• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terapi “Back In Control “ (Bic)

GANGGUAN PSIKIATRIK ANAK-ANAK

GANGGUAN PSIKIATRIK ANAK-ANAK

E. Terapi “Back In Control “ (Bic)

Program terapi “Back in Control” dikembangkan oleh Gregory Bodenhamer. Program terapi ini unik karena dikatakan lebih baik daripada intervensi reward/punishment bagi anak-anak dengan ADHD. Program ini berbasis kepada sistem yang berdasar pada aturan, jadi tidak tergantung pada keinginan anak untuk patuh. Jadi, program ini lebih kepada sistem training bagi orang tua yang kemudian diharapkan dapat menciptakan sistem tata aturan yang berlaku dirumah sehingga dapat merubah perilaku anak. Demi efektivitas program, maka nantinya orang tua akan bekerja sama dengan pihak sekolah untuk melakukan proses yang sama bagi anaknya, ketika dia di sekolah. Orang tua harus selalu melakukan monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan dan konsisten atas program yang dijalankan. Begitu juga ketika program ini dilaksanakan bersama-sama dengan pihak sekolah maka orang tua sangat memerlukan keterlibatan guru

Hibah Buku Teks Tahun 2014 “Asuhan Keperawatan Jiwa “ Page 273 dan petugas di sekolah untuk melakukan proses monitoring dan evaluasi. Dalam program ini, tugas orang tua adalah:

a) Orang tua mendefinisikan aturan secara jelas dan tepat (kita perjelas apa yang kita mau, tidak kurang tidak lebih). Kita buat aturan sejelas mungkin sehingga pengasuh pun dapat mendukung pelaksanaannya tanpa banyak penyimpangan. b) Jalankan aturan tersebut dengan ketat.

c) Jangan memberi imbalan atau hukuman pada sebuah aturan. Jalankan saja. d) Jangan pernah berdebat dengan anak tentang sebuah aturan.

(Schaefer, et al., 1991)

RINGKASAN

Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama ialah intelegensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental.

Autisme adalah salah satu defisit perkembangan pervasif pada awal kehidupan anak yang disebabkan oleh gangguan perkembangan otak yang ditandai dengan ciri pokok yaitu terganggunya perkembangan interaksi sosial, bahasa dan wicara, serta munculnya perilaku yang bersifat repetitif, stereotipik dan obsesif (Budiman, 1997). Autisme adalah gangguan perkembangan pervasif yang ditandai oleh adanya kelainan atau hendaya perkembangan yang muncul sebelum usia 3 tahun, dan dengan ciri kelainan fungsi dalam tiga bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku yang terbatas dan berulang (Aeni dkk, 2001).

ADHD sering diterjemahkan dengan keadaan hiperaktivitas atau hiperkinetik. Meskipun sebenarnya hiperaktivitas merupakan gejala saja dari ADHD. Istilah hiperaktivitas dipakai untuk anak dengan kelainan perilaku. Sebenarnya anak normalpun dalam tahap perkembangan tertentu juga mengalamisemacam hiperaktivitas, tetapi istilah yang dipakai untuk anak normal adalah overaktivitas. Memang sulit untuk membedakan kedua gejala ini. Diperlukan kejelian untuk membedakan keduanya, anak hiperaktiv kelihatan sibuk, terlihat bahwa bermaksud mempelajari sesuatu. Hiperaktif adalah perilaku mottorik yang berlebihan. Gangguan hiperakinetik adalah gangguan pada anak yang timbul pada usia perkembangan dini (sebelum usia 7 tahun) dengan ciri utama tidak mampu memusatkan perhatian, hiperaktivitas dan impulsivitas.

Hibah Buku Teks Tahun 2014 “Asuhan Keperawatan Jiwa “ Page 274 SOAL LATIHAN

1. Berikut yang tidak termasuk gangguan mental emosional pada anak adalah ... a. Retaradasi Mental

b. Attention Deficit hyperactivity Disorder (ADHD) c. Gangguan inisiatif dan kemandirian

d. Temper Tantrum e. Autisme

2. Gangguan mental emosional pada yang ditandai dengan inatensi, impulsif dan hiperaktif adalah ...

a. Gangguan Pemusatan perhatian dan hiperaktif (GPPH) b. Gangguan Tingkah Laku

c. Autisme d. ADHD

e. Retardasi Mental

3. Gejala penyimpangan perilaku yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain atau disebut anak nakal adalah ...

a. Gangguan Pemusatan perhatian dan hiperaktif (GPPH) b. Gangguan Tingkah Laku

c. Autisme d. ADHD

e. Retardasi Mental

4. Gangguan mental emosional pada anak yang ditandai dengan gangguan interaksi sosial, gangguan komunikasi, dan gangguan perilaku disebut ... a. Gangguan Pemusatan perhatian dan hiperaktif (GPPH)

b. Gangguan Tingkah Laku c. Autisme

d. ADHD

e. Retardasi Mental

5. Berikut yang dapat menyebabkan anak-anak mengalami gangguan terlambat bicara atau gangguan perkembangan bicara antara lain ...

