• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Konsep dan Teori

1. Teori Partisipasi Masyarakat a) Definisi Partisipasi Masyarakat

Allport dalam (Cahya, 2016) mengemukakan bahwa seseorang yang berpartisipasi sebenarnya mengalami keterlibatan dirinya/egonya yang sifatnya lebih daripada keterlibatan dalam pekerjaan atau tugas saja, berarti keterlibatan pikiran dan perasaannya. Sedangkan Keith davis mengatakan bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental pikiran dan emosi/perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.

Berdasarkan UUD Pasal 1 PP Nomor 45 Tahun 2017 tentang Partisipasi Masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintah Daerah bahwa partisipasi masyarakat adalah peran serta masyarakat dalam menyalurkan aspirasi, pemikiran, dan kepentingan dalam penyelenggaraan pemerintah daerah.(Nurhalimah, 2018).

Menurut Mardikanto partisipasi Masyarakat merupakan keikutsertaan dan keterlibatan seseorang atau sekelompok masyarakat secara aktif dalam suatu kegiatan, sedangkan Dampak dari partisipasi masyarakat dalam proses Pembangunan menurut Abe dalam (Cahya, 2016) adalah sebagai berikut:

1. Masyarakat akan terhindar dari peluang manipulasi

2. keterlibatan masyarakat secara langsung akan memperjelas apa yang sebetulnya dikehendaki masyarakat.

3. Memberikan nilai tambah pada legitimasi rumusan perencanaan program masyarakat.

4. Meningkatkan kesadaran dan keterampilan politik masyarakat.

Menurut Sumartono dalam (Wahyuni, 2015) Partisipasi masyarakat atau partisipasi warga adalah proses ketika warga, sebagai makhluk individu maupun kelompok sosial dan organisasi, mengambil peran serta ikut mempengaruhi proses perencanaan pelaksanaan dan pemantauan kebijakan yang langsung mempengaruhi kehidupan mereka.

Partisipasi masyarakat menurut Isbandi dalam (Septia Dkk, 2019) adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternative solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan ketertiban masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.

Menurut Pasaribu dan Simanjuntak dalam (Wahyuni, 2015) partisipasi masyarakat berarti masyarakat ikut serta, yaitu mengikuti dan menyertai pemerintah karena kenyataaannya pemerintahlah merupakan perancang, penyelenggara, dan pembayar utama dalam pembangunan.Masyarakat diharapkan dapat ikut serta, karena di seleggarakan dan dibiayai utama oleh pemerintah itu dimaksudkan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat sendiri, untuk rakyat banyak.

Sanof dalam (Priestnall Dkk,2020) menyebutkan bahwa partisipasi Masyarakat dalam perencanaan pembangunan merupakan konsep yang sangat umum yang meliputi berbagai bentuk pengambilan keputusan oleh sejumlah kelompok yang terlibat. Sedangkan tujuan utama dari partisipasi, peran serta masyarakat adalah :

1. Melibatkan masyarakat dalam mendesain proses pengambilan keputusan dan, sebagai hasilnya, meningkatkan kepercayaan mereka, sehingga mereka dapat menerima keputusan dan menggunakan dalam sistem yang telah ada ketika mereka menghadapi suatu masalah.

2. Menyalurkan suara masyarakat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan guna meningkatkan (kualitas) dari perencanaan dan keputusan.

3. Maningkatkan rasa kebersamaan (sense of community) dengan mengajak masyarakat untuk mencapai tujuan Bersama

Menurut Slamet dalam (Muttalib, 2018) partisipasi masyarakat dalam pembangunan diartikan sebagai ikut sertanya masyarakat dalam pembangunan, ikut dalam kegiatan pembangunan dan ikut serta memanfaatkan dan ikut menikmati hasil-hasil pembangunan.

b) Tujuan dan Manfaat Partisipasi Masyarakat

Menurut Schiller dan Antlov dalam (Maros Dkk, 2020) yang dikutip tujuan dari partisipasi masyarkat adalah membangun rencana yaitu setelah melakukan perumusan visi bersama dalam rangka menentukan tujuan spesifik yang ingin

dicapai. Sedangkan manfaat yang diperoleh dari adanya partisipasi masyarakat, sebagaimana yang dikemukakan oleh Westra manfaat partisipasi, antara lain

1. Lebih dimungkinkan diperolehnya keputusan yang benar.

2. Dapat dipergunakannya kemampuan berfikir yang kreatif dari masyarakat.

3. Dapat mengembalikan nilai-nilai martabat manusia (human dignity), dorongan (motivasi) serta membangun kepentingan bersama.

