• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Temuan Hasil Penelitian

1. Rasio Keuangan dengan Pendekatan RGEC a. Komponen Risk Profile

Komponen Risk Profile dalam penelitian ini digambarkan melalui dua aspek rasio, yaitu Non Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposit Ratio (FDR).

1) Instrumen Variabel Non Performing Financing (NPF) Tabel 4. 1 Rerata Non Performing Financing 2014-2019

Nama Bank Kode Bank Rerata NPF

Bank Syariah Mandiri BSM 4.68%

CIMB Islamic Bank Berhad CIBB 0.02%

Al Amanah Islamic Bank Filipina AIBF 6.10%

Bank Islam Brunei Darussalam BIBD 4.15%

Islamic Bank Thailand IBT 16.90%

Sumber: Data sekunder diolah

Non Performing Financing (NPF) adalah salah satu indikator kunci untuk menilai kinerja fungsi bank, karena NPF yang tinggi merupakan indikator kegagalan bank syariah dalam mengelola bisnisnya yang akan memberikan efek bagi kinerja bank. NPF dapat dihitung dengan membandingkan non performing financing terhadap total pembiayaan yang dikeluarkan oleh masing-masing bank syariah.

Nilai NPF dapat dikatakan baik apabila hasil hitung rasio menunjukkan nilai yang rendah. Hal ini berkaitan dengan kemampuan aktiva produktif yang terbentur permasalahan akibat dari kesulitan pembayaran kewajiban nasabah atau foktor lain diluar kendali debitur.

Berdasarkan Tabel 4.3 CIMB Islamic Bank Berhad (CIBB) dan Bank Syariah Mandiri (BSM) memiliki rasio NPF 4.68% yang menunjukkan bahwa bank syariah tersebut berkemampuan baik dalam menangani pembiayaan. Sedangkan Amanah Islamic Bank Filipina (AIBF) yang memiliki rasio sebesar 6,10% dan Bank Islam Brunei Darussalam (BIBD) memiliki rasio NPF sebesar 4,15% memiliki kemampuan cukup baik dalam menangani pembiayaan bermasalah.

Bank syariah Thailand yaitu Islamic Bank of Thailand (IBT) memiliki

tersebut mengalami kendala dalam penagihan pembiayan yang telah diberikan kepada nasabahnya.

2) Instrumen Variabel Financing Deposit Ratio (FDR) Tabel 4. 2 Rerata Financing Deposit Ratio 2014-2019

Nama Bank Kode Bank Rerata FDR

Bank Syariah Mandiri BSM 78.93%

CIMB Islamic Bank Berhad CIBB 89.74%

Al Amanah Islamic Bank Filipina AIBF 39.07%

Bank Islam Brunei Darussalam BIBD 41.62%

Islamic Bank Thailand IBT 82.93%

Sumber: Data sekunder diolah

Financing Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio perbandingan antara jumlah dana yang disalurkan dalam bentuk pembiayaan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Tujuan FDR adalah untuk mengetahui serta menilai seberapa jauh bank memiliki kondisi sehat dalam menjalankan operasional kegiatan usahanya. FDR dikatakan baik apabila hasil perhitungannya menunjukkan nilai yang rendah karena bank syariah dianggap mampu untuk memenuhi permintaan pembiayaan dengan menggunakan total asetnya.

Berdasarkan Tabel 4.4, dapat terlihat bahwa Bank Syariah mandiri (BSM), Amanah Islamic Bank Filipina (AIBF), dan Bank Islam Brunei Darussalam (BIBD) memiliki rasio FDR yang menunjukkan bahwa bank syariah tersebut mampu untuk memenuhi permintaan pembiayaan dengan sangat baik. sedangkan CIMB Islamic Bank Berhad (CIBB) dan Islamic Bank of Thailand (IBT) yang memiliki rasio FDR di atas 80% dinilai cukup baik baik dalam memenuhi permintaan pembiayaan.

b. Komponen Earnings

Komponen Earnings dalam penelitian ini digambarkan melalui tiga aspek rasio, yaitu Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).

