• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Batu Kasar di Permukaan (b)

2.5. Analisis Kemampuan Lahan dengan Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan suatu sistem yang Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan suatu sistem yang

4.2.5. Tekstur Tanah

Tekstur tanah adalah perbandingan relatif (dalam bentuk persentase) fraksi pasir, debu, dan liat. Partikel-partikel pasir memiliki luas permukaan yang kecil dibandingkan debu dan liat tetapi ukurannya besar. Semakin banyak ruang pori diantara partikel tanah semakin dapat memperlancar gerakan udara dan air. Tanah yang memiliki kemampuan besar dalam memegang air adalah liat (Hanafiah, 2005 dalam Siregar dkk 2013). Tekstur tanah diukur dengan analisis laboratorium menggunakan metode pipet. Hasil analisis laboratorium, tekstur tanah di lokasi penelitian seperti terdapat di Tabel 22.

Tabel 22. Hasil Analisis Tekstur Tanah

SPL % % %

Jenis Tekstur Kriteria Pasir Debu Liat

Menurut Hardjowigeno (2007), kelas tekstur tanah menunjukkan perbandingan butir-butir pasir (0,005 mm - 2 mm), debu (0,002 mm - 0,005 mm), dan liat (< 0,002 mm) di dalam fraksi tanah halus. Tekstur menentukan tata air,

35

tata udara, kemudahan pengelolaan dan struktur tanah. Penyusun tekstur tanah berkaitan erat dengan kemampuan memberikan zat hara untuk tanaman, kelengasan tanah, perkembangan akar tanaman, dan pengelolaan tanah.

Berdasarkan persentase perbandingan fraksi ± fraksi tanah, maka tekstur tanah dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu halus, sedang, dan kasar. Makin halus tekstur tanah mengakibatkan kualitas tanah semakin menurun karena berkurangnya kemampuan tanah dalam menghisap air. Tekstur tanah yang paling peka terhadap erosi adalah debu dan pasir sangat halus. Oleh karena itu, makin tinggi kandungan debu dalam tanah maka tanah makin peka terhadap erosi dan mempengaruhi kepekaan erosi tanah (Sitohang dkk, 2013). Analisis tekstur dilakukan dengan perhitungan persentase dari pasir, debu dan liat dilakukan dengan menggunakan segitiga tekstur USDA.

Dari hasil analisis tekstur tanah didapatkan jenis tekstur tanah berupa lempung liat berdebu, liat berdebu dan liat. Sifat dari masing-masing fraksi menurut Islami dan Utomo (1995) bahwa tanah bertekstur pasir yaitu tanah dengan kandungan pasir >70%, porositasnya rendah (<40%), sebagian ruang pori berukuran besar sehingga aerasinya baik, daya hantar air cepat, tetapi kemampuan menyimpan zat hara rendah. Tanah pasir mudah diolah, sehingga juga disebut tanah ringan. Tanah disebut bertekstur berliat jika liatnya >35% kemampuan menyimpan air dan hara tanaman tinggi. Air yang ada diserap dengan energi yang tinggi, sehingga liat sulit dilepaskan terutama bila kering sehingga kurang tersedia untuk tanaman. Tanah liat juga disebut tanah berat karena sulit diolah. Tanah berlempung merupakan tanah dengan proporsi pasir, debu, dan liat sedemikian rupa sehingga sifatnya berada diantara tanah berpasir dan berliat. Jadi aerasi dan tata udara serta udara cukup baik, kemampuan menyimpan dan menyediakan air untuk tanaman tinggi.

4.2.6. Permeabilitas

Permeabilitas adalah kualitas tanah untuk meloloskan air atau udara yang diukur berdasarkan besarnya aliran melalui satuan tanah yang telah dijenuhi terlebih dahulu per satuan waktu tertentu (Susanto, 1994 dalam Siregar dkk 2013). Menurut Rohmat (2010) bahwa permeabilitas tanah adalah kemampuan tanah untuk meloloskan atau melewatkan air. Permeabilitas tanah juga merupakan

36

suatu kesatuan yang meliputi infiltrasi tanah dan bermanfaat sebagai permudahan dalam pengolahan tanah. Tanah dengan permeabilitas tinggi dapat menaikkan laju infiltrasi sehingga menurunkan laju air larian. Hasil pengamatan lapang dan analisis laboratorium terdapat di Tabel 23.

Tabel 23. Hasil Analisis Permeabilitas

SPL Permebilitas Deskripsi

2 45 cm/jam Cepat

3 18 cm/jam Cepat

4 52.62 cm/jam Cepat

5 51 cm/jam Cepat

Sumber: Analisis Data

Dari hasil analisis laboratorium didapatkan hasil permeabilitas yang cepat di semua titik. Hal ini tidak sesuai jika didasarkan pada jenis tekstur tanahnya.

