• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap 1 Menyatakan pusat analisis dan/atau Tahap 2 Membuat generalisasi topik dan/atau

2.3.2 Teori Halliday

Abstrak termasuk dalam kategori discourse, yang berarti wacana. Dalam

menganalisis wacana, dapat diapliasikan dengan menggunakan teori ‘Linguistik Fungsional Sistemik’ dari Halliday. Pada teori ini, LFS menempatkan klausa sebagai fokus utama dalam menganalisis bahasa. Berdasarkan sudut pandang linguistik, LFS menyatakan bahwa keberadaaan bahasa merupakan bagian dari hubungan sistem arti dan sistem lain seperti halnya sistem bentuk pada penyampaian ekspresi suatu arti tertentu. Manusia terhadap pengalaman dalam kehidupan sehari-hari merealisasikan pengalaman non linguistiknya ke bentuk lingual sehingga menjadi pengalaman linguistik. Perwujudan pengalaman non linguistik menjadi pengalaman linguistik ini meliputi tiga unsur, yaitu proses, partisipan dan sirkumstan (Halliday dan Matthiessen 2004:592-3).

Keberadaan bahasa berupa sistem yang memiliki keterkaitan dengan sistem lain sebagai bentuk dan ekspresi untuk meyatakan aksi tersebut (Halliday, 1994:17) sehingga terjadinya proses rangkaian pengalaman non linguistik menjadi linguistik. Hal ini yang disebut dengan ‘Metafungsi’. Penggunaan Metafungsi terhadap peran klausa yang tersusun pada sebuah teks (Halliday dan Mattheisen,

36

2004:29-30) terdiri dari tiga unsur, yaitu: (1) Klausa menjadi komponen yang menguraikan pengalaman, kejadian, peristiwa yang dirasakan dan diasosiasikan (clause as representation); (2) Klausa pada teks berfungsi melakukan interaksi sosial seperti memberitahu, menanyakan ataupun menawarkan (clause as

exchange); (3) Kemudian klausa berperan sebagai rangkaian urutan makna dalam

penyampaian pesan secara koheren sehingga pesan dapat dengan mudah tersampaikan (clause as message).

Egins (1994) mengemukakan intisari prinsip dasar linguistik sistemik fungsional di atas sebagai berikut:

… common to all systemic linguists is an interest in how people use language with each other in accomplishing everyday social claims about language: that language use is functional; that its function is to make meanings; that these meanings are influenced by the social and cultural context in which they are exchanged and that the process of using language is a semiotic process, a process of making meanings by choosing

(Eggins 1994, p.2). Jadi, bahasa berfungsi untuk mengungkapkan suatu makna yang dipengaruhi oleh konteks situasi dan konteks budaya. Proses dalam penggunaan bahasa disebut semiotika proses, dimana proses tersebut mempunyai pilihan untuk membentuk makna.

37

Gambar 2.1 Halliday (Butt et al., 1999:11)

Pada hakikatnya, kajian bahasa berupa kajian trilogi yang saling berkaitan, yaitu teks, konteks situasi dan konteks budaya. Halliday berpendapat bahwa teks selalu dilingkupi oleh konteks situasi dan konteks budaya. Konteks budaya adalah wujud dari ekspresi lingual yang mempunyai keterkaitan dengan komponen lainnya dimana pengalaman, ide maupun gagasan manusia ditransfer melalui bahasa sebagai alat untuk menganalisis teks dan wacana. Apabila seseorang di dalam kesadarannya mempunyai refleksi yang ia terima dari lingkungannya ataupun fenomena-fenomena alam lainnya dan kemudian refleksi ini direpresentasikan ke dalam bentuk, maka bentuk ini disebut dengan “fungsi eksperensial (experential)” (Halliday 1978 dalam Sinar 2003:31).

ideologi konteks budaya konteks situasi teks

38 2.3.2.1 Transitivitas

Transitivitas adalah sistem gramatikal struktur klausa yang menguraikan pengalaman ke dalam jenis-jenis proses yang dapat dikatakan sebagai siapa melakukan sesuatu ke siapa, kapan, dimana dan mengapa atau bagaimana fungsinya (Halliday 1985:101). Transitivitas mengacu pada komponen semantik maupun experential meaning karena memaparkan makna fungsi eksperensial (pengalaman linguistik). Jadi, konsep yang ada pada elemen-elemen semantik seperti partisipan dan jenis proses ini yang menjadi alat untuk menganalisis dan kemudian direpresentasikan pada klausa. Pada klausa inilah terciptanya struktur transitivitas yang meliputi tiga konstituen, yaitu: proses, partisipan dan sirkumstan. Proses merupakan keutamaan dari transitivitas karena menunjuk pada kegiatan yang terjadi dalam klausa. Ada enam jenis proses yang terdapat pada konsep transitivitas dalam linguistik sistemik fungsional, yakni material, mental, verbal, behaviorial, relasional dan eksistensial (Eggins, 1996:220-226 dan Martin, 1997:100-130).

