• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I: PENDAHULUAN

1.7 Metode Penelitian

1.7.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan empat teknik yaitu : observasi, wawancara, kepustakaan, dan dokumentasi.

1.7.3.1 Observasi

Sutrisno Hadi via Sugiyono (1999 :139) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik Pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi (1) participant observation (observasi berperan serta) yaitu peneliti terlibat dengan kegiatan sehari- hari orang yang sedang diamati atau yang

digunakan sebagai sumber data penelitian, (2) non participant observation (observasi nonpartisipan) yaitu peneliti tidak terlibat dan ha nya sebagai pengamat

independent (Sugiyono, 1999 :139).

Dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi (1) observasi terstruktur yaitu observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, di mana tempatnya. Jadi observasi

terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel yang akan diamati, (2) observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati (Sugiyono, 1999: 140).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi terstruktur, observasi yang telah dirancang secara sistematis, karena penulis sudah mengetahui tentang apa yang akan diamati dan di mana tempatnya yaitu mengamati proses ritual, pandangan masyarakat tentang upacara sadranan yang dilaksanakan di Padukuhan Kalibulus serta makna, fungsi upacara sadranan. Dalam penelitian ini digunakan observasi non partisipan yaitu hanya dengan mengamati masyarakat Padukuhan Kalibulus, sehingga peneliti dapat memperoleh gambaran yang lebih objektif tentang masalah yang diselidikinya. Mendapatkan gambaran tentang upacara tradisi sadranan, memudahkan peneliti membaca situasi dan keadaan masyarakat Kalibulus, sehingga akan memudahkan peneliti untuk diterima oleh masyarakat setempat.

1.7.3.2 Wawancara

Wawancara merupakan proses pencarian yang mendalam tentang diri subjek. Wawancara dapat dilakukan dalam bentuk yang bervariasai. Yang paling umum dilakukan adalah wawancara individual yang dilakukan berhadap-hadapan antara pewawancara dan yang diwawancarai. Tetapi wawancara juga bisa dilakukan dalam kelompok, dalam bentuk angket atau lewat telepon. Wawancara

dapat dilaksanakan secara terstruktur, semi terstruktur, dan tidak terstruktur (Kuntjara, 2006 67).

Wawancara atau interview ini dilakukan dengan para informan yang dianggap mampu memberikan penjelasan tentang upacara sadranan di Padukuhan Kalibulus. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan dengan wawancara individual yaitu dengan mewawancarai narasumber secara langsung yang dianggap mampu memberikan penjelasan upacara tradisi sadranan tentang proses ritual, pandanga n masyarakat Padukuhan Kalibulus tentang upacara tradisi sadranan serta makna, fungsi upacara sadranan. Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai juru kunci, modin, tokoh masyarakat, kaum, remaja dan masyarakat Padukuhan Kalibulus.

1.7.3.2.1 Narasumber dan Responden

Dalam mengkaji tentang pandangan masyarakat mengenai upacara sadranan yang selalu dilaksanakan setiap setahun sekali, digunakan sumber data hasil wawancara dengan Narasumber a) juru kunci makam Padukuhan Kalibulus bapak Prapto Diharjo, b) bapak Heri Barnadi yaitu modin Padukuhan Kalibulus, c) Ketua RT 02 Padukuhan Kalibulus bapak Supriharsana, d) Tokoh masyarakat Padukuhan Kalibulus yaitu bapak Aris Sunarto dan bapak Mawardi, dan Responden dari a) remaja Padukuhan Kalibulus yaitu mas Wawan serta ibu-ibu warga masyarakat Padukuhan Kalibulus yaitu b) ibu Sri dan c) ibu Mulyani.

1.7.3.2.2 Alasan

Dalam penelitian ini penulis hanya mengambil beberapa pandangan masyarakat Padukuhan Kalibulus tentang upacara sadranan karena pendapat mereka sudah cukup mewakili pandangan masyarakat Padukuhan Kalibulus. Sebagai juru kunci, bapak Prapto merupakan orang yang mengetahui tentang seluk beluk makam yang selalu digunakan untuk pelaksanaan upacara sadranan di Padukuhan Kalibulus. Bapak Heri Barnadi sebagai modin adalah orang yang dalam setiap pelaksanaan upacara sadranan yang diadakan setiap satu tahun sekali, selalu ikut serta untuk memimpin ritual doa. Bapak Supriharsana, sebagai ketua RT 02 di Padukuhan Kalibulus selalu ikut berperan serta membantu kelancaran jalannya pelaksanaan upacara sadranan dan juga merupakan bagian dari warga masyarakat Padukuhan Kalibulus. Bapak Aris Sunarto dan bapak Mawardi selain sebagai bagian dari warga masyarakat Padukuhan Kalibulus, beliau juga sebagai tokoh masyarakat di Padukuhan Kalibulus, orang-orang yang menjadi panutan bagi warga masyarakat Padukuhan Kalibulus serta yang mengetahui perihal atau segala sesuatu tentang upacara sadranan yang dilaksanakan di Padukuhan Kalibulus. Ibu Sri dan ibu Mulyani serta mas Wawan sebagai wakil dari remaja merupakan bagian dari warga masyarakat dan peserta upacara sadranan di Padukuhan Kalibulus.

1.7.3.3 Kepustakaan

Guna melengkapi data yag diperoleh dari lapangan maka perlu diadakan penelitian kepustakaan. Penelitian kepustakaan ini dimaksudkan untuk lebih

memperkaya data yang mungkin tidak sempat diperoleh dalam penelitian lapangan. Dengan demikian data-data yang diperoleh akan lebih dapat dipertanggungjawabkan (Maharkesti dkk, 1988/1989: 6).

Metode kepustakaan adalah mencari data mengenai hal- hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya (Arikunto, 1993:234). Pelaksanaan teknik ini yaitu menelaah pustaka yang ada kaitannya dengan objek penelitian. Teknik kepustakaan dipergunakan untuk mendapatkan data yang konkret. Metode kepustakaan diperoleh dengan teknik catat yaitu mencatat data yang berasal dari buku-buku, artikel di situs-situs internet yang membahas tentang upacara sadranan.

1.7.3.4 Dokumentasi

Dokumentasi adalah semua tulisan yang dikumpulkan dan disimpan, yang dapat digunakan bila diperlukan, juga gambar atau foto. Mendokumentasikan adalah mengatur dan menyimpan tulisan atau gambar dan foto sebagai dokumen (KUBI, 1994: 354).

Peralatan video rekaman juga bisa digunakan agar apa yang terjadi selama wawancara terekam dan dapat dilihat kembali oleh peneliti di kemudian hari (Kuntjara, 2006 : 72). Untuk melengkapi data digunakan teknik dokumentasi yang berfungsi sebagai alat untuk merekam informasi dalam bentuk lisan serta

mendapatkan gambar objek ke dalam bentuk foto dan rekaman video. Dalam penelitian ini digunakan kamera untuk mengambil gambar objek ke dalam

bentuk foto dan alat perekam gambar (handycam) untuk merekam proses upacara sadranan di Padukuhan Kalibulus.

Dokumen terkait