LANDASAN TEORI A.Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Picture and Picture a.Pengertian Model Pembelajaran a.Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Isjoni (2008: 146) model pembelajaran merupakan strategi yang digunakan guru untuk meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar di kalangan siswa, mampu berfikir kritis, memiliki keterampilan sosial, dan pencapaian hasil pembelajaran yang lebih optimal.
Winataputra dalam Anton Sukarno (2006: 144) mendefinisikan model pembelajaran yaitu kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang, pembelajar dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan belajar-mengajar.
Kemudian Joyce dalam Triyanto (2007: 5) mendefinisikan model pembelajaran yaitu “suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, dan
lain-lain”. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu siswa mendapatkan
informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan model pembelajaran adalah strategi pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam merencanakan pembelajaran di kelas dan digunakan oleh guru untuk meningkatkan motivasi siswa, minat belajar serta keterampilan siswa, sehingga hasil belajar siswa juga akan lebih optimal.
commit to user
b. Manfaat Model Pembelajaran
Setiap model harus dipersiapkan dengan baik agar proses pembelajaran dapat berlangsung efektif, tanpa persiapan yang matang pembelajaran apapun akan menjadikan siswa menjadi jenuh. Model pun harus berganti-ganti dalam beberapa pertemuan agar proses belajar mengajar tidak monoton. Ada banyak model atau strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa. Banyaknya model atau strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh para pakar tersebut tidaklah berarti semua pengajar menerapkan semuanya untuk setiap mata pelajaran. Hal ini disebabkan tidak semua model pembelajaran cocok untuk setiap topik atau mata pelajaran.
Nieveen dalam Triyanto (2009: 8) mengemukakan bahwa suatu model pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi beberapa kriteria, antara lain:
Pertama, sahih (valid). Aspek validitas dikaitkan dengan dua hal yaitu: 1) apakah model yang dikembangkan didasarkan pada rasional teoritik yang kuat; dan 2) apakah terdapat konsistensi internal. Kedua, praktis. Aspek kepraktisan hanya dapat dipenuhi jika: 1) para ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang dikembangkan dapat diterapkan; 2) kenyataan menunjukkan bahwa apa yang dikembangkan dapat diterapkan. Ketiga, efektif. Berkaitan dengan aspek efektivitas ini, Nieveen memberikan parameter sebagai berikut: 1) ahli dan praktisi berdasarkan pengalamannya menyatakan bahwa model tersebut efektif; dan 2) secara operasional model tersebut memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam membelajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu harus dipilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Menurut Winataputra (2006: 17) ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih model atau strategi pembelajaran, yaitu: 1) tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, 2) sifat bahan/materi yang diajarkan, 3) kondisi siswa , 4) ketersediaan sarana-prasarana belajar.
Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah guru. Menurut UUSPN dalam Sutan Zanti Arbi (1992: 130) “Guru ialah tenaga pengajar yang merupakan tenaga pendidik yang
commit to user
khusus diangkat dengan tujuan utama mengajar pada jenjang pendidikan dasar dan jenjang pendidikan tengah”. Tugas guru tidak hanya mengajar, menyampaikan bemacam-macam ilmu pengetahuan, dan keterampilan kepada murid, tetapi juga melaksanakan tugas mendidik. Selain itu di dalam melaksanakan tugas mengajar, guru dituntut untuk merencanakan pengajaran tersebut.
