• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

E. Teknik analisis data

1. Teknik Analisis Data Kualitatif

Teknik data kualitatif ini diperoleh data dalam penelitian melalui hasil pengamatan atau observasi, lembar jurnal siswa, dan dokumentasi foto. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh belajar siswa dengan menggunakan media gambar dan mengungkapkan semua perilaku siswa selama proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan media gambar dari siklus awal hingga siklus akhir (Sugiyono, 2010: 243).

2. Teknik Analisis Data Kuantitatif

Analisis hasil tindakan (kuantitatif) dilakukan untuk menganalisis data yang berupa skor, yang merupakan hasil penilaian keterampilan menulis karangan narasi. Dari setiap siklus diperoleh skor tiap-tiap siswa, yang nantinya akan dicari ratanya. Dengan cara membandingkan rata-rata skor pada prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat terlihat seberapa besar peningkatan keterampilan menulis karangan narasi dari siswa yang dijadikan subjek penelitian. Pada teknik analisis data kuantitatif dalam penelitian ini dapat diperoleh dengan menggunakan perhitungan nilai rata-rata hitung atau disebut juga dengan mean (Sugiyono, 2010: 243). Rumus nilai rata-rata (Mean) menurut Nurgiyantoro (2012: 218), adalah sebagai berikut.

X = ∑f x 100 N

Keterangan:

X : Nilai rata-rata hitung ∑f : Jumlah frekuensi skor N : Jumlah seluruh siswa

BAB IV

PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang penyajian data dan pembahasan data hasil penelitian. Penyajian data dan pembahasan data hasil penelitian terdiri dari (1) motivasi belajar siswa terhadap kegiatan menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar, dan (2) kemampuan menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar.

A. Penyajian Data

Ada dua data yang disajikan pada bab ini, yaitu (1) motivasi belajar menulis karangan narasi menggunakan media gambar pada siswa kelas X SMA Pancasila Purworejo, dan (2) kemampuan menulis karangan narasi menggunakan media gambar pada siswa kelas X SMA Pancasila Purworejo.

1. Motivasi Belajar Menulis Karangan Narasi dengan Media Gambar pada Siswa Kelas X SMA Pancasila Purworejo.

Pengaruh penggunaan media gambar terhadap aktivitas dan motivasi belajar siswa khususnya pada aktivitas dan motivasi belajar siswa untuk menulis berkaitan dengan hasil data nontes. Hasil data nontes yang berupa hasil dari pengamatan atau observasi dan hasil jurnal dapat ditampilkan sebagai berikut:

a. Hasil Observasi

Tabel 2

Hasil Observasi Prasiklus

NO. Aspek Observasi

Frekuensi % Perilaku Positif

1. Perhatian siswa penuh terhadap penjelasan

guru 12 71%

2. Siswa aktif dalam tanya jawab 7 41%

3. Siswa antusias dan serius 10 56%

4. Siswa lancar dalam mengerjakan tugas 8 47% Perilaku Negatif

5. Siswa menyepelekan guru 4 24%

6. Siswa cenderung pasif dan sering bergurau 3 18% 7. Siswa mencontoh pekerjaan teman lainnya 4 24% 8. Siswa meremehkan kegiatan menulis 4 24%

Tabel 3

Hasil Observasi Siklus I

NO. Aspek Observasi Frekuensi %

Perilaku Positif

1. Perhatian siswa penuh terhadap penjelasan

guru 14 82%

2. Siswa aktif dalam tanya jawab 12 71%

3. Siswa antusias dan serius 14 82%

4. Siswa lancar dalam mengerjakan tugas 11 65% Perilaku Negatif

5. Siswa menyepelekan guru 3 18%

6. Siswa cenderung pasif dan sering bergurau 1 6% 7. Siswa mencontoh pekerjaan teman lainnya 2 12% 8. Siswa meremehkan kegiatan menulis 1 6%

