• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PROGRAM CSR

TINGKAT PARTISIPAS

Pada bagian ini dianalisis tingkat partisipasi stakeholder, yang meliputi tingkat partisipasi peserta program kemitraan UMKM, dan partisipasi perusahaan serta pemerintah lokal dalam implementasi program tersebut. Tingkat partisipasi dianalisis berdasarkan konsep Uphoff et al. (1979) pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dan dibandingkan dengan menggunakan tingkatan partisipasi Arnstein (1969).

Tingkat Partisipasi Masyarakat

Sumarto (2009) menjelaskan bahwa partisipasi warga merupakan proses ketika warga, sebagai individu maupun kelompok sosial dan organisasi, mengambil peran dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kebijakan-kebijakan yang langsung mempengaruhi kehidupan mereka. Seperti halnya dengan tingkat partisipasi partisipan program kemitraan dalam pelaksanaaan program UMKM di kelurahan Gunung Dempo, didasarkan pada tahapan partisipasi menurut Uphoff et al. (1979). Menurut pelaksanaannya, terdapat berbagai jenjang partisipasi dari penerima program UMKM, dimana seluruh jenjang ini ditentukan dari seberapa jauh masyarakat berpartisipasi dalam seluruh tahapan program. Pengukuran partisipasi didasarkan pada keterlibatan anggota mitra binaan PTPN VII, khususnya Unit Usaha Pagar Alam terhadap kegiatan dalam tahapan pelaksanaan program yang dilaksanakan, baik pada tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Pada setiap tahap pelaksanaan program dilihat sejauhmana keterlibatan anggota dalam hal: tingkat kehadiran, keterlibatan masyarakat penerima program dalam pelaksanaan program UMKM dan dalam pengambilan keputusan. Kategori masyarakat yang menerima program dibagi menjadi tiga tingkatan yakni, partisipasi tinggi, partisipasi sedang, dan partisipasi rendah (Tabel 9).

Tabel 9 Jumlah dan persentase peserta Program UMKM berdasarkan tingkat partisipasi di Kelurahan Gunung Dempo tahun 2013

No Tingkat Partisipasi Σ %

1 Tinggi 3 10.00

2 Sedang 25 83.30

3 Rendah 2 6.70

Total 30 100.00

Dari tabel diatas, memperlihatkan sebaran masyarakat yang menerima program berdasarkan tingkat partisipasinya. Sebanyak 3 orang yang dikategorikan sebagai anggota dengan partipasi tinggi dari total 30 masyarakat yang menerima program yang dalam hal ini mengikuti seluruh kegiatan yang dibuat oleh PTPN VII UUPA dan bisa mengembangkan lebih baik usahanya. 25 orang terlibat dalam partisipasi sedang dari total 30 masyarakat yang menerima program dan 2 orang anggota mempunyai partisipasi rendah dari total 30 masyarakat yang menerima program. Meskipun tingkat partisipasi anggota kelompok UMKM bergradasi, namun kecenderungan partisipasi anggota masyarakat UMKM belum memiliki

tingkatan tertinggi karena masih berada pada tingkatan sedang. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat hanya mengikuti perintah dari perusahaan. Berikut adalah grafik yang menunjukkan skor tingkat partisipasi dan taraf hidup anggota mitra binaan UMKM :

Gambar 5 Persentase masyarakat yang menerima program berdasarkan tingkat partisipasi keseluruhan dalam program UMKM PTPN VII UUPA Kelurahan Gunung Dempo, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan

Gambar 5 menjelaskan persentase klasifikasi tingkat partisipasi total anggota binaan UMKM berdasarkan derajat tinggi, rendah, dan sedang. Pengklasifikasian tersebut, didasarkan pada skor yang diperoleh dari hasil kuesioner dan menunjukkan bahwasanya sebagian besar anggota binaan UMKM berada pada level partisipasi sedang, yakni sebesar 83.33%. Sedangkan untuk tingkat partisipasi rendah sebesar 6.67% dan untuk tingkat partisipasi pada kategori tinggi sebesar 10% dari total 30 masyarakat yang menerima program.