74

1) Instrumen Variabel Return On Asset (ROA)

Tabel 4. 3 Rerata Return on Asset 2014-2019

Nama Bank Kode Bank Rerata ROA

Bank Syariah Mandiri BSM 0.71%

CIMB Islamic Bank Berhad CIBB 0.63%

Al Amanah Islamic Bank Filipina AIBF -17.40%

Bank Islam Brunei Darussalam BIBD 1.68%

Islamic Bank Thailand IBT -1.58%

Sumber: Data sekunder diolah

Rasio Return on Asset (ROA) merupakan rasio perbankan yang menilai aspek profitabilitas yang bertujuan untuk mengukur kemampuan manajemen bank syariah dalam menghasilkan laba sebelum pajak secara keseluruhan. Bank yang memiliki profitabilitas tinggi biasanya akan lebih selektif dalam memberikan pembiayaan, bank yang mempunyai ROA tinggi cenderung mempunyai manajemen yang lebih baik dan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan pembiayaan lebih tinggi sehingga lebih bisa melihat pembiayaan yang lebih berisiko.

Berdasarkan Tabel 4.5 Bank Islam Brunei Darussalam (BIBD) memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memperoleh laba dengan nilai ROA sebesar 1,68%. Bank Syariah Mandiri (BSM) memperoleh rasio ROA sebesar 0,71% dan CIMB Islamic Bank Berhad (CIBB) memiliki rasio ROA sebesar 0,63% menunjukkan bahwa bank syariah tersebut cukup baik dalam mendapatkan laba dari bisnis bank.

Sedangkan Amanah Islamic Bank Filipina (AIBF) dan Islamic Bank of Thailand (IBT) memiliki nilai ROA minus yang menunjukkan ketidakmampuan manajemen bank syariah dalam memperoleh laba dengan baik selama operasional berlangsung.

Tabel 4. 4 Rerata Return on Equity 2014-2019

Nama Bank Kode Bank Rerata ROE

Bank Syariah Mandiri BSM 6.73%

CIMB Islamic Bank Berhad CIBB 12.16%

Al Amanah Islamic Bank Filipina AIBF -16.48%

Bank Islam Brunei Darussalam BIBD 9.84%

Islamic Bank Thailand IBT -22.39%

Sumber: Data sekunder diolah

Return on Equity (ROE) adalah rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan bersih dikaitkan dengan pembayaran deviden. ROE dapat dihitung dengan membandingkan net income terhadap total equity. Nilai ROE dapat dikatakan baik apabila hasil perhitungannya menunjukkan nilai yang tinggi. Hal ini berkaitan dengan anggapan bahwa bank syariah tersebut dapat menghasilkan keuntungan yang baik dan kecil kemungkinannya untuk tergolong dalam bank yang bermasalah.

Berdasarkan Tabel 4.6 Bank Syariah Mandiri (BSM) memiliki rasio ROE sebesar 6.73%, CIMB Islamic Bank Berhad (CIBB) memiliki rasio ROE sebesar 12,16%. Dan Bank Islam Brunei Darussalam (BIBD) memiliki nilai ROE sebesar 9,84% memiliki nilai ROE di atas 5.01% yang menunjukkan bahwa bank syariah tersebut cukup mampu dalam mendapatkan keuntungan bersih. Sedangkan Amanah Islamic Bank Filipina (AIBF) dan Islamic Bank Thailand (IBT) memiliki nilai ROE mencapai minus yang menunjukkan bahwa kedua bank syarah tersebut tidak mampu memperoleh laba.

76

3) Instrumen Variabel BOPO

Tabel 4. 5 Rerata BOPO 2014-2019

Nama Bank Kode Bank Rereata BOPO

Bank Syariah Mandiri BSM 93%

CIMB Islamic Bank Berhad CIBB 22.59%

Al Amanah Islamic Bank Filipina AIBF 269.28%

Bank Islam Brunei Darussalam BIBD 84.26%

Islamic Bank Thailand IBT 99.15%

Sumber: Data sekunder diolah

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Nilai BOPO dapat dikatakan baik apabila hasil perhitungan rasio menunjukkan nilai yang rendah karena manajemen dianggap mampu menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan secara efektif dan efisien.