Tabel 4

Hasil Observasi Siklus II

NO. Aspek Observasi Frekuensi %

Perilaku positif

1. Perhatian siswa penuh terhadap penjelasan

guru 15 88%

2. Siswa aktif dalam tanya jawab 14 82%

3. Siswa antusias dan serius 17 100%

4. Siswa lancar dalam mengerjakan tugas 17 100% Perilaku Negatif

5. Siswa menyepelekan guru - 0%

6. Siswa cenderung pasif dan sering bergurau - 0% 7. Siswa mencontoh pekerjaan teman lainnya - 0% 8. Siswa meremehkan kegiatan menulis - 0%

b. Hasil Jurnal

Dalam penelitian ini digunakan jurnal yang harus diisi oleh siswa. Jurnal siswa dalam penelitian ini berisi ungkapan perasaan siswa, kesan, dan pesan siswa ketika mengikuti proses pembelajaran menulis karangan narasi menggunakan media gambar. Pengisian jurnal dilakukan oleh siswa kelas X SMA Pancasila Purworejo dan pengisian dilakukan setelah seluruh siswa menyelesaikan tugas menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar. Jurnal tersebut berisi beberapa pertanyaan yang harus dijawab dan menguraikan tanggapannya di dalam jurnal tersebut.

Peneliti membagikan 17 lembar jurnal siswa pada tindakan siklus I dan siklus II. Pada jurnal siklus I, terdapat dua siswa yang

tidak suka pada pembelajaran menulis karangan narasi dengan media gambar, empat siswa yang suka dan bingung, sisanya berupa tanggapan yang senang dengan penggunaan media gambar pada pembelajaran menulis karangan narasi. Pada siklus II, secara keseluruhan siswa menyatakan suka dengan penggunaan media gambar pada pembelajaran menulis karangan narasi.

2. Prestasi Akademik Siswa Menulis Karangan Narasi dengan Media Gambar pada Siswa Kelas X SMA Pancasila Purworejo.

Prestasi akademik siswa menulis karangan narasi adalah nilai tes yang diperoleh siswa ketika pembelajaran menulis karangan narasi baik dengan menggunakan media gambar atau tidak menggunakan media gambar. Wujud dari tes berupa pemberian tugas kepada siswa untuk menulis karangan narasi. Data-data nilai siswa yang telah diperoleh adalah sebagai berikut:

a. Prestasi Akademik Siswa pada Tahap Prasiklus Tabel 5

Kemampuan Awal Siswa Menulis Wacana Narasi NO. Persentase

Ketuntasan Frekuensi Bobot %

Rerata Nilai 1. > 80 - - 0% X= 17 762 = 45 2. > 60-80 2 141 12% 3. > 40-60 12 681 71% 4. > 20-40 3 90 18% 5. ≤ 20 - 30 0% Jumlah 17 762 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui skor rata-rata yang dicapai siswa kelas X SMA Pancasila Purworejo pada tahap prasiklus mencapai hasil yang kurang.

Diagram 1

Hasil Tes Tahap Prasiklus Keterampilan Menulis Karangan Narasi

b. Prestasi Akademik Siswa pada Tindakan Siklus I

Setelah peneliti melakukan tes keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi pada tahap siklus I, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 6

Kemampuan Siswa Menulis Karangan Narasi Siklus I NO. Persentase

Ketuntasan Frekuensi Bobot %

Rerata Nilai 1. > 80 - - - X= 17 1060 = 62 2. > 60-80 15 979 88% 3. > 40-60 1 41 6% 4. > 20-40 1 40 6% 5. ≤ 20 - - 0% Jumlah 17 1060 100% > 80 > 60-80 > 40-60 > 20-40 ≤ 20 0% 12% 71% 18% 0%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui skor rata-rata yang dicapai siswa kelas X SMA Pancasila Purworejo pada siklus I mencapai hasil yang cukup.

