• Tidak ada hasil yang ditemukan

Temuan Lapangan Mengenai Peran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .1 Letak Kampung Susuk

4.2.3 Temuan Lapangan Mengenai Peran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Peran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam penelitian ini adalah kemampuan menyerap tenaga kerja, sebagai sumber pendapatan, pemberdayaan masyarakat, dan pengembangan perekonomian lokal.

Penyerapan Tenaga Kerja

Data yang dihasilkan disini di peroleh dari hasil wawancara dengan pemilik UMKM, yaitu Bapak Onechesi Zega, Bapak Chalista, Bapak Regar, dan Bapak Keisha Ginting data yang didapat adalah tentang modal UMKM dan tenaga kerja yang bekerja disana dan gaji yang diberikan serta kesejahteraan tenaga kerja yang diberikan oleh pemilik UMKM. Setelah melakukan wawancara dengan pihak peimilk UMKM disini memberikan beberapa tanggapan.

Setelah melakukan wawancara dengan informan utama yaitu tenaga kerja yang bekerja di UMKM tersebut dapat sebuah informasi bahwa tenaga kerja yang bekerja disitu adalah sebagian dari perantauan yang datang ke Kampung Susuk itu. Seperti UMKM fotocopy Bapak Onechesi Zega dan Bapak Chalista tenaga

kerja mereka adalah dari pulau Nias dan karna kebetulan Bapak Onechesi Zega dan Bapak Chalista adalah asli orang Nias yang sudah lama tinggal di Kampung Susuk dan sudah lama juga membuka usaha Fotocopy dan Percetakan, dan Bapak Keisha Ginting adalah seorang pengusaha doorsmeer hidrolik dan tenaga kerja yang kerja di tempat dia sendiri bukan dari Kampung Susuk melainkan anak kos atau mahasiswa yang tinggal di daerah Kampung Susuk. Sedangkan Bapak Regar sendiri memiliki tenaga kerja dari daerah Kampung Susuk itu sendiri.

Anggiat Purba, Jepri Butar-Butar, Juliper Sirait; “Memilih bekerja disini karena kontarakan (kos) kami dekat dengan tempat kerja dan untuk mencari tambahan biaya uang makan, lama bekerja Anggiat sendiri kerja selama 2 tahun sedangkan Jepri dan Juliper baru 1 tahun. Kami bekerja bergantian setiap hari sesuai dengan jadwal kuliah masing-masing, kebetulan kami setiap pulang kuliah langsung kerja di doorsmeer, karena kami bergantian bekerja di tempat ini sesuai dengan perjanjian awal dengan pemilik doorsmeer, gaji yang kami terima sudah sesuai tergantung berapa banyak sepeda motor yang kami cuci setiap hari. Apa yang kami terima dengan kerja disini sudah sesui dengan yang kami harapkan dan bonus yang kami terima tidak ada, kecuali ketika pelanggan kami sedang ramai bos (pemilik UMKM) kami diberikan uang makan dan minum ketika hendak pulang kalau boleh di bilang itu adalah bonus kami.

Fasilitas yang dikasih oleh pemilik UMKM kepada pekerjanya tidak ada.

Falen dan Piter ; “Kami sengaja merantau ke Medan dari Nias dan kebetulan yang pemilik fotocopy ini asalnya dari Nias juga jadi kami diterima kerja disini untuk tambahan biaya hidup di Medan, Kami sama sama bekerja kurang lebih 2 tahun, kami bekerja dari pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB hanya berhenti ketika makan siang, gaji yang kami terima sudah sesuai karena sebelum bekerja untuk gaji sudah di bicarakan duluan yaitu Rp. 1.500.000 + uang makan siang setiap hari, gaji sudah mencukupi, fasilitas tidak ada, bonus hanya uang rokok dan makan di kasih setiap hari”.

Sumber Pendapatan Ekonomi

Pertumbuhan dan sumber pendapatan ekonomi di daerah jl. Abdul Hakim tepatnya di Kampung Susuk ini adalah berkembang karena pertumbuhan ekonomi di daerah ini tahun ke tahun mulai tampak berubah mulai dari tempat tinggal

” Bapak Onechesi Zega mengatakan bahwa dia sengaja membuka UMKM fotocopy ini sebagai salah satu bentuk mata pencarian tambahan atau untuk tambahan biaya keluarga, bisa di katakan bahwa UMKM saya ini merupakan usaha yang cocok untuk di kembangkan agar lebih baik karena UMKM saya ini sangat menujang ekonomi keluarga saya karna kecocan lokasi usaha dengan kampus Universitas Sumatra Utara”

Pendapatan para pelaku UMKM yang yang sangat ramai terlihat di Jl.