4. Lebih mendorong orang untuk lebih bertanggung jawab.

5. Memperbaiki semangat bekerja sama serta menimbulkan kesatuan kerja

6. Lebih memungkinkan mengikuti perubahan-perubahan c) Jenis-jenis Partisipasi

Cohen dan Uphoff dalam (Aisyah,2015) membedakan partisipasi menjadi empat (4) jenis yaitu:

1. Partisipasi dalam pengambilan keputusan. Partisipasi ini terutama berkaitan dengan penentuan alternatif dengan masyarakat yang berkaitan dengan gagasan atau ide yang menyangkut kepentingan bersama.Dalam partisipasi ini masyarakat menuntut untuk ikut menentukan arah dan orientasi pembangunan. Wujud dari partisipasi ini antara lain seperti kehadiran rapat, diskusi, sumbangan pemikiran, tanggapan atau penolakan terhadap program yang ditawarkan.

2. Partisipasi dalam pelaksanaan suatu program meliputi:

menggerakkan sumber daya, dana, kegiatan administrasi, koordinasi dan penjabaran program.

3. Partisipasi dalam pengambilan manfaat.Partisipasi ini tidak lepas dari hasil pelaksanaan program yang telah dicapai baik yang berkaitan dengan kuantitas maupun kualitas. Dari segi kualitas, dapat dilihat dari peningkatan output, sedangkan dari segi kuantitas dapat dilihat seberapa besar prosentase keberhasilan program.

4. Partisipasi dalam evaluasi Partisipasi masyarakat dalam evaluasi ini berkaitan dengan masalah pelaksanaan program secara menyeluruh.Partisipasi ini bertujuan untuk mengetahui ketercapaian program yang telah direncanakan sebelumnya.

d) Bentuk-bentuk Tahapan Partisipasi

Bentuk-bentuk Partisipasi menurut Ndraha dalam (Nurhalimah, 2018). mengemukakan bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan, yaitu sebagai berikut.

1. Partisipasi melalui kontak dengan pihak lain.

2. Partisipasi dalam memperhatikan atau menyerap dan memberi tanggapan terhadap informasi.

3. Partisipasi dalam perencanaan pembangunan, termasuk pengambilan keputusan.

4. Partisipasi dalam pelaksanaan organisasional pembangunan.

5. Partisipasi dalam menerima, memelihara dan mengembangkan hasil pembangunan.Partisipasi dalam menilai pembangunan.

Sedangkan Keith Davis dalam jurnal yang ditulis oleh (Maros Dkk, 2020) berpendapat bahwa partisipasi masyarakat dibagi kedalam beberapa bentuk, yaitu :

1. partisipasi dalam bentuk pikiran, ide atau gagasan.

2. Partisipasi dalam bentuk tenaga.

3. Partisipasi dalam bentuk pikiran dan juga tenaga.

4. Partisipasi dalam bentuk keahlian.

5. Partisipasi dalam bentuk barang.

6. Partisipasi dalam bentuk uang 2. Konsep Perencanaan Pembangunan Desa

Secara umum perencanaan pembangunan adalah cara atau teknik untuk mencapai tujuan pembangunan secara tepat, terarah dan efisien sesuai dengan kondisi negara atau daerah bersangkutan. Sedangkan tujuan pembangunan pada umumnya adalah untuk mendorong proses pembangunan secara lebih cepat guna mewujudkan masyarakat yang maju, makmur dan sejahtera.

a) Definisi Perencanaan Pembangunan

Perencanaan menurut coyers dan Hills dalam (Priestnall Dkk,2020) adalah proses Kkontinyu yang menyangkut pengambilan keputusan atau pilihan yang mengenai bagaimana pemanfaatan sumberdaya yang semaksimal mungkinguna mencapai tujuan-tujuan tertentu dimasa depan. Berdasarkan define perencanaan maka terdapat 4 unsur dasar dalam perencanaan yakni :

1. Perencanaan berarti memilih

2. Perencanaan sebagai alat untuk mengalokasikan sumberdaya 3. Perencanaan sebagai alat untuk mencapai tujuan

Perencanaan menurut Saul Katz dalam (Nurhalimah, 2018) mendefinisikan pembangunan sebagai perubahan yang berlangsung secara luas dalam masyarakat dan bukan sekedar pada sektor ekonomi saja melainkan sektor lainnya seperti perubahan pendapatan perkapita atau perubahan pada grafik tenaga kerja dan lainnya, sedangkan menurut indrawijaya pembangunan merupakan rangkaian usaha perubahan dan pertumbuhan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara, dan pemerintahan menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa, gabungan kedua pengertian tersebut mengandung beberapa pokok pikiran sebagai berikut:

1. Pembangunan merupakan suatu proses. Oleh karena itu, harus dilaksanakan secara terus menerus, berkesinambungan, pentahapan, jangka waktu, biaya, dan hasil tertentu hal yang diharapkan.

