• Tidak ada hasil yang ditemukan

Temuan Lapangan Mengenai Kesejahteraan Tenaga Kerja yang Bekerja di UMKM Bekerja di UMKM

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .1 Letak Kampung Susuk

4.2.4 Temuan Lapangan Mengenai Kesejahteraan Tenaga Kerja yang Bekerja di UMKM Bekerja di UMKM

Kesejahteraan tenaga kerja yang dimaksud disini adalah kehidupan yang usdah memiliki pendapatan yang cukup membeli kebutuhan hidup dapat memasukkan anak-anak kesekolah yang lebih tinggi, dan dapat membeli alat-alat kesehatan seperti membayar BPJS setiap bulan dan dapat berobat menggunakan BPJS tersebut.

Kesejahteraan Tenaga Kerja

Kesejahteraan tenaga kerja yang bekerja disini yang paling utama adalah sudah merasa nyaman, sudah menjadi seorang tenaga kerja yang baik, kami bekerja tidak saling menyalahkan dalam bekerja tetapi saling melengkapi dan membantu dan membangun kerja sama yang solid dengan upaya kelancaran usaha yang sedang dijalani. Peraturan yang dibuat kepada kami masih sewajarnya contohnya ; rajin, giat, bertanggung jawab, dan menjaga alat-alat yang digunakan, menurut kami sendiri (pihak tenaga kerja) tempat kami bekerja ini sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku, kami memang tidak menerima banyak insentif kami cuman berharap di perlukan dengan baik ketika bekerja , kami bekerja disini sangat terbantu untuk biaya sehari-hari apalagi untuk membantu kebutuhan keluarga.

Setelah melakukan wawancara dengan informan utama yaitu tenaga kerja yang bekerja di UMKM tersebut dapat sebuah informasi bahwa tenaga kerja yang bekerja disitu adalah sebagian dari perantauan yang datang ke Kampung Susuk itu. Seperti UMKM fotocopy Bapak Onechesi Zega dan Bapak Chalista tenaga kerja mereka adalah dari pulau Nias dan karna kebetulan Bapak Onechesi Zega dan Bapak Chalista adalah asli orang Nias yang sudah lama tinggal di Kampung Susuk dan sudah lama juga membuka usaha Fotocopy dan Percetakan, dan Bapak Keisha Ginting adalah seorang pengusaha doorsmeer hidrolik dan tenaga kerja yang kerja di tempat dia sendiri bukan dari Kampung Susuk melainkan anak kos atau mahasiswa yang tinggal di daerah Kampung Susuk. Sedangkan Bapak Regar sendiri memiliki tenaga kerja dari daerah Kampung Susuk itu sendiri.

Tenaga kerja merupakan suatu elemen yang sangat penting dalam suatu kegiatan ekonomi. Dalam suatu proses produksi untuk menciptakan suatu produk dibutuhkan tenaga kerja untuk melakukannya, begitupun dalam kegiatan ditribusi produk hasil produksi. Walaupun dimasa sekarang banyak pula perusahaan yang menggunakan teknologi dalam prosesnya, namun tetap dibutuhkan tenaga kerja dalam mengoperasikannya.

Andi; “Untuk membiayai hidup sehari-hari dan untuk bantu keluarga dirumah, saya bekerja di tempat abang ini selama 8 bulan, bekerja dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 22.00 WIB berhenti ketika makan siang dan makan malam sejenak, waktu bekerja sudah sesuai karena sesuai dengan perjanjian awal ketika melamar kerja disini jadi kami tidak masalah dengan jam kerjanya, dan gaji yang saya terima Rp.

1.500.000 + uang makan siang setiap hari, gaji sudah mencukupi untuk menambah biaya hidup sehari-hari, saya tidak ada tunjangan sama sekali diberikan”.

Doni dan Kevin; “Kami bekerja untuk tambahan biaya hidup dan untuk bantu orang tua dirumah, saya (doni) sendiri bekerja sudah selama 2 tahun sedangkan saya (Kevin) masih baru kurang lebih 6 bulan. Kami

bekerja sudah sesuai dengan perjanjian dan kemauan di awal yaitu bekerja kurang lebih 8 jam, tergantung pelanggan yang mencuci sepeda motor setiap harinya, pendapatan yang kami terima sudah mencukupi bagi kami,tujangan dan fasilitas tidak ada, terkadang kami di kasih uang makan saja kalau pelanggan lagi ramai”.

Setelah semua di wawancarai pihak tenaga kerja memberikan tanggapan tentang kesejahteraan mereka setelah bekerja di UMKM ini yaitu mereka sudah merasa sejahtera biaya hidup mulai tercukupi walaupun belum sepenuhnya tetapi lebih memadai di bandingankan sebelum bekerja. Pendapatan yang diterima pihak tenaga kerja bukan hanya sebatas tambahan untuk biaya hidup karena kalau untuk biaya kuliah masih terbilang kurang apalagi bila di kaji untuk biaya kesehatan dan perobatan, apabila terjadi sakit dalam bekerja pihak UMKM tidak memberikan biaya berobat maka dari gaji pokok mereka bekerja yang di bawah UMR belum bisa memenuhi kebutuhan pendidikan atau kesehatan kalau pendapatan hanya sebatas tambahan untuk biaya hidup sehari-hari saja.

