Teknik supervisi merupakan cara yang ditempuh guna mencapai tujuan tertentu, baik terkait penyelesaian masalah pembelajaran, masalah dalam mengembangkan kualitas pembelajaran, maupun masalah-masalah lain yang berhubungan dengan keberhasilan kegiata belajar mengajar (Aedi, 2008). Dalam konteks merdeka belajar, teknik supervisi dapat didefinisikan sebagai metode yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan supervisi yang berkaitan dengan hambatan-hambatan dalam pelaksanaan merdeka belajar maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan keberhasilan pembelajaran dalam konsep merdeka belajar.
Teknik supervisi merdeka belajar dibagi menjadi dua, dengan didasarkan pada teknik supervisi secara umum yang dikemukakan oleh (Prasojo, 2020), yaitu:
teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok.
1. Teknik supervisi Individu
Teknik individu merupakan metode pelaksanaan supervisi yang digunakan supervisor kepada pribadi-pribadi guru guna meningkatkan kualitas pengajaran di sekolah (Sahertian, 2008). Teknik individu ini dilakukan apabila masalah yang dihadapi oleh guru bersifat pribadi, tidak sama dengan yang dihadapi oleh guru lain, serta bisa jadi masalah yang dihadapi guru bersifat khusus atau rahasia.
Teknik supervisi individual yang dapat digunakan dalam pelaksanaan supervisi, antara lain:
a. Teknik kunjungan kelas
Teknik kunjungan kelas merupakan teknik supervisi yang dilaksanakan dengan cara supervisor melakukan kunjungan ke dalam suatu kelas pada saat guru sedang mengajar, baik dilaksanakan secara langsung (ikut serta dalam kegiatan pembelajaran), maupun tidak langsung (hanya mengamati). Tujuan dari teknik ini adalah, guna mengetahui dan membantu guru dalam menghadapi kesulitan/masalah selama kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Dengan adanya kunjungan kelas, supervisor dapat mengetahui keadaan serta masalah yang dihadapi secara riil/nyata, sehingga nantinya dapat dicari pemecahan masalah atas kesulitan/masalah yang dihadapi oleh guru.
b. Percakapan pribadi
Percakapan pribadi dilaksanakan oleh guru dan supervisor dengan pertemuan pribadi yang dilakukan oleh keduanya. Percakapan pribadi ini dapat dilakukan baik setelah kegiatan observasi supervisor kepada guru dilaksanakan, maupun atas permintaan guru sendiri. Dalam percakapan pribadi, akan dibahas mengenai keluhan-keluhan yang dihadapi oleh guru, sehingga dapat dicari penyelesaian masalahnya secara berasama. Dalam percakapan ini, supervisor harus dapat mengemukakan apa kelebihan serta kekurangan dari guru, berdasarkan hasil observasinya, kemudian memberi dorongan/motivasi kepada guru agar dapat mempertahankan/ lebih meningkatkan kinerjanya.
c. Evaluasi Pribadi
Evaluasi pribadi dilakukan oleh guru secara individu, biasanya dengan mebandingkan hasil kinerja dengan tujuan yang hendak diapai. Evaluasi pribadi juga bisa dilaksanakan dengan membuat daftar pertanyaan yang diberikan kepada siswa terkait pandangan siswa terhadap proses belajar mengajar yang selama ini sudah dijalankan. Hasil dari evaluasi ini, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan guna meningkatkan kinerja, karena akan diketahui apa-apa saja yang kurang dari proses pembelajaran yang sudah berlangsung, sehingga dapat diketahui masalah apa yang harus segera dicaritahu solusinya. Pemecahan dari masalah yang ditemukan, dapat dilakukan sendiri oleh guru, dan apabila guru merasa kesulitan dapat melakukan percakapan pribadi dengan supervisor guna meminta saran/pendapat pemecahan masalah.
