• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

D. Teknik Sampling

Dalam penelitian kualitatif, untuk mendapatkan d ata yang lengkap digunakan te knik sampling (cuplikan). Cuplikan berkaitan dengan pemb atasan jumlah dan jenis dari su mber data yang akan digunakan dalam p enelitian. Pemikiran mengenai cuplikan ini hampir tidak bisa dihindari oleh peneliti dalam pelaksanaan penelitiannya, mengingat adanya beragam keterbatasan yang dihadapi peneliti.

Teknik samp ling adalah cara untuk menentukan sampel yang ju mlahnya sesuai dengan uku ran samp el yang akan dijad ikan sumber d ata seb enarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan pen yebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif atau benar-benar mewakili populasi (Hadari Nawawi, 1995: 152). Teknik cup likan (sampling) cend erung menggunakan teknik cuplika n yang bersifat selektif dengan menggunakan pertimbangan konsep teoritis yang digunakan, keingintahuan pribadi peneliti, karakteristik empiris dan lain-la in. Oleh karena itu cuplikan yang akan digunaka n dalam penelitian ini bersifat

Purposive Sampling (sampel bertuju an), dengan kecenderungan peneliti u ntu k

mendapatkan data yang memilliki kebenaran dan pengetahu an yang dapat dip ertanggung jawabkan secara empiris.

Selain Purposive Sampling juga digunakan Snowball Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awal yaitu jumlahnya sedikit, lama kelamaan me njadi banyak. Info rman awal d ipilih secara p urposive, yang menguasai permasalahan yang diteliti, sehingga jumlah informan semakin berkembang (Su giyo no, 2005: 54).

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Mohammad Nazir (1988: 211), teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubu ngan antara metod e p engumpulan data dengan masalah peneliti yang ingin dipecahkan. Teknik pengumpu lan d ata merupakan suatu langkah yang digunakan untu k memperoleh data sesuai dengan apa yang diharapkan. Teknik pengumpulan data meliputi:

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengaju kan pertanyaan dan yang diwawancara yang memberikan jawaban. Wawancara bertujuan untu k mendapatkan keterangan dan meminta pend apat dari pihak yang dijadikan seb agai info rman, serta untuk lebih memahami ob yek penelitian secara cermat dan akurat, sehingga d iperoleh kesempurnaan data dan hasil penelitian yang bersifat obyektif (Koentjaraningrat, 1983: 128). Kelebiha n dari wawancara yaitu penelitian bisa kontak langsung d engan responden sehingga d apat mengungkapkan jawaban secara lebih bebas d an mendalam (Nana Sudjana d an Ibrahim 1989: 102).

Teknik wawancara ada tiga yaitu wawancara terbuka, wawancara terstruktur dan wawancara berencana dan tak berencana. Wawancara terbuka karena dalam wawancara tersebut para sub yekn ya mengetahui maksu d dan tujuan dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaran ya menetapkan sendiri masalah d an pertanyaan yang akan diaju kan dan disusun dalam pedoman wawancara. Wawancara

berencana dilakukan terhadap info rman yang diseleksi dan para info rman berada dalam waktu dan tempat yang sama atau disebut wawancara formal, sedangkan wawancara tidak b erencana dilakukan dengan orang yang peneliti jumpai secara kebetu lan dalam waktu dan tempat yang tid ak ditentu kan atau disebut wawancara non fo rmal. Dalam p enelitian ini metod e wawancara yang digunakan o leh peneliti ad alah wawancara terbuka d an wawancara tid ak b erencana. Proses wawancara dalam penelitan ini peneliti mewawancarai d alang, anggota keluarga pemilik Wayang Beber, calon d alang yang baru dan tokoh masyarakat.