Berdasarkan konsep Arnstein (1969), tingkat partisipasi masyarakat berada pada kategori partisipasi pada tingkatan tokenism, yaitu berada pada kisaran tipe informasi, tipe konsultasi, dan tipe placation/menenangkan. Hal ini berarti dalam pelaksanaan program CSR tersebut, mitra binaan atau pemanfaat program PKBL masih berposisi sebagai objek dari pemberdayaan. Pemanfaat program belum sepenuhnya memiliki kebebasan dalam menyampaikan saran dan pendapatnya. Saran dan pendapat dapat disampaikan, namun belum sepenuhnya dilaksanakan dan pemanfaat program masih berada di bawah kontrol dari pihak perusahaan (PTPN VII).

Partisipasi dalam Tahap Perencanaan

Berdasarkan tahapan partisipasi Uphoff et al. (1979), tahap perencanaan dalam program adalah keterlibatan masyarakat dalam kegiatan yang merencanakan program. Berikut jumlah dan persentase masyarakat yang menerima program berdasarkan tingkat partisipasi dalam tahap perencanaan program UMKM PTPN VII UUPA.

Tabel 10 Jumlah dan persentase peserta program UMKM berdasarkan tingkat partisipasi dalam tahap perencanaan di Kelurahan Gunung Dempo tahun 2013 No Kategori Tahap Perencanaan Σ % 1 Tinggi 6 20.00 2 Sedang 20 66.67 3 Rendah 4 13.33 Total 30 100.00

Tabel tersebut pemperlihatkan sebaran masyarakat yang menerima program berdasarkan tingkat partisipasinya dalam tahap perencanaan. Sebanyak 20% dari total masyarakat yang menerima program mempunyai tingkat partisipasi tinggi, sementara 66.7% mempunyai tingkat partisipasi sedang, dan sebanyak 13.3% mempunyai partisipasi yang rendah dalam tahap perencanaan. Hal ini berarti partisipasi masyarakat sudah cukup baik dalam tahap perencanaan seperti dengan memberikan ide-ide kepada perusahaan dalam merekrut anggota baru. Dibandingkan dengan konsep partisipasi Arnstein (1969), terlihat bahwa tingkat partisipasi pada tahap perencanaan berada pada tingkatan tokenism pada tipe konsultasi dan placation, dimana masyarakat diberi kebebasan dalam berpendapat, namun pengambilan keputusan tetap berada di pemegang kekuasaan atau dalam hal ini pihak PTPN VII UUPA. Persentase sebaran masyarakat yang menerima program pada tahap perencanaan secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Persentase masyarakat yang menerima program berdasakan tingkat partisipasi dalam tahap perencanaan dalam program UMKM PTPN VII UUPA Kelurahan Gunung Dempo, Kota Pagar Alam

Tingkat Partisipasi dalam Tahap Pelaksanaan

Berdasarkan tahapan partisipasi Uphoff et al. (1979), tahap pelaksanaan merupakan tahap terpenting dalam pemberdayaan. Wujud nyata partisipasi digolongkan berdasarkan partisipasi dalam bentuk sumbangan pemikiran, bentuk seumbangan materi, dan bentuk keterlibatan sebagai anggota mitra itu sendiri. Dalam penelitian ini, pelaksanaan program dilakukan di lokasi usaha tersebut didirikan.

Tabel 11 Jumlah dan persentase peserta program UMKM berdasarkan tingkat partisipasi dalam tahap pelaksanaan di Kelurahan Gunung Dempo tahun 2013 No Kategori Tingkat Pelaksanaan Σ % 1 Tinggi 9 30.00 2 Sedang 15 50.00 3 Rendah 6 20.00 Total 30 100.00

