PERMOHONAN PENUNDAAN PELAKSANAAN KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA SESUAI PASAL 67 AYAT (2), (3) DAN (4)
II. DALAM POKOK PERKARA
2. Bahwa TERGUGAT menolak dengan tegas dalil PENGGUGAT yang terdapat dalam point (1) sampai dengna point (21) yang
terdapat dalam halaman 2 dan halaman 7 gugatannya, dengan alasan:
2.1. Bahwa berdasarkan kronologis perijinan, maka PT Penajam Prima Coal mendapatkan Persetujuan Kuasa Pertambangan dengan rincian:
a. Surat Keputusan Bupati Penajam Paser Utara Nomor: 545/12-PU/EKONOMI/XII/2008 tentang Pemberian Kuasa
Halaman 39 dari 196. Putusan No. 05/G/2015/PTUN-SMD Pertambangan Penyelidikan Umum Tanggal 25 Agustus 2008 seluas 3281 ha di Kelurahan Buluminung Kecamatan Penajam;
b. Surat Keputusan Bupati Penajam Paser Utara Nomor: 545/09-EKSPLORASI/EKONOMI/XII/2008 tentang Pemberian Usaha Pertambangan Eksplorasi Tanggal 5 Desember 2009 seluas 3281 di Kelurahan Buluminung Kecamatan Penajam; c. Surat Keputusan Bupati Penajam Paser Utara Nomor:
545/02-IUP OP/EKONOMI/XII/2009 tentang Persetujuan Peningkatan Izin Kuasa Pertambangan Eksplorasi Menjadi Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) Kepada PT. Bumi Energy Kaltim Tanggal 01 DESEMBER 2009 SELUAS 3281 DI Kelurahan Buluminung Kecamatan Penajam;
d. Surat Keputusan Bupati Penajam Paser Utara Nomor: 545/11-IUP OP/DISTAM/XI/2011 tentang Persetujuan Perubahan Koordinat Dan Peta IUP OP Kepada PT. BEK Tanggal 07 November 2011 seluas 3281 di Kelurahan Buluminung Kecamatan Penajam;
e. Surat Keputusan Bupati Penajam Paser Utara Nomor: 545/01-REVISI/IUP.OP/DISTAM/XII/2014 Tentang Revisi Keputusan Bupati Penajam Paser Utara Nomor: 545/11-IUP.OP/DISTAM/XI/2011 tentang Persetujuan Perubahan koordinat dan Peta (IUP) Operasi Produksi Kepada PT. Bumi Energy Kaltim Tanggal 9 Desember 2014.
2.2. Bahwa sesuai dengan kronologis perijinan yang diterbitkan oleh TERGUGAT kepada PENGGUGAT maka wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. Bumi Energy Kaltim telah mengalami
Halaman 40 dari 196. Putusan No. 05/G/2015/PTUN-SMD tumpang tindih dengan wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. Penajam Prima Coal dan wilayah izin Usaha Pertambangan PT. Energy Penajam Mandiri;
2.3. Bahwa dengan adanya tumpang tindih antara wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. Bumi Energy Kaltim dengan wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. Penajam Prima Coal dan wilayah Izin Usaha Pertambangan PT/ Energy Penajam Mandiri tersebut, maka perlu adanya penegasan untuk penetapan status kawasan wilayah Izin Usaha Pertambangan;
2.4. Bahwa TERGUGAT telah melakukan upaya penyelesaian permasalahan tumpang tindih anatar wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. Bumi Energy Kaltim dengan wilayah izin Usaha Pertambangan PT. Penajam Prima Coal dan wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. Energi Penajam Mandiri yakni:
a. Pertemuan di Ruang Rapat Setdakab. Penajam Paser Utara pada Tanggal 16 September 2011 dengan hasil:
1) Pihak PT. Bumi Energy Kaltim menyerahkan sepenuhnya penyelesaian terhadap persoalan tumpang tindih perizinan kepada Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara antara wilayah Izin Usaha Pertambangan: a) Pihak PT. Bumi Energy Kaltim pemegang Surat