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa CIM Islamic Bank Berhad (CIBB), Bank Syariah Mandiri (BSM), dan Bank Islam Brunei Darussalam (BIBD) sangat mampu memaksimalkan sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien yang ditunjukkan dengan nilai BOPO kurang dari 94%. Amanah Islamic Bank Filipina dan Islamic Bank Thailand (IBT) memiliki rerata rasio BOPO lebih dari 97% yang menunjukkan bahwa bank syariah tersebut kurang mampu memaksimalkan sumber daya dengan efektif dan efisien.

c. Komponen Capital

Komponen Capital (Permodalan) dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit atau pembiayaan yang diberikan. Untuk menghitung CAR dilakukan dengan cara membandingkan total equity bank syariah terhadap total loan dan securities. Nilai CAR dapat dikatakan baik apabila hasil perhitungannya

kemapuan bank syariah dalam menutup kerugian selama berlangsungnya kegiatan operasional perbankan yang meliputi pembiayaan, penyertaan modal, surat berharga dan tagihan dari bank lain.

Tabel 4. 6 Rerata CAR 2014-2019

Nama Bank Kode Bank Rerata CAR

Bank Syariah Mandiri BSM 14.88%

CIMB Islamic Bank Berhad CIBB 15.88%

Al Amanah Islamic Bank Filipina AIBF 98.78%

Bank Islam Brunei Darussalam BIBD 20.27%

Islamic Bank Thailand IBT -20.64%

Sumber: Data sekunder diolah

Berdasarkan Tabel 4.8 Bank Syariah Mandiri (BSM), CIMB Islamic Bank Berhad (CIBB), Amanah Islamic Bank Filipina (AIBF) dan Bank Islam Brunei Darussalam (BIBD) memiliki nilai CAR mencapai lebih dari 12% yang menunjukkan bahwa bank syariah tersebut memiliki modal yang sagat baik. Sedangkan Islamic Bank of Thailand (IBT) memiliki nilai CAR sebesar -20.64% menunjukkan bahwa bank syariah tersebut sangat minim dalam permodalan.

2. Statistika Deskriptif

Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai nilai terkecil (minimum), nilai terbesar (maximum), rata-rata (mean) dan standar deviasi dari data penelitian. Uji statistika deskriptif dilakukan menggunakan software SPSS Versi 25 dengan hasil yang ditampilkan pada tabel 4.9.

Tabel 4. 7 Hasil Uji Statistika Deskriptif.

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

NPF 30 0.002 0.489 0.067 0.111

FDR 30 0.000 0.988 0.639 0.236

ROA 30 -0.571 0.018 -0.031 0.114

ROE 30 -0.497 0.157 -0.019 0.179

BOPO 30 0.160 3.071 1.131 0.886

CAR 30 -0.528 1.882 0.260 0.487

Valid N (listwise) 30

Descriptive Statistics

78

Berdasarkan Tabel 4.9 aspek risk profile yang digambarkan dengan rasio NPF memiliki nilai minimum 0,002, nilai maximum sebesar 0,489, nilai rata-rata sebesar 0,067 dan nilai standar deviasi sebesar 0,111.

Kemudian pada rasio FDR memiliki nilai minimum 0,000, nilai maximum 0,988, nilai rata-rata sebesar 0,639 dan nilai standar deviasi sebesar 0,236.

Aspek earnings yang digambarkan melalui rasio ROA memiliki nilai minimum -0,571, nilai maximum sebesar 0,018, nilai rata-rata -0,031 dan nilai standar deviasi sebesar 0,114. Pada rasio ROE memiliki nilai minimum sebesar -0,497, nilai maximum sebesar 0,157, nilai rata-rata sebesar -0,019 dan nilai standar deviasi sebesar 0,179. Rasio BOPO variabel tersebut memiliki nilai minimum sebesar 0,160, nilai maximum sebesar 3,071, nilai rerata sebesar 1,131dan nilai standar deviasi sebesar 1,886.

Aspek capital (permodalan) digambarkan dengan rasio CAR, variabel tersebut memiliki nilai minimum sebesar -0,528, nilai maximum sebesar 1,882, nilai rerata sebesar 0,260 dan nilai standar deviasi sebesar 0,487.

3. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data menggunakan metode One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test seperti pada table 4.10.

Tabel 4. 8 Hasil Uji Normalitas Data

Sumber: Data diolah SPSS

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan software SPSS Versi 25 didapatkan hasil bahwa dari enam variabel terdapat tiga variabel

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

NPF FDR ROA ROE BOPO CAR

N 30 30 30 30 30 30

Normal Parametersa,b Mean .0576156 .0370416 -.0038160 .0221286 1.2433179 .9487878 Std. Deviation .11345720 .02861650 .03730239 .32383152 1.29304856 .77931186

Most Extreme Differences

Absolute .364 .165 .363 .246 .250 .219

Positive .364 .165 .244 .246 .250 .219

Negative -.306 -.098 -.363 -.234 -.201 -.128

Kolmogorov-Smirnov Z 1.993 .904 1.990 1.346 1.368 1.201

Asymp. Sig. (2-tailed) .001 .387 .001 .053 .047 .112

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

ini terlihat dari nilai probabilitas signifikansinya atau P-Value. Variabel FDR, ROE, dan CAR memiliki masing-masing nilai P-Value sebesar 0.387, 0.53, dan 0,112 dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai kesalahan ( ), sehingga disimpulkan bahwa sebaran data berdistribusi normal. Variabel NPF, ROA, dan BOPO memiliki masing-masing nilai P-Value sebesar 0.001, 0.001, dan 0.047, dimana nilai tersebut lebih kecil dari batas nilai kesalahan ( ), sehingga disimpulkan bahwa sebaran data tidak berdistribusi normal. Dari hasil tersebut, uji hipotesis dalam penelitian ini akan menggunakan kedua alat uji, yaitu menggunakan metode ANOVA dan metode Kruskal Wallis.

4. Uji Hipotesis a. Uji ANOVA

Uji ANOVA menggunakan tiga variabel yang memiliki sebaran data berdistribusi normal. Tiga variabel tersebut adalah FDR, ROE, dan CAR. Uji ANOVA dilakukan menggunakan software SPSS Versi 25.

Hasil pengujian ditampilkan pada tabel 4.11.

Tabel 4. 9 Hasil Uji ANOVA

Sumber: Data diolah SPSS

Berdasarkan hasil uji ANOVA didapatkan nilai probabilitas signifikansi dari masing-masing variabel. Hasil output uji statistik

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

FDR

Between Groups .017 4 .004 14.405 .000

Within Groups .007 25 .000

Total .024 29

ROE

Between Groups .816 4 .204 2.292 .088

Within Groups 2.225 25 .089

Total 3.041 29

CAR

Between Groups 13.717 4 3.429 22.009 .000

Within Groups 3.895 25 .156

Total 17.612 29

80

variabel FDR diperoleh nilai probabilitas signifikansi sebesar 0.000, dimana lebih kecil dari batas nilai kesalahan sebesar 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan FDR pada tingkat kesehatan perbankan syariah di Asia Tenggara.

Hasil output uji statistik variabel ROE diperoleh nilai probabilitas signifikansi sebesar 0.088, dimana lebih besar dari batas nilai kesalahan sebesar 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan ROE pada tingkat kesehatan perbankan syariah di Asia Tenggara.

Hasil output uji statistik variabel CAR diperoleh nilai probabilitas signifikansi sebesar 0.000, dimana lebih kecil dari batas nilai kesalahan sebesar 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan CAR pada tingkat kesehatan perbankan syariah di Asia Tenggara.

b. Uji Kruskal Wallis

Uji Kruskal Wallis menggunakan tiga variabel yang memiliki sebaran data tidak berdistribusi normal. Tiga variabel tersebut adalah NPF, ROA, dan BOPO. Uji Kruskal Wallis dilakukan menggunakan software SPSS Versi 25. Hasil pengujian ditampilkan pada table 4.12.

Tabel 4. 10 Hasil Uji Kruskal Wallis

Sumber: Data diolah SPSS

Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis didapatkan nilai probabilitas signifikansi dari masing-masing variabel. Hasil output uji statistik variabel NPF diperoleh nilai probabilitas signifikansi sebesar 0.001, dimana lebih kecil dari batas nilai kesalahan sebesar 0.05. Sehingga

Test Statisticsa,b

NPF ROA BOPO

Chi-Square 19.772 25.032 21.561

df 4 4 4

Asymp. Sig. .001 .000 .000

a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Y

kesehatan perbankan syariah di Asia Tenggara.

Hasil output uji statistik variabel ROA diperoleh nilai probabilitas signifikansi sebesar 0.000, dimana lebih kecil dari batas nilai kesalahan sebesar 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan ROA pada tingkat kesehatan perbankan syariah di Asia Tenggara.

Hasil output uji statistik variabel BOPO diperoleh nilai probabilitas signifikansi sebesar 0.000, dimana lebih kecil dari batas nilai kesalahan sebesar 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan BOPO pada tingkat kesehatan perbankan syariah di Asia Tenggara.