BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.4 Tinjauan Analisis Bingkai ( frame analysis )
Analisis framing adalah sebuah metode yang dilakukan untuk melihat bagaimana media mengkontruksi realitas dan menjadikannya sebuah berita atau pemberitaan. Peristiwa dipahami dan ditulis kedalam menjadi berita bukan untuk sesuatu yang taken for granted (Eriyanto, 2012: 7). Sebaliknya wartawan yang menulis berita, dan media yang menyampaikan berita yang ditulis wartawan kepada khalayak ramai.
Maka secara aktif wartawan dan media yang membentuk realitas. Dalam penelitian framing, yang menjadi titik persoalan adalah bagaimana realitas/peristiwa dikontruksi oleh media. Lebih spesifik, bagaimana media membingkai peristiwa dalam kontruksi tertentu(Eriyanto, 2012: 7). Sehingga yang menjadi titik perhatian bukan apakah media memberitakan negatif atau positif, melainkan bagaimana bingkai yang dikembangkan oleh media.
Pada Analisis bingkai (frame analysis) yang dilihat adalah bagaimana cara media memaknai, memahami, membingkai kasus/peristiwa yang diberitakan. Metode semacam ini tentu saja
berusaha mengerti (vertethen) dan menafsirkan makna dari suatu teks dengan jalan menguraikan bagaimana media membingkai isu. Framing dapat digunakan untuk melihat cara bercerita (story telling) media atas peristiwa. Cara bercerita itu tergambar pada “cara melihat” terhadap realitas yang dijadikan berita. “Cara melihat” inilah yang nanti akan sangat berpengaruh pada hasil akhir dari kontruksi realitas (Eriyanto, 2012: 10-11).
Intinya Analisis Framing adalah analisis yang dipakai untuk melihat bagaimana media mengkontruksi realitas. Analisis Framing juga dipakai untuk melihat bagaimana peristiwa dipahami dan dibingkai oleh media. Sebut saja peristiwa kecelakaan pesawat Air Asia QZ8501. Ada media yang memberitakan dan mengontruksi realitas peristiwa kecelakaan pesawat bertipe QZ8501 tersebut sebagai sebuah kecelakaan atau “musibah” besar yang seolah seluruh masyarakat Indonesia, khususnya para keluarga korban yang menjadi korban kecelakaan pesawat ini harus “maklum” dan menerima dengan “lapang dada” atas kecelakaan Air Asia QZ8501.
Ada media yang yang memberitakan kecelakaan pesawat ini sebagai dampak dari awan coloumbusseperti ilustrasi yang diperlihatkan oleh TV One pada acara “Apa Kabar Indonesia Pagi” pada 31 Desember 2015, sehingga pihak maskapai penerbangan Air Asia tidak bisa disalahkan dalam kasus ini. Ada pula media yang memberitakan kecelakaan pesawat ini merupakan musibah akhir tahun
47
seperti yang diberitakan acara “Kompas Pagi” pada 30 Desember 2015, bahwa musibah ini perlu “direnungi” dengan tangisan dan bahan pembelajaran bagi semua pihak yang terlibat dalam kecelakaan ini.
Disini terlihat, bagaimana sebuah peristiwa yang sama mampu ditafsirkan berbeda dengan tampilan berita yang berbeda pula tentunya. Mengapa berbeda? Perbedaan itu terjadi karena peristiwa tersebut dipahami dan dibingkai secara berbeda oleh media. Ada dua esensi utama dari framing tersebut. Pertama, bagaimana peristiwa dimaknai. Ini berhubungan dengan bagian mana yang diliput dan bagian mana yang tidak diliput. Kedua, bagaimana fakta itu ditulis. Aspek ini berhubungan dengan pemakaian kata, kalimat, dan gambar untuk mendukung gagasan (Eriyanto, 2012: 11).