1. Gangguan fungsi pendengaran 2. Gangguan hiperkinetik (ADHD) 3. Retardasi Mental

4. Autisme pada anak

6. Retardasi Mental (RM) yang ditandai dengan tingkat IQ anak 35 – 49 (kemampuan setara kelas II SD) termasuk RM adalah

a. Sangat ringan b. Ringan c. Sedang d. Berat e. Sangat berat

Hibah Buku Teks Tahun 2014 “Asuhan Keperawatan Jiwa “ Page 275 7. Berikut beberapa diagnosa keperawatan yang bisa ditegakkan karena adanya

gangguan mental emosional pada anak antara lain ... 1. Perubahan proses keluarga

2. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan anak 3. HDR Kronik

4. Potensial pertumbuhan koping keluarga

8. Berikut intervensi keperawatan pada anak yang mengalami ansietas ... 1. Beri kesempatan berhubungan dengan orang tua sesering mungkin 2. Beri mainan sesuai dengan usia

3. Pindahkan anak ke ruangan yang kecil dan kosong 4. Menggambar keluarga, rumah dan lingkungan

9. Yang merupakan tanda dan gejala anak mengalami HDR kronik antara lain ... 1. Kontak mata kurang

2. Menggunakan perilaku negatif untuk menarik perhatian 3. Kurang motivasi / menarik diri

4. Hiperaktif

10. Terapi modalitas pada anak dengan cara membaca buku serta mendiskusikan pikiran dan perasaan anak terhadap isi buku adalah ....

a. Therapeutik Play b. Art therapy c. En acting play d. Bibliotherapy e. Story telling DAFTAR PUSTAKA

Aeni, dkk., 2001. Gangguan Perkembangan Pervasif: Ilustrasi 1 Kasus, Jurnal Medika Nusantara., Vol : 22(2) : 347-54.

Azrin & Fox., 1971. Teaching Develompentally Disable Children., Pro-ed., Austin Texas.

Behman, R.E and Vaughan, 2000. Ilmu Kesehatan Anak, editor by Nelson W.E. Alih bahasa Radja Siregar dkk, EGC, Jakarta.

Budiman, M., 1997. Tatalaksana Terpadu Pada Autisme, dalam: Simposium Tatalaksana Autisme., Gangguan Perkembangan anak., Yayasan Autisme Indonesia., Jakarta

Caine, M. R., and Patricia M.B, 1997. Nursing Care Planning For Children, Williams and Wilkins, United State Of America.

Campbell, M., shay dkk., 1983. Pervassif Development Disorder., Comprehensive Text Book of Psychiatry., 2277-2293

Courchesne., 1991. Gangguan Perkembangan Pervasif: Ilustrasi 1 kasus, jurnal Medika Nusantara., Vol : 22(2) : 347-54

Edelson, S., 1997., Menangani Anak Autisme., Nakita. ,2002. Panduan Tumbuh

Hibah Buku Teks Tahun 2014 “Asuhan Keperawatan Jiwa “ Page 276 Giangreco, M., Edelma,S., Luiselli,T., and MacFarland,S., 1997. Helping or

hovering ? Effects of instructional assistant proximaty on student with disabilities., Exceptional Children., 64., No.I., 7-18

Hartono., Infantil Autism., Majalah Medical Indonesia., Edisi V., 1998., Yayasan Autisme Indonesia., Jakarta

Kaplan, H.S., Saddock, B.J., Greb, J.A., 1994. Synopsis of Psychiatry Behavioral

Scienses., Clinical Psychiatry Refford DC (Ed). Williams & Wilkins., Baltimore

Kozier, B. et all., 1997. Fundamental Of Nursing, Addison-Wesley Publishing Company, Health Science Division, California.

Kozier, B. et all., 1998. Concept And Issues In Nursing, Addison-Wesley Publishing Company, Health Science Division, California

Kozier, B. et all., 1998. Techniques In Clinical Nursing, Addison-Wesley Publishing Company, Health Science Division, California.

Lensing, dkk., 1995. Gangguan Perkembangan Pervassif., Ilustrasi 1 Kasus, Jurnal Medika Nusantara., vol:22(2):347-54

Leventhal, dkk., 1993. Gangguan Perkembangan Pervassif., Ilustrasi 1 Kasus, Jurnal Medika Nusantara, Vol:22(2):347-54

Lovass, O.I, dkk., 1996. Teaching Developmentally Disable Children., Pro-ed Austin., Texas

Lumbantobing, S.M., 2001. Anak Dengan Mental Terbelakang., Balai Penerbit Fakultas kedokteran Indonesia

Nakita ,2002. Panduan Tumbuh Kembang, jurnal Medika Nusantara., Vol : 30 Nakita, 2002. Mengenal Autisme., Vol: 30 Anonim., http://www.smartschool.com

Anonim., Autisme., http://www.medicastore.com Anonim., Autisme bisa disembuhkan, kenyataan dan harapan., http://www.peduliautisme.com. Narendra, M.B. dkk., 2002. Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja, Ikatan Dokter

Anak Indonesia, PT Sagung Seto, Surabaya.

Newson, dkk.,1998. Long-term Otcome For Children With Autisme Who Received

EarlyIntensive Behavioral Treatment., University of California., Los

Angeles

Rapin, I., Autistic Spectrum Disorder Across The Life Span., AAN., 2001

Soemarno., 1992. Gangguan Autisme., Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran., Universitas Gadjah Mada

Soetjingsih, 2000. Tumbuh Kembang Anak, editor IG. N. Gde Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Staf Pengajar IKA FKUA, 1999. Ilmu Kesehatan Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya

Staf Pengajar IKA FKUI, 1999 . Ilmu Kesehatan Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

Sutadi, R., 1997. Tatalaksana Perilaku Pada Penyandang Autisme., Yayasan Autisme Indonesia., Jakarta

Suzi., & Kaufman., 1998. Menangani Anak Autis., Panduan Tumbuh Kembang Balita.

Hibah Buku Teks Tahun 2014 “Asuhan Keperawatan Jiwa “ Page 277

BAB 8