• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan di Desa Papanloe

B. Hasil Penelitian

2. Tingkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan di Desa Papanloe

Untuk mengetahui tingkat partisipasi perempuan dalam Forum Musdu dan Musrenbang maka peneliti melakukan wawancara untuk mendapatkan hasil terkait dengan keterlibatan perempuan di Desa Papanloe berdasarkan teori yang dikemukakakn oleh Sherry R Arnstein :

a. Non Participation Meliputi (Manipulation, and Therapy)

Dalam tingkatan partisipasi Non participation ini meliputi beberapa tingkatan diantaranya adlah sebagai berikut :

1). Manipulation (Manipulasi)

Dalam Penyelenggaraan Musrenbang pemerintah Desa Papanloe tidak hanya menjadikan masyarakat termasuk kaum perempuan sebagai subyek tetapi sebagai pelaku didalam pengambilan dan oleh pemerintah desa untuk diambil Namanya dalam kegiatan Musrenbang dan pemerintah desa Papanloe memanipulasi informasi tanpa melakukan partisipasi apapun diforum Musrenbang.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Ketua BPD terkait dengan tingakatan partisipasi perempuan yang mengatakan bahwa :

”Saya dan Pakde menyelenggarakan forum Musdu dan Musdes dan Musrenbang ini supaya masyarakat juga terlibat dan tahu apa-apa saja yang mau diprogramkan di Desa. Jadi dengan adanya Forum Musrenbang ini sudah membuktikan dan tidak ada sistem manipulasi. Saya selaku penyelenggara Musdu dan Musdes menginginkan agar semua kalangan masyarakat turut berpartisipasi untuk merumuskan bersama program-program apa saja yang mau dibawa ke Musrembang desa nanti sampai masuk di RKP Desa.”

(Hasil wawancara dengan RM pada tanggal 22 November 2021 pukul 11.15)

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas maka dapat disimpulkan bahwa di Desa Papanloe dalam Penyelenggaraan Musrenbang sudah melibatkan masyarakatnya termasuk kaum perempuan. Beliou juga mengatakan bahwa Musdu dan Musdes adalah salah satu forum perumusan program kerja yang kemudian hasil yang dikeluarkan dibawa keforum Musrenbang nantinya, Dalam forum ini semua real tanpa adanya manipulasi data-data masyarakat.

Selanjutnya hasil wawancara dengan Ketua PKK terkait dengan tingakatan partisipasi perempuan yang mengatakan bahwa :

“Dalam penyelenggaraannya Musrenbang saya kira tidak ada sistem Manipulasi data karna kita terlibat secara langsung. merumuskan program kerja sama-sama apalagi kan sebelum Musrenbang ada beberapa forum yang dibuka. Itu semua menampung masyarakat”

(Hasil wawancara dengan H.D pada tanggal 19 Desember 2021 pukul 15.23)

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tingkat partisipasi Perempuan di Desa Papanloe dalam Penyelenggaraan Musrenbang tidak menunjukkan adanya Non Partisipation yang meliputi didalamnya Manipulation

2). Therapy (Terapi)

Perilaku Pemerintah Desa Papanloe yang berpura-pura melibatkan masyarakat dalam forum Musrenbang yang tujuannya untuk mengubah pola pikir masyarakat daripada mendapatkan masukan dari masyarakat itu sendiri.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Ketua BPD terkait dengan penyelenggaraan Musrenbang yang mengatakan bahwa :

“Alhamdulillah selama penyelenggaraan Musrenbang kami selalu melibatkan masyarakat termasuk kaum perempuan dan Alhamdulillah juga masyarakat merespon dengan baik, Masyarakat juga lumayan aktif diforum dan kami BPD siap mengawal program kerja yang diusulkan disini sampai pada Musrenbang Desa”

(Hasil wawancara dengan RM pada tanggal 22 November 2021 pukul 11.15)

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan diatas maka dapat disimpulkan bahwa BPD Desa Papanloe memberikan

pengawalan yang baik dalam Penyelenggaraan Musrenbang khususnya perempuan dalam perumusan dan pengambilan keputusan.

Selanjutnya hasil wawancara penulis dengan Sekertaris Desa Papanloe terkait dengan Pelaksanaan Musrenbangdes yang mengatakan bahwa :

“Selama saya jadi Sekdes disini dan Pak Komar jadi Kepala Desa.