2. Teknik supervisi kelompok
Teknik supervisi kelompok merupakan metode supervisi yang dilaksanakan guna membina guru secara bersama-sama yang dilaksanakan guru bersama dengan sejumlah guru dalam satu kelompok (Sahertian, 2008). Teknik ini, digunakan apabila guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar memiliki kendala yang sama dengan yang dihadapi oleh guru lain. Misalnya kesuliatan dalam pembuatan RPP yang disederhanakan (kebijakan baru), penggunaan metode-metode atau media dalam pelaksanaan pembelajaran merdeka belajar, dan sebagainya.
Teknik supervisi kelompok yang dapat digunakan dalam pelaksanaan supervisi, antara lain:
1. Rapat sekolah
Rapat sekolah yang dihadiri oleh guru maupun staf merupakan teknik supervisi kelompok yang dilakukan untuk membicarakan proses pembelajarann serta upaya meningkatkan profesionalisme guru. (Pidarta, 2009) mengemukakan tujuan diadakannya supervisi ini adalah untuk:
a. Menyatukan pendapat serta pandangan dari para guru tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam mencapai tujuan pendidikan.
b. Memberikan motivasi kepada guru untuk melaksanakan tugasnya dengan baik serta dapat mengembangkan diri secara maksimal c. Mencari alternatif metode pembelajaran yang baik guna
pencapaian tujuan
d. Bertukar informasi satu sama lain seputar kegiatan pembelajaran, meliputi metode, pemecahan masalah, media dan sebagainya.
2. Orientasi guru baru
Orientasi guru baru, dilakukan guna memperkenalkan serta memperkaya pengalaman dengan bertukar pengalaman satu sama lain, serta untuk memberikan informasi mengenai lingkungan sekolah bagi guru baru. Namun, dalam konteks kebijakan baru merdeka belajar, kegiatan orientasi tidak hanya dilakukan bagi guru baru saja, karena semua guru juga dirasa masih awam dengan kebijakan baru ini, sehingga baik guru baru maupun guru lama dapat saling bertukar pikiran menganai konsep baru dalam dunia pendidikan ini, sehingga diharapkan dapat mendapatkan alternatif-alternatif terbaik dalam pelaksanaan pembelajaran merdeka belajar ini.
3. MGMP
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) merupakan kegiatan perkumupulan guru yang mengajar mata pelajaran serupa dengan adanya pengawasan dari supervisor dengan tujuan apa yang dibahas didalamnya tidak keluar dari topik pembelajaran. Topik yang dibahas dalam musyawarah ini, disepakati terlebih dahulu sebleumnya, biasanya mengenai penyususnan RPP, yang didalamnya membahas mengenai materi, metode, media serta penilaian.
MGMP, dilakukan dengan tujuan:
a. Meningkatkan kualitas penguasaan materi, serta kualitas dalam menyampaikan materi pembelajaran
b. Memberikan kemudahan bagi guru, terkait bantuan dalam pemecahan masalah dala kegiatan pembelajaran
c. Sebagai ajang bertukar pikiran atar sesama guru mata pelajaran.
4. Diskusi
Diskusi, merupakan kegiatan yang serupa dengan rapat sekolah. Namun, dalam konteksnya, diskusi lebih bersifat informal, dapat dilaksanakan kapan saja dengan siapa saja. Kegiatan diskusi merupakan ajang bertukar pikiran, baik perihal masalah yang dihadapi maupun guna mengembangkan keterampilan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Melalui teknik ini, supervisor dapat membantu guru untuk saling mengetahui, memahami, serta mendalami suatu permasalahan yang dihadapi.
5. Workshop
Workshop, merupakan kegiatan belajar kelompok yang dilakukan oleh para guru, dengan mendatangkan narasumber ahli sebagai pembicara. Hasil akhir dari kegiatan workshop berupa keterampilan baru bagi guru guna mengambangkan kemampuan melaksanakan pembelajaran serta kemampuan mengatasi berbagai masalah yang timbul dalam kegiatan pembelajaran.
PENDEKATAN SUPERVISI SAINTIFIK, ARTISTIK, DAN KLINIK