Guru memiliki kemampuan dalam proses pembelajaran yang berkaitan erat dengan kemampuannya dalam memilih model pembelajaran yang dapat memberikan keefektivitasan kepada siswa. Menurut Degeng dalam Sugiyanto (2009:1) mengemukakan bahwa:
“ Daya tarik suatu pelajaran (pembelajaran) ditentukan oleh dua hal, pertama oleh mata pelajaran itu sendiri, dan kedua oleh cara mengajar guru. Oleh karena itu, tugas professional seorang guru adalah menjadikan pelajaran yang sebelumnya tidak menarik menjadikannya menarik, yang dirasakan sulit menjadi mudah, yang tadinya berarti menjadi bermakna. Jika kondisi tersebut dapat dilaksanakan guru yaitu siswa secara sukarela untuk mempelajari lebih lanjut karena adanya kebutuhan dan belajar bukan sekedar kesajiban, maka guru sebagai pengajar dapat dikatakan berhasil”. Setiap model pembelajaran berakar dari pihak pendidik yaitu guru, dan kegiatan belajar secara pedagodis berakar dari pihak siswa. Pembelajaran yang akan direncanakan memerlukan berbagai teori untuk merancangnya agar rencana pembelajaran yang disusun benar-benar dapat memenuhi harapan dan tujuan pembelajaran (Sugiyanto, 2009: 4). Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran harus memiliki pertimbangan-pertimbangan. Misalnya materi pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, dan sarana atau fasilitas yang tersedia, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Menurut Abdul Aziz Wahab (1995: 15) penggunaan model pembelajaran memberikan beberapa manfaat di dalam kegiatan belajar yaitu antara lain:
a). Mendorong siswa belajar cara-cara belajar dengan baik. Ketika guru memanfaatkan sebuah model untuk mempertajam memori, guru melatih
commit to user
siswa berfikir dalam rangka meningkatkan pemahaman tentang sesuatu yang dipelajarinya.
b). Melatih siswa cara-cara berfikir dan belajar dengan teknik-teknik tertentu, guru seyogyanya memapankan program pembelajaran tertentu dengan seksama yang dikaitkan dengan teknik-teknik pembelajaran yang telah dikenal siswa sebelumnya.
c). Melatih siswa bernalar secara mandiri. Guru meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar secara mandiri tanpa bergantung sepenuhnya pada pembimbingan guru secara total. Setelah siswa terbiasa berfikir kreatif,logis dan sistematis, siswa akan mampu mengembangkan proses pemecahan masalah yang belum pernah dilatihkan guru.
d). Guru melatihkan strategi berfikir memadukan berbagai keterampilan seperti cara-cara mengamati, sedangkan obervasi tersebut digunakan dalam hubungan dengan keterampilan-keterampilan yang lainnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas II SD Negeri 01 Jaten Karanganyar, pembelajaran menulis khususnya menulis cerita kurang disukai siswa. Ketika pembelajaran menulis dimulai mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan. Mereka terkadang sulit sekali menemukan kalimat pertama untuk memulai tulisan. Mereka kerap menghadapi sindrom kertas kosong (blank page syndrome) tidak tahu apa yang akan ditulisnya. Mereka takut salah, takut berbeda dengan apa yang diperintahkan oleh guru.
Untuk itu, dalam pembelajaran keterampilan menulis cerita pendek model pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan adalah model pembelajaran picture and picture, karena model pembelajaran ini sangat menyenangkan, memberikan pengalaman dalam proses belajar dengan memfasilitasi siswa berinteraksi dengan subjek, ide dan kejadian yang dapat dimanipulasi. Keterlibatan berupa aktivitas belajar yang tidak hanya mendengarkan, tetapi melibatkan potensi yang ada pada siswa, seperti berfikir kreatif, logis dan sistematis. Selain itu, model pembelajaran picture and picture mengunakan media gambar untuk menarik perhatian dan minat siswa, sehingga motivasi
commit to user
serta keaktivan siswa muncul dan keterampilan menulis khususnya cerita pendek akan dikuasai dengan baik oleh siswa.
c. Pengertian Model Pembelajaran Picture and Picture
Pengertian model pembelajaran picture and picture menurut Elin Rosalin (2008: 125) yaitu sajian informasi kompetensi, sajian materi, perlihatkan gambar berkaitan dengan materi, siswa (wakil) mengurutkan gambar sehingga sistematik, guru mengkonfirmasi urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep sesuai materi bahan ajar, penyimpulan, evaluasi, dan refleksi.
Sedangkan menurut Yatim Riyanto (2010: 278) mendefinisikan model pembelajaran picture and picture adalah strategi pembelajaran yang dibuat guru dengan menyajikan gambar yang disusun secara acak kemudian menyuruh siswa untuk mengurutkan gambar tersebut menjadi susunan yang logis dan sistematis. Model Pembelajaran picture and picture mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan. Gambar dibuat se-menarik mungkin agar keaktivan siswa muncul dalam mengikuti proses pembelajaran.
