau keterangan secara langsung dari instrumen. Wawancara sering pula disebut interview, yaitu pengumpulan informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.

Suharsimi Arikunto dalam sugiyono (2012: 194) berpendapat, ditinjau dari pelaksanaannya, maka interview atau wawancara dapat dibedakan atas beberapa macam yaitu:

1. Wawancara terstruktur, yaitu teknik pengumpulan data, bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informan apa yang akan diperoleh.

2. Wawancara semiterstruktur, yaitu teknik pengumpulam data dengan bebas peneliti mewawancarai informan.

3. Wawancara tak berstruktur, yaitu teknik pengumpulan data tanpa menggunakan pedoman hanya garis-garis besarnya saja.

3. Angket

Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Amirul Hadi dan Haryono (1998: 137) menyebutkan macam-macam quesioner/angket yaitu:

a. Quesioner berstruktur b. Quesioner tak berstruktur

c. Quesioner kombinasi berstruktur dan tak berstruktur d. Quesioner semiterbuka

4. Catatan Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen yang ada pada desa Lapasi-pasi yang dianggap penting atau berhubungan dengan penelitian yang dilakukan dengan tujuan agar dokumen-dokumen tersebut dapat membantu memecahkan masalah yang ada hubungannya dengan pembahasan dalam penelitian ini.

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka penulis menggunakan metode pengumpulan data. Dalam hal ini penulis mengumpulkan data dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena atau gejala-gejala pada objek penelitian.

2. Wawancara, yaitu pengumpulan informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.

3. Angket, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

4. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data melalui dokumen-dokumen yang terdapat di lokasi penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul lengkap, selanjutnya data tersebut penulis uji kebenarannya melalui analisis kuantitif menggunakan rumus statistik melalui tahapan sebagai berikut:

1. Analisis pendahuluan

Tahap analisis pendahuluan, data yang terkumpul dari angket disusun pada table distribusi frekuensi dari variabel-variabel penelitian.

Adapun kriterianya menurut Tatang M. Amirin (2010: 22) sebagai berikut:

a) Jawaban variabel bebas/independen/pengaruh/X, pendidikan agama islam dalam keluarga:

Alternatif jawaban A diberikan angka 4.

Alternatif jawaban B diberikan angka 3.

Alternatif jawaban C diberikan angka 2.

Alternatif jawaban D diberikan angka 1.

b) Jawaban variabel terikat/dependen/terpangaruh/Y, akhlak siswa:

Alternatif jawaban A diberikan angka 4.

Alternatif jawaban B diberikan angka 3.

Alternetif jawaban C diberikan angka 2.

Alternatif jawaban D diberikan angka 1.

2. Analisis uji Variabel

Adapun analisis ini untuk mengetahui korelasi yang diajukan melalui pengolahan data variabel X dengan variabel Y. Variabel penelitian

ini yaitu:

a) Variabel bebas : pendidikan agama islam dalam keluarga, diberi tanda X

b) Variabel terikat : Akhlak siswa, diberi tanda Y

Analisis uji hipotesis ini penulis menggunakan analisis korelasi product moment. Sesuai data penelitian, analisis yang tepat untuk menghitungnya menggunakan rumus sebagai berikut:

∑ (∑ )(∑ )

√* ∑ (∑ ) + * ∑ (∑ ) +

Keterangan:

X = Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga.

Y = Akhlak Siswa.

N = Jumlah responden.

ΣX = Jumlah skor X.

ΣY = Jumlah skor Y.

ΣXY = Jumlah perkalian antara X dan Y.

rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y.

3. Analisis lanjut

Analisis lanjut merupakan kelanjutan dari analisis pendahuluan dan analisis uji variabel yang interpretasinya untuk mewujudkan korelasi Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Terhadap Akhlak Siswa SDN 52 Lerekang Desa Parappunganta. Analisis ini diperoleh setelah memperoleh nilai Ro (dari hasil analisis) dengan nilai Rt (dari tabel), baik taraf signifikan 5% atau 1%. Apabila nilai Ro lebih besar atau sama dengan nilai Rt, berarti signifikansi dan hipotesis diterima. Sedangkan apabila nilai Ro lebih kecil dari nilai Rt, berarti tidak signifikan dan hipotesis ditolak.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat SDN 52 Lerekang

SDN 52 Lerekang berdiri pada 1 Maret 1985. Terletak di Desa Parappunganta Kec. Polong Bangkeng Utara Kab. Takalar. Dilihat dari letak SDN 52 Lerekang yang cukup strategis sangat memungkinkan kepada warga dari desa tersebut untuk mempercayakan pendidikan putra-putri mereka untuk belajar di SDN 52 Lerekang.

