ANALISIS DAN PENGARUH MANAJEMEN LABA AKRUAL
DAN AKTIVITAS NYATA TERHADAP PENAWARAN RIGHT
ISSUE SERTA KINERJA JANGKA PANJANG PADA
PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN
PENAWARAN RIGHT ISSUE
DI BURSA EFEK
INDONESIA
TESIS
Oleh
Romy Irawan
097017064/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISIS DAN PENGARUH MANAJEMEN LABA AKRUAL
DAN AKTIVITAS NYATA TERHADAP PENAWARAN RIGHT
ISSUE SERTA KINERJA JANGKA PANJANG PADA
PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN
PENAWARAN RIGHT ISSUE
DI BURSA EFEK
INDONESIA
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
Romy Irawan
097017064/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Penelitian : ANALISIS DAN PENGARUH MANAJEMEN LABA AKRUAL DAN AKTIVITAS NYATA TERHADAP PENAWARAN RIGHT
ISSUE SERTA KINERJA JANGKA PANJANG PADA
PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN RIGHT
ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA
Nama : Romy Irawan
Nomor Pokok : 097017064 Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing,
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Drs. Zainul Bahri Torong,M.Si,Ak)
Ketua Program Studi, Direktur,
(Prof.Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Prof.Dr.Ir.A.Rahim Matondang, MSIE)
Telah Diuji pada
Tanggal : 26 September 2011
PANITIA PENGUJI TESIS :
Ketua : Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA Anggota : 1. Drs. Zainul Bahri Torong,M.Si,Ak
2. Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak 3. Drs. Firman Syarif, M.Si,Ak
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan Tesis yang berjudul :
“Analisis dan Pengaruh Manajemen Laba Akrual Dan Aktivitas Nyata Terhadap
Penawaran Right Issue Serta Kinerja Jangka Panjang Pada Perusahaan Yang Melakukan Penawaran Right Issue di Bursa Efek Indonesia”
Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun
sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan
secara benar dan jelas.
Medan, September 2011 Yang membuat pernyataan:
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji pengaruh manajemen laba akrual (akrual diskresioner jangka pendek, akrual diskresioner jangka panjang), dan aktivitas nyata (abnormal arus kas perusahaan, abnormal biaya produksi, abnormal biaya diskresioner) terhadap penawaran right issue serta kinerja jangka panjang pada perusahaan yang melakukan penawaran right issue pada Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengujian hipotesis. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang melakukan right issue
selama tahun 2005-2009 yang berjumlah 92 perusahaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Jumlah sampel penelitian sebanyak 45 perusahaan sesuai dengan kriteria sampel. Kemudian dilakukan pengujian dengan model analisis regresi linier berganda. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan yang diunduh dari website Bursa Efek Indonesia. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dan uji F.
Hasil penelitian ini secara parsial menunjukkan bahwa akrual diskresioner jangka pendek, akrual diskresioner jangka panjang, abnormal arus kas perusahaan berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap penawaran right issue. Indikator abnormal biaya produksi, abnormal biaya diskresioner, secara simultan berpengaruh terhadap penawaran right issue. Indikator variabel manajemen laba yaitu akrual diskresioner jangka pendek, akrual diskresioner jangka panjang, indikator manipulasi aktivitas nyata yaitu abnormal arus kas perusahaan, abnormal biaya produksi dan abnormal biaya diskresioner secara parsial berpengaruh terhadap kinerja jangka panjang perusahaan right issue. Untuk uji secara simultan, diperoleh perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa akrual diskresioner jangka pendek, akrual diskresioner jangka panjang, abnormal arus kas perusahaan, abnormal biaya produksi, abnormal biaya diskresioner berpengaruh terhadap penawaran right issue dan kinerja jangka panjang perusahaan right issue perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode pengamatan 2005-2009.
ABSTRACT
This study aims to analyze and examine the effect of accrual earnings management (short-term discretionary accruals, long-term discretionary accruals), and real activity (abnormal company's cash flow, abnormal production costs, abnormal discretionary expenses) to offer a rights issue as well as long-term performance of the company the bidding rights issue on the Indonesia Stock Exchange in 2005-2009.
This type of study is a hypothesis testing research. The populations in this study are all companies that do the rights issue during the years 2005-2009, amounting to 92 companies. Sampling was done by purposive sampling technique. The number of study sample as many as 45 companies in accordance with criteria samples. Then tested by multiple linear regression analysis models. The data used are secondary data from financial statements that are downloaded from the Indonesia Stock Exchange website. Hypothesis testing using the t test and F test.
These results partially demonstrate that short-term discretionary accruals, long-term discretionary accruals, abnormal cash flow but did not significantly influence the company to offer a rights issue. Indicators of abnormal production costs, abnormal discretionary expenses, simultaneously influence the bidding rights issue. Earnings management indicator variable that is short-term discretionary accruals, long-term discretionary accruals, indicators of real activity that is abnormal manipulation of the company's cash flow, abnormal production costs and abnormal discretionary expenses partially affect the company's long-term performance rights issue. To test simultaneously, the calculation is obtained statistics that show that short-term discretionary accruals, long-term discretionary accruals, abnormal cash flow firms, abnormal production costs, abnormal discretionary expenses affect the rights issue and offer long-term corporate performance rights issue companies listed on Indonesia Stock Exchange period 2005-2009.
RIWAYAT HIDUP
1. NAMA : ROMY IRAWAN
2. TEMPAT/TGL LAHIR : PADANG SIDIMPUAN / 30 JANUARI 1978
3. AGAMA : ISLAM
4. ORANG TUA
a. AYAH : HASANUDDIN (ALM)
b. IBU : MUTIARA SIREGAR
5. ALAMAT : JL. MELATI RAYA RAYA NO. 54 BLOK 6
MEDAN HELVETIA
6. PENDIDIKAN
a. SD : SN NEGERI 15 PADANG SIDIMPUAN
b. SMP : SMP NEGERI 1 PADANG SIDIMPUAN
c. SMU : SMA NEGERI 2 PADANG SIDIMPUAN
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya serta kesehatan dan kesempatan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan penulisan proposal tesis ini. Shalawat beiring salam
atas junjungan Nabi Muhammad SAW yang insya Allah memberikan safaat kepada
penulis dan seluruh umatnya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa segala yang dilakukan dalam
penyusunan proposal tesis ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya
bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H.,M.Sc (CTM), Sp.A(K), selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara atas kesempatan yang diberikan untuk
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan magister di Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara atas kesempatan yang diberikan untuk
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan magister pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, selaku Ketua Program Studi
juga selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberi bimbingan dan
arahan di sela-sela kesibukannya dari awal penulisan hingga selesainya penulisan
proposal tesis ini.
4. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong. M.Si Ak, selaku Dosen Pembimbing II yang
telah banyak memberi bimbingan dan mengarahkan penulis di sela-sela
kesibukannya dari awal penulisan hingga selesainya penulisan proposal tesis ini.
5. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak, dan
Bapak Drs.Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
saran dan masukan untuk kesempurnaan proposal tesis ini.
6. Seluruh staf pengajar Program Magister Ilmu Akuntansi atas segala ilmu dan
pengetahuan yang telah diberikan, dan seluruh staf administrasi Program Magister
Ilmu Akuntansi.