Dalam melaksanakan wawancara, melibatkan beberapa tahapan yang memerlukan perhatian karena untuk mendapatkan d ata yang sesuai d engan kebutuhan perlengkap an dan pendalaman (HB.Su topo, 2002 : 60 ). Tahapan tersebut meliputi:

1. Penentuan siapa yang akan diwawancarai.

Peneliti harus bisa mewawancarai informan yang memang memiliki info rmasi yang benar, lengkap, dan mendalam. Oleh karena itu sejak awal peneliti perlu memilih dan menentukan informan yang dianggap tep at, dan menentukan kapan, serta dimana wawancara akan dilaku kan.

2. Persiapan wawancara.

Persiapan wawancara ini merupakan tugas peneliti yang kenyataannya sering dilupakan karena tidak dianggap penting. Selain itu pene liti juga perlu membu at rencana mengenai jenis informasi apa saja yang akan d igali. Beragam info rmasi yang akan digali dalam menghadap i seseorang yang akan diwawancarai, perlu disiapkan d alam bentuk tertu lis.

3. Langkah awal.

Pada saat pertemuan dengan informan, peneliti perlu benar-benar memahami konteksn ya agar suasana wawancara bisa berjalan lancar. Oleh karena itu peneliti perlu menjalin keakraban dengan informan yang dihadapin ya, dan memberikan kesempatan pad a informan untu k mengorganisasikan apa yang ada dalam pikirann ya, sehingga benar-benar terjadi su asana yang santai.

4. Cara agar wawancara bersifat produktif.

Irama wawancara perlu di u sahakan d ijaga supaya tetap santai dan lancar. Peneliti jangan banyak memotong p embicaraan, d an beru saha menjad i pendengar yang baik tetapi kritis. Peneliti jangan banyak b icara supaya bisa belajar leb ih banyak dalam kelancaran p rosesn ya. Disini peneliti tetap menjaga pembicaraan agar semakin terfokus dan mendalam, d an mamp u mengungkap hal-hal yang agak berulang demi pendalamannya, selama tidak mengganggu kelancaran pembicaraan informannya.

5. Penghentian wawancara dan mendapatkan simpulan.

Peneliti perlu memahami kondisi pelaksanaan wawancara dengan produ ktivitasnya.

2. Observasi

Observasi dap at dilakukan secara formal maupun informal dan tidak hanya sekali saja. Data observasi b iasanya berup a deskrip si yang faktu al cermat terinci mengenai kead aan lapangan kegiatan manusia d an situ asi sosial. Dalam penelitian ini akan dilakukan dengan cara formal dan informal untu k mengamati kegiatan pokok. Peneliti akan mendapatkan d ata dari sumb er berupa tempat atau lokasi serta gambar d an juga peristiwa dengan observasi. Observasi dap at memudahka n bagi peneliti untuk mendapatkan data secara mendalam, sebab peneliti sudah melihat sendiri bagaimana keadaan ob yek terseb ut.

Dengan d emikian observasi merupakan metode pengumpu lan data yang sangat penting d alam suatu penelitian. Data yang dip eroleh dari ob servasi merupakan hasil pengamatan/p enyelid ikan yang dilakukan secara sistematis terhadap kegiatan yang terjadi.

3. Analisis Dokumen

Untuk memperjelas dari wawancara dan o bservasi dilakukan teknik pengumpulan data dengan do kumentasi. Dokumen ad alah setiap b ahan yang tertulis ataupun lisan. Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan dan mengumpulkan data yang bersumb er d ari arsip dan dokumen pribad i dan dokumen resmi. Dokumen p ribad i adalah catatan atau karangan secara tertulis

tentang tind akan, pengalaman, d an kepercayaan. Doku men resmi b anya k terkumpul di instansi pemerintah, lembaga, dan kantor.

Analisis do kumen ini dilakukan untu k mengumpulkan data-data dari arsip tertulis yang relevan dengan Waya ng Beb er. Di samping itu juga untu k mengetahui seluk beluk sejarah munculn ya Wa yang Beb er di P acitan.

Dokumen terkait