Diagram 2

Hasil tes siklus I keterampilan menulis karangan narasi

c. Prestasi Akademik Siswa pada Siklus II

Setelah dilakukan tes keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi pada tahap siklus II, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 7

Kemampuan Siswa Menulis Karangan Narasi pada Siklus II NO. Persentase

Ketuntasan Frekuensi Bobot %

Rerata Nilai 1. > 80 6 512 35% X = 17 1323 = 78 2. > 60-80 11 811 65% 3. > 40-60 - - 0% 4. > 20-40 - - 0% 5. ≤ 20 - - 0% Jumlah 17 1323 100% > 80 > 60-80 > 40-60 > 20-40 ≤ 20 0% 88% 6% 6% 0%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Pancasila Purworejo pada siklus II mencapai hasil yang baik yaitu dengan rerata 78.

Diagram 3

Hasil tes siklus II keterampilan menulis karangan narasi

B. Pembahasan Data Penelitian

1. Motivasi Belajar Menulis Karangan Narasi dengan Media Gambar pada Siswa Kelas X SMA Pancasila Purworejo.

a. Hasil Observasi

Tindakan observasi pada tahap prasiklus dilakukan oleh peneliti. Lembar observasi diisi oleh peneliti yang di dalamnya berupa catatan aktivitas siswa ketika mengikuti proses pembelajaran menulis karangan narasi tanpa menggunakan media gambar. Berdasarkan data yang ditampilkan pada tabel 2, perhatian siswa terhadap guru sebesar 71% atau sekitar 12 siswa yang benar-benar memperhatikan guru.

> 80 > 60-80 > 40-60 > 20-40 ≤ 20 35%

65%

Siswa yang aktif dalam kegiatan tanya jawab sebanyak 7 orang atau sebesar 41%. Jumlah siswa yang antusias dan serius dalam proses pembelajaran sebanyak 10 siswa atau sebesar 56%. Siswa yang menyepelekan guru berjumlah 4 orang atau 24% dan siswa yang pasif berjumlah 3 orang atau 18%. Siswa yang meremehkan kegiatan menulis sebanyak 4 siswa atau sekitar 24%. Perhatian siswa dan minat siswa yang rendah menyebabkan kelancaran siswa mengerjakan tugas sangat rendah yakni hanya sebesar 47% atau sekitar 8 siswa yang lancar dalam mengerjakan tugas. Masih terdapat sekitar 4 siswa yang melihat hasil karya siswa lain atau sekitar 24% dari jumlah keseluruhan siswa. Aktivitas dan motivasi siswa yang belum baik tersebut diperbaiki pada siklus I dan siklus II.

Selama proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar pada siklus I, tidak semua siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Hal tersebut disebabkan siswa kelas X SMA adalah siswa yang baru saja mengalami masa peralihan dan sedang menjalani masa adaptasi dengan lingkungan serta pembelajaran yang baru.

Dari hasil observasi pada siklus I dapat diketahui bahwa perhatian siswa yang penuh ketika pembelajaran belum sempurna. Hal itu ditunjukkan dengan jumlah siswa yang memperhatikan sebesar 82% atau sekitar 14 siswa. Jumlah siswa yang aktif dalam kegiatan tanya jawab ketika pembelajaran hanya 12 siswa atau sebesar 71%.

Jumlah siswa yang antusias dan serius ketika pembelajaran sebanyak 14 siswa atau sekitar 82%, sedangkan yang tidak antusias adalah 1 siswa yang tidak memperhatikan saat guru menerangkan. Terdapat 11 orang siswa yang lancar mengerjakan tugas atau sebesar 65% karena siswa yang lain masih bingung untuk mengawali menulis karangan narasi dan masih bingung menentukan ide dengan melihat gambar yang sudah dipersiapkan dan ditunjukkan. Data-data tersebut adalah data mengenai sikap positif yang dilakukan oleh siswa ketika proses pembelajaran menulis karangan narasi pada tindakan siklus I.

