• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Banyak penelitian yang meneliti tentang penawaran right issue dan kinerja jangka panjang, salah satunya yang dilakukan Sahabu (2009), yang meneliti tentang manajemen laba melalui akrual Nyata dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Jangka Panjang Perusahaan yang melakukan Peawaran Right Issue menunjukkan bahwa para investor tidak memahami manajemen laba pada saat penawaran saham. Para manajer berusaha menunjukkan kinerja yang baik untuk mengantisipasi negosiasi harga pembelian saham oleh investor. Dengan demikian manajemen laba merupakan bentuk ekspektasi rasional yang perlu dilakukan untuk menarik minat investor. Disamping itu, penelitian Sukwandi (2006) yang meneliti Analisis perbedaan kinerja jangka panjang keuangan perusahaan yang melakukan right issue dan perusahaan yang tidak melakukan right issue di BEJ periode 2000-2003 menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan kinerja keuangan antara perusahaan yang melakukan right issue

dan perusahaan yang tidak melakukan right issue dilihat dari rasio DR dan DER, di mana nilai rasio DR dan DER mengalami penurunan, yang berarti dana yang diperoleh dari right issue dikelola dengan baik sehingga menambah struktur modal

untuk melunasi semua kewajibannya baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Kinerja keuangan yang dilihat dari rasio-rasio CR, ROA, ROE, dan TATOR tidak berbeda antara perusahaan yang melakukan right issue dan perusahaan yang tidak melakukan right issue. (2). Probabilitas perusahaan untuk melakukan right issue hanya dipengaruhi oleh rasio DR dan rasio DER, di mana mempunyai hubungan yang positif yaitu semakin tinggi rasio DR dan DER akan semakin besar kemungkinan probabilitas perusahaan melakukan right issue. Rasio-rasio CR, ROA,ROE, dan TATOR berpengaruh tidak signifikan terhadap probabilitas perusahaan untuk melakukan right issue.

Penelitian tentang pengaruh Right Issue terhadap kinerja perusahaan di Bursa Efek Jakarta Tahun 1996-1999 yang diteliti oleh Putra (2006) menyimpulkan bahwa hasil-hasil yang diperoleh dengan uji berpasangan sebelum dan sesudah perusahaan melakukan right issue adalah seperti di bawah ini. a. Berdasarkan rasio likuiditas

CR, tidak signifikan pada tingkat keyakinan 95%.b. Berdasarkan rasio leverage LEV, signifikan 95% mengalami kenaikan pada dua kali pengujian, untuk keseluruhan perusahaan satu kali dan perusahaan size kecil satu kali pada pengujian dua tahunsebelum dan sesudah right issue. c. Berdasarkan rasio aktivitas ATO, signifikan 95% mengalami penurunan pada satu kali pengujian, yakni untuk perusahaan size

sedangpada waktu pengujian satu tahun sebelum dan sesudah right issue.d. Berdasarkan rasio profitabilitas : (1) Belum membersihkan confoundingeffect selama periode window,seperti dividen, bonus, stock split.(2) Sampel perusahaan issuer dan

sesudah dilakukannya right issue, padahal pengaruh yang diakibatkan dengan kebijakan right issue perusahaan bisa lebih dari dua tahun (jangka panjang). Dengan demikian, apabila pengamatan dilakukan dengan rentang waktu yang lebih lama, hasilnya belum tentu sama dengan penelitian yang kami lakukan. (3) Penelitian ini juga belum membandingkan pengaruh jenis industri terhadap kebijakan right issue

yang dilakukan perusahaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Jumadi (2008) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran right issue menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan penawaran right issue akan cenderung melakukan manajemen laba dan manipulasi aktivitas nyata.

Disamping itu, penelitian yang dilakukan oleh Gumanti (2001) tentang Earnings managemen: Suatu Telaah Pustaka menunjukkan bahwa praktek manajemen laba ditemui dalam banyak konteks. Hal ini menunjukkan bahwa peristiwa atau variabel-variabel ekonomi tertentu dapat dijadikan sebagai sarana untuk memanaje laba. Kenyataan tersebut memberikan peluang bagi para peneliti akuntansi khususnya, dan peneliti manajemen umumnya, untuk meneliti kemungkinan munculnya manajemen laba pada satu aspek atau konteks ekonomi.

Penelitian tentang penawaran right issue juga dilakukan oleh Teoh et al (1998) yang berjudul pengaruh Earnings management and the underperformance of seasoned equity oferings Penelitian ini menunjukkan bahwa emiten yang menyesuaikan akrual diskresioner saat ini untuk melaporkan laba bersih yang lebih tinggi sebelum menawarkannya lebih rendah setelah-masalah jangka panjang yang abnormal return saham dan laba bersih. Hubungan antara akrual diskresioner saat ini

dan pengembaliannya masa depan lebih kuat dan lebih gigih untuk emiten ekuitas berpengalaman dibandingkan untuk non-emiten. Bukti ini konsisten dengan investor naif ekstrapolasi pra-masalah penghasilan tanpa sepenuhnya menyesuaikan untuk manipulasi potensi laba yang dilaporkan.