7. Ibunda dan Ayahanda (Alm) tercinta serta Mertua, yang selalu mendoakan dan
memberikan dorongan moril maupun materil serta bantuan yang tak ternilai
dalam bentuk apapun juga, sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah dan
proposal tesis ini.
8. Istriku tercinta dan anak-anakku tersayang, yang telah memberi dukungan dan
motivasi yang tak pernah henti.
9. Teman-teman di Program Magister Ilmu Akuntansi, yang penuh dengan rasa
kekeluargaan dan persahabatan dalam memberi sumbangan pikiran selama
Akhirnya, semoga Allah SWT selalu melimpahkan berkah dan
hidayah-Nya, dan apa yang penulis lakukan ini mendapatkan ridho-Nya serta berguna bagi
penulis khususnya dan pembaca umum. Amin
Medan, September 2011
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
1.5 Originalitas Penelitian... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1 Landasan Teori ... 10
2.1.1 Penawaran Right Issue... 10
2.1.2 Kinerja Jangka Panjang Perusahaan... 14
2.1.3 Manajemen Laba Akrual ... 15
2.1.4 Aktivitas Nyata ... 19
2.1.5 Manajemen Laba dan Penawaran Right Issue ... 20
2.1.6 Manajemen Laba dan Kinerja Jangka Panjang Perusahaan ... 22
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 23
3.1 Kerangka Konseptual ... 31
3.2 Hipotesis Penelitian... 37
BAB IV METODE PENELITIAN ... 38
4.1 Jenis Penelitian... 38
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38
4.3 Populasi dan Sampel ... 39
4.4 Metode Pengumpulan Data ... 40
4.5 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ... 40
4.6 Metode Analisis Data ... 50
4.7 Teknik Analisis Data ... 51
4.8 Pengujian Asumsi Klasik ... 52
4.8.1 Uji Normalitas ... 52
4.8.2 Uji Multikolinieraitas ... 52
4.8.3 Uji Heterokedesititas ... 53
4.9.Pengujian Hipotesis ... 54
4.9.1 Uji F ... 54
4.9.2 Uji t ... 54
4.9.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 54
4.10 Uji Beda ... 55
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56
5.1 Hasil Penelitian ... 56
5.2 Statistik Deskriptif ... 57
5.3 Hasil Pengujian Asumsi Klasik ... 63
5.4 Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda ... 69
5.4.1 Hasil Uji Statistik F ... 69
5.4.2 Hasil Uji Statistik t ... 70
5.5 Uji Beda Akrual Diskresioner Jangka Pendek dan Akrual
Diskresioner Jangka Panjang ... 80
5.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 83
5.6.1 Pengujian Secara Simultan ... 83
5.6.2 Pengujian Secara Parsial... 83
5.6.2.1 Akrual Diskresioner Jangka Pendek Berpengaruh Terhadap Penawaran Right Issue ... 83
5.6.2.2 Pengaruh Akrual Diskresioner Jangka Panjang Terhadap Penawaran Right Issue ... 84
5.6.2.3 Pengaruh Abnormal Arus Kas Perusahaan Terhadap Penawaran Right Issue ... 85
5.6.2.4 Pengaruh Abnormal Biaya Produksi Terhadap Penawaran Right Issue ... 86
5.6.2.5 Pengaruh Abnormal Biaya Diskresioner Terhadap Penawaran Right Issue ... 86
5.6.2.6 Akrual Diskresioner Jangka Pendek Berpengaruh Terhadap Kinerja Jangka Panjang Perusahaan Right Issue... 87
5.6.2.7 Pengaruh Akrual Diskresioner Jangka Panjang Terhadap Kinerja Jangka Panjang Perusahaan Right Issue ... 88
5.6.2.8 Pengaruh Abnormal Arus Kas Perusahaan Terhadap Kinerja Jangka Panjang Perusahaan Right Issue... 88
5.6.2.9 Pengaruh Abnormal Biaya Produksi Terhadap Kinerja Jangka Panjang Perusahaan ... 89
5.6.2.10 Pengaruh Abnormal Biaya Diskresioner Terhadap Kinerja Jangka Panjang Perusahaan Right Issue... 90
6.1 Kesimpulan ... 91
6.2 Keterbatasan Penelitian ... 93
6.3 Saran Penelitian ... 93
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1 Daftar Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 27
4.1 Sampel Perusahaan Yang Melakukan Right Issue Tahun 2005-2009 ... 40
4.2 Definisi Operasional Variabel ... 49
5.1 Statistik Deskriptif ... 58
5.2 Uji Normalitas Data ... 64
5.3 Uji Multikolinearitas Penawaran Right Issue... 66
5.4 Uji Multikolinearitas Kinerja Jangka Panjang Perusahaan Right Issue... 66
5.5 Uji Heteroskedastisitas Penawaran Right Issue... 68
5.6 Uji Heteroskedastisitas Kinerja Jangka Panjang Perusahaan Right Issue... 69
5.7 Hasil Uji Statistik F Penawaran Right Issuei... 70
5.8 Hasil Uji Statistik F Kinerja Jangka Panjang Perusahaan Right Issue 70 5.9 Hasil Uji Statistik t Penawaran Right Issue... 71
5.10 Hasil Uji Statistik t Kinerja Jangka Panjang Perusahaan Right Issue 75 5.11 Hasil Adjuster R2 Penawaran Right Issue ... 79
5.14 Uji Wilcoxon Signed Ranks DCAit... 82
5.15 Uji Beda Dua Rata-rata DCAit (Paired Samples Test) ... 82
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
3.1 Kerangka Konseptual ... 31
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1 Daftar Perusahaan Yang Melakukan Right Issue Tahun 2005-2009 .... 99
2 Daftar Perusahaan Jasa Non Bank Dan Sekuritas Melakukan Right Issue... 103
3 Variabel – Variabel Penelitian ... 105
4 Input Data... 107
5 Uji Regresi Dengan Variabel Dependend Penawaran Right Issue ... 109
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji pengaruh manajemen laba akrual (akrual diskresioner jangka pendek, akrual diskresioner jangka panjang), dan aktivitas nyata (abnormal arus kas perusahaan, abnormal biaya produksi, abnormal biaya diskresioner) terhadap penawaran right issue serta kinerja jangka panjang pada perusahaan yang melakukan penawaran right issue pada Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengujian hipotesis. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang melakukan right issue
selama tahun 2005-2009 yang berjumlah 92 perusahaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Jumlah sampel penelitian sebanyak 45 perusahaan sesuai dengan kriteria sampel. Kemudian dilakukan pengujian dengan model analisis regresi linier berganda. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan yang diunduh dari website Bursa Efek Indonesia. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dan uji F.
Hasil penelitian ini secara parsial menunjukkan bahwa akrual diskresioner jangka pendek, akrual diskresioner jangka panjang, abnormal arus kas perusahaan berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap penawaran right issue. Indikator abnormal biaya produksi, abnormal biaya diskresioner, secara simultan berpengaruh terhadap penawaran right issue. Indikator variabel manajemen laba yaitu akrual diskresioner jangka pendek, akrual diskresioner jangka panjang, indikator manipulasi aktivitas nyata yaitu abnormal arus kas perusahaan, abnormal biaya produksi dan abnormal biaya diskresioner secara parsial berpengaruh terhadap kinerja jangka panjang perusahaan right issue. Untuk uji secara simultan, diperoleh perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa akrual diskresioner jangka pendek, akrual diskresioner jangka panjang, abnormal arus kas perusahaan, abnormal biaya produksi, abnormal biaya diskresioner berpengaruh terhadap penawaran right issue dan kinerja jangka panjang perusahaan right issue perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode pengamatan 2005-2009.