Tabel 11 menjelaskan sebaran masyarakat yang menerima program UMKM berdasarkan tingkat partisipasi pada tahap perencanaan. Hasil perhitungan tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan terhadap masyarakat penerima program menunjukkan bahwa sebanyak 30% masyarakat yang menerima program yang berada dalam kategori tinggi, sebanyak 50% masyarakat yang menerima program yang berada pada kategori sedang, dan sebanyak 20% masyarakat yang menerima program yang berada pada kategori rendah. Persentase terbesar berada pada kategori sedang, hal ini terlihat dari mitra binaan PTPN VII UUPA sebagian besar sudah melaksanakan program UMKM sesuai dengan aturannya, seperti membayar angsuran tiap bulannya, mengikuti pelatihan dan seminar yang di buat oleh PTPN VII UUPA. Namun, untuk partisipasi tinggi masih sangat kurang. Berikut jumlah dan presentase jumlah masyarakat pemanfaat program pada tahap pelaksanaan program CSR/PKBL dalam Tabel 12. Persentase sebaran partisipasi mayarakat pemanfaat program CSR/PKBL secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 7 Persentase masyarakat yang menerima program berdasakan tingkat partisipasi dalam tahap pelaksanaan dalam program UMKM PTPN VII UUPA Kelurahan Gunung Dempo, Kota Pagar Alam

Gambar 7 menjelaskan bahwa partisipasi masyarakat pada tahap pelaksanaan pada program UMKM berada pada tingkat sedang. Jika dibandingkan dengan konsep Arnstein (1969) bahwa tingkat partisipasi masyarakat berada pada tingkatan tokenism, dimana masyarakat sudah diberi kebebasan dalam berpendapat dan memberikan kritik, namun keputusan akhir tetap berada di pihak perusahaan.

Tingkat Partisipasi dalam Tahap Evaluasi

Tahap partisipasi menurut Uphoff et al. (1979) menjelaskan bahwa tahap evalusasi dalam program dianggap penting sebab partisipasi masyarakat dianggap sebagai umpan balik yang dapat memberi masukan dalam pelaksanaan program selanjutnya. Berikut Tabel 13 yang menjelaskan jumlah dan persentase dalam tahap evaluasi dalam program UMKM PTPN VII UUPA.

Berdasarakan tabel diatas bahwa tahapan partisipasi terhadap tahap evaluasi masih kurang baik dimana keterlibatan masyarakat masih sangat rendah. Berikut penjelasan lebih lengkap berdasarkan chart sebagai berikut.

Tabel 12 Jumlah dan persentase peserta program UMKM berdasarkan tingkat partisipasi dalam tahap evaluasi di Kelurahan Gunung Dempo tahun 2013 No Kategori Tingkat Evaluasi Σ % 1 Tinggi 4 13.30 2 Sedang 23 76.70 3 Rendah 3 10.00 Total 30 100.00

Gambar 8 Persentase masyarakat yang menerima program berdasakan tingkat partisipasi dalam tahap evaluasi dalam program UMKM PTPN VII UUPA Kelurahan Gunung Dempo, Kota Pagar Alam

Gambar 8 menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat pada tahap evaluasi di Kelurahan Gunung Dempo Kota Pagar Alam berada pada kategori sedang. Hal ini dikarenakan masyarakat sudah sudah diberi kebebasan dalam mengevaluasi program UMKM, namun keputusan akhir tetap berada di pihak PTPN VII.

Tingkat Partisipasi Stakeholder

Program kemitraan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu program yang dicanangkan oleh PTPN VII. Program ini merupakan pengembangan ekonomi masyarakat di desa binaan PTPN di tingkat lokal. Penyelenggaraan UMKM merupakan wujud dari pelaksanaan program CSR/PKBL dalam bidang program kemitraan. Dalam penyelenggaraan program UMKM melibatkan beberapa pihak (stakeholder), yakni pemerintah desa dan kecamatan, mitra perusahaan, dan masyarakat. Stakeholder menjadi saling mempengaruhi di setiap perusahaan untuk keberlanjutan program. Terkait dengan bagaimana dan sejauhmana keterlibatan stakeholder-stakeholder dalam pelaksanaan program UMKM dapat dilihat melalui tabel berikut.

Tabel 13 Stakeholder yang terlibat dalam masing masing tahapan dan bentuk keterlibatannya

Tahapan Pelaksanaan

Stakeholder yang terlibat dalam masing masing tahapan dan

bentuk keterlibatannya Tahap

Perencanaan

1. Masyarakat: Adanya ide untuk melaksanakan program yang berkelanjutan dengan anggota partisipan lama untuk melihat karakter partisipan masyarakat yang baru ingin bergabung. 2. Perusahaan: Menyusun perencanaan keseluruhan baik

bersifat teknis maupun non teknis.