Model pembelajaran picture and picture di populerkan sekitar tahun 2002 dan mulai menyebar di kalangan guru di Indonesia. Picture and picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau dirutkan menjadi urutan yang logis. Model ini sangat cocok untuk pembelajaran Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia dan Matematika. Tetapi model ini tetap dapat digunakan dalam mata pelajaran yang lain dengan kemasan dan kreatifitas yang diciptakan oleh guru (http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/03/model-pembelajaran-picture-and-picture/html).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran picture and picture adalah suatu rencana atau
commit to user
strategi pebelajaran yang dijadikan acuan atau pedoman guru yang di dalam proses pelaksanaannya meliputi sajian informasi kompetensi, sajian materi, perlihatkan gambar berkaitan dengan materi, siswa (wakil) mengurutkan gambar sehingga sistematik, guru mengkonfirmasi urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep sesuai materi bahan ajar, penyimpulan, evaluasi, dan refleksi.
d. Penerapan Model Picture and Picture Dalam Pembelajaran
Keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat diwujudkan dalam bentuk pertanyaan atau memberikan jawaban dalam pembahasan materi pembelajaran. Dalam menerima jawaban dari siswa, guru tidak boleh langsung menyalahkan jika jawaban tersebut memang salah, akan tetapi guru mengganti pertanyaan yang sifatnya mengarahkan agar siswa dapat memberi jawaban yang benar. Adapun sikap guru kepada siswa yang menjawab dengan benar yaitu guru berusaha mengetahui alur pemikiran siswa tersebut untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya lebih lanjut.
Hanafiah dan Cucu Suhana (2009: 42) langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
1). Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.
Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apa yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indikator-indikator ketercapaian Kompetensi Dasar, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh siswa.
2). Menyajikan materi sebagai pengantar.
Penyajian materi sebagai pengantar merupakan sesuatu yang sangat penting. Dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam
commit to user
pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.
3). Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi.
Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukkan oleh guru atau oleh temannya. Dalam pelajaran bahasa Indonesia siswa dapat menceritakan kronologi atau urutan cerita atau maksud dari gambar yang ditunjukkan. Dengan Picture atau gambar guru akan menghemat energi dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan.
4). Guru menunjukkan atau memanggil siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
Pada langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutkan, dibuat, atau dimodifikasi.
5). Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut. Setelah itu mengajak siswa menemukan jalan cerita, atau tuntutan Kompetensi Dasar dengan indikator yang akan dicapai.
6). Dari alasan atau urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Dalam proses pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan.
7). Kesimpulan atau rangkuman.
Model pembelajaran picture and picture sangat menyenangkan diterapkan di SD, karena menggunakan media gambar dan warna yang
commit to user
menarik serta ukuran besar yang menimbulkan motivasi siswa. Selain itu model pembelajaran ini juga melatih siswa berpikir secara logis dan sistematis dalam pengurutan gambar. Dengan demikian siswa akan lebih aktif dan tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran.
e. Manfaat Model Pembelajaran Picture and Picture
Untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam menangkap materi yang disampaikan, maka guru harus menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan siswa. Untuk tingkat Sekolah Dasar khususnya kelas rendah, model pembelajaran yang sesuai adalah model pembelajaran yang bersifat menyenangkan. Jadi di dalam proses belajar siswa dapat belajar sambil bermain.
Model pembelajaran picture and picture memberi beberapa manfaat di dalam proses belajar mengajar, antara lain:
1). Memudahkan siswa untuk memahami yang dimaksudkan guru ketika menyampaikan materi pembelajaran. Melalui media gambar siswa akan mudah menyerap materi yang diajarkan oleh guru. Karena dengan model pembelajaran ini siswa belajar secara bersama-sama dengan mengamati gambar.
2). Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa
Dengan menerapkan model pembelajaran picture and picture, maka guru akan lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa. Hal ini dikarenakan siswa secara bergilir ditunjuk oleh guru untuk maju mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis. Jika siswa mengalami kesulitan dalam pengurutan gambar, berarti menandakan bahwa siswa di dalam berfikir kritis dan kreatif masih kurang. Sehingga siswa tersebut perlu diberikan bimbingan agar dapat menyelesaikan perintah yang diberikan oleh guru.
3). Kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan. Artinya, dengan penerapan model pembelajaran picture and picture maka siswa akan menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Karena di dalam
commit to user
pembelajaran siswa dapat belajar sambil bermain, yaitu memasangkan gambar acak menjadi gambar urut. Siswa akan berlomba-lomba untuk menunjukkan jari maju ke depan, dengan begitu keaktivan siswa akan meningkat.
4). Siswa dapat berfikir logis dan sistematis dalam menyusun gambar yang telah dipersiapkan oleh guru. Siswa dapat berfikir logis dan sistematis maksudnya siswa mampu berfikir dengan benar (masuk akal) dan beralur (berurutan). Model pembelajaran picture and picture ini mengandalkan gambar untuk menarik minat siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar. Siswa diminta guru untuk mengurutkan gambar acak menjadi gambar urut berdasarkan pemikirannya. Kemudian guru menanyakan dasar dari pengurutan gambar tersebut. Sehingga siswa akan terlatih untuk berfikir logis dan sistematis melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru.
5). Siswa lebih konsentrasi serta mengasyikkan atas tugas yang diberikan oleh guru. Di dalam proses pembelajaran siswa akan lebih konsentrasi pada gambar dan kemungkinan kecil siswa ramai karena asik mengamati gambar yang ada di depan. Sehingga siswa mudah dalam memahami materi pembelajaran.
f. Contoh Model Pembelajaran Picture and Picture
Model pembelajaran picture and picture merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan gambar dan tulisan yang dipasangkan dan diurutkan secara logis oleh siswa dan akan memberikan pengalaman dalam proses belajar, dengan memfasilitasi siawa berinteraksi dengan objek, ide dan kejadian yang dapat dimanipulasi. Keterlibatan merupakan aktivitas belajar yang tidak hanya mendengarkan, tetapi melibatkan potensi yang ada diri siswa, seperti berpikir kreatif, berintepretasi, dan pemecahan masalah dapat berkembang lebih efektif.
Berikut ini adalah contoh gambar yang digunakan dalam pembelajaran dengan model picture and picture.
commit to user Memancing 1). 2). 3). 4).
Gambar 1. Contoh Gambar Model Pembelajaran Picture and Picture Gambar 1 merupakan contoh media dalam model pembelajaran picture and picture yang ditunjukkan dengan penyusunannya yang acak, kemudian siswa diminta untuk mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis dan sistematis. Logis yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Sistematis berarti menguraikan dan merumuskan sesuatu dalam hubungan yang teratur.Setelah itu, siswa menyusun kalimat pada setiap gambar. Selanjutnya siswa diminta untuk membuat cerita dengan mengembangkan kalimat yang telah dibuat menjadi paragraf dalam bentuk cerita.
Dengan begitu siswa akan terlatih untuk menulis dan sebaiknya kegiatan pembelajaran menulis dengan model pebelajaran picture and picture dilakukan secara berulang-ulang. Dengan demikian keterampilan menulis cerita khususnya cerita pendek akan meningkat.
commit to user
2. Tinjauan Tentang Keterampilan Menulis Cerita Pendek a. Pengertian Keterampilan
Dalam kehidupan masyarakat keterampilan kerap dikaitkan dengan kecepatan dalam melakukan pekerjaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 180), dikemukakan bahwa keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Seseorang dapat dikatakan terampil bila sudah cekatan dalam melakukan sesuatu dengan baik dan cermat. Setiap orang memiliki keterampilan yang berbeda-beda. Hal ini akan mempengaruhi hasil tugas yang dikerjakan.
Tri Budiarto (2008: 1-2) juga mengungkapkan pengertian keterampilan berasal dari kata “terampil yang artinya adalah mampu bertindak dengan cepat dan tepat”. Istilah lain dari terampil adalah cekatan, cakap mengerjakan sesuatu. Dengan kata lain keterampilan dapat disebut juga kecekatan, kecakapan, atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat.
Menurut pendapat Aksay secara morfologis istilah keterampilan diambil dari skill maka memuat arti kemampuan mengerjakan sesuatu dengan baik dan dilakukan dengan cara memanfaatkan pengalaman dan pelatihan (http://aksay.multiply.com/journal/item/20).
Setiap orang tentunya mempunyai kemampuan dan keterampilan dalam melakukan sesuatu. Seseorang akan dikatakan terampil bila selalu melatih keterampilan yang dimiliki. Melatih keterampilan dapat dilakukan sejak dini. Banyak sekali keterampilan yang dihasilkan, misalnya keterampilan menulis. Keterampilan adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cekat, cepat dan tepat dalam menghadapi permasalahan belajar (http://saifulmmuttaqin. blogspot. com/2010/03/pembelajaran-ketrampilan. html).
Menurut berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan keterampilan merupakan keahlian atau kemampuan yang dimiliki oleh seseorang di mana
commit to user
keahlian atau kemampuan itu timbul dikarenakan kebiasaan seseorang belajar dan berlatih secara berkesinambungan.
b. Pengertian Menulis
Imron Rosidi (2009: 2) mengemukakan bahwa menulis merupakan “kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan seseorang yang yang diungkapkan dalam bentuk bahasa tulis. Menulis merupakan kegiatan untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat dipahami oleh pembaca dan berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak langsung”.
Menurut H. G . Tarigan (2008:22) menulis adalah “menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang, sehingga orang-orang dapa membaca lambang-lambang grafik tersebut jika mereka memahami bahasa dan gambaran dan grafik tersebut”.
Selain itu pengertian menulis menurut (http://42explore.com/ writing.html). Writing is the expression of language in the form of letters, symbols, or words. The primary purpose of writing is communication Artinya menulis adalah ekspresi bahasa dalam bentuk huruf, simbol, atau kata-kata. Tujuan utama penulisan adalah komunikasi
Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan
dalam bentuk bahasa tulis
(http://definisi-pengertian.blogspot.com/2010/04/pengertian-menulis.html). Menulis merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses menulis mencakup serangkaian kegiatan mulai dari penemuan gagasan atau topic yang akan di bahas sampai penulisan akhir (Sabarti Akhadiah dkk, 1997: 2). perasaan melalui tulisan untuk disampaikan kepada pembaca.
Menurut Suparno dan Mohamad Yunus (2008: 2.1) untuk mencapai suatu tulisan yang baik sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, tentu saja akan berhubungan pula dengan keefektifan dalam menggunakan kalimat. Kalimat
commit to user
pemberitahuan kepada penerima (pembaca) sesuai dengan yang ada dalam benak si penyampai (penulis). Dengan kalimat efektif, penulis akan mengungkapkan gagasannya dengan jelas dan pembaca akan memahami gagasan penulis dengan jelas pula.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan menulis adalah serangkaian kegiatan yang kompleks yang memerlukan tahapan-tahapan, dan menuangkan ke dalam bentuk tulisan sehingga pembaca dapat memahami isi dari gagasan yang disampaikan.
c. Tahap-Tahap Dalam Menulis
Sebagai proses, menulis merupakan serangkaian aktivitas yang terjadi dan melibatkan beberapa fase. Menurut Suparno dan Mohamad Yunus (2008: 14) ada beberapa fase dalam menulis yaitu meliputi:
1). Tahap prapenulisan.
Tahap ini merupakan fase persiapan menulis, yaitu tahap mencari,menemukan dan mengingat kembali pengetahuan atau pengalaman yang dperoleh dan diperlukan penulis. Tujuannya adalah untuk mengembangkan isi serta mencari kemungkinan-kemungkinan lain dalam menulis sehingga apa yang ingin ditulis dapat disajikan dengan baik. Fase ini sangat menentukan aktivitas dan hasil menulis berikutnya. Persiapan yang baik sangat memungkinkan untuk menumpulkan bahan secara terarah, mengaitpadukan antargagasan secara runtut, serta membahasnya secara kaya, luas, dan dalam.
Sebaliknya, tanpa persiapan yang memadai, banyak kesulitan yang akan ditemui serta penulis kecewa atau bahkan tertawa melihat hasil tulisan yang dibuatnya. Pada fase prapenulisan ini terdapat aktivitas memilih topik, menetapkan tujuan dan sasaran, mengumpulkan bahan atau informasi yang diperlukan, serta mengorganisasikan idea tau gagasan dalam bentuk karangan.
2). Tahap penulisan.
commit to user
mengumpulkan informasi yang relevan, serta membuat kerangka karangan. Dengan selesainya itu semua, berarti penulis telah siap untuk menulis. Penulis mengembangkan butir demi butir ide yang terdapat