Disamping itu juga kualitas pendidikan di SDN 52 Lerekang tidaklah kalah bila dibanding SD lain di Kecamatan Polom Bangkeng Utara, berdasarkan catatan hasil rata-rata nilai ujian nasional tahun 2012/2013 terjadi peningkatan bila dibanding tahun sebelumnya hamper diseluruh materi yang diujikan, ini berarti bahwa proses pembelajaran di SDN 52 Lerekang ada kemajuan.

Sejak berdirinya sampai sekarang ini, telah terjadi tujuh kali pergantian kepala sekolah. Adapun nama-nama kepala sekolah sejak berdirinya sampai sekarang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

38

Tabel 3

Nama-nama Kepala Sekolah SDN 52 Lerekang dari Tahun 1985 – sekarang

No Nama Tempat dan

Tanggal Lahir

Masa Jabatan

1 Mudding Gowa, 10-03-1974 1985-1994

2 Maryati B. A Makassar,16-05-1980 1994-1997 3 Hj. Manurung Makassar, 21-02-1985 1997-2000 4 Nasrung Bili-bili, 12-08-1969 2000-2003 5 Hj. St. Saayang A. Ma. M. Pd Bone, 06-05-1970 2003-2006 6 Dahlia A. Ma. M. Pd Takalar, 25-05-1975 2006-2009 7 M. Hatta, S. Pd. I Takalar, 14-01-1978 2009-sekarang Sumber data: KTU SDN 52 Lerekang Desa Parappunganta.

2. Visi dan Misi SDN 52 Lerekang Desa Parappunganta

Adapun Visi dan Misi yang diembang SDN 52 Lerekang adalah sebagai berikut:

a. Visi : meningkatkan mutu anak didik untuk menciptakan SDM yang beramal dan berbudaya.

b. Misi :

1) Meningkatkan komitmen dan profesionalisme guru.

2) Melaksanakan sistem pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

3) Meningkatkan output siswa.

4) Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenal potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan secara optimal.

5) Menerapkan manajemen dan partisipasi dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan pihak terkait.

3. Keadaan Guru SDN 52 Lerekang

Salah satu unsure dalam pendidikan adalah guru, karena guru merupakan satu komponen yang sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran. Guru tidak hanya bertugas untuk menstransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, tetapi juga diberikan beban tanggung jawab moral untuk memberikan teladan yang baik kepada siswa.

Tabel 4

Keadaan guru SDN 52 Lerekang Tahun 2013/2014

No Nama/NIP Pangkat/Gol Jabatan

1 M. Hatta, S. Pd.I 195712311983031224

IV/A Kepala Sekolah

2 Hj. St. Mardani, S. Pd. SD 195803151982032008

IV/A Guru Kelas III

3 Hj. Marsinah

195908141984032007

IV/A Guru Kelas I

4 Hamsinah. R, A. Ma. Pd 19512311983032057

IV/A Guru Agama

5 Hj. Nuraidah, S. Pd. SD IV/A Guru Kelas VI

196405111984112002 6 St. Halimah, S. Pd. SD 196712311988032084

IV/A Guru Kelas IV

7 Hamzah, A. Ma

197109052010011007

II/B Kep. Perpustakaan

8 Hj. Basmawati. B. S. Pd 196203241985112001

IV/A Guru Kelas V

9 Aisyah, A. Ma

197309302006042011

II/C Guru Kelas II

10 Zainuddin Arif Non PNS Bujuang Sekolah

11 Amri Non PNS Security Sekolah

Sumber data: KTU SDN 52 Lerekang Desa Parappunganta.