ABSTRACT
This study aims to analyze and examine the effect of accrual earnings management (short-term discretionary accruals, long-term discretionary accruals), and real activity (abnormal company's cash flow, abnormal production costs, abnormal discretionary expenses) to offer a rights issue as well as long-term performance of the company the bidding rights issue on the Indonesia Stock Exchange in 2005-2009.
This type of study is a hypothesis testing research. The populations in this study are all companies that do the rights issue during the years 2005-2009, amounting to 92 companies. Sampling was done by purposive sampling technique. The number of study sample as many as 45 companies in accordance with criteria samples. Then tested by multiple linear regression analysis models. The data used are secondary data from financial statements that are downloaded from the Indonesia Stock Exchange website. Hypothesis testing using the t test and F test.
These results partially demonstrate that short-term discretionary accruals, long-term discretionary accruals, abnormal cash flow but did not significantly influence the company to offer a rights issue. Indicators of abnormal production costs, abnormal discretionary expenses, simultaneously influence the bidding rights issue. Earnings management indicator variable that is short-term discretionary accruals, long-term discretionary accruals, indicators of real activity that is abnormal manipulation of the company's cash flow, abnormal production costs and abnormal discretionary expenses partially affect the company's long-term performance rights issue. To test simultaneously, the calculation is obtained statistics that show that short-term discretionary accruals, long-term discretionary accruals, abnormal cash flow firms, abnormal production costs, abnormal discretionary expenses affect the rights issue and offer long-term corporate performance rights issue companies listed on Indonesia Stock Exchange period 2005-2009.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perusahaan yang sudah terdaftar (listed) di pasar modal ada kalanya membutuhkan dana segar apabila sumber internal perusahaan maupun pinjaman bank
dianggap kurang memadai atau menguntungkan. Salah satu cara perusahaan
yang telah listed di bursa efek memperoleh sumber dana di pasar modal yaitu dengan melakukan penawaran terbatas yang dikenal dengan istilah right issue.
Dalam melakukan penawaran terbatas tersebut, perusahaan juga memberikan
informasi sama halnya pada perusahaan yang melakukan IPO (Initial Public Offering). Informasi tersebut dapat bermacam-macam baik itu pelaporan laba maupun publikasi dari laporan keuangan perusahaan. Informasi keuangan yang dipublikasikan
perusahaan menggambarkan kondisi keuangan perusahaan. Meskipun alasan
perusahaan mengeluarkan saham baru bervariasi sesuai dengan kondisi
masing-masing, tetapi pada umumnya didasari oleh ketidakmampuan perusahaan
menghasilkan dana yang mencukupi untuk mendanai operasi ataupun untuk
pengembangan usaha. Kondisi keuangan perusahaan yang memicu aktivitas right issue dapat diiterprestasikan dari informasi yang tersedia beberapa periode sebelumnya.
peraturan dipasar modal yang mengizinkan perusahaan untuk mengabaikan hak
preventif(preventive right) yaitu hak untuk mengelolah persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham sejauh ada persetujuan
dari pemegang saham yang lama. Perusahaan dapat menjual hak memesan terlebih
dahulu kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru dengan harga
tertentu.
Pemilihan mekanisme penjualan sangat tergantung pada kondisi maupun
stategi perusahaan. Selain menggunakan mekanisme penawaran right issue, alternatif lain tambahan dana oleh perusahaan dapat juga diperoleh melalui pinjaman bank.
Namun pada tingkat leverage tertentu, perusahaan akan cenderung lebih memilih
right issue karena ada beberapa keunggulan dibandingkan pinjaman bank serta keterkaitan dengan resiko yang didapat apabila meminjam uang melalui bank.
Penawaran saham tambahan melalui mekanisme right issue memerlukan biaya yang lebih murah. Perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi akan cenderung
menggunakan mekanisme right issue untuk memperoleh tambahan dana (Hartono, 1998).
Dalam proses right issue, perusahaan akan mempublikasikan laporan keuangan yang berisi informasi lainnya untuk menarik pemegang saham lama
melakukan pembelian. Pada kondisi ini, sangat mungkin apabila manajer memiliki
informasi tentang perusahaan yang lebih banyak jika dibandingkan para pemegang
(principal) akan memberikan keleluasaan dan kesempatan kepada pihak manajemen atau manajer untuk melakukan rekayasa yang disebut dengan istilah rekayasa laba
atau manajemen laba (earnings management) dan melakukan manipulasi aktivitas nyata perusahaan. Apabila pemanfaatan hasil right issue benar akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dalam jangka panjang. Perusahaan yang akan
melakukan right issue mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut membutuhkan dana untuk menjalankan aktivitas perusahaan. Oleh sebab itu, manager perusahaan
yang akan melakukan right issue akan memberikan keyakinan bagi investor ataupun calon investor untuk dapat menanamkan modalnya didalam perusahaan.
Manager perusahaan yang melakukan right issue akan cenderung melakukan manajemen laba dan manipulasi aktivitas nyata yang merupakan sumber informasi
bagi perusahaan untuk melihat kondisi perusahaan. Managemen laba merupakan
tindakan manajer untuk menyajikan laporan keuangan dimana menaikan laba selama
periode berjalan sehingga investor melihat bahwa perusahaan tersebut mempunyai
kinerja didalam menghasilkan laba yang baik. Oleh sebab itu, dikatakan bahwa
perusahaan yang right issue akan cenderung melakukan managemen laba agar investor dan calon investor dapat tertarik. Dari manajemen laba tersebut tampak
bahwa perusahaan mengalami laba meningkat. Seorang investor ataupun calon
investor tidak hanya melihat dari hasil akhir dari aktivitas perusahaan.
Investor dan calon investor juga melihat dari proses menghasilkan laba
tersebut. Sehingga manager akan lebih berhati-hati didalam memberikan informasi
percaya bahwa perusahaan tersebut mempunyai kemampuan dalam menghasilkan
laba dan dapat mengembalikan modal yang mereka investasikan.
Salah satunya dengan juga memberikan informasi manipulasi aktivitas nyata
perusahaan. Dalam aktivitas perusahaan yang tercermin pada laporan laba rugi,
perusahaan menjelaskan bagaimana suatu aktivitas itu dihasilkan. Oleh sebab itu,
perusahaan yang menunjukkan laba yang besar biasanya melakukan manipulasi
aktivitas nyata perusahaan baik itu arus kas operasi, biaya produksi, dan biaya
diskresioner. Pada akhirnya, perusahaan right issue akan cenderung melakukan manajemen laba dan manipulasi aktivitas nyata.