3. Pemerintah Kelurahan: Pemberitahuan secara tidak langsung / secara lisan terkait program UMKM

Tahap Pelaksanaan

1. Masyarakat: melaksanakan usaha dan mengikuti segala pelatihan yang diadakan oleh pihak PTPN

2. Mitra perusahaan: bekerja sama dalam pelaksanaan secara teknis, seperti perbankan (Bank BRI) yang menyediakan pelayanan untuk para mitra binaan.

3. Perusahaan: ikut terlibat dalam kegiatan berupa kontrol per triwulan, dan menyelenggarakan pelatihan dan studi banding.

4. Pemerintah Kelurahan: memiliki fungsi perizinan (surat keterangan usaha) tetapi tidak terlibat langsung dalam pelaksanaannya.

Tahap Evaluasi

1. Masyarakat: melakukan evaluasi secara lisa ketika perwakilan PTPN datang.

2. Pemerintah: hanya sebatas mengetahui namun tidak dilibatkan dalam tahap evaluasi.

3. Perusahaan: hanya evaluasi triwulan.

Tabel diatas menjelaskan mengenai sejauhmana keterlibatan/partisipasi

stakeholder-stakeholder dalam setiap pelaksanaan program dari mulai tahap perencanaan sampai pada tahapan evaluasi. Berdasarkan tabel di atas bahwa tidak semua stakeholder berpartisipasi dalam setiap tahapan pelaksanaan program. Menurut Sukada (2007) seperti dikutip Rosyida dan Nasdian (2011) bahwa pelibatan pemangku kepentingan ditentukan berdasarkan derajat relevansinya dengan keberadaan serta program yang akan diselenggarakan pada setiap tahap penyelenggaraan program. bahwasemakin relevan pemangku kepentingan dengan kegiatan maupun aktivitas pengembangan masyarakat perusahaan, maka pelibatannya menjadi.

Setiap stakeholder memiliki kecenderungan keterlibatan sesuai dengan kepentingan masing masing. Derajat partisipasi dilihat dari beberapa aspek dan kategori, yaitu intensitas pertemuan, perlakuan, dan peran serta stakeholder dalam setiap tahapan program. PTPN VII UUPA terlibat dalam penyelenggaraan program. Dalam hal ini, PTPN VII memfasilitasi pelaksanaan program mulai dari perencanaan sampai evaluasi program.

Masyarakat partisipan program UMKM memiliki tingkat partisipasi yang tidak terlalu tinggi dalam setiap pelaksanaannya. Pada tahap perencanaan, masyarakat terlibat dalam perencanaan program yaitu dengan memberikan ide-ide untuk melaksanakan program yang berkelanjutan dengan anggota partisipan lama untuk melihat karakter partisipan masyarakat yang baru ingin bergabung dengan difasilitasi ketua RW setempat. Selanjutnya, keputusan kembali kepada pihak PTPN VII untuk selanjutnya ditindaklanjuti. Selanjutnya Pihak perusahaan, dalam hal ini pihak PTPN VII UUPA yang terlibat dalam keseluruhan tahapan program, baik menyusun perencanaan keseluruhan baik secara teknis maupun non-teknis hingga evaluasi baik lisan maupun tertulis.

Selanjutnya yaitu Stakeholder yang terakhir adalah pemerintah kelurahan Gunung Dempo, kecamatan Pagar Alam Selatan, yang hanya terlibat dalam pelaksanaan yaitu dengan memeberikan surat izin usaha kepada mereka yang mau menjadi mitra. Dapat dilihat dari tabel di atas, pihak pemerintah kelurahan hanya berposisi sebagai pemberi izin bagi penyelenggaraan program ini karena dalam pelaksanaannya staff PTPN VII UUPA harus secara intensif terjun langsung ke lapangan. Selebihnya, pihak kelurahan dan kecamatan hanya dilibatkan ketika ada acara dan event-event tertentu sebagai tamu undangan, serta memberikan saran dari perkembangan PKBL.