4. Keadaan Siswa SDN 52 Lerekang

Siswa atau anak didik adalah salah satu komponen pendidikan di sekolah siswa merupakan objek yang akan di bekali dan ditransformasikan ilmu pengetahuan, sikap dan ketrampilan agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, sehingga dapat bertingkah laku dengan baik dan berakhlak mulia serta melaksanakan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Siswa dan guru merupakan dua aspek yang tidak dapat dipisahkan, kedua unsur ini saling berkaitan dalam hal terciptanya proses belajar mengajar. Seorang guru tidak dapat melaksanakan fungsinyasebagai pendidik tanpa adanya siswa, demikian pula sebaliknya siswa tidak dapat menerima pelajaran tanpa ada guru yang mentransferkan ilmunya. Dengan

demikian ada tiga komponen utama yang harus ada yaitu siswa yang merupakan peserta didik, guru, dan materi yang siap disajikan.

Tabel 5

Keadaan Siswa SDN 52 Lerekang Tahun 2013/2014

No Kelas Jenis kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 I 58 64 122

2 II 37 91 128

3 III 45 75 120

4 IV 34 78 112

5 V 37 63 100

6 VI 42 58 100

Jumlah 253 429 682

Sumber data: KTU SDN 52 Lerekang Desa Parappunganta.

5. Sarana dan Prasarana serta Struktur komite SDN 52 Lerekang Sarana merupakan segala sesuatau yang dapat digunakan dalam mencapai tujan pendidikan yang telah dirumuskan. sedangkan prasarana adalah segala sesuatu berupa fasilitas yang tidak bergerak, seperti bangunan fisik sekolah yang turut menunjang terciptanya suasana yang baik dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

Dengan tersedianya fasilitas yang lengkap, maka proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik, dapat menambah semangat belajar

siswa serta akan membantu para guru dan pegawai dalam mengelola sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.

Tabel 6

Data Sarana dan Prasarana SDN 52 Lerekang Tahun 2013/2014

No Sarana dan Prasarana Kondisi Jumlah

Baik Rusak

1 Kantor 1 - 1

2 Ruang Kelas 5 1 6

3 Perpustakaan 1 - 1

4 Mushallah 1 - 1

5 WC 1 1 2

6 Kantin 1 - 1

7 Lapangan 1 - 1

Sumber data: KTU SDN 52 Lerekang Desa Parappunganta.

Setelah melihat data di atas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa sarana dan prasarana di SMPN 1 Biringbulu belum sepenuhnya memadai, karena itu perlu diadakan penambahan sarana dan prasarana yang belum ada seperti laboratorium komputer.

6. Struktur Komite SDN 52 Lerekang Desa Parappunganta

Adapun struktur komite sekolah SDN 52 Lerekang dapat di lihat pada bagan di bawah ini:

Sumber data: KTU SDN 52 Lerekang Desa Parappunganta.

Narasumber Ketua Komite Kepala Sekolah

Wakil Ketua

Sekretaris Bendahara

Sarana/prasarana Sekolah

Usaha Kreasi Seni dan Kreatifitas Sekolah Penggalian

Sumber Daya Sumber

Pengelolaan Sumber Daya Sekolah Anggota Bidang

Wakil Bendahara Wakil

Sekertaris

Pengembanga KualitasPelayanan Sekolah

Sistem Informasi PelayananSekolah

B. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Siswa di SDN 52 Lerekang Desa Parappunganta Kec. Polut Kab. Takalar.

Pelaksanaan pendidikan Agama Islam dalam keluarga dapat disesuaikan dengan landasan dasar, fungsi dan tujuan yang termaktub dalam Ilmu pendidikan Islam teoritis. Pelaksanaan pendidikan Islam dalam keluarga meliputi pendidikan akidah, bimbingan ibadah, pembinaan akhlak, dan pendidikan pokok-pokok ajaran Islam dan membaca Alquran. Pelaksanaan pendidikan Islam dalam keluarga diuraikan sebagai berikut:

1. Pendidikan Aqidah

Sesungguhnya tujuan utama kehidupan manusia sebagaimana digambarkan dalam al-Qur’an adalah mengesakan dan menyembah Allah swt, mengenal-Nya dengan sebenar-benarnya, dan memakmurkan alam semesta ini sesuai dengan syariat yang ditetapkan olehNya. Dasar-dasar akidah paling penting yang wajib diajarkan kepada anak-anak adalah:

mengesakan Allah ( tauhidullah), Allah menaklukkan semua makhluk untuk berkhidmat kepada manusia, beriman kepada qadha dan qadar serta bertawakal kepada Allah, menanamkan kecintaan kepada nabi Muhammad saw.