Sementara itu, untuk data sikap negatif siswa terdapat 3 orang siswa atau sekitar 18% yang menyepelekan peneliti yang bertindak sebagai guru dan sering bergurau. Jumlah siswa yang masih bertanya dan mencontoh pekerjaan teman sebanyak 2 atau sekitar 12% dari 17 siswa. Siswa tersebut masih belum mendapat ide untuk memulai menulis karangan narasi. Pada proses terakhir pembelajaran, siswa yang meremehkan kegiatan menulis berjumlah 1 siswa atau sebesar 6%.

Observasi pada tindakan siklus II sama seperti observasi yang dilaksanakan pada siklus I. Observasi ini berfungsi untuk mengetahui sikap siswa kelas X SMA Pancasila Purworejo ketika mengikuti proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar.

Pada tabel 4 dapat dilihat secara keseluruhan proses pembelajaran menulis dengan menggunakan media gambar sudah sangat baik karena pada siklus II jumlah siswa yang bersikap positif semakin meningkat dari sebelumnya hal ini berbanding terbalik dengan sikap negatif para siswa yang semakin menurun.

Perhatian penuh terhadap proses pembelajaran mencapai 100%, antusias dan keseriusan ketika pembelajaran, dan kelancaran siswa dalam mengerjakan tugas. Siswa mulai terbiasa dengan media gambar yang peneliti berikan sehingga siswa merasa senang dan termotivasi untuk menulis karangan narasi. Sikap positif mengenai keaktifan siswa dalam kegiatan tanya jawab meningkat dari 12 anak menjadi 14 anak atau sekitar 11% dari 71% menjadi 82%. Berbanding terbalik dengan sikap positif, sikap negatif siswa mengalami penurunan yang cukup signifikan. Tidak ada siswa yang menyepelekan peneliti dan mencontek pekerjaan teman yang lain karena siswa sudah terbiasa dalam pelajaran menulis karangan narasi menggunakan media gambar.

Pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar juga memberikan pengaruh positif kepada sikap siswa ketika mengikuti proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan media gambar. Siswa yang pada awal mulanya menunjukkan kondisi sikap pasif dan tidak bersemangat mulai terlihat adanya perubahan pada siklus I meski belum maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan

masih adanya beberapa siswa yang masih bergurau ketika mengerjakan tugas. Namun, pada siklus II siswa mengalami perubahan sikap yang sangat baik. Jumlah siswa yang bersikap negatif semakin berkurang dan jumlah siswa yang berperilaku positif semakin bertambah. Hasil peningkatan siswa dapat dilihat pada hasil observasi di bawah ini.

Tabel 8

Perbandingan Hasil Observasi

No. Aspek Observasi Prasiklus

% Siklus I % Siklus II % Perilaku Positif

1. Perhatian siswa penuh

terhadap penjelasan guru 71% 82% 88% 2. Siswa aktif dalam tanya

jawab 41% 71% 82%

3. Siswa antusias dan serius 56% 82% 100% 4. Siswa lancar dalam

mengerjakan tugas 47% 65% 100%

Perilaku Negatif 5. Siswa menyepelekan

guru 24% 18% 0%

6. Siswa cenderung pasif

dan sering bergurau 18% 6% 0%

7. Siswa mencontoh

pekerjaan teman lainnya 24% 12% 0% 8. Siswa meremehkan

kegiatan menulis 24% 6% 0%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui adanya peningkatan perilaku positif siswa dan penurunan perilaku negatif siswa pada tahap prasiklus, siklus I dan siklus II. Perhatian siswa yang penuh pada prasiklus hanya 71%, siklus 1 sebesar 82% dan meningkat pada siklus II sebesar 88%. Dari hal di atas dapat diketahui peningkatan sebesar