Keputusan Bupati Penajam Paser Utara Nomor: 545/02-IUP OP/EKONOMI/XII/2009 tentang Persetujuan Peningkatan Izin Kuasa Pertambangan Eksplorasi Menjadi Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) Kepada PT. Bumi Energy Kaltim Tanggal 01 Desember 2009 seluas
Halaman 41 dari 196. Putusan No. 05/G/2015/PTUN-SMD 63281 ha di Kelurahan Buluminung Kecamatan Penajam;
b) PT. Penajam Prima Coal pemegang Surat Keputusan Bupati Penajam Paser Utara Nomor: 545/02/IUP-OP/XII/2009 tentang Persetujuan Peningkatan Izin KP Eksplorasi Menjadi IUP OP kepada PT. Penajam Prima Coal Tanggal 16 Desember 2009 seluas 4999 ha di Kelurahan Buluminung, Neneng, Nipah-nipah, Lawe-lawe Girimukti dan Waru;
c) PT. Energi Penajam Mandiri PEMEGANG Surat Keputusan Bupati Penajam Paser Utara Nomor: 545/03/IUP-OP/XII/2009 tentang Persetujuan Peningkatan Izin KP Eksplorasi Menjadi IUP OP Kepada PT. Energy Penajam Mandiri Tanggal 17 Desember 2009 seluas 5000 ha di Kelurahan Buluminung, Sotek dan Waru;
2) PT. Bumi Energy Kaltim tidak akan melakukan kegiatan sebelum penyelesaian tumpang tindih lahan antara wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. Bumi Energy Kaltim dengan wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. Penajam Prima Coal dianggap belum selesai.
b. Pertemuan di Hotel Redtop Jakarta yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara pada Tanggal 25 September 2011 dengan hasil pertemuan yakni: 1) Para pihak yakni PT. Bumi Energy Kaltim dan PT.
Penajam Prima Coal menyerahkan kepada Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara untuk meyelesaikan
Halaman 42 dari 196. Putusan No. 05/G/2015/PTUN-SMD persoalan tumpang tindih izin usaha pertambangan operasi produksi.
2) Pembagian tumpang tindih lahan dilaksanakan pada areal yang hanya tumpang tindih ± 2.547 Hektar.
c. Pertemuan di Ruang Rapat Setdakab. Penajam Paser Utara yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara, pada tanggal 12 Agustus 2012 dengan hasil yakni penyelesaian tumpang tindih penerbitan Surat Keputusan Bupati Penajam Paser Utara Nomor: 545/02 – IUP OP/ EKONOMI/XII/2009 tentang Persetujuan Peningkatan Izin Kuasa Pertambangan Eksplorasi Menjadi Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) Kepada PT. Bumi Energy Kaltim Tanggal 01 Desember 2009 dan Surat Keputusan Bupati Penajam Paser Utara Nomor: 545/02/IUP-OP/XII/2009 tentang Persetujuan Peningkatan Izin KP Eksplorasi Menjadi IUP OP Kepada PT. Penajam Prima Coal Tanggal 16 Desember 2009 dapat dilakukan dengan komunikasi bersama antara Pemda Kabupaten Penajam Paser Utara dan Pimpinan Pt. PPC atau melalui jalur hukum di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
2.5. Bahwa dengan adanya penerbitan Surat Keputusan Bupati Penajam Paser Utara yakni:
a. PT. Bumi Energy Kaltim pemegang Surat Keputusan Bupati Penajam Paser Utara Nomor: 545/02-IUP OP/EKONOMI/XII/2009 tentang Persetujuan Peningkatan Izin Kuasa Pertambangan Eksplorasi Menjadi Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) Kepada PT.