Dalam kesempatan wawancara dengan bapak Simba Dg.

Calla,orangtua siswa beliau mengatakan bahwa:

Sejak hamil, saya menyuruh istri saya untuk sering-sering membaca sholawat, ngaji, sholat tahajud, mendengarkan lagu-lagu Islami bahkan saya sendiri selalu membisikkan doa diperut istri saya, karena saya

yakin bahwa anak dalam kandungan mendengarkan doa saya.

(wawancara di rumah bapak Simba Dg. Calla Tanggal 30 Maret 2014).

2. Bimbingan Ibadah

Pelaksanaan bimbingan ibadah yang dimaksud di sini adalah meliputi: Shalat, karena shalat adalah mediator antara hamba dan Tuhannya.

Selain itu, shalat merupakan tiang agama Islam, siapa yang menegakkannya maka berarti telah menegakkan Islam dan barangsiapa yang merobohkannya maka roboh pula Islam. Bersama dengan lainnya; syahadatain, haji, puasa, dan zakat, shalat menjadi tiang (fondasi) bangunan Islam. Shalat adalah satu-satunya ibadah yang pelaksanaannya harus diperintahkan kepada seorang anak, bahkan dapat diberi ganjaran dengan pukulan apabila si anak menunjukkan keengganan untuk melaksanakannya.

Dalam kesempatan wawancara dengan bapak Simba Dg. Calla orangtua siswa, beliau mengatakan bahwa:

Bimbingan ibadah yang pertama saya ajarkan kepada anak-anak adalah tentang sholat. Saya mengajak anak untuk ikut sholat berjamaah, ketika kita (orangtua) sholat kita mengajak anak untuk berada di dekat kita, nanti lama kelamaan anak akan terbiasa dengan orang sholat. (wawancara di rumah bapak Simba Dg. Calla Tanggal 30 Maret 2014).

Lain halnya dengan apa yang dilakukan oleh Ibu Isra Dg. Pa’ja orangtua siswa, beliau mengemukakan bahwa:

Saya mendidik anak-anak saya untuk mengerjakan puasa di bulan ramadhan. Bagi anak-anak yang masih kecil, saya bangunkan dia makan sahur untuk berpuasa beduk. Artinya, disaat beduk zuhur anak-anak kalau sudah tidak kuat, maka ia membatalkan puasanya.

(wawancara di rumah Ibu Isra Dg. Pa’ja Tanggal 30 Maret 2014).

3. Pembinaan Akhlak

Pendidikan akhlakul karimah sangat penting untuk diberikan oleh orangtua kepada anak-anaknya dalam keluarga. Pendidikan akhlakul karimah dalam keluarga dalam dilakukan oleh orangtua dengan jalan melatih anak membiasakan hal-hal yang baik, menghormati kedua orangtua, bertingkah laku sopan baik dalam perilaku keseharian maupun dalam bertutur kata.

Dalam keluarga pembinaan akhlak dimulai untuk membentuk kepribadian anak. Orang tua mempunyai peran dalam memberikan keteladanan serta dalam menanamkan sifat dan sikap terpuji dalam diri anak.

Orang tua dapat menanamkan akhlakul karimah seperti berbakti kepada orangtua, santun dan sayang kepada sesama, bersikap jujur, berani karena benar, tidak berbohong, bersabar, tekun bekerja, bersahaja, sederhana, dan sifat-sifat baik lainnya.