2.3.2.1.1 Proses Material

Proses Material ialah proses yang menggambarkan tindak nyata partisipan dalam melakukan sesuatu (process of doing) atau terjadinya sesuatu (happening). Contoh:

在图书馆 我 借 汉语词典。

zài túshū guǎn wǒ jiè hànyǔ cídiǎn

Di perpustakaan saya meminjam kamus bahasa mandarin [sirkumstan] [aktor] [proses [gol]

material]

39

Pada umumnya proses material memiliki dua partisipan yang terdiri dari aktor (actor) dan gol (goal). Aktor ialah seseorang, benda atau subjek yang melakukan atau bertindak sesuatu, sedangkan gol ialah seseorang, benda atau objek yang menerima atau dikenai proses yang dituju.

2.3.2.1.2 Proses Mental

Proses mental ialah proses berpikir (kognitif), mengindra (perseptif) dan merasa (afektif). Proses mental adalah proses yang menunjukan kegiatan yang berkaitan dengan indra secara fungsional (perseptif) misalnya melihat, mendengar, merasa, juga hubungannya dengan mental perasaan (afektif) seperti mencintai, membenci, menyukai maupun perasaan tidak suka.

Contoh:

王老师得故事 让 我们 感动

wáng lǎoshī dé gùshì ràng wǒmen gǎndòng cerita guru Wang membiarkan kami terharu

[fenomena] [senser] [proses mental]

Cerita guru Wang membuat kami terharu.

Partisipan pada proses mental ada dua, yaitu pengindra (senser) dan fenomena (phenomenon). Pengindra ialah orang, benda atau subjek yang berpikir, mengindra atau merasakan, sedangkan objek yang dipikir, diindrai atau dirasakan disebut fenomena. Tapi dalam konteks tertentu, pengindra boleh saja tidak tertulis.

2.3.2.1.3 Proses Verbal

Proses verbal adalah proses yang berkaitan dengan kata verbal (saying) seperti berkata, bertanya, menceritakan. Proses ini adalah proses yang melakukan suatu tindakan yang bersangkutan dengan informasi.

40

Contoh:

莉莉 告诉 我 王老师 来 了

lìlì gàosù wǒ wang lǎoshī lái le Lili memberitahu saya guru Wang datang sudah [pembicara] [proses [penerima] [perkataan]

verbal]

Lili memberitahu saya bahwa guru Wang sudah datang.

Proses verbal terdiri atas tiga partisipan, yakni pembicara (sayer), perkataan (verbiage) dan penerima (receiver). Pembicara menjadi penanggung jawab pada proses verbal, perkataan berupa pernyataan nominal dan penerima menjadi partisipan yang menerima proses verbal yang dituju.

2.3.2.1.4 Proses Behaviorial

Proses behaviorial adalah proses yang mengacu pada bentuk tingkah laku pelibat teks. Proses ini menunjukkan kehadiran partisipan dan sirkumstan.

Contoh:

睡觉前, 我 总是 刷牙

shuìjiào qián, wǒ zǒng shì shuāyá sebelum tidur, saya selalu menyikat gigi [fenomena] [pelibat teks] [proses behaviorial]

Sebelum tidur, saya selalu menyikat gigi.

Sebagian besar pada proses behavioral ini menghadirkan dua partisipan. Partisipan pertama disebut dengan pelibat teks (behaver), partisipan kedua disebut fenomena (phenomenon).

41 2.3.2.1.5 Proses Relasional

Proses relasional adalah proses yang partisipannya memiliki hubungan yang satu dengan yang lain. Proses ini memberikan atribut, nilai, pujian atau penghargaan yang ditujukan pada partisipan pertama.

Contoh:

刘峰教授 是 在大学最好的人

liú fēng jiàoshòu shì zài dàxuézuì hǎo de rén

Liu Feng profesor adalah di kampus yang paling baik orang. [pembawa] [proses [atribut]

relasional]

Profesor Liu Feng adalah orang yang paling baik di kampus.

Partisipan pada proses ini terdiri dari si pembawa (carrier) dan atribut (attribute). Partisipan pembawa diidentifikasi berdasar unsur token dan value.

Token berupa sesuatu yang diberi nilai, value berupa nilai dari sesuatu tersebut.

Partisipan atribut biasanya diwujudkan dalam bentuk frasa benda, keadaan, sifat atau keberadaan.

2.3.2.1.6 Proses Eksistensial (Wujud)

Proses Eksistensial adalah proses yang menunjukkan adanya sesuatu (eksistensi).

Contoh:

在图书馆 有 很多 汉语词典

Zài túshū guǎn yǒu hěnduō hànyǔ cídiǎn

Di perpustakaan ada sangat kamus bahasa Mandarin [sirkumstan [proses banyak [proses wujud]

lokasi] eksistensial]

42

Menurut konsep semantik, proses ini terjadi antara proses material dan proses relasional. Partisipan yang terdapat pada proses eksistensial dapat disebut dengan wujud (existent).

43

BAB III

Dokumen terkait