Halaman 43 dari 196. Putusan No. 05/G/2015/PTUN-SMD Bumi Energy Kaltim Tanggal 01 Desember 2009 seluas 3281 ha di Kelurahan Buluminung Kecamatn Penajam; b. PT. Penajam Prima Coal pemegang Surat Keputusan Bupati
Penajam Paser Utara Nomor: 545/02/IUP-OP/XII/2009 tentang Persetujuan Peningkatan Izin KP Eksplorasi Menjadi IUP OP Kepada PT. Penajam Prima Coal Tanggal 16 Desember 2009 seluas 4999 ha di Kelurahan Buluminung, Nenang, Nipah-nipah, Lawe-lawe Girimukti dan Waru;
c. PT. Energi Penajam Mandiri pemegang Surat Keputusan Bupati Penajam Paser Utara Nomor: 545/03/IUP-OP/XII/2009 tentang Persetujuan Peningkatan Izin KP Eksplorasi Menjadi IUP OP Kepada PT. PT. Energy Penajam Mandiri Tanggal 17 Desember 2009 seluas 5000 ha di Kelurahan Buluminung, Sotek dan Waru; Maka telah terjadi kekeliruan dalam penerbitan izin tersebut karena terdapat tumpang tindih antara lokasi wilayah usaha pertambangan antara PT. Bumi Energy Kaltim dengan wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. Penajam Prima Coal dan wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. Energi Penajam Mandiri;
2.6. Bahwa luas areal tumpang tindih antara lokasi wilayah usaha pertambangan antara PT. Bumi Energy Kaltim dengan wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. Penajam Prima Coal yakni 730 Ha atau (22,25%);
2.7. Bahwa luas areal tumpang tindih antara lokasi wilayah usaha pertambangan antara PT. Bumi Energy Kaltim dengan wilayah
Halaman 44 dari 196. Putusan No. 05/G/2015/PTUN-SMD Izin Usaha Pertambangan PT. Energi Penajam Mandiri yakni 2.254 Ha (68,70%);
2.8. Bahwa memperhatikan Rencana Aksi Koordinasi Supervisi atas pengelolaan mineral dan batubara yang dilaksanakan oleh Tim Pencegahan Korupsi Sumber Daya Alam Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) antara lain adalah pelaksanaan penataan izin usaha pertambangan, dengan deskripsinya adalah menerbitkan izin usaha pertambangan mineral dan batubara yang tidak memenuhi ketentuan.
2.9. Bahwa berkaitan dengan permasalahan tumpang tindih antara lokasi wilayah usaha pertambangan antara PT. Bumi Energy Kaltim dengan wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. Penajam Prima Coal dan wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. Energi Penajam Mandiri, maka sesuai dalam ketentuan dan perundang-undangan, maka telah tercantum dalam:
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor: 1603 K/40/MEM/2003 Tentang Pedoman Pencadangan Wilayah Pertambangan Pasal 10 ayat (2) bahwa:
“Dalam hal terjadi tumpang tindih dalam pencandangan wilayah antara Menteri atau Gubernur atau Bupati/Walikota, pemohon yang paling dulu diterima dan telah memenuhi persyaratan mempunyai hak prioritas untuk diproses / diakui keabsahannya berdasrakan prinsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2).”
Bahwa dengan ketentuan tersebut, maka pelaksanaan pelayanan pencadangan wilayah pertambangan wajib menerapkan system permohonan pertama yang telah memenuhi persyaratan,
Halaman 45 dari 196. Putusan No. 05/G/2015/PTUN-SMD mendapat prioritas pertama untuk mendapatkan wilayah pertambangan.
2.10. Bahwa dengan adanya ketentuan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya mineral Nomor: 1603 K/40/MEM/2003 Tentang Pedoman Pencadangan Wilayah Pertambangan Pasal 10 ayat (2) tersebut, maka Pelaksanaan pelayanan Pencadangan Wilayah Pertambangan wajib menerapkan sistem permohonan pertama yang telah memenuhi persyaratan, mendapat prioritas pertama untuk mendapatkan Wilayah Pertambangan (first come first served);
2.11. Bahwa sebagai kelengkapan persyaratan peningkatan izin eksplorasi menjadi izin operasi produksi, ternyata PT. Bumi Energy Kaltim belum memenuhi persyaratan lingkungan (pada tahun 2010 masih proses KA-ANDAL) serta juga dalam proses penerbitan izin PT. Bumi Energy Kaltim tersebut tidak pernah dilakukan uji System Informasi Geografis (SIG).
2.12. Bahwa dengan adanya beberapa persyaratan yang belum dilakukan dan dilalui tersebut oleh PT. Bumi Energy Kaltim, sehingga luas areal wilayah izin Usaha Pertambangan dilakukan revisi dengan Surat Keputusan Bupati Penajam Paser Utara Nomor: 545/01-REVISI/IUP.OP/DISTAM/XII/2014 Tentang Revisi Keputusan Bupati Penajam Paser Utara Nomor: 545/11-IUP.OP/DISTAM/XI/2011 tentang Persetujuan Perubahan Koordinat dan Peta (IUP) Operasi Produksi Kepada PT. Bumi Energy Kaltim pada Tanggal 9 Desember 2014.
3. Bahwa TERGUGAT membantah dan menolak dengan tegas dalil gugatan