• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.7 Teknik Pengujian Instrumen

Menyebutkan tahapan daur hidup

hewan yang mengalami metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna

Pilihan ganda 2, 3, 4, 5, 7, 9, 11, 14, 15, 17, 18, 19

12 Menjelaskan tempat hidup

hewan yang mengalami metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna

Pilihan ganda 6, 8, 10

3 Menyebutkan cara pemeliharaan

terhadap hewan peliharaan, misalnya kucing, ayam, ikan

Pilihan ganda 12, 13, 2

Jumlah Soal 20

3.7 Teknik Pengujian Instrumen

Instrumen yang digunakan oleh peneliti daam penelitian ini meliputi soal evaluasi yang berupa pilihan ganda, angket yang berupa kuesioner motivasi, dan lembar observasi motivasi. Instrumen pembelajaran tersebut sebelum diterapkan dalam penelitian, terlebih dahulu diuji validitas dan reliabititasnya.

3.7.1 Validitas Instrumen Penelitian

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat kevalidan suatu instrumen (Suharmisi dan Arikunto 2009:168). Menurut Sugiyono (2010:348) suatu instrument itu dikatakan valid apabila instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pengujian validitas secara rasional dan empiris. Pengujian validitas tes rasional diperoleh dari hasil pemikiran secara logis. Instrumen dikatakan valid artinya instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Uji Validitas digunakan untuk menguji instrument yang nantinya akan berupa prestasi belajar. Uji validitas dilakukan dengan bantuan SPSS versi 16.0.

Penelitian ini menggunakan validitas tampilan (face validity), validitas konstruk (construct validity), dan validitas isi (content validity) (Margono, 2007:187).

1. Validitas tampilan (face validity) merupakan validitas yang melihat instrumen dari segi penampilan dan bentuk instrumen. Penampilan dan bentuk instrumen tersebut nampak pada format instrumen penelitian dan bahasa yang digunakan pada instrumen penelitian.

2. Validitas konstruk (construct validity) merupakan asumsi yang menunjuk kepada pemakaian alat ukur yang mengandung satu definisi operasional yang tepat dari suatu konsep teoritis .

3. Validitas isi (content validity) berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen dalam mengukur isi yang harus diukur. Dalam melakukan pengujian validitas

isi, peneliti me;ihat item soal yang sudah disusun sesuai dengan blueprint dan masing-masing indikator sesuai dengan indikator yang akan dicapai. Validitas isi dalam penelitian ini dilakukan melalui expert judgment oleh para ahli yaitu dosen, kepala sekolah, dan guru.

3.7.2 Validitas Soal

Uji validitas tes dihitung dengan cara mengkorelasikan antara nilai yang diperoleh dari setiap butir soal dengan keseluruhan yang diperoleh. Penentuan layak atau tidaknya suatu item yang digunakan biasanya dilakukan uji signifikansi koefisiensi korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total (Priyatno, 2010:90). Cara pengolahan data uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan SPSS 16.0.

Menurut Masidjo (1995:262) untuk menentukan suatu item tertentu valid atau tidak digunakan pedoman r tabel product moment. Suatu item instrumen dikatakan valid jika memiliki nilai korelasi lebih atau sama dengan koefisien corrected item to total correlation atau r hitung > r tabel, dengan dengan distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 (5%) dengan N berjumlah 33 maka r tabeladalah 0,344 dan untuk α = 0,01 (1%) dengan N berjumlah 33 maka r tabel adalah 0,442. Peneliti menggunakan α = 0,05 (5%). Koefisien korelasi ditentukan berdasarkan jumlah responden (N) dalam penelitian.

Hasil perhitungan uji validitas soal pada siklus I dan II di SD Kanisius Sengkan dengan jumlah responden (N) 33 siswa dan 20 soal per siklus dengan menggunakan SPSS 16.0 dapat dilihat pada lampiran. Hasil perhitungan uji validitas item soal pilihan ganda dengan membandingkan r hitung ≥ r tabel

diperoleh yaitu soal siklus I yang berjumlah 20 butir soal ditemukan 14 butir soal yang valid dan 6 butir soal tidak valid, sedangkan di siklus II yang berjumlah 20 soal ditemukan 18 butir soal yang valid dan 2 butir soal tidak valid. Secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel 3.7 dan 3.8 berikut ini

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus I No r hitung Taraf sig. 5% r tabel (n:33) Keputusan 1. 0,391 0,344 Valid 2. 0,406 0,344 Valid 3. 0,510 0,344 Valid

4. 0,052 0,344 Tidak Valid (Direvisi)

5. 0,389 0,344 Valid

6. 0,524 0,344 Valid

7. -,007 0,344 Tidak Valid (Direvisi)