Dan penelitian terdahulu dalam penelitian ini yang berkaitan dengan penawaran right issue dilakukan oleh Annisaa;, dkk (2007), menunjukkan bahwa manajemen laba diukur dengan dua variabel akrual yaitu akrual diskresioner jangka pendek dan discretionary akrual jangka panjang dan dua variabel manipulasi kegiatan nyata; nyata kegiatan manipulasi melalui CFO dan HPP. Selain itu, fenomena kinerja yang kurang diukur oleh kinerja pasar (Kembali Abnormal Kumulatif dan Beli dan Tahan metode Kembali) untuk jangka waktu 1 tahun setelah IPO, 2 tahun setelah IPO dan 3 tahun setelah tanggal IPO. Hasil penelitian menunjukkan (1) manajemen laba melalui akrual menemukan tetapi tidak melalui manipulasi kegiatan nyata dan (2) manajemen laba efek performa saham 1 tahun setelah IPO. Akhirnya, penelitian ini menunjukkan emiten IPO dengan manajemen laba agresif tidak saham kembali miskin daripada manajemen laba konservatif. Penelitian yang berjudul Earnings before Seasoned Equity Offerings: Are They Overstated? yang diteliti oleh Rangan (1998) menunjukkan hasil bahwa kinerja yang jelek setelah terjadi penawaran dapat dijelaskan secara parsial melalui manajemen laba sebelum penawaran emiten baru. Penelitian terdahulu diatas dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Tabel 2.2.

Daftar Tinjauan Peneliti Terdahulu Nama

Peneliti /Tahun

Judul Penelitian Variabel Terkait Hasil Penelitian Supardi Sahabu (2009) Robby Sukwandi (2006) Manajemen Laba melalui Akrual Nyata dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Jangka Panjang Perusahaan yang melakukan Peawaran Right Issue   Analisis perbedaan kinerja jangka panjang keuangan perusahaan yang melakukan right issue dan perusahaan yang tidak melakukan

right issue di BEJ periode 2000-2003 Manipulasi Laba Akrual yaitu Akrual diskresioner jangka pendek dan Akrual diskresioner jangka panjang dan Manipulasi Aktivitas Nyata yaitu Arus kas kegiatan operasi, biaya operasi, biaya produksi dan biaya diskresioner (Variabel Independen) Kinerja Jangka Panjang Perusahaan (Variabel Dependen). Kinerja jangka panjang keuangan perusahaan perusahaan yang melakukan

right issue dan perusahaan

yang tidak melakukan

Kesimpulan penelitian ini bahwa Penelitian ini memberikan alternatif penjelasan atas temuan manajemen laba diseputar penawaran saham dan menyajikan hipotesis bahwa para investor tidak memahami manajemen laba pada saat penawaran saham. Para manajer berusaha menunjukkan kinerja yang baik untuk mengantisipasi negosiasi harga pembelian saham oleh investor. Dengan demikian manajemen laba merupakan bentuk ekspektasi rasional yang perlu dilakukan untuk menarik minat investor.

Kesimpulan Penelitian ini bahwa (1) Terdapat perbedaan signifikan kinerja keuangan antara perusahaan yang melakukan right issue dan perusahaan yang tidak melakukan right issue dilihat dari rasio DR dan DER, di mana nilai rasio DR dan DER mengalami penurunan, yang berarti dana yang diperoleh dari right issue

dikelola dengan baik sehingga menambah struktur modal untuk melunasi semua kewajibannya baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Kinerja keuangan yang dilihat dari rasio-rasio CR, ROA, ROE, dan TATOR tidak berbeda antara perusahaan yang melakukan right issue dan perusahaan

I Nyoman Wijana Asmara Putra (2006) Pengaruh Right Issue terhadap kinerja perusahaan di Bursa Efek Jakarta Tahun 1996-1999 right issue Right Issue terhadap kinerja perusahaan

yang tidak melakukan right issue. (2). Probabilitas perusahaan untuk melakukan

right issue hanya dipengaruhi oleh rasio DR dan rasio DER, di mana mempunyai hubungan yang positif yaitu semakin tinggi rasio DR dan DER akan semakin besar kemungkinan probabilitas perusahaan melakukan right issue. Rasio-rasio CR, ROA,ROE, dan TATOR berpengaruh tidak signifikan terhadap probabilitas perusahaan untuk melakukan

right issue.