Disamping itu, dalam penawaran saham tersebut, perusahaan harus
menunjukkan kinerja jangka panjang yang baik kepada investor. Karena dari kinerja
jangka panjang tersebut diharapkan investor dapat memperoleh tingkat pengembalian
yang tinggi dari investasinya. Kinerja jangka panjang tersebut dapat juga dilihat dari
laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan pada saat perusahaan menawarkan
right issue. Tetapi pada saat penawaran right issue dan pada saat melihat kinerja jangka panjang perusahaan seperti diketahui sebelumnya bahwa kemungkinan
terjadinya asimetris informasi dimana manager memberikan informasi yang terbatas
kepada investor. Tindakan yang sama bagi perusahaan right issue pada saat memberikan informasi kinerja jangka panjang yaitu manajemen laba dan manipulasi
informasi bagi investor tentang bagaimana prospek perusahaan di masa yang akan
datang. Pada pengumuman kinerja jangka panjang perusahaan, manager mengatur
laba perusahaan sehingga perusahaan tampak menghasilkan laba yang meningkat atau
permanen. Dengan adanya laba yang permanen, maka investor berharap dapat
memperoleh pengembalian atas investasinya tersebut. Oleh sebab itu, manager akan
lebih melakukan manajemen laba untuk menunjukkan bahwa terdapat laba yang
permanen pada perusahaan.
Disamping itu, perusahaan yang melakukan penawaran right issue dan memberikan informasi kinerja jangka panjangnya juga melakukan manipulasi
aktivitas nyata. Hal ini dilihat dari, perusahaan yang melakukan manajemen laba
dengan menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh laba yang permanen, akan juga
menunjukkan bahwa aktivitas nyata yang dilakukan perusahaan sesuai dengan laba
yang diperoleh perusahaan. Apabila perusahaan memperoleh laba yang meningkat
secara otomatis aktivitas-aktivitas nyata yang dilakukan perusahaan juga meningkat.
Oleh sebab itu, didalam mengeluarkan informasi kinerja jangka panjang perusahaan
akan cenderung melakukan manipulasi aktvitas nyata perusahaan baik itu arus kas
operasi, biaya produksi dan biaya diskresioner perusahaan.
Penelitian sebelumnya yang memberikan bukti yang mendukung adanya
praktik manajemen laba yang bertujuan menaikkan laba disekitar penawaran umum
saham tambahan seperti Rangan (1998), Teoh et al. (1998), Shivakumar (2000), dan
DuCharme et al. (2000) yang menjelaskan bahwa perusahaan menggunakan
Manajemen laba melalui akrual tersebut tidak mempunyai konsekuensi langsung
terhadap arus kas perusahaan.
Selain dugaan adanya tindakan manajemen laba pada saat penawaran saham
tambahan, dari berbagai hasil penelitian terdahulu ditemukan juga bahwa terjadi
fenomena penurunan kinerja (underperformance) yang menyertai pelaksanaan penawaran saham tambahan (Rangan, 1998; Teoh et al., 1998; Shivakumar, 2000;
dan Sulistyanto, 2002).
Penelitian ini bermaksud menelaah kembali apakah tindakan manajemen laba
pada saat penawaran saham tambahan khususnya pada peristiwa right issue terjadi di pasar modal Indonesia dan mempengaruhi kinerja jangka panjang perusahaan.
Penelitian ini dilakukan karena masih terdapat hasil yang belum konsisten dari
beberapa penelitian sebelumnya dengan topik yang sama, sehingga penelitian ini
masih menjadi topik yang cukup menarik. Selain itu berbagai macam faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi para manajer untuk melakukan manajemen laba pada
saat melakukan penawaran saham tambahan melalui mekanisme right issue.
Dengan demikian hal ini penting untuk dilakukan penelitian. Adapun judul
penelitian yang diangkat peneliti adalah “Analisis dan Pengaruh Manajemen Laba
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah manajemen laba akrual (akrual diskresioner jangka pendek dan akrual
diskresioner jangka panjang) dan aktivitas nyata (abnormal arus kas, abnormal
biaya produksi, abnormal biaya diskresioner) berpengaruh terhadap
penawaran right issue secara simultan dan parsial ?
2. Apakah manajemen laba akrual (akrual diskresioner jangka pendek dan akrual
diskresioner jangka panjang) dan aktivitas nyata (abnormal arus kas, abnormal
biaya produksi, abnormal biaya diskresioner) berpengaruh terhadap kinerja
jangka panjang perusahaan right issue secara simultan dan parsial ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan
dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis dan menguji manajemen laba akrual (akrual diskresioner jangka
pendek dan akrual diskresioner jangka panjang) dan aktivitas nyata (abnormal
arus kas, abnormal biaya produksi, abnormal biaya diskresioner) berpengaruh
terhadap penawaran right issue secara simultan dan parsial.
2. Menganalisis dan menguji manajemen laba akrual (akrual diskresioner jangka
arus kas, abnormal biaya produksi, abnormal biaya diskresioner) berpengaruh
terhadap kinerja jangka panjang perusahaan right issue secara simultan dan parsial.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti yaitu sebagai referensi mengenai “Analisis Dan Pengaruh
Manajemen Laba Akrual Dan Aktivitas Nyata Terhadap Penawaran Right Issue Serta Kinerja Jangka Panjang Pada Perusahaan Yang Melakukan Penawaran Right Issue di Bursa Efek Indonesia”.
2. Bagi Emiten untuk memberikan pemahaman mengenai alat manipulasi
manajemen laba baik melalui akrual diskresioner maupun lewat manipulasi
aktivitas nyata sehingga dapat memperkaya pengetahuan dalam teknik
manipulasi laba bagi perusahaan.
3. Bagi investor untuk memberikan masukan dalam kaitannya dengan
pengambilan keputusan investasi. Hal ini berguna dalam melakukan penilaian
kinerja perusahaan yang melakukan penawaran saham tambahan dan
pengaruhnya dalam pengambilan keputusan investasi.
4. Bagi peneliti berikutnya diharapkan dapat melengkapi temuan-temuan empiris
di bidang akuntansi bagi kemajuan dan pengembangannya di masa yang akan
1.5 Originalitas Penelitian
Penelitian ini merupakan Replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Sahabu (2009) dengan judul “Manajemen Laba melalui Akrual dan Manipulasi
Aktivitas Nyata dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Jangka Panjang Perusahaan yang
melakukan Penawaran Right Issue”. Sahabu melakukan penelitian di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan waktu pengamatan selama tahun 1999-2005. Variabel
independen yaitu manajemen laba melalui akrual dan manipulasi aktivitas nyata,
sedangkan variabel dependennya yaitu kinerja jangka panjang.
Penelitian ini berjudul “Analisis Dan Pengaruh Manajemen Laba Akrual Dan
Aktivitas Nyata Terhadap Penawaran Right Issue Serta Kinerja Jangka Panjang Pada Perusahaan Yang Melakukan Penawaran Right Issue di Bursa Efek Indonesia”. Pada penelitian ini mengadopsi seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian Sahabu
(2009). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah adanya
penambahan variabel dependen yaitu penawaran right issue yang diambil dari penelitian yang dilakukan Jumadi (2008). Alasannya bahwa untuk melihat apakah
perusahaan-perusahaan yang melakukan penawaran right issue akan cenderung melakukan manajemen laba dan manipulasi aktivitas nyata yang tidak hanya dilihat
dari kinerja jangka panjang perusahaan right issue. Perbedaan lainnya bahwa pada penelitian sebelumnya periode pengamatan dilakukan dari tahun 1999-2005,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Dalam landasan teori, akan dibahas lebih jauh mengenai “Analisis Dan
Pengaruh Manajemen Laba Akrual Dan Aktivitas Nyata Terhadap Penawaran Right Issue Serta Kinerja Jangka Panjang Pada Perusahaan Yang Melakukan Penawaran
Right Issue di Bursa Efek Indonesia”. Menjabarkan teori yang melandasi penelitian ini dan beberapa penelitian terdahulu yang telah diperluas dengan referensi atau
keterangan tambahan yang dikumpulkan selama pelaksanaan penelitian.