8. 0,328 0,344 Valid

9. 0,362 0,344 Valid

10. 0,339 0,344 Valid

11. 0,397 0,344 Valid

12. 0,099 0,344 Tidak Valid (Direvisi) 13. 0,382 0,344 Valid

14. 0,092 0,344 Tidak Valid (Direvisi) 15. 0,259 0,344 Tidak Valid (Direvisi) 16. 0,327 0,344 Valid

17. 0,568 0,344 Valid 18. 0,358 0,344 Valid

19. 0,089 0,344 Tidak Valid (Direvisi)

20. 0,332 0,344 Valid

Berdasarkan tabel 3.7 dengan taraf signifikan (0,05) 5% soal yang valid pada nomor soal 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 16, 17, 18, dan 20. Peneliti menggunakan taraf signifikansi tersebut karena dengan taraf signifikansi (0,05) 5% sudah mampu mengukur kemampuan siswa.

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus II No r hitung Taraf sig. 5% r tabel (n:33) Keputusan 1. 0,673 0,344 Valid 2. 0,813 0,344 Valid 3. 0,418 0,344 Valid 4. 0,406 0,344 Valid 5. 0,405 0,344 Valid 6. 0,408 0,344 Valid 7. 0,503 0,344 Valid 8. 0,420 0,344 Valid

9. 0,271 0,344 Tidak Valid (Direvisi) 10. 0,165 0,344 Tidak Valid (Direvisi) 11. 0,335 0,344 Valid 12. 0,673 0,344 Valid 13. 0,813 0,344 Valid 14. 0,406 0,344 Valid 15. 0,419 0,344 Valid 16. 0,503 0,344 Valid 17. 0,494 0,344 Valid 18. 0,673 0,344 Valid 19. 0,813 0,344 Valid 20. 0,334 0,344 Valid

Berdasarkan tabel 3.8 dengan taraf signifikan (0,05) 5% soal yang valid pada nomor soal 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 dan 20. Peneliti menggunakan taraf signifikansi tersebut karena dengan taraf signifikansi (0,05) 5% sudah mampu mengukur kemampuan siswa.

3.7.3 Validitas Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran yang divalidasi yaitu Silabus, RPP, LKS, bahan ajar dan soal evaluasi. Validasi perangkat pembelajaran dilakukan melalui expert

judgement oleh para ahli yaitu dosen, kepala sekolah, dan guru. Validasi

perangkat pembelajaran dinilai berdasarkan skor Likert yang dikemukakan oleh Riduwan (2013:15) di bawah ini:

Tabel 3.9 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran

No Skor Kategori

1 0-20 Sangat kurang layak 2 21-40 Kurang layak 3 41-60 Cukup layak

4 61-80 Layak

5. 81-100 Sangat Layak

Perangkat pembelajaran yang sudah divalidasi oleh tiga ahli yaitu dosen, kepala sekolah, dan guru maka diperoleh hasil dalam tabel berikut:

Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran No Perangkat

pembelajaran Validator Hasil

1 Silabus Dosen IPA 65

Kepala Sekolah SD Kanisius Sengkan

80 Guru Kelas IV SD Kanisius

Sengkan

85

Rata-rata 76,66

2 RPP Dosen IPA 70,23

Kepala Sekolah SD Kanisius Sengkan

82,14 Guru Kelas IV SD Kanisius

Sengkan

89,28

Rata-rata 80,55

3 LKS Dosen IPA 67,85

Kepala Sekolah SD Kanisius Sengkan

78,57 Guru Kelas IV SD Kanisius

Sengkan

Rata-rata 80,94

4 Bahan ajar Dosen IPA 64,28

Kepala Sekolah SD Kanisius Sengkan

78,57 Guru Kelas IV SD Kanisius

Sengkan

96,42

Rata-rata 79,75

5 Soal evaluasi Dosen IPA 62,5

Kepala Sekolah SD Kanisius Sengkan

75 Guru Kelas IV SD Kanisius

Sengkan

78,12

Rata-rata 71,87

Jumlah total 389,77

Rata-rata total 77,95

Berdasarkan penilaian oleh 3 ahli yaitu dosen, kepala sekolah, dan guru diperoleh hasil skor rata-rata Silabus sebesar 76,66 dinyatakan dengan kriteria layak, skor rata-rata RPP 80,55 dinyatakan dengan kriteria layak, skor rata-rata LKS 80,94 dinyatakan dengan kriteria layak, skor rata-rata bahan ajar 79,75 dinyatakan dengan kriteria layak, dan skor rata-rata soal evaluasi 71,87 dinyatakan dengan kriteria layak.