Kesimpulan Penelitian ini bahwa Hasil-hasil yang diperoleh dengan uji berpasangan sebelum dan sesudah perusahaan melakukan

right issue adalah seperti di bawah ini. a. Berdasarkan rasio likuiditas CR, tidak signifikan pada tingkat keyakinan 95%.b. Berdasarkan rasio leverage LEV, signifikan 95% mengalami kenaikan pada dua kali pengujian, untuk keseluruhan perusahaan satu kali dan perusahaan size kecil satu kali pada pengujian dua tahunsebelum dan sesudah right issue. c. Berdasarkan rasio aktivitas ATO, signifikan 95% mengalami

penurunan pada satu kali pengujian, yakni untuk perusahaan size sedangpada waktu pengujian satu tahun sebelum dan sesudah

right issue.d. Berdasarkan rasio

profitabilitas : (1) Belum membersihkan

confounding effect selama periode

window,seperti dividen, bonus, stock split.(2) Sampel perusahaan issuer dan

nonissuer hanya diamati dengan rentang waktu dua tahun, baik sebelum maupun sesudah dilakukannya right issue, padahal pengaruh yang diakibatkan dengan kebijakan right issue perusahaan bisa lebih dari dua tahun (jangka panjang). Dengan demikian, apabila pengamatan dilakukan dengan rentang waktu yang lebih lama, hasilnya belum tentu sama dengan penelitian

yang kami lakukan. (3) Penelitian ini juga belum membandingkan pengaruh jenis industri terhadap kebijakan rightissue yang dilakukan perusahaan. Jumadi (2008) Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran right issue Manajemen laba, aktivitas nyata, penawaran right issue

Kesimpulannya bahwa perusahaan yang melakukan penawaran right issue akan cenderung melakukan manajemen laba dan manipulasi aktivitas nyata.

Gumanti (2001) Earnings managemen: Suatu Telaah Pustaka Managemen laba, akrual, laba

Bukti empiris menunjukkan bahwa praktek manajemen laba ditemui dalam banyak konteks. Hal ini menunjukkan bahwa peristiwa atau variabel-variabel ekonomi tertentu dapat dijadikan sebagai sarana untuk memanaje laba. Kenyataan tersebut memberikan peluang bagi para peneliti akuntansi khususnya, dan peneliti manajemen umumnya, untuk meneliti kemungkinan munculnya manajemen laba pada satu aspek atau konteks ekonomi.

Teoh et al (1998) Earnings management and the underperformanc e of seasoned equity oferings Corporate finance; Seasoned equity offerings; Earnings management; Accounting accruals; Anomalies; Market effciency

Penelitian ini menemukan bahwa emiten yang menyesuaikan akrual diskresioner saat ini untuk melaporkan laba bersih yang lebih tinggi sebelum menawarkannya lebih rendah setelah-masalah jangka panjang yang abnormal return saham dan laba bersih. Hubungan antara akrual diskresioner saat ini dan pengembaliannya masa depan (disesuaikan untuk ukuran Þrm dan buku-to-market ratio) lebih kuat dan lebih gigih untuk emiten ekuitas berpengalaman dibandingkan untuk non-emiten. Bukti ini konsisten dengan investor naif ekstrapolasi pra-masalah penghasilan tanpa sepenuhnya menyesuaikan untuk manipulasi potensi laba yang dilaporkan.

Annisaa’, dkk (2007) Earnings management melalui accruals

dan real activities Manipulation pada initial public offerings dan kinerja jangka panjang (studi empiris pada bursa efek jakarta) Initial Public Offerings, earnings management, accrual, real activities manipulation, long- run underperform ance

Dalam studi ini, manajemen laba diukur dengan dua variabel akrual yaitu akrual diskresioner jangka pendek dan discretionary akrual jangka panjang dan dua variabel manipulasi kegiatan nyata; nyata kegiatan manipulasi melalui CFO dan HPP. Selain itu, fenomena kinerja yang kurang diukur oleh kinerja pasar (Kembali Abnormal Kumulatif dan Beli dan Tahan metode Kembali) untuk jangka waktu 1 tahun setelah IPO, 2 tahun setelah IPO dan 3 tahun setelah tanggal IPO. Hasil penelitian menunjukkan (1) manajemen laba melalui akrual menemukan tetapi tidak melalui manipulasi kegiatan nyata dan (2) manajemen laba efek performa saham 1 tahun setelah IPO. Akhirnya, penelitian ini menunjukkan emiten IPO dengan manajemen laba agresif tidak saham kembali miskin daripada manajemen laba konservatif.

Rangan (1998) Earnings before Seasoned Equity Offerings: Are They Overstated? Earning management, equity offering

Hasilnya menunjukkan bahwa kinerja yang jelek setelah terjadi penawaran dapat dijelaskan secara parsial melalui manajemen laba sebelum penawaran emiten baru.                          

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

Dokumen terkait