Dalamkesempatan wawancara dengan bapak Irfan Syarif orangtua siswa,beliau mengemukakan bahwa:

Saya mengajarkan kepada anak-anak saya sopan santun kepada orang yang lebih tua, maka saya pun harus mencontohkan kepada mereka bagaimana saya juga sopan santun kepada orang yang lebih tua dari saya. (wawancara di rumah bapak Irfan Syarif tanggal 27 Maret 2014).

4. Pendidikan pokok-pokok ajaran agama Islam

Penanaman nilai-nilai yang baik bersifat universal kapan pun dan di manapun dibutuhkan oleh manusia penanaman nilai-nilai yang baik bersifat

universal kapan pun dan di manapun dibutuhkan oleh manusia, menanamkan nilai-nilai yang baik tidak hanya berdasarkan pertimbangan waktu dan tempat meskipun kebaikan itu hanya sedikit jika dibandingkan dengan kejahatan, ibarat sebiji sawi dengan seluas langit dan bumi. Maka yang baik akan tampak baik dan yang jahat.

Oleh karena itu, sebagai orang tua dalam membimbing dan mengasuh anaknya harus berdasarkan nilai-nilai ketauhidan yang diperintahkan oleh Allah. Karena tauhid itu merupakan akidah yang universal, maksudnya akidah yang mengarahkan seluruh aspek kehidupan dan tidak mengkotak-kotakkan. Seluruh aspek dalam kehidupan manusia hanya dipandu oleh satu kekuatan yaitu tauhid.

5. Membaca Alquran

Al-Qur’an adalah jalan lurus yang tak mengandung suatu kebatilan apapun. Maka amat baik jika anak dibiasakan membaca Al Qur’an dengan benar, dan diupayakan semaksimalnya agar menghafal Al-Qur’an atau sebagian besar darinya dengan diberi dorongan melalui berbagai cara.

Karena itu, kedua orangtua bendaklah berusaha agar putera puterinya masuk pada salah satu Taman Pendidikan Al-Qur’an atau mengajarkannya sendiri pada anak-anak di rumah.

Dalam kesempatan wawancara dengan Ibu Rosdiana Dg. Tommi orangtua siswa, beliau mengemukakan bahwa:

Upaya yang saya lakukan agar anak saya dapat membaca Al-Qur’an adalah dengan cara memasukkan anak ke TPA. Karena dengan mengikuti TPA, anak bisa bersosialisasi dengan sesama anak muslim, sekaligus bisa ngaji dan mendapat pendidikan agama Islam yang lain.

Selain itu, mengajari ngaji di rumah. Jadi, anak tidak hanya mendapat pendidikan di TPA, tetapi di rumah juga. (wawancara di rumah ibu Rosdiana Dg. Tommi tanggal 28 Maret 2014).

C. Gambaran Akhlak Siswa SDN 52 Lerekang Desa Parappunganta Kec. Polut Kab. Takalar

Gambaran akhlak siswa di SDN 52 Lerekang disampaikan pada setiap proses pembelajaran dan diluar proses pembelajaran. Dari hasil observasi penulis, pelaksanaan pembentukan akhlak di SDN 52 Lerekang diperoleh data sebagai berikut :

1. Akhlak terhadap Allah SWT

Setiap hari siswa SDN 52 Lerekang mengawali kegiatan belajar mengajar dengan berdoa yang kemudian dilanjutkan dengan membaca alquran. Tidak hanya itu, SDN 52 Lerekang juga mewajibkan siswanya untuk menghafal surat-surat pendek pada juz 30, surat Yasin, Tahlil disamping itu mereka juga diwajibkan menghafal bacaan-bacaan dalam sholat dan do’a-do’a harian. Pada saat jam istirahat pertama siswa juga dianjurkan untuk melaksanakn sholat dhuha. Kemudian pada saat tiba sholat dhuhur, siswa diwajibkan sholat berjama’ah di mushola sekolah yang dipimpin oleh guru-guru SDN 52 Lerekang.

Kegiatan keagamaan dilakukan oleh setiap guru dan warga sekolah untuk menambah pemahaman dan pengalaman praktek dari nilai-nilai

Kegiatan keagamaan dilakukan oleh setiap guru dan warga sekolah untuk menambah pemahaman dan pengalaman praktek dari nilai-nilai

Dokumen terkait