Tabel 3.11

Hasil Perhitungan Validasi Instrumen Observasi Motivasi No Validator Komponen Penilaian Jumlah Nilai

1 2 3 4 5 6 1. Dosen 4 3 3 4 4 4 22 91,67 2. Kepala sekolah 4 3 3 4 4 4 22 91,67 3. Guru 4 4 3 4 4 4 23 95,83 Rata-Rata Hasil Validasi 3 Validator 93,05

Tabel 3.12

Hasil Perhitungan Validasi Kuesioner Motivasi

No Validator Komponen Penilaian Jumlah Nilai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1. Dosen 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 37 92,5 2. Kepala sekolah 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38 95 3. Guru 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 36 90 Rata-Rata Hasil Validasi 3 Validator 92,5

Berdasarkan data hasil validasi observasi dan kuesioner oleh tiga ahli didapatkan hasil dari validasi observasi dengan nilai rata-rata sebesar 93,05 dinyatakan dengan kriteria sangat baik, sedangkan hasil dari validasi kuesioner dengan nilai rata-rata 92,5 dinyatakan dengan kriteria sangat baik.

3.7.4 Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat di percaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukkan pada tingkat keandalan sesuatu. Artinya instrument tersebut diusahakan dapat mengungkapkan data yang dapat dipercaya (Suharmisi dan Arikunto 2009:171).

Dalam penelitian ini, reliabilitas ditempuh menggunakan teknik Alpha

Cronbach untuk penentuan penelitan instrumen dengan bantuan program SPSS

16. Dengan item yang valid akan dihitung dengan reliabitiasnya, sedangkan item soal yang tidak valid dihitung reliabitiasnya juga. Menurut Masidjo (1995:209). Besar koefisien korelasi yang dipakai dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.13 Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi Kualifikasi 0,91 – 1,00 Sangat Tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

0 – 0,20 Sangat Rendah

Setelah peneliti mengetahui hasil validitas soal yang sudah diujikan kepada siswa. Hasil uji reliabilitas soal evaluasi ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.14 Hasil Reliabilitas Statistik Siklus I

Tabel 3.15 Hasil Reliabilitas Statistik Siklus II

Dilihat dari kriteria koefisien korelasi, hasil perhitungan reliabilitas Siklus I menggunakan SPSS 16 diperoleh hasil 0,731 dan tergolong tinggi. Sedangkan hasil perhitungan uji reliabilitas pada Siklus II diperoleh hasil 0,877 dan tergolong tinggi. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .678 .731 15 Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .731 .877 19

3.7.5 Indeks Kesukaran

Surapranata (2004: 21) menyatakan bahwa kesukaran item dibedakan menjadi tiga kategori pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.16 Kategori Indeks Kesukaran

Rumus: IK =

Keterangan:

IK : Indeks Kesukaran N : Jumlah peserta tes

B : Jumlah jawaban benar yang diperoleh siswa dari suatu item Skor maksimal : Besarnya skor yang dituntut oleh jawaban besar dari suatu sistem

Tabel 3.17 Indeks Kesukaran Siklus I No. Soal Nilai IK Kategori

1. 0,7 Sedang 2. 0,7 Sedang 3. 0,6 Sedang 4. 0,6 Sedang 5. 0,8 Mudah 6. 0,6 Sedang 7. 0,7 Sedang 8. 0,8 Mudah 9. 0,6 Sedang 10. 0,5 Sedang 11. 0,7 Sedang 12. 0,4 Sedang 13. 0,6 Sedang 14. 0,7 Sedang 15. 0,5 Sedang Nilai IK Kategori IK < 0,3 sukar 0,3 ≤ IK ≤ 0,7 sedang IK > 0,7 mudah

16. 0,6 Sedang

17. 0,7 Sedang

18. 0,4 Sedang

19. 0,7 Sedang

20. 0,6 Sedang

Berdasarkan tabel indeks kesukaran di atas ada 2 soal dengan kategori mudah yaitu nomor 5 dan 8. Soal dengan kategori sedang ada 18 soal yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, dan 20.

Tabel 3.18 Indeks Kesukaran Siklus II No. Soal Nilai IK Kategori

1. 0,6 Sedang 2. 0,7 Sedang 3. 0,5 Sedang 4. 0,7 Sedang 5. 0,7 Sedang 6. 0,5 Sedang 7. 0,7 Sedang 8. 0,6 Sedang 9. 0,7 Sedang 10. 0,6 Sedang 11. 0,7 Sedang 12. 0,7 Sedang 13. 0,7 Sedang 14. 0,7 Sedang 15. 0,6 Sedang 16. 0,5 Sedang 17. 0,6 Sedang 18. 0,7 Sedang 19. 0,7 Sedang 20. 0,7 Sedang

Berdasarkan tabel indeks kesukaran di atas soal dari nomor 1 sampai 20 dalam kategori sedang.

Dokumen terkait