Berdasarkan konsep Arnstein (1969) partisipasi stakeholder, dalam hal ini masyarakat, perusahaan, pemerintah, serta mitra perusahaan berada pada tingkatan citizen power, tokenism dan non-partisipasi. Pihak PTPN VII UUPA dan mitranya berada pada tipe kemitraan, dimana keduanya memiliki kerjasama yang saling menguntungkan satu sama lain, akan tetapi memiliki kontrol terhadap program tersebut. Sedangkan, pemerintah Kelurahan Gunung Dempo memiliki keterlibatan tipe terapi dimana stakeholder tidak terlibat secara langsung dalam program CSR.

Ikhtisar

Tingkat Partisipasi masyarakat partisipan program UMKM sangat bergradasi dari berbagai tingkatan. Berdasarkan konsep partisisipasi menurut Uphoff et al. (1979), tingkat partisipasi 30 masyarakat partisipan yang merupakan pemanfaat program UMKM digolongkan menjadi tiga tingkatan, yaitu partisipasi tinggi, partisipasi sedang dan partisipasi rendah. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat partisipan memiliki tingkat partisipasi pada kategori sedang dengan persentase sebesar 83%. Tingkat partisipasi pada tahap perencanaan persentasi tertinggi sebesar 66.67%. Tahap pelaksanaan, tingkat partisipasi tertinggi sebanyak 86.67%. Sedangkan pada tahap evaluasi, persentase tertinggi sebesar 76.67%. pelaksanaan program UMKM adalah memberikan tambahan modal kepada masyarakat penerima program untuk bisa mengembangkan usaha secara mandiri dan lebih baik. Proses selanjutnya yaitu pemanfaat program CSR akan diberi pelatihan dan studi banding untuk bisa memahami bagaimana menciptkana suatu usaha yang mandiri. Keseluruhan tahapan dalam partisipasi masyarakat ini berada pada kategori sedang. Hal ini berarti tingkat partisipasi anggota sudah cukup baik namun masih cenderung rendah untuk pengaplikasiannya. Berdasarkan tingkat partisipasi Arnstein (1969)

tingkat partisipasi masyarakat baik pada tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi berada pada tingkatan tokenism, dimana masyarakat sudah diberikan kebebasan dalam berpendapat dan memberikan kritik namun keputusan akhir berada pada pihak perusahaan, dalam hal ini PTPN VII UUPA.

Partisipasi stakeholder dalam hal ini mencakup masyarakat, pemerintah, swasta masih didominasi dari pihak swasta yang dalam hal ini yaitu PTPN VII UUPA. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan tingkatan partisipasi menurut Uphoff (1979) terdiri dari tiga tahapan partisipasi tertinggi berada pada level swasta atau dalam hal ini pihak PTPN VII UUPA. Hal ini dikarenakan

stakeholder tersebut terlibat dalam semua tahapan pelaksanaan program kemitraan UMKM. Masyarakat partisipan penerima program dalam hal ini dilibatkan dalam tahap perencanaan, namun hanya sebatas mencari tahu dan sharing ide terkait anggota baru yang akan dijadikan mitra. Selain itu juga, partisipan masyarakat penerima program berpartisipasi pada tahap pelaksanaan dan evaluasi, meskipun sebagian anggota kelompok mampu mencapai tahap evaluasi dengan derajat keterlibatan yang masih tergolong rendah. Stakeholder yang terakhir merupakan pemangku kepentingan dari sisi pemerintah lokal, dimana pemerintah Kelurahan Gunung Dempo dan pihak kecamatan dalam hal ini hanya berpartisipasi pada tahapan evaluasi dengan derajat keterlibatan yang sangat rendah. Sedangkan Berdasarkan konsep Arnstein (1969) partisipasi stakeholder, dalam hal ini masyarakat, perusahaan, pemerintah, serta mitra perusahaan berada pada tingkatan citizen power, tokenism dan non-partisipasi. Pihak PTPN VII UUPA dan mitranya berada pada tipe kemitraan, dimana keduanya memiliki kerjasama yang saling menguntungkan satu sama lain, akan tetapi memiliki kontrol terhadap program tersebut. Sedangkan, pemerintah Kelurahan Gunung Dempo memiliki keterlibatan tipe terapi dimana stakeholder tidak terlibat secara langsung dalam program CSR.

Dokumen terkait