Analisis Bingkai (frame analysis) adalah analisis yang memusatkan perhatian padabagaimana media mengemas dan membingkai berita. Proses itu umumnya dilakukan dengan memilih peristiwa tertentu untuk diberitakan dan menekankan aspek teretentu dari peristiwa lewat bantuan kata, aksentuasi kalimat, gambar, dan perangkat lainnya.
Pada dasarnya framinng adalah metode untuk melihat cara bercerita (story telling) media atas peristiwa. Cara bercerita itu tergambar pada “cara melihat” terhadap realitas yang dijadikan berita (Eriyanto, 2012: 10). “Cara melihat” ini berpengaruh pada hasil akhir
dari kontruksi realitas. Analisis framing adalah analisis yang dipakai untuk melihat bagaimana media mengkonruksi realitas (Eriyanto, 2012: 11). Anaslisis framing juga dipakai untuk melihat bagaimana peristiwa dipahami dan dibingkai oleh media.
Pada intinya Ada dua esensi utama dari analisis framing. Pertama, bagaimana peristiwa dimaknai. Ini berhubungan dengan bagian mana yang diliput wartawan dan dimuat media untuk dijadikan berita, dan mana yang tidak diliput. Kedua, bagaimana fakta itu ditulis. Aspek ini berhubungan dengan pemakaian kata, kalimat, dan gambar untuk mendukung gagasan. Sebagai sebuah metode analisis teks, analisis framing mempunyai karateristik yang berbeda dibandingkan dengan analisis isi kuantitatif. Dalam analisis isi kuantitatif, yang ditekankan adalah isi (content) dari suatu pesan/teks komunikasi. Sementara dalam analisis framing, yang menjadi pusat perhatian adalah pembentukan pesan dari teks. Framing terutama melihat bagaimana pesan/peristiwa dikontuksi oleh media.Analisis Framing sebagai sebuah metode analisis isi media, memang terbilang baru (Eriyanto, 2012: 11-12).
Framing adalah pendekatan untuk melihat bagaimana realitas itu dibentuk dan dikontruksi oleh media. Proses pembentukan dan kontruksi realitas itu, hasil akhirnya adalah adanya bagian tertentu dari realitas yang lebih menonjol dan lebih mudah dikenal (Eriyanto, 2012: 76-77). Akibatnya, khalayak lebih mudah mengingat aspek-aspek
49
tertentu yang disajikan secara menonjol oleh media. Aspek-aspek yang tidak disajikan secara menonjol, bahkan tidak diberitakan, menjadi terlupakan dan sama sekali tidak diperhatikan oleh khalayak.
Framing merupakan sebuah cara untuk melihat lebih detail bagaimana peristiwa disajikan oleh media. Penyajian tersebut dilakukan dengan dengan menekankan bagian tertentu, menonjolkan aspek tertentu, dan membesarkan cara bercerita tertentu dari suatu realitas/peristiwa (Eriyanto, 2012: 77). Di sini media menyeleksi, menghubungkan, dan menonjolkan peristiwa sehingga makna dari peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak. Framing membuat dunia lebih diketahui dan dimengerti. Realitas yang kompleks dipahami dan disederhanakan dalam kategori tertentu (Eriyanto, 2012: 77). Bagi khalayak, penyajian realitas yang demikian, membuat realitas lebih bermakna dan dimengerti.
Penelitian yang disusun penulis menggunakan analisis ini. Oleh karena penulis akan menjelaskan lebih lanjut tentang analisis framing, bagaimana penggunaannya terhadap analisis media khususnya berita, dan model analisis framing siapa yang digunakan penulis dalam meneliti pemberitaan kecelakaan pesawat air asia pada dua media yang diangkat peulis menjadi objek penelitian
Selanjutnya,maka penulis akan menjelaskan analisis framing siapa yang digunakan penulis dalam penelitian ini, penulis juga akan
menggambarkan kerangka berfikir dari model framing yang penulis gunakan dalam penelitian ini.