2. Pembangunan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan merupakan hasil pemikiran sampai pada tingkat rasionalitas tertentu.

3. Pembangunan dilaksanakan secara berencana.

4. Pembangunan mengarah pada modernitas dan bertujuan untuk menemukan cara hidup yang lebih baik dari sebelumnya, lebih maju, serta dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi atau iptek.

5. Pembangunan mempunyai tujuan yang bersifat multidimensional, meliputi berbagai aspek kehidupan bangsa dan negara, terutama aspek politik, ekonomi, sosial-budaya, serta pertahanan dan keamanan.

Perencanaan Pembangunan menurut Arthur W. Lewis dalam (Maros Dkk, 2020) adalah “Suatu kumpulan kebijaksanaan dan program pembangunan untuk merangsang masyarakat dan swasta untuk menggunakan sumberdaya yang tersedia secara lebih produktif.

Jhingan dalam (Septia Dkk,2019) seorang ahli perencanaan pembangunan bangsa India. Mengatakan bahwa Perencanaan pembangunan pada dasarnya adalah merupakan pen gendalian dan pengaturan perekonomian dengan Sen gaja oleh suatu penguasa (pemerintah) pusat untuk mencapal suatu sasaran dan tujuan tertentu di dalam jangka waktu tertentu pula”.

Perencanaan pembangunan Menurut Waterston dalam (Kandati dkk,2020) adalah melihat kedepan dengan mengambil pilihan berbagai alternative dari kegiatan untuk mencapai masa tersebut dengan terus menikuti agar supaya pelaksana tidak menyimpang dari tujuan. Secara umum unsur-unsur pokok dalam perencanaan pembangunan terdiri dari 6 unsur yaitu adanya kebijakan dasar atau strategi dasar rencana pembangunan yang seringpula disebut tujuan, arah, prioritas pembangunan.

Perencanaan pembangunan menurut Bratakusumah dalam (Sugiarto, 2020) suatu proses perumusan alternatif-alternatif atau keputusan-keputusan yang didasarkan pada data-data dan fakta-fakta yang akan digunakan sebagai bahan untuk melaksanakan suatu rangkaian kegiatan/aktivitas kemasyarakatan, baik yang

bersifat fisik (material) maupun nonfisik (mental dan spiritual) dalam rangka mencapai tujuan yang lebih baik.

a. Mekanisme Perencanaan Pembangunan Tingkat Desa (MUSRENBANG) perencanaan pembangunan ditingkat desa yang diatur dalam

permendagri nomor 114 tahun 2014 dalam (Aisyah,2015) yaitu :

1) diawali dengan tahap persiapan berupa musyawarah di tingkat dusun (Musdu), Musdes yang melibatkan kelompok-kelompok masyarakat (seperti misalnya kelompok tani/nelayan, kelompok pemuda, kelompok perempuan perempuan, dan lain-lain kelompok masyarakat) yang merupakan stakeholder di wilayah dusun/RW tersebut, membahas mengenai masalah utama yang dihadapi oleh masyarakat setempat yang merupakan rencana kebutuhan pembangunan hasil musyawarah kelompok-kelompok masyarakat dimaksud, selanjutnya diajukan dan dijadikan sebagai salah satu bahan masukan (input) dalam kegiatan Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbangdes).

2) Musrenbang Desa dilaksanakan oleh tim penyelenggara musrenbang desa yang telah dibentuk atau ditetapkan sebelumnya oleh kepala desa, dan pesertanya terdiri dari komponen masyarakat (individu atau kelompok) yang berada di desa/kelurahan, seperti; ketua RT/RW, kepala dusun/lingkungan, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), ketua adat, organisasi masyarakat, komite sekolah, kelompok tani/nelayan,

dan lain-lain. Wakil-wakil dari peserta tersebutyang memaparkan masalah utama yang dihadapi serta merumuskannya untuk dijadikan sebagai prioritas rencana kegiatan pembangunan di desa bersangkutan.

3) Dalam musrenbang tersebut, kepala desa serta ketua dan anggota BPD bertindak sebatas selaku narasumber yang menjelaskan tentang prioritas program/kegiatan yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) desa/kelurahan.

Keluaran yang dihasilkan Musrenbang desa/kelurahan adalah : 1. Dokumen rencana kerja pembangunan desa/kelurahan yang

berisi :

a. Prioritas rencana kegiatan pembangunan skala desa/kelurahan yang akan didanai oleh alokasi dana desa dan atau swadaya.

b. Prioritas rencana kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan melalui dinas/instansi tingkat kabupaten atau Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk selanjutnya dibahas dalam forum musrenbang kecamatan.

c. Daftar nama delegasi desa yang telah dirumuskan oleh peserta musrenbang desa/kelurahan, untuk mengikuti MUSRENBANG selanjutnya ditingkat Kecamatan.