Setia pada kegiatan kami selalu berusaha melibatkan masyarakat dalam forum-forum. Seperti forum Musrenbang kami selalu mengundang masyarakat untuk datang meskipun tidak terlalu banyak yang datang dikantor Desa untuk bermusyawarah. Jadi Selama ini Alhamdulillah belum ada yang namanya memanipulasi data masyarakat semua kegiatan di Desa kami libatkan”

(Hasil wawancara dengan AM pada tanggal 22 November 2021 pukul 09.05)

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tingkat partisipasi Perempuan di Desa Papanloe dalam Penyelenggaraan Musrenbang tidak menunjukkan adanya Non Partisipation yang meliputi didalamnya Therapy.

b. Degrees Of Tokenism Meliputi (Informing Consultation, dan Placation)

Dalam tingkatan partisipasi Degrees Of Tokenism ini meliputi beberapa tingkatan diantaranya adlah sebagai berikut :

1. Informing (Menginformasikan)

Dalam Penyelenggaraan Musrenbang Pemerintah Desa Papanloe tidak hanya memberikan seputar informasiterkait rancangan kegiatan yang

akan diselenggarakan tetapi juga memberikan kesempatan masyrakat dalam melibatkan dirinya dalam perencanaan pembangunan desa.

Tingkatan ini merupakan tahap pemberian informasi kepada masyarakat Desa Papanloe akan hak, tanggung jawab, dan pilihan mereka yang merupakan langkah awal yang cukup penting dalam pelaksanaan Musrenbang. Namun seringkali pemberian informasi dari penguasa bersifat satu arah, yang menyebabkan masyarakat tidak memiliki kesempatan untuk memberikan umpan balik dan negosiasi. Apalagi pemberian informasi tersebut dilakukan pada akhir perencanaan, sehingga masyarakat memiliki sedikit kesempatan mempengaruhi program. Pemberian informasi ini biasa dilakukan dengan media pemberitaan yaitu brosur dan poster.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Sekertaris Desa Papanloe selaku penyelenggaraan Musrenbang yang mengatakan bahwa :

“Dalam penyelenggaraan Musrenbang itu kan sebelum melakukan Musrenbang terlebih dahulu melakukan program MUSDU, MUSDES dan MUSDES khusus perempuan secara otomatis kan sudah diberitahu bahwa dekat-dekat ini akan diselenggarakan Musrenbang dan staf Desa memberikan undangan untuk Kader-kader, Iman Desa, Anggota BPD dan kami juga mengundang setiap perwakilan Dusun seperti ketua RT/RW. Nah kemudian program kerja yang kita bahas dalam Musrenbang adalah program yang sudah dirumuskan dari Musdu, Musdes perempuan dan anak.

(Hasil wawancara dengan AM pada tanggal 22 November 2021 pukul 09.05)

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan diatas maka dapat disimpulkan bahwa di Desa Papanloe dalam Penyelenggaraan Musrenbang melakukan penginformasian terlebih dahulu kepada masyarakat dan kaum perempuan melalui beberapa kegiatan yang

dilaksanakan sebelumnya dan tak lupa memberikan undangan kepada masyarakat terkait dengan penyelenggaraan Musrenbang.

Selanjutnya hasil wawancara dengan Masyarakat terkait dengan pemberian informasi penyelenggaraan Musrenbang yang mengatakan bahwa :

“Kalau Maumi diselenggarakan Musrenbang disini biasanya adaji tanda-tandanya pasti datangi dulu itu BPD na informasikanki Musdu setelah itu Musdes tidak lama itu adami undangannya kegiatan Musrenbang di Desa yang mau wakili perempuan”

(Hasil wawancara dengan NA pada tanggal 22 November 2021 pukul 09.05)

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan diatas maka dapat disimpulkan bahwa di Desa Papanloe dalam Penyelenggaraan Musrenbang di Desa Papanloe tidak menunjukkan adanya tingkat partisipasi informing terhadap penyelenggaraan Musrenbang pengambilan keputusan.

2. Consultation (Konsultasi)

Dalam Penyelenggaraan Musrenbang Pemerintah masyarakat Desa Papanloe dilibat dalam forum Musrenbang. Pada tingkatan ini penguasa meminta pendapat masyarakat, namun konsultasi ini masih merupakan partisipasi semu, karna tidak ada jaminan bahwa ide mereka akan diperhatikan. Cara yang sering dilakukan dalam tingkat ini adalah survei pendapat masyarakat, pertemuan warga, dan dengan mendengar pendapat.