11% dan 6%. Respon siswa terhadap pertanyaan peneliti juga mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 71% menjadi 82% pada siklus II. Siswa yang serius dan antusias mengikuti pembelajaran pada tahap prasiklus sebesar 56%, pada siklus I meningkat menjadi 82%, dan pada siklus II semua siswa serius dan antusian mengikuti pembelajaran menulis. Kelancaran siswa dalam mengerjakan tugas mengalami peningkatan sebesar 18% dari prasiklus 47% meningkat pada siklus I menjadi 65% dan pada siklus II semua siswa lancar dalam mengerjakan tugas dalam pembelajaran menulis narasi dengan media gambar.

Perilaku belajar siswa yang negatif pada prasiklus mengalami penurunan pada siklus I, dan perilaku negatif pada siklus I juga berubah ke arah positif pada siklus II. Pada prasiklus siswa yang menyepelekan guru sebesar 24% atau sekitar 4 siswa, pada siklus I sebesar 18% dan pada siklus II siswa yang menyepelekan guru tidak ada. Sikap negatif siswa yang senang bergurau dari prasiklus menuju siklus I mengalami penurunan sebesar 12% dari 18% menjadi 6% dan pada siklus II sudah tidak ada lagi siswa yang bergurau. Perubahan ke arah positif juga ditunjukkan pada sikap siswa yang mencontoh pekerjaan teman. Pada tahap prasiklus terdapat 4 siswa yang mencontoh pekerjaan teman atau sebesar 24%, siklus I sebesar 12% atau 2 siswa dan pada siklus II seluruh siswa mengerjakan sendiri

tugas yang diberi oleh peneliti tanpa bertanya atau mencontek hasil pekerjaan teman yang lain.

Sementara itu, jurnal siswa yang diberikan pada saat pembelajaran siklus I dan siklus II juga didapatkan hasil yang baik dan meningkat. Jurnal siswa pada siklus I masih terdapat siswa yang mengalami kesulitan menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar karena media gambar yang digunakan hanya satu buah gambar berwarna saja sehingga mereka terpaku pada satu gambar. Beberapa siswa masih kebingungan untuk menentukan ide cerita dengan gambar yang dipakai pada siklus I. Selanjutnya, pada siklus II peneliti menggunakan dua buah gambar berbeda dan berwarna sehingga bagi siswa ada dua buah pilihan untuk dijadikan ide cerita menulis siswa. Pada tindakan siklus II tidak terdapat siswa yang mengalami kesulitan menuliskan apa yang akan ditulisnya. Siswa merasa tertantang dan lebih mudah menulis karangan narasi menggunakan media gambar. Siswa merasa senang dengan pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar karena selain menjadi tantangan bagi mereka juga dapat mengasah kecerdasan. Dari pembelajaran menulis karangan narasi menggunakan media gambar siswa juga memperoleh hiburan yang bersifat mendidik. Siswa termotivasi untuk menulis dan belajar dengan baik dan tujuan pembelajaran untuk meningkatkan

kemampuan siswa menulis karangan narasi dan memotivasi siswa untuk menulis sudah sesuai dengan yang diharapkan.

b. Hasil Jurnal

Jurnal diberikan kepada siswa oleh peneliti untuk diisi. Pada siklus I terdapat dua tanggapan siswa yang tidak suka dengan pembelajaran menulis karangan narasi dengan media gambar. Siswa yang tidak suka menyatakan bahwa media gambar justru membingungkan. Siswa yang suka menggunakan media gambar pada saat pembelajaran berjumlah empat orang, tetapi masih kebingungan untuk menentukan ide cerita. Sisanya adalah tanggapan 11 siswa yang senang dengan pembelajaran menulis karangan narasi menggunakan media gambar. Siswa mempunyai hambatan dalam menulis karangan yaitu masih kesulitan dalam menemukan ide cerita dan kata-kata pertama yang akan ditulis. Siswa menyatakan bahwa pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar adalah hal yang baru, menantang dan menarik. Siswa berharap agar pembelajaran selanjutnya tetap menggunakan media gambar.