Menurut Hanafiah 2005 (dalam Siregar dkk, 2013) bahwa tekstur sangat mempengaruhi permeabilitas tanah. Hal ini dikarenakan permeabilitas itu adalah melewati tekstur tanah. Misalnya tanah yang bertekstur pasir mudah melewatkan air dalam tanah. Hal ini terkait dengan pengaruh tekstur terhadap proporsi bahan koloidal, ruang pori dan luas permukaan adsorbsi, yang semakin halus teksturnya akan makin banyak, sehingga makin besar kapasitas simpan airnya, hasilnya berupa peningkatan kadar dan ketersediaan air tanah.

Berat isi tanah adalah perbandingan antara massa tanah dengan kerapatan atau volume partikel ditambah dengan ruang pori diantaranya. Nilai berat isi suatu tanah berubah-ubah, tergantung kondisi struktur tanah, terutama dihubungkan dengan pemadatan. Cara pengambilan sampelnya yaitu ambil contoh tanah dari lapangann menggunakan ring sample, oven pada suhu 105oC selama 24 jam, lalu timbang tanah dan ring-nya dan hitung pula volume ring. Berat isi tanah dapat dihitung dengan rumus :

Namun, terlepas dari permasalahan tekstur, hasil analisis berat isi (bulk density) P2 sebesar 1.15 g cm-3, P3 sebesar 0.83 g cm-3, P4 sebesar 1.00 g cm-3 dan P8 sebesar 0.84 g cm-3. Jika dilihat dari berat isinya maka tanah tergolong rendah/ringan hingga sedang menurut Lab Fisika Jurusan Tanah FP UB (2006) sedangkan menurut Munir (1996) termasuk dalam tanah yang porus. Hal ini

37

sesuai dengan pernyataan Hanafiah, 2005 (dalam Siregar dkk 2013) yang menyatakan bahwa porositas atau ruang pori adalah rongga antar tanah yang biasanya diisi air atau udara. Pori sangat menentukan sekali dalam permeabilitas tanah, semakin besar pori dalam tanah tersebut, maka semakin cepat pula permeabilitas tanah tersebut.

4.2.7. Drainase

Drainase tanah adalah kecepatan perpindahan air dari sebidang lahan baik berupa limpasan maupun sebagai peresapan air kedalam tanah. Drainase tanah sebagai suatu sifat tanah menunjukkan frekuensi atau lamanya waktu tanah bebas dari keadaan jenuh air, mudah dan tidaknya air hilang dari tanah menentukan kelas drainase tanah tersebut (Liansari, 2012).

Data drainase tanah dapat diperoleh dengan pengamatan langsung di lapangan secara kualitatif, pada seluruh profil tanah dari atas sampai bawah, berdasarkan ada tidaknya bercak warna kuning, coklat, dan kelabu. Apabila tidak terjadi perubahan warna pada sampel tanah berarti drainase tanah baik. Hanya di titik P2 penampang profil tanah terdapat bercak-bercak karatan. Dari hasil pengamatan dilapangan diketahui bahwa daerah penelitian memiliki kelas drainase terdapat di Tabel 24.

Tabel 24. Hasil Analisis Drainase Tanah SPL Drainase Kriteria

2 Agak Buruk Peredaran udara di ddaerah perakaran baik, terdapat bercak pada kedalaman 40 cm

3 Baik Tanah mempunyai peredaran udara yang baik. Profil tanah berwarna cerah

4 Baik Tanah mempunyai peredaran udara yang baik. Profil tanah berwarna cerah

8 Baik Tanah mempunyai peredaran udara yang baik. Profil tanah berwarna cerah

Sumber: Analisis Data

Menurut Djaenuddin dkk (2000) menyatakan bahwa drainase merupakan karakteristik lahan yang manggambarkan ketersediaan oksigen, yaitu merupakan pengaruh laju perkolasi air ke dalam tanah terhadap aerasi udara dalam tanah.

Menurut Arsyad (2010) drainase yang baik akan berpengaruh terhadap peredaraan udara di dalam tanah, aktivitas mikroorganisme, serapan unsur hara oleh tanaman, dan pertumbuhan akar tanaman di dalam tanah. Dari literatur tersebut jika suatu

38

tanah memiliki drainase yang buruk maka terdapat beberapa masalah diantaranya ketersediaan oksigen, berkurangnya aktivitas mikroorganisme, serapan unsur hara dan pertumbuhan akar terhambat.

Lahan-lahan yang memiliki drainase buruk ini tetap dapat digunakan untuk lahan pertanian misalnya sawah. Menurut wawancara dengan petani setempat benar bahwa sejarah lahan dahulu digunakan sebagai lahan sawah, namun beberapa tahun terakhir digunakan sebagai lahan tegalan. Hal ini yang menyebabkan lahan di SPL 2 memiliki bercak-bercak karatan di penampangnya.

Dokumen terkait