Masyarakat hanya dianggap sebagai abstraksi statistik, karena partisipasi hanya diukur dari frekuensi kehadiran pada pertemuan. Dengan demikian,

penguasa telah merasa memiliki bukti bahwa mereka telah mengikuti rangkaian proses yang mengikutsertakan masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Ketua BPD terkait dengan penyelenggaraan Musrenbang yang mengatakan bahwa :

“Alhamdulillah selama penyelenggaraan Musrenbang kami selalu melibatkan masyarakat termasuk kaum perempuan dan Alhamdulillah juga masyarakat merespon dengan baik, Masyarakat juga lumayan aktif diforum dan kami BPD siap mengawal program kerja yang diusulkan disini sampai pada Musrenbang Desa”

(Hasil wawancara dengan RM pada tanggal 22 November 2021 pukul 11.15)

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan diatas maka dapat disimpulkan bahwa BPD Desa Papanloe memberikan pengawalan yang baik dalam menjalankan wewenangnya tidak hanya memberikan ruang bagi perempuan tetapi juga melakukan pengawalan yang baik dalam penyelenggaraan Musrenbang khususnya perempuan dalam perumusan dan pengambilan keputusan.

Selanjutnya hasil wawancara penulis dengan Sekertaris Desa Papanloe selaku penyelenggaraan Musrenbang yang mengatakan terkait dengan aspirasi yang dikeluarkan oleh masyarakat dapat diterima oleh pemerintah Desa di forum Musrenbang bahwa :

“Kami selaku penyelenggara Musrenbang berharap semua aspirasi yang ditampung oleh BPD melalui beberapa forum seperti Musdu dan Musdes bisa masuk dalam RKP desa seperti tahun lalu karna kami yakin apa yang diusulkan oleh masyarakat itu maka itulah yang dibutuhkan karna pembangunan itu bukan kami selaku pemerintah desa yang rasakan tetapi juga masyarakat.”

(Hasil wawancara dengan AM pada tanggal 22 November 2021 pukul 09.05)

Gambar 4.5

Berita RKP Desa Papanloe Pada Tahun 2020

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan diatas maka dapat disimpulkan bahwa di Desa Papanloe dalam Penyelenggaraan Musrenbang di Desa Papanloe tidak menunjukkan adanya tingkat partisipasi Consultion terhadap penyelenggaraan Musrenbang pengambilan keputusan.

3. Placation (Penempatan)

Dalam Penyelenggaraan Musrenbang Pemerintah masyarakat Desa adalah pemerintah desa atau Kepala Desa Papanloe menunjuk beberapa masyarakatnya yang memiliki pengaruhi untuk menjadi anggota badan politik, dimana mereka akan memberikan keputusan terkait yang dirumuskan.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Sekertaris Desa Papanloe selaku penyelenggaraan Musrenbang yang mengatakan bahwa :

“Dalam penyelenggaraan Musrenbang itu yang hadir staf Desa, Kader-kader, Iman Desa, Anggota BPD dan kami juga mengundang setiap perwakilan Dusun seperti ketua RT/RW. Tidak hanya itu sebelum melakukan Musrenbang terlebih dahulu melakukan program MUSDU, MUSDES dan MUSDES khusus perempuan dan anak. Nah kemudian program kerja yang kita bahas dalam Musrenbang adalah program yang sudah dirumuskan dari Musdu, Musdes perempuan dan anak.

(Hasil wawancara dengan AM pada tanggal 22 November 2021 pukul 09.05)

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan diatas maka dapat disimpulkan bahwa di Desa Papanloe dalam Penyelenggaraan Musrenbang melakukan penempatan atau menunjuk masyarakat yang memiliki pengaruh terhadap penyelenggaraan Musrenbang pengambilan keputusan.

Selanjutnya hasil wawancara penulis dengan Ketua KWT Bungung Pandang Lestari sebagai perwakilan peserta Musrenbang yang mengatakan bahwa:

“Iya, kalau penyelenggaraan Musrenbang saya hadir sebagai perwakilan perempuan,. Selain saya banyak juga teman-teman KWT yang hadir kalau mereka tidak ada kesibukan. Karna memang kalau forum Musrenbang kan hanya perwakilan setiap dusunji jadi tidak banyak perempuan yang hadir hanya orang-orang yang berpengaruh saja dalam artian orang-orang yang paham toh”

(Hasil wawancara dengan SR pada tanggal 22 November 2021 pukul 16.23)

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas maka dapat disimpulkan bahwa di Desa Papanloe dalam Penyelenggaraan Musrenbang sudah melibatkan masyarakatnya khususnya perempuan dalam perumusan dan pengambilan keputusan. Pada penyelenggaraan Musrenbang tingkat partisipasi Masyarakat dapat dikatakan Placation atau Penempatan.

c. Degrees Of Citizen Power Meliputi (Partnership, Delegated Power and Citizen Control)

Dalam tingkatan partisipasi Degrees Of Citizen ini meliputi beberapa tingkatan diantaranya :

1. Partnership (Kemitraan)

Dalam Penyelenggaraan Musrenbang Desa Papanloe pada tingkatan Patrnership masyarakat termasuk kaum perempuan memiliki hak untuk berunding dengan pengambilan keputusan Bersama pemerintah desa untuk kesepakatan Bersama. kekuasaan dibagi antara masyarakat dengan pemerintah.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Sekertaris Desa Papanloe terkait dengan penyelenggaraan Musrenbang yang mengatakan bahwa :