Jurnal siswa pada siklus II ini sama dengan jurnal siswa yang digunakan pada siklus I. Tujuan pemberian jurnal tersebut yaitu untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa selama mengikuti proses pembelajaran karangan narasi dengan menggunakan media gambar. Jurnal yang dibagikan jumlahnya sama dengan jurnal yang dibagikan pada siklus I.

Seluruh siswa semakin suka dan berminat dengan penggunaan media gambar dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Media gambar yang digunakan peneliti sebagai alat bantu pembelajaran membuat siswa semakin mudah untuk membayangkan dan memudahkan siswa untuk memperoleh ide-ide cerita untuk menulis sesuai dengan gambar yang telah diberikan. Siswa menyarankan supaya penggunaan media gambar sering dilakukan pada saat proses pembelajaran.

2. Kemampuan Menulis Karangan Narasi pada Siswa Kelas X SMA Pancasila Purworejo.

a. Prasiklus

Hasil tes prasiklus adalah kemampuan menulis karangan narasi siswa sebelum dilakukan tindakan penelitian. Hasil tes prasiklus dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Pancasila Purworejo tahun ajaran 2011/2012. Tes prasiklus yang dilakukan adalah menulis karangan narasi dengan ide masing-masing atau menulis karangan narasi dengan tema bebas. Adapun kriteria aspek penilaian pada prasiklus melalui tiga aspek penilaian, yaitu kemampuan siswa menentukan dan membuat topik karangan, kemampuan siswa menyusun kerangka karangan, dan kemampuan siswa mengembangkan kerangka karangan. Hasil tes kemampuan menulis

karangan narasi siswa pada tahap prasiklus ditunjukkan pada tabel 9 berikut:

Tabel 9

Hasil Tes Prasiklus Menulis Karangan Narasi No. Persentase

Ketuntasan Frekuensi Bobot % Rerata Nilai

1. > 80 - - 0% X= 762 17 = 45 2. > 60-80 2 141 12% 3. > 40-60 12 681 71% 4. > 20-40 3 90 18% 5. ≤ 20 - 30 0% Jumlah 17 762 100%

Berdasarkan tabel hasil tes di atas dapat diketahui bahwa keterampilan menulis narasi siswa kelas X SMA Pancasila Purworejo masih mencapai hasil yang sangat rendah atau sangat kurang. Skala skor > 80 ternyata tidak ada siswa yang mampu mencapainya, hasilnya 0%. Skala skor > 60-80 dicapai oleh 2 orang atau sebesar 12%. Skala skor > 40-60 dicapai oleh 12 siswa atau 71%. Skala skor > 20-40 dicapai oleh 3 siswa atau 18% dan skala skor ≤ 20 jumlah siswa yang mencapai skor ini tidak ada atau 0%. Dari rincian data di atas dapat dilihat nilai rerata skor prasiklus bahwa kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi masih kurang dan perlu dilakukan tahap selanjutnya yaitu tindakan siklus I.

b. Siklus I

Hasil dari tes yang diberikan kepada siswa pada siklus I merupakan data awal setelah diberlakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Adapun kriteria aspek penilaian

pada siklus I ini meliputi tiga aspek penilaian yaitu kemampuan siswa membuat dan menentukan topik karangan, kemampuan siswa menyusun kerangka karangan, dan kemampuan siswa mengembangkan kerangka karangan. Hasil tes kemampuan menulis karangan narasi dengan media gambar pada siklus I ditunjukkan pada tabel 10 berikut:

Tabel 10

Hasil Tes Menulis Narasi Siklus I No. Persentase

Ketuntasan Frekuensi Bobot % Rerata Nilai

1. > 80 - - 0% X= 1060 17 = 62 2. > 60-80 15 979 88% 3. > 40-60 1 41 6% 4. > 20-40 1 40 6% 5. ≤ 20 - - 0% Jumlah 17 1060 100%

Berdasarkan data yang diperoleh dari siklus I pada tabel di atas dapat diketahui, kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Pancasila Purworejo mencapai rata-rata 62 atau jika diskalakan tergolong skala nilai baik.