2.1.1 Penawaran Right Issue
Teori yang banyak digunakan sebagai dasar untuk meneliti penawaran right issue adalah Teori Sinyal (Signaling Theory). Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2001) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan
yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang
prospek perusahaan. Kegagalan dalam suatu pasar yang merugikan dapat terjadi
karena adanya asimetris informasi, hal ini dapat diperkecil jika informasi yang
dipublikasikan dapat digunakan sebagai salah satu sinyal bagi pelaku pasar.
Smith dalam Eka (2003), menyatakan bahwa berdasarkan studi empiris
harga saham. Asumsi utama dalam teori sinyal adalah manajemen mempunyai
informasi yang akurat tentang nilai perusahaan yang tidak diketahui oleh investor luar
dan manajemen adalah orang yang selalu berusaha memaksimalkan insentif yang
diharapkannya, artinya manajemen umumnya mempunyai informasi yang lebih
akurat dibandingkan dengan pihak luar perusahaan (investor) mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi nilai perusahaan ke pasar modal, sehingga jika manajemen
menyampaikan suatu informasi ke pasar, maka umumnya pasar akan merespon
informasi tersebut sebagai suatu sinyal terhadap adanya event tertentu yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari perubahan harga saham dan
volume perdagangan saham. Sebagai implikasinya, pengumuman right issue akan direspon oleh pasar sebagai suatu sinyal yang menyampaikan adanya informasi baru
yang dikeluarkan oleh pihak manajemen yang selanjutnya akan mempengaruhi nilai
saham perusahaan dan aktivitas perdagangan saham yang terjadi dalam pasar modal.
Miller dan Majluf dalam Eka (2003), menyatakan bahwa manajemen akan
memperoleh insentif dengan pengeluaran saham baru yang mereka percaya bahwa
saham perusahaan adalah overvalued. Tetapi, investor menyadari bahwa dengan insentif tersebut menyebabkan manajemen menggunakan informasi penerbitan saham
baru sebagai suatu sinyal bahwa saham perusahaan overvalued, dimana hal tersebut akan menyebabkan harga saham perusahaan akan jatuh. Beberapa temuan tersebut
konsisten dengan model yang mengasumsikan bahwa terjadi asimetri informasi antara
manajemen dengan berbagai partisipan di pasar modal. Asimetri informasi
saham baru mengidentifikasikan adanya informasi yang tidak menguntungkan
tentang kemampuan aliran kas perusahaan di masa depan. Right issue merupakan
salah satu bentuk penawaran saham tambahan yaitu aktivitas perusahaan yang
terdaftar di pasar modal yang berupa penawaran saham terbatas kepada pemegang
saham diluar saham yang terlebih dahulu beredar di masyarakat melalui mekanisme
penawaran saham perdana (Megginson, 1997).
Alasan perusahaan untuk melakukan right issue sangat beragam, misalnya pembangunan pabrik baru penambahan modal kerja diversifikasi produk, pembayaran
utang, atau untuk rencana pengembangan perusahaan di masa yang akan datang.
Setelah perusahaan melakukan right issue investor tentu sangat berharap kinerja yang dimiliki oleh perusahaan menjadi lebih baik karena dengan adanya right issue berarti dana dari pihak luar masuk ke perusahaan.
Perusahaan dengan kepemilikan terkonsentrasi cenderung akan menggunakan
pilihan right issue untuk memperoleh tambahan dana. Right issue merupakan penawaran sekuritas baru yang memberikan prioritas kepada pemegang saham
perusahaan yang sudah ada untuk membeli sekuritas baru pada harga tertentu dan saat
tertentu pula. Dengan cara lain perusahaan mendistribusikan hak opsi kepada
pemegang saham agar dapat memperoleh sekuritas baru dengan harga khusus. Tujuan
penawaran ini adalah melindungi kepentingan pemegang saham perusahaan
dilaksanakan agar pemegang saham lama tetap dapat mempertahankan proporsi
kepemilikan sahamnya sama seperti sebelum penawaran saham tambahan.
Laugharn dan Ritter (1997) menemukan kasus di lapangan pada perusahaan
PT Trafindo Perkasa Tbk., PT Agis Tbk. Bahwa setelah perusahaan right issue benar akan meningkatkan kinerja keuangan.
Perusahaan menerbitkan right issue dengan tujuan untuk tidak mengubah proporsi kepemilikan pemegang saham dan mengurangi biaya emisi akibat penerbitan
saham baru. Pengumuman right issue yang dikeluarkan oleh perusahaan, secara teoritis dan empiris bereaksi negatif terhadap harga saham atau nilai pasar perusahan,
dan nilai ini adalah kejadian yang disebabkan oleh reiko sistematik. Beberapa alasan
perusahaan menerbitkan right issue antara lain adalah (Sharpe, 1999):
1. Right issue merupakan solusi yang cepat untuk memperoleh dana yang murah dan dengan proses yang mudah dan hampir tanpa resiko.
2. Right issue jauh lebih aman dibandingkan dengan cara lain, baik dengan pinjaman langsung atau dengan penerbitan surat hutang. Dengan right issue,
dana masuk sebagai modal sehingga tidak membebani perusahaan sama
sekali. Sedangkan jika dana diperoleh dari pinjaman, maka perusahaan harus
menanggung beban bunga.
3. Minat emiten untuk melakukan right issue didorong oleh keinginan untuk memanfaatkan situasi pasar modal yang dalam tahun-tahun ini berkembang
4. Dengan melakukan right issue maka jumlah lembar saham akan bertambah dan diharapkan dengan bertambahnya jumlah lembar saham akan dapat
meningkatkan likuiditas saham.
Dalam peristiwa penawaran saham seperti right issue sering terjadi asimetri informasi antara manajer dan investor atau pemengang saham. Asimetri terjadi karena
manajer dianggap lebih menguasai informasi mengenai kondisi perusahaan jika
dibandingkan dengan investor atau pemegang saham. Kondisi ini memberikan
peluang bagi manajemen untuk memunculkan sikap oportunistik dalam wujud
memanipulasi data yang dilaporkan sebelum dan saat penawaran dengan
menggunakan akrual diskresioner (Teoh et al., 1998).
2.1.2 Kinerja Jangka Panjang Perusahaan
Banyak penelitian sebelumnya yang mendokumentasikan mengenai kinerja
pasar jangka panjang perusahaan yang melakukan penawaran saham baik perdana
maupun saham tambahan. Salah satu dampak dari manajemen laba adalah terjadi
penurunan kinerja perusahaan yang terjadi pasca penawaran saham (Loughran dan
Ritter, 1997; Rangan, 1998; Teoh et al., 1998, dan Shivakumar, 2000). Bukti empiris
menunjukkan bahwa adanya reaksi pasar yang positif terhadap pengeluaran ekuitas
baru. Respon pasar yang positif tersebut tentu dipengaruhi oleh alasan perusahaan
dalam melakukan penawaran saham, misalnya untuk memperkuat struktur modal,
melakukan investasi yang membutuhkan dana yang besar, dan membiayai utang yang
juga akan terjadi sebagai akibat dilakukannya tindakan manajemen laba pada saat
penawaran saham tambahan tersebut (Dechow et al., 1995).