“Dalam penyelenggaraan Musrenbang itu yang hadir staf Desa, Kader-kader, Iman Desa, Anggota BPD dan kami juga mengundang setiap perwakilan Dusun seperti ketua RT/RW. Tidak hanya itu sebelum melakukan Musrenbang terlebih dahulu melakukan program MUSDU, MUSDES dan MUSDES khusus perempuan dan anak. Nah kemudian program kerja yang kita bahas dalam Musrenbang adalah program yang sudah dirumuskan dari Musdu, Musdes perempuan dan anak.

(Hasil wawancara dengan AM pada tanggal 22 November 2021 pukul 09.05)

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Dalam penyelenggaraan Musrenbang di Desa Papanloe belum mencapai tingkat partnership pasalnya dalam

penyelenggaraan kegiatan belum menyeluruh dalam artian masih sistem perwakilan setiap dusun. Namun secara keseluruhan Pemerintah Desa Papanloe sudah mencapai pada tingkat partisipasi partnership yaitu dimana sebelum melaksanak kegiatan musrenbang sebagai kegiatan puncak terlebih dahulu melaksanakan kegiatan Musdu dan Musdes.

2. Delegated power (Kekuasaan yang Didegelesasikan)

Dalam Penyelenggaraan Musrenbang Pemerintah masyarakat Desa Pada tingkatan ini diberi limpahan wewenang untuk mengatur dan membuat keputusan sendiri pada rencana tertentu untuk menyelesaikan permasalahan

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Sekertaris Desa Papanloe terkait dengan penyelenggaraan Musrenbang yang mengatakan bahwa :

“Kalau memberikan wewenang kepada masyarakat untuk mengatur forum Musrenbang dan forum lainnya belum pernah masih tetap staf Desa dan BPD yang mengatur mulai dari perencanaan sampai pelaksanaannya ”

(Hasil wawancara dengan AM pada tanggal 22 November 2021 pukul 09.05)

Selanjutnya hasil wawancara penulis dengan Ketua BPD Papanloe terkait dengan penyelenggaraan Musrenbang yang mengatakan bahwa:

“Pada penyelenggaraan Musrenbang ini tetap kami aparat desa yang mengontrol jalannya kegiatan ini, maupun kegiatan lainnya. Kami hanya memberikan ruang kepada masyarakat terkhusus kaum perempuan untuk ikut berpartisipasi dalam perumusan dan pengambilan keputusan. Kalau diberikan wewenang langsung kepada masyarakat kami belum terfikirkan”

(Hasil wawancara dengan RM pada tanggal 22 November 2021 pukul 11.15)

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan diatas maka dapat disimpulkan bahwa di Desa Papanloe dalam Penyelenggaraan Musrenbang belum berada pada tingkatan partisipasi Delegated Power (Kekuasaan yang Didegelasikan.

3. Citizen control (Kontrol Masyarakat)

Dalam Penyelenggaraan Musrenbang Pemerintah Desa dan masyarakat Desa Papanloe ikut berpartisipasi dalam mengendalikan seluruh proses pengambilan keputusan. Pada tingkatan ini masyarakat desa Papanloe memiliki kekuatan yang sama untuk mengatur program yang berkaitan dengan kepentingannya.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Sekertaris Desa Papanloe terkait dengan penyelenggaraan Musrenbang yang mengatakan bahwa :

“Kalau memberikan wewenang kepada masyarakat untuk mengatur forum Musrenbang dan forum lainnya belum pernah masih tetap staf Desa dan BPD yang mengatur mulai dari perencanaan sampai pelaksanaannya ”

(Hasil wawancara dengan AM pada tanggal 22 November 2021 pukul 09.05)

Selanjutnya hasil wawancara penulis dengan Ketua BPD Papanloe terkait dengan penyelenggaraan Musrenbang yang mengatakan bahwa:

“Pada penyelenggaraan Musrenbang ini tetap kami aparat desa yang mengontrol jalannya kegiatan ini, maupun kegiatan lainnya.

Kami hanya memberikan ruang kepada masyarakat terkhusus

kaum perempuan untuk ikut berpartisipasi dalam perumusan dan pengambilan keputusan. Kalau diberikan wewenang langsung kepada masyarakat kami belum terfikirkan”

(Hasil wawancara dengan RM pada tanggal 22 November 2021 pukul 11.15)

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan diatas maka dapat disimpulkan bahwa di Desa Papanloe dalam Penyelenggaraan Musrenbang belum berada pada tingkatan partisipasi Citizen Control (Kontrol Masyarakat).

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi Perempuan