Pendapatan

Pendapatan yang diterima pihak tenaga kerja yang belum sesui dengan UMR di Indonesia. Pendapatan yang tenaga kerja terima sekitaran 1,5 juta per bulan hanya bisa memenuhi tambahan biaya hidup unruk sehari-hari kalau untuk membutuhi biaya pakaian atau kendaraaan yang mereka miliki belum bisa untuk memenuhi hal tersebut, belum lagi apabila ada kredit kendaraan yang harus dibayar mungkin uang yang mereka terima dari hasil kerja mereka di UMKM tidak cukup untuk sampai kesana , pendapatan yang mereka terima hanya sebatas tambahan untuk biaya pangan dalam sebulan kerja di UMKM. Peneliti bisa mengatakan ini karena untuk biaya kuliah dan kesehatan masih dibiyai dari

pendapatan mereka bekerja di UMKM kurang memadai untuk pendapatan yang kecil.

Pendidikan

Tenaga kerja yang bekerja di UMKM di Kampung Susuk ini yang menepuh pendidikan hanya beberapa orang yaitu ; setelah melakukan wawancara dengan informan utama yaitu tenaga kerja yang bekerja di UMKM tersebut dapat sebuah informasi bahwa tenaga kerja yang bekerja disitu adalah sebagian dari perantauan yang datang ke Kampung Susuk itu. Seperti UMKM fotocopy Bapak Onechesi Zega dan Bapak Chalista tenaga kerja mereka adalah dari pulau Nias dan karna kebetulan Bapak Onechesi Zega dan Bapak Chalista adalah asli orang Nias yang sudah lama tinggal di Kampung Susuk dan sudah lama juga membuka usaha Fotocopy dan Percetakan, dan Bapak Keisha Ginting adalah seorang pengusaha doorsmeer hidrolik dan tenaga kerja yang kerja di tempat dia sendiri bukan dari Kampung Susuk melainkan anak kos atau mahasiswa yang tinggal di daerah Kampung Susuk. Sedangkan Bapak Regar sendiri memiliki tenaga kerja dari daerah Kampung Susuk itu sendiri.

Pendidikan yang sedang dijalani para tenaga kerja terlihat dari tenaga kerja yang bekerja di UMKM bapak Keisha Ginting yaitu seorang mahasiswa sekaligus tenaga kerja di UMKM tersebut. Biaya pendidikan yang mereka terima masih meminta kepada orang tua sedangkan hasil dari kerja hanya digunakan untuk tamabahan biaya hidup sehari-hari seperti biaya makan dan sedikit tambahan untuk membiayai uang kontrakan mereka, dan untuk biaya pendidikan yang selain tenaga kerja yang bekerja di UMKM Bapak Keisha ginting tidak dalam melakukan pendidikan melainkan sedang dalam masa mencari kerja dan

kebutulan UMKM bapak Regar, Onechesi Zega, dan Bapak Chalista adalah tempat mereka bekerja.

Kesehatan

Tenaga kerja seharusnya memiliki sebuah asuransi kesehatan seperti dalam UU ketenagakerjaan indonesia untuk mensejahterakan tenaga kerja yang sedang bekerja di perusahaan atau badan usaha milik negara atau swasta.Disinilah kesenjangan tenaga kerja yang sedang peneliti lihat di UMKM di Kampung Susuk yaitu UMKM yang peneliti sedang teliti tidak memberikan sebuah asuransi kesehatan kepada tenaga kerjanya disini pihak tenaga kerja kalau kebetulan sakit biaya yang mereka keluarkan untuk membayar biaya atau obat adalah dari mereka sendiri atau dari hasil gaji mereka bekerja.

4.3 Pembahasan

Setelah peneliti melakukan penelitian dengan wawancara langsung ke pemilik UMKM di Kampung Susuk terjawab pertanyaan rumuasan masalah sepertu yang peneliti hasilkan bahwa UMKM yang berada di Kampung Susuk terlihat sebagian saja yang sudah mempunyai karyawan atau tenaga kerja dan sebagian lagi merangkap antara pemilik dan tenaga kerja di UMKM sendiri.

Peran penting yang paling terlihat dari UMKM terhadap Masyarakat Kampung Susuk belum terlihat signifikan karena UMKM disini belum sepenuhnya berpartisipasi dalam pengembangan ekonomi masyarakat , tetapi kalau untuk pendapatan ekonomi sendiri meningkat disitulah kesenjangan yanng terjadi di Kampung Susuk ini. Sedangkan peran lainnya yang terlihat adalah sebagian UMKM merekrut tenaga kerja untuk membantu di UMKM tersebut akan tetapi gaji dan jam kerja yang di tawarkan tidak sesuai dengan UU yang berlaku akan

tetapi pihak tenaga kerja merasa nyaman bekerja disana dengan alasan penambahan ekonomi keluarga dan biaya hidup sehari-hari kalau di tanya soal pendapatan tenaga kerja dan keperluan pangan tenaga kerja mereka hanya mendapatkan secukupnya dalam bekerja disana, masalah jaminan kesehatan belum sama sekali di jamin oleh pemilik UMKM. Peran UMKM dalam merekrut tenaga kerja juga masih sebagian yang memerlukan tenaga kerja sedangkan UMKM yang lain masih merangkap sebagai pemilik dan karyawan di UMKM sendiri.

Dari beberapa UMKM yang telah diteliti ada beberapa UMKM yang memiliki tenaga kerja dan mereka mengatakan bahwa pihak UMKM telah memberikan sumber pendapatan bagi mereka untuk mendapatkan hasil pangan yang cukup bagi keluarga dan biaya pendidikan kecuali jaminan kesehatan yang sama sekali tidak ada dari pihak UMKM. Kesejahteraan yang mereka terima dari gaji, pesangon, bonus lembur, dan jam kerja yang pihak UMKM berikan adalah persetujuan awal sebelum bekerja di UMKM, dan semua yang mereka terima belum sesuai dengan aturan UU ketenagakerjaan tetapi pihak tenaga kerja sudah merasa nyaman bekerja disana.