Abdul Hakim Kampung Susuk Medan sangat signifikan karna kunjungan para konsumen terhadap usaha mereka yaitu fotocopy, doorsmeer , percetakan . Pelaku UMKM sendiri sangat merasakan keuntungan atau pendapatan dari hasil usaha mereka, rata-rata pendapatan yang mereka dapatkan dengan usaha itu sendiri terbilang cukup dan memadai. Kunjungan para konsumen yang ramai dari kalangan mahasiswa ataupun masyarakata sangat ramai apalagi mahasiswa USU yang banyak dan melakukan kegiatan sepenuhnya di daerah itu karena kebetuulan daerah Kampung Susuk itu juga adalah daeahnya mahasiswa baik kos atau ngontrak jadi usaha UMKM yang tersedia sangat strategis. Pendapatan yang terlihat sangat terbilang cukup untuk para pelaku UMKM untuk mensejahterakan kehidupan keluarga mereka.

Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah suatu usaha atau upaya yang dilakukan dalam rangka mengembangkan kemampuan dan kemandirian individu atau masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Masyarakat Kampung Susuk ini adalah orang yang melakukan perantauan dari tanah Karo dan masyarakat mayoritas adalah masyarakat Karo, masyrakatnya melakukan beberapa pemberdayaan seperti membuka UMKM yang sesuai dengan bangsa pasarnya yaitu kebutuhan mahasiswa contohnya fotocopy dan percetakan , doorsmeer, dll.

Masyarakat daerah ini sengaja membuka usaha itu adalah untuk meningkatkan dan memberdayakan kehidupan agar lebih maju untuk memenuhi kebutuhan keluarga masing-masing. Tetapi usaha ini belum bisa membedayakan masyarkatnya karena UMKM tersebut belum seluruhnya yang menerima tenaga kerja dan para pemilik UMKM yang ada juga belum ada berpatisipasi untuk masyarakat sekitar seperti bantuan pembuatan jalanan, bantuan fakir miskin dll sebagainya.

“Bapak Kheisa juga mengatakan bahwa dia belum ada kontribusi dengan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di daerah ini, saya katakan seperti itu karena UMKM saya ini masih terbilang hanya bisa memenuhi kebutuhan keluarga sendiri dan belum bisa berpartisipasi untuk masyarakat sekitar dan rata-rata tenaga kerja saya juga merupakan kebanyakan dari mahasiswa USU yang mereka katakan adalah ingin menambahi uang bulanan karena uang bulanan dari keluarga belum cukup untuk memenuhi kebutahan mereka di perantauan”.

Pengembangan Perekonomian Lokal

Pengembangan perekonomian yang dilihat penulis di daerah Kampung Susuk di Jl. Abdul Hakim ini mulai dari daerah ini di buka warga Kampung susuk sudah terlihat berubah dan menuju ke daerah yang sudah berkembang dari sebelumnya terlihat dari sektor UMKM yang sudah lumayan banyak di buka walaupun sebenarnya usaha tersebut adalah usaha rumahan dan paling banyak fotocopy dan percetakan dan doorsmeer karena UMKM jenis ini dibuka karena dekat dengan wilayah kampus dan mahasiswa, setidaknya terlihat beberapa perubahan dan perkembangan ekonomi di daerah Kampung Susuk berkembang dari tahun ke tahun.

“Wawancara dengan bapak Regar pemilik doorsmeer “saya membuka usaha ini untuk mencari biaya hidup dan menambah penghasilan keluarga, saya tidak melakukan perekrutan tenaga kerja tapi tenaga kerjanya datang langsung menemui saya dan menawarkan diri untuk kerja, dengan kriteria disiplin, rajin, dan jujur dalam bekerja, ada 2 orang karyawan, bekerja selama 8-9 jam setiap hari

dengan pelanggan yang datang untuk cuci sepeda motor , misalnya satu sepeda motor Rp.12.000 maka karyawan langsung potong Rp.5.000 dengan saya (pemilik doorsmeer), maka hitungannya karyawan mendapat Rp.5.000 dan saya (pemilik doorsmeer) mendapat Rp.7000, Pemeberian gaji setiap pencucian sepeda motor diberikan langsung sesuai persenan yang sudah di sepakati, apabila hasil kerja karyawan memuaskan dan sedang ramai mendapat uang makan siang sebagai bonusnya.

4.2.4 Temuan Lapangan Mengenai Kesejahteraan Tenaga Kerja yang