Sinyal positif dalam jangka panjang tidak bisa dipertahankan oleh
manajemen, yang tercermin dari penurunan kinerja yang dilaporkan oleh perusahaan
tersebut (Teoh et al., 1998). McLaughin et al. (1996) yang menggunakan berbagai
ukuran arus kas juga membuktikan bahwa kinerja arus kas perusahaan mengalami
penurunan kinerja sekitar 20% selama tiga tahun setelah penawaran. Loughran dan
Ritter (1997) serta Shivakumar (2000) menunjukkan rata-rata return perusahaan yang melakukan penawaran saham hanya 7% per tahun sedangkan perusahaan yang tidak
melakukan penawaran rata-rata 15% per tahun. Dana yang diperoleh dari hasil
penawaran tersebut akan diinvestasikan pada kesempatan investasi yang
menguntungkan bagi perusahaan di masa yang akan datang.
2.1.3 Manajemen Laba Akrual
Pada dasarnya istilah manajemen laba memiliki banyak definisi. Tidak ada
kesepakatan tentang definisi tunggal mengenai manajemen laba. Schipper (1989)
mendefinisikan manajemen laba sebagai suatu intervensi dengan maksud tertentu
terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja untuk memperoleh
beberapa keuntungan pribadi. Fischer dan Rosenzweig (1995) mendefinisikan
manajemen laba sebagai tindakan seorang manajer dengan menyajikan laporan yang
menaikan (menurunkan) laba periode berjalan dari unit usaha yang menjadi
unit tersebut dalam jangka panjang. Sedangkan menurut Healy dan Wahlen (1999),
manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan pertimbangan (judgment) dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk merubah laporan keuangan,
dengan tujuan untuk memanipulasi besaran (magnitude) laba kepada beberapa
stakeholders tentang kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil perjanjian (kontrak) yang tergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan.
Healy dan Wahlen (1999), menyatakan bahwa definisi manajemen laba
mengandung beberapa aspek. Pertama intervensi manajemen laba terhadap pelaporan
keuangan dapat dilakukan dengan penggunaan judgment, misalnya judgment yang dibutuhkan dalam mengestimasi sejumlah peristiwa ekonomi di masa depan untuk
ditunjukan dalam laporan keuangan, seperti perkiraan umur ekonomis dan nilai residu
aktiva tetap, tanggungjawab untuk pensiun, pajak yang ditangguhkan, kerugian
piutang dan penurunan nilai asset. Disamping itu manajer memiliki pilihan untuk metode akuntansi, seperti metode penyusutan dan metode biaya. Kedua, tujuan
manajemen laba untuk menyesatkan stakeholders mengenai kinerja ekonomi perusahaan. Hal ini muncul ketika manajemen memiliki akses terhadap informasi
yang tidak dapat diakses oleh pihak luar.
Menurut Watts dan Zimmerman (1986) Ada berbagai motivasi yang
(the debt covenant hypotesis), dan (3) hipotesis biaya politik (the political cost hypotesis).
Motivasi kontrak muncul karena perjanjian antara manajer dan pemilik
perusahaan berbasis pada kompensasi manajerial dan perjanjian hutang (debt covenant). Semakin tinggi rasio hutang/ekuitas suatu perusahaan, yang ekuivalen dengan semakin dekatnya (yaitu semakin ketat) perusahaan terhadap kendala-kendala
dalam perjanjian hutang dan semakin besar probabilitas pelanggaran perjanjian,
semakin mungkin manajer untuk menggunakan metode-metode akuntansi yang
meningkatkan income (Belkaoui, 2000).
Motivasi bonus merupakan dorongan manajer perusahaan dalam melaporkan
laba yang diperolehnya untuk memperoleh bonus yang dihitung atas dasar laba
tersebut. Manajer perusahaan dengan rencana bonus lebih mungkin menggunakan
metode-metode akuntansi yang meningkatkan income yang dilaporkan pada periode berjalan. Alasanya adalah tindakan seperti itu mungkin akan meningkatkan
persentase nilai bonus jika tidak ada penyesuaian untuk metode yang dipilih
(Belkaoui, 2000). Penelitian Healy (1985) menggunakan pendekatan program bonus
manajemen, yaitu bahwa manajer akan memperoleh bonus secara positif ketika laba
berada di antara batas bawah (bogey) dan batas atas (cap). Ketika laba berada di bawah bogey manajer tidak mendapatkan bonus, dan ketika laba berada diatas cap
manajer hanya mendapatkan bonus tetap.
Motivasi regulasi politik merupakan motivasi manajemen dalam mensiasati
pelanggaran terhadap regulasi anti trust dan anti monopoli, manajernya melakukan manipulasi laba dengan menurunkan laba yang dilaporkan (Cahan, 1992; Jogiyanto
dan Ainun, 1998). Perusahaan juga melakukan manajemen laba untuk menurunkan
laba dengan tujuan untuk mempengaruhi keputusan pengadilan terhadap perusahaan
yang mengalami damage award (Hall dan Stammerjohan, 1997). Selain itu Income taxation juga merupakan motivasi dalam manajemen laba (Lilis, 2001). Pemilihan metode akuntansi dalam pelaporan laba akan memberikan hasil yang berbeda
terhadap laba yang dipakai sebagai dasar perhitungan pajak.
Namun dalam konteks penelitian ini, istilah manajemen laba didefinisikan
sebagai upaya-upaya manajemen dalam menggunakan pertimbangannya dalam
menyusun laporan keuangan sehingga dapat menyesatkan para pengambil keputusan
dalam menilai kinerja perusahaan atau dapat mempengaruhi kontrak-kontrak
pendapatan yang telah ditetapkan berdasarkan angka-angka laporan keuangan (Healy
dan Wahlen, 1999). Dari definisi tersebut jelas bahwa manajemen laba merupakan
wujud intervensi langsung manajemen dalam proses pelaporan keuangan dengan
maksud untuk mendapatkan keuntungan atau manfaat tertentu, baik bagi manajer
maupun perusahaan.
Salah satu teknik manajemen laba yang biasa digunakan oleh manajemen
adalah akrual. Akrual merupakan selisih antara kas masuk bersih dari hasil operasi
perusahaan dengan laba yang dilaporkan dalam laporan laba-rugi, yang bisa bersifat
akrual diskresioner dan akrual non-diskresioner. Laporan keuangan disusun
mengandung komponen akrual baik yang diskresioner maupun yang
non-diskresioner.
Akrual diskresioner merupakan salah satu ukuran dari manajemen laba
sehingga biasanya digunakan untuk mendeteksi adanya manajemen laba. Akrual
diskresioner terdiri dari akrual diskresioner jangka pendek dan akrual diskresioner
jangka panjang (Whelan dan McNamara 2004). Akrual diskresioner jangka pendek
memiliki waktu yang relatif pendek misalnya satu tahun atau kurang dari satu tahun
(satu periode akuntansi) sedangkan akrual diskresioner jangka panjang memiliki
jangka waktu lebih dari satu tahun (satu periode akuntansi) (Dechow, 1994). Lebih
lanjut, Whelan dan McNamara (2004), mengatakan bahwa kegunaan relatif atas
komponen akrual diskresioner tergantung pada interval return yang akan diuji. Akrual
jangka pendek yang karena waktunya kurang dari atau sampai satu tahun maka akrual
tersebut paling relevan pada interval return yang meningkat karena mempunyai
periode waktu yang lebih panjang. Penelitian Whelan dan McNamara (2004)
menunjukkan bahwa akrual jangka pendek dan jangka panjang mempunyai pengaruh
yang berbeda khususnya terhadap relevansi informasi laba dan nilai buku.
2.1.4 Aktivitas Nyata
Aktivitas riil (Nyata) merupakan kegiatan manajemen laba yang tidak menyimpang dari praktik bisnis normal. kegiatan aktivitas nyata dimulai dari praktek
operasional yang normal, yang dimotivasi oleh manajer yang berkeinginan untuk
keuangan tertentu telah dipenuhi dalam operasi normal. Hal ini tidak akan
memberikan kontribusi nilai pada perusahaan, pelaporan tertentu dengan metode
aktivitas nyata, seperti diskon harga dan pengurangan biaya diskresioner, ini mungkin
tindakan-tindakan yang optimal dalam keadaan ekonomi tertentu.
Dalam penelitian mengenai aktivitas nyata banyak memusatkan perhatian
pada aktivitas investasi, Aktivitas nyata dilakukan melalui arus kas operasi, biaya
produksi, biaya-biaya diskresioner (Roychowdhury, 2006). Laporan arus kas
merupakan salah satu jenis laporan keuangan perusahaan yang perlu kita cermati
karena memiliki informasi yang tidak kalah penting dari laporan laba rugi dalam
laporan arus kas terdapat laporan arus kas aktivitas operasi yang terdiri dari
aktivitasaktivitas operasional perusahaan. Metode yang digunakan untuk melakukan
aktivitas nyata melalui arus kas operasi. Biaya produksi merupakan segala biaya yang
dikeluarkan atau dibutuhkan untuk menghasilkan suatu barang. Metode yang
digunakan dalam melakukan Aktivitas Nyata melalui biaya produksi.
Biaya diskresioner merupakan biaya-biaya yang tidak mempunyai hubungan
yang akrual dengan output. Biaya diskresioner yang digunakan dalam aktivitas nyata
antara lain biaya iklan, biaya riset dan pengembangan , serta biaya penjualan, dan
administrasi.
2.1.5 Manajemen Laba dan Penawaran Right Issue
Hubungan manajemen laba dan penawaran right issue telah diteliti oleh Astuti
mempengaruhi manajemen perusahaan untuk melakukan earnings management di seputar right issue, dan meneliti apakah terdapat perbedaan discretionary accrual
(DA) sebelum dan sesudah right issue. Perbedaan tersebut dilihat apabila nilai
discretionary accrual (DA) sebelum right issue lebih tinggi dibandingkan dengan sesudah right issue maka disimpulkan terjadi manajemen laba. Uji-t berpasangan digunakan untuk meneliti perbedaan discretionary accruals sebelum dan sesudah
right issue. Hasilnya menunjukkan bahwa leverage berpengaruh terhadap earnings management secara positif dan signifikan. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi
leverage, maka semakin besar motivasi manajemen dalam melakukan earnings management. Sebagai tambahan, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara discretionary accruals sebelum dan sesudah right issue, yaitu discretionary accruals sebelum right issue memiliki kecenderungan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan sesudah right issue. Penelitian sebelumnya yang mengungkapkan adanya manajemen laba melalui akrual pada penawaran saham
tambahan dilakukan oleh Rangan (1998) dan Teoh et. al. (1998). Rangan (1998) menemukan akrual abnormal yang positif yaitu menaikkan laba yang dilaporkan
secara rata-rata pada perusahan selama beberapa tahun diseputar penawaran dan
diikuti dengan penurunan kinerja saham setelah penawaran. Teoh et al. (1998) menemukan bukti yang sama dengan Rangan, dengan bukti tambahan bahwa
perusahaan yang melakukan penawaran dengan cara menaikkan laba memiliki return
2.1.6 Manajemen Laba dan Kinerja Jangka Panjang Perusahaan
Hubungan manajemen laba dengan penurunan kinerja jangka panjang telah
diteliti oleh Rangan (1998) dan Teoh et al. (1998). Teoh et al. (1998) menemukan bahwa perusahaan yang melaporkan positif akrual pada saat penawaran saham
tambahan mengalami kinerja saham yang buruk setelah 3 tahun penawaran dan
semakin besar akrual diskresioner yang dimiliki oleh perusahaaan, semakin buruk
kinerja saham jangka panjang yang dialami perusahaan. Sulistyanto dan Midiastuti
(2002) yang melakukan pengujian atas pasar modal Indonesia, juga berhasil
memberikan bukti bahwa perusahaan yang melakukan penawaran saham tambahan
mengalami penurunan kinerja keuangan dan kinerja saham pasca penawaran.
Sulistyanto dan Wibisono (2003) juga menyatakan bahwa penurunan kinerja
keuangan menunjukkan bahwa variabel akrual diskresioner secara signifikan akan
mempengaruhi penurunan kinerja operasi dan kinerja saham perusahaan dan
manajemen laba yang terjadi bersifat menaikkan laba.
Begitu juga penelitian Amin (2007) terhadap perusahaan yang mengeluarkan
kebijakan IPO dan diduga melakukan tindakan manajemen laba mengalami
kecenderungan penurunan kinerja pasar pada akhir tahun. Selain itu, perusahaan yang
melaksanakan IPO mengalami penurunan kinerja keuangan dan kinerja saham dalam
jangka panjang setelah IPO. Namun penelitian Kurniawan dan Rusiti (2004) yang
menggunakan rasio-rasio keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
tidak dapat membuktikan bahwa terdapat perbedaan kinerja yang signifikan antara
penelitian ini berbeda dengan penelitian Teoh et al. (1998) yang menemukan adanya perbedaan kinerja setelah penawaran saham yang dilakukan manajemen. Sedangkan
penelitian Annisaa’rahman (2007) menemukan bahwa variabel manajemen laba yang
diukur dengan akrual diskresioner hanya berpengaruh terhadap kinerja pasar dalam
jangka pendek (1 tahun).
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Banyak penelitian yang meneliti tentang penawaran right issue dan kinerja jangka panjang, salah satunya yang dilakukan Sahabu (2009), yang meneliti tentang
manajemen laba melalui akrual Nyata dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Jangka
Panjang Perusahaan yang melakukan Peawaran Right Issue menunjukkan bahwa para investor tidak memahami manajemen laba pada saat penawaran saham. Para manajer
berusaha menunjukkan kinerja yang baik untuk mengantisipasi negosiasi harga
pembelian saham oleh investor. Dengan demikian manajemen laba merupakan bentuk
ekspektasi rasional yang perlu dilakukan untuk menarik minat investor. Disamping
itu, penelitian Sukwandi (2006) yang meneliti Analisis perbedaan kinerja jangka
panjang keuangan perusahaan yang melakukan right issue dan perusahaan yang tidak melakukan right issue di BEJ periode 2000-2003 menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan kinerja keuangan antara perusahaan yang melakukan right issue
dan perusahaan yang tidak melakukan right issue dilihat dari rasio DR dan DER, di mana nilai rasio DR dan DER mengalami penurunan, yang berarti dana yang
untuk melunasi semua kewajibannya baik kewajiban jangka pendek maupun
kewajiban jangka panjang. Kinerja keuangan yang dilihat dari rasio-rasio CR, ROA,
ROE, dan TATOR tidak berbeda antara perusahaan yang melakukan right issue dan perusahaan yang tidak melakukan right issue. (2). Probabilitas perusahaan untuk melakukan right issue hanya dipengaruhi oleh rasio DR dan rasio DER, di mana mempunyai hubungan yang positif yaitu semakin tinggi rasio DR dan DER akan
semakin besar kemungkinan probabilitas perusahaan melakukan right issue. Rasio-rasio CR, ROA,ROE, dan TATOR berpengaruh tidak signifikan terhadap probabilitas
perusahaan untuk melakukan right issue.
Penelitian tentang pengaruh Right Issue terhadap kinerja perusahaan di Bursa Efek Jakarta Tahun 1996-1999 yang diteliti oleh Putra (2006) menyimpulkan bahwa
hasil-hasil yang diperoleh dengan uji berpasangan sebelum dan sesudah perusahaan
melakukan right issue adalah seperti di bawah ini. a. Berdasarkan rasio likuiditas
CR, tidak signifikan pada tingkat keyakinan 95%.b. Berdasarkan rasio leverage LEV, signifikan 95% mengalami kenaikan pada dua kali pengujian, untuk keseluruhan perusahaan satu kali dan perusahaan size kecil satu kali pada pengujian dua tahunsebelum dan sesudah right issue. c. Berdasarkan rasio aktivitas ATO, signifikan 95% mengalami penurunan pada satu kali pengujian, yakni untuk perusahaan size
sedangpada waktu pengujian satu tahun sebelum dan sesudah right issue.d. Berdasarkan rasio profitabilitas : (1) Belum membersihkan confoundingeffect selama periode window,seperti dividen, bonus, stock split.(2) Sampel perusahaan issuer dan
sesudah dilakukannya right issue, padahal pengaruh yang diakibatkan dengan kebijakan right issue perusahaan bisa lebih dari dua tahun (jangka panjang). Dengan demikian, apabila pengamatan dilakukan dengan rentang waktu yang lebih lama,
hasilnya belum tentu sama dengan penelitian yang kami lakukan. (3) Penelitian ini
juga belum membandingkan pengaruh jenis industri terhadap kebijakan right issue
yang dilakukan perusahaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Jumadi (2008)
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran right issue menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan penawaran right issue akan cenderung melakukan manajemen laba dan manipulasi aktivitas nyata.
Disamping itu, penelitian yang dilakukan oleh Gumanti (2001) tentang
Earnings managemen: Suatu Telaah Pustaka menunjukkan bahwa praktek manajemen
laba ditemui dalam banyak konteks. Hal ini menunjukkan bahwa peristiwa atau
variabel-variabel ekonomi tertentu dapat dijadikan sebagai sarana untuk memanaje
laba. Kenyataan tersebut memberikan peluang bagi para peneliti akuntansi
khususnya, dan peneliti manajemen umumnya, untuk meneliti kemungkinan
munculnya manajemen laba pada satu aspek atau konteks ekonomi.
Penelitian tentang penawaran right issue juga dilakukan oleh Teoh et al (1998) yang berjudul pengaruh Earnings management and the underperformance of seasoned equity oferings Penelitian ini menunjukkan bahwa emiten yang menyesuaikan akrual diskresioner saat ini untuk melaporkan laba bersih yang lebih
tinggi sebelum menawarkannya lebih rendah setelah-masalah jangka panjang yang
dan pengembaliannya masa depan lebih kuat dan lebih gigih untuk emiten ekuitas
berpengalaman dibandingkan untuk non-emiten. Bukti ini konsisten dengan investor
naif ekstrapolasi pra-masalah penghasilan tanpa sepenuhnya menyesuaikan untuk
manipulasi potensi laba yang dilaporkan.
Dan penelitian terdahulu dalam penelitian ini yang berkaitan dengan
penawaran right issue dilakukan oleh Annisaa;, dkk (2007), menunjukkan bahwa manajemen laba diukur dengan dua variabel akrual yaitu akrual diskresioner jangka
pendek dan discretionary akrual jangka panjang dan dua variabel manipulasi kegiatan
nyata; nyata kegiatan manipulasi melalui CFO dan HPP. Selain itu, fenomena kinerja
yang kurang diukur oleh kinerja pasar (Kembali Abnormal Kumulatif dan Beli dan
Tahan metode Kembali) untuk jangka waktu 1 tahun setelah IPO, 2 tahun setelah IPO
dan 3 tahun setelah tanggal IPO. Hasil penelitian menunjukkan (1) manajemen laba
melalui akrual menemukan tetapi tidak melalui manipulasi kegiatan nyata dan (2)
manajemen laba efek performa saham 1 tahun setelah IPO. Akhirnya, penelitian ini
menunjukkan emiten IPO dengan manajemen laba agresif tidak saham kembali
miskin daripada manajemen laba konservatif. Penelitian yang berjudul Earnings before Seasoned Equity Offerings: Are They Overstated? yang diteliti oleh Rangan (1998) menunjukkan hasil bahwa kinerja yang jelek setelah terjadi penawaran dapat
dijelaskan secara parsial melalui manajemen laba sebelum penawaran emiten baru.
Tabel 2.2.
Daftar Tinjauan Peneliti Terdahulu Nama
Kesimpulan penelitian ini bahwa Penelitian ini memberikan alternatif penjelasan atas temuan manajemen laba diseputar penawaran saham dan menyajikan hipotesis bahwa para investor tidak memahami manajemen laba pada saat penawaran saham. Para manajer berusaha menunjukkan kinerja yang baik untuk mengantisipasi negosiasi harga pembelian saham oleh investor. Dengan demikian manajemen laba merupakan bentuk ekspektasi rasional yang perlu dilakukan untuk menarik minat investor.
Kesimpulan Penelitian ini bahwa (1) Terdapat perbedaan signifikan kinerja keuangan antara perusahaan yang melakukan right issue dan perusahaan yang tidak melakukan right issue dilihat dari rasio DR dan DER, di mana nilai rasio DR dan DER mengalami penurunan, yang berarti dana yang diperoleh dari right issue
I Nyoman
yang tidak melakukan right issue. (2). Probabilitas perusahaan untuk melakukan
right issue hanya dipengaruhi oleh rasio DR dan rasio DER, di mana mempunyai hubungan yang positif yaitu semakin tinggi rasio DR dan DER akan semakin besar kemungkinan probabilitas perusahaan melakukan right issue. Rasio-rasio CR, ROA,ROE, dan TATOR berpengaruh tidak signifikan terhadap probabilitas perusahaan untuk melakukan
right issue.
Kesimpulan Penelitian ini bahwa Hasil-hasil yang diperoleh dengan uji berpasangan sebelum dan sesudah perusahaan melakukan
right issue adalah seