• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan penelitian lapangan sebagai suatu upaya untuk memperoleh data primer. Selain itu penelitian dari berbagai sumber lainnya seperti buku-buku dan jurnal ilmiiah yang memuat teori-teori yang mendukung penelitian ini, dokumentasi, catatan, atau laporan dari lembaga tertentu (Satpol PP kota Medan) merupakan upaya untuk memperoleh data sekunder dalam penelitian ini.

Data Primer

Data primer dalam penelitian ini dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:

1. Wawancara Mendalam (in-depth interview)

Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan. Materi wawancara adalah tema yang ditanyakan kepada informan, berkisar antara masalah atau tujuan penelitian. Metode wawancara mendalam (in-depth interview) adalah sama seperti metode wawancara lainnya, hanya peran pewawancara, tujuan wawancara, peran informan dan cara melakukan wawancara yang berbeda dengan wawancara pada umumnya. Sesuatu yang amat berbeda dengan metode wawancara lainnya adalah bahwa wawancara mendalam dilakukan berkali-kali dan membutuhkan waktu yang lama bersama informan di lokasi penelitian, hal mana kondisi ini tidak pernah terjadi pada wawancara pada umumnya. (Burhan, 2008:108)

2. Observasi atau Pengamatan

Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data dimana peneliti melihat dan mengamati secara visual sehingga validitas data sangat tergantung pada kemampuan observer. (Basrowi&Suandi, 2008:94) Menurut Burns (1990) observasi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. Dengan observasi peneliti dapat mendokumentasikan dan merefleksi secara sistematis terhadap kegiatan dan interaksi subjek penelitian. (dalam Basrowi&Suandi, 2008:93) Suatu kegiatan pengamatan baru dikategorikan sebagai kegiatan pengumpulan data penelitian apabila memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Pengamatan digunakan dalam penelitian dan telah direncanakan secara terus serius.

b. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian.

c. Pengamatan dicatat secara sistematik dan dihubungkan dengan proporsisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu yang hanya menarik perhatian.

d. Pengamatan dapat dicek dan dikontrol mengenai keabsahannya (dalam Burhan, 2008:115)

Peneliti akan melakukan pengamatan (observasi) tentang kegiatan yang dilakukan oleh subjek penelitian (informan) guna mendapatkan data primer yang dibutuhkan dalam penelitian.

Data Sekunder 1. Studi Kepustakaan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan studi kepustakaan yaitu dengan mencari, mengumpulkan dan membaca literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Literatur yang digunakan peneliti adalah literatur yang berkaitan dengan komunikasi, strategi komunikasi, komunikasi kelompok, komunikasi antarpribadi, dan negosiasi. 2. Dokumentasi

Penggunaan data dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan data-data tentang berbagai hal yang berhubungan dengan penelitian.

3.5.1 Penentuan Informan

Penentuan jumlah subjek penelitian atau informan ini dilakukan dengan menggunakan Snowball Sampling Technique. Snowball Sampling Technique merupakan cara yang efektif untuk membangun kerangka pengambilang sampel yang mendalam, dalam populasi yang relatif kecil. Dalam penelitian ini peneliti menentukan satu atau lebih individu atau informan kunci dan meminta dia atau mereka menyebutkan orang-orang lain yang nantinya dapat dijadikan informan (subjek penelitian).

Peneliti telah menentukan kriteria tertentu sebagai dasar penetapan informan dalam penelitian ini, yaitu dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 1.3 Kriteria Penentuan Informan

3.5.2 Keabsahan Data

Penelitian kualitatif menghadapi persoalan penting mengenai pengujian keabsahan hasil penelitian. Banyak hasil penelitian kualititaif diragukan kebenarannya karena beberapa hal : (1) Subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif. (2) Alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi (apapun bentuknya) mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol (dalam observasi partisipasi). (3) Sumber data yang kurang credible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian. (Burhan, 2008 :253-254)

Sehubungan dengan itu, Moleong mencoba membangun teknik pengujian keabsahan data yang ia beri nama teknik pemeriksaan, yaitu:

1. Perpanjangan Keikutsertaan

Kehadiran peneliti dalam setiap tahap penelitian kualitatif membantu peneliti untuk memahami semua data yang dihimpun dama penelitian. Karena itu, peneliti kualitatif adalah peneliti yang memiliki waktu yang lama bersama dengan informan di lapangan bahkan sampai kejenuhan data tercapai. Apa bila peneliti lama di lapangan, maka ia akan membatasi; (1) gangguan dari No Subjek Penelitian

(Informan)

Kriteria Subjek Penelitian (Informan)

1 Pedagang Kaki Lima

Pedagang Kaki Lima yang berjualan di sepanjang jalan Dr. Mansyur, Pintu I sampai IV Universitas Sumatra Utara (depan komplek USU).

Sudah berjualan lebih dari 6 bulan di depan komplek USU.

Pernah ditertibkan oleh Satpol PP kota Medan selama berjualan di depan komplek USU.

2 Kepala Satpol PP kota Medan dan Anggota

Pernah ikut menertibkan Pedagang Kaki Lima yang berjualan di sepanjang jalan Dr. Mansyur, Pintu I sampai IV Universitas Sumatra Utara (depan komplek USU).

Memahami alasan pemerintah kota Medan melakukan penertiban.

dampak peneliti pada konteks; (2) kekeliruan (biases) peneliti; (3) mengkonpensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak biasa

atau pengaruh sesaat.

2. Menemukan Siklus Kesamaan Data

Ketika peneliti mengatakan bahwa setiap hari ia menemukan data baru, maka artinya ia masih terus bekerja untuk menemukan data lainnya karena informasi yang ingin diperolehnya masih banyak. Akan tetapi suatu hari ia menemukan informasi yang sama yang pernah didapatkan, begitu pula hari-hari berikutnya, maka ia harus melakukan langkah akhir yaitu menguji keabsahan data penelitiannya dengan informasi yang baru saja ia peroleh dan apabila tetap sama maka ia telah menemukan siklus kesamaan data atau dengan kata lain ia sudah berada di penghujung aktivitas penelitiannya. 3. Ketekunan Mengamati

Pengamatan bukanlah suatu teknik pengumpulan data yang hanya mengandalkan kemampuan pancaindra, namun justru menggunakan semua pancaindra termasuk adalah pendengaran, perasaan, dan insting peneliti. Dengan meningkatkan ketekunan pengamatan di lapangan maka, maka derajat kebasahan data telah ditingkatkan pula.

4. Triangulasi Penelitian, Metode, Teori dan Sumber Data

Salah satu cara paling penting dalam menguji dan mudah dalam uji keabsahan data adalah dengan melakukan triangulasi penelitian, metode, teori, dan sumber data. (dalam Burhan, 2008:254-256)

Dokumen terkait