Hasil rentang nilai > 80 dengan skala sangat baik belum mampu dicapai atau 0%. Rentang nilai > 60-80 dengan skala nilai baik dicapai 15 siswa atau 88% dengan bobot skor 949. Skala nilai cukup dengan rentang nilai > 40-60 mampu dicapai oleh satu siswa atau 6% dengan bobot skor 41. Skala kurang dengan rentang nilai > 20-40 juga dicapai satu siswa atau 6% dengan bobot skor 40. Skala nilai paling

akhir yaitu skala nilai sangat kurang tidak ada siswa yang mendapat nilai kurang.

Kemampuan siswa membuat dan menentukan topik karangan, kemampuan siswa menyusun kerangka karangan dan kemampuan siswa menyusun kerangka karangan dan kemampuan siswa mengembangkan kerangka karangan telah mengalami peningkatan jika dilihat dari hasil analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan. Dari hasil penelitian nontes juga dapat diketahui adanya peningkatan.

Data hasil tes kemampuan menulis karangan narasi berupa nilai rerata dalam mengerjakan tugas menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar yang berkaitan dengan kemampuan siswa membuat dan menentukan topik karangan, kemampuan siswa menyusun kerangka karangan, kemampuan siswa mengembangkan kerangka karangan. Meskipun sudah terlihat adanya peningkatan dari tahap prasiklus, siswa masih banyak bertanya mengenai cara menulis dan memahami pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar karena media gambar merupakan hal baru yang dijumpai oleh siswa dalam proses pembelajaran. Untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan menulis siswa, peneliti perlu melakukan perbaikan pada siklus II. Perbaikan tersebut berupa penggantian gambar menggunakan dua buah gambar agar siswa dapat memilih.

c. Siklus II

Hasil tes menulis karangan narasi pada siklus II ini merupakan data kedua setelah digunakannya media gambar yang disertai dengan upaya perbaikan pembelajaran. Penelitian siklus II ini dilakukan dengan rencana dan persiapan yang lebih matang dibandingkan dengan siklus I. Dengan adanya perbaikan-perbaikan dalam pembelajaran siklus II ini, hasil penelitian yang berupa nilai tes kemampuan menulis karangan narasi diharapkan mengalami peningkatan dari baik menjadi lebih baik lagi. Kriteria penilaian dalam siklus II ini masih tetap sama dengan siklus I yang meliputi tiga aspek penelitian, yaitu kemampuan siswa membuat dan menentukan topik karangan, kemampuan siswa menyusun kerangka karangan, dan kemampuan siswa mengembangkan kerangka karangan. Hasil tes kemampuan menulis karangan narasi dengan media gambar siklus II ditunjukkan pada tabel 11 berikut:

Tabel 11

Hasil Tes Menulis Narasi Siklus II NO. Persentase

Ketuntasan Frekuensi Bobot % Rerata Nilai

1. > 80 6 512 35% X = 1323 17 = 78 2. > 60-80 11 811 65% 3. > 40-60 - - 0% 4. > 20-40 - - 0% 5. ≤ 20 - - 0% Jumlah 17 1323 100%

Berdasarkan data siklus II pada tabel di atas, dapat diketahui hasil tes keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi dengan

media gambar. Nilai rata-rata siswa telah mencapai 78 dan nilai ini sudah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan nilai pada siklus I yang hanya mencapai rata-rata 62. Dengan demikian, secara keseluruhan keterampilan siswa menulis karangan narasi dengan media gambar sudah memenuhi target pencapaian nilai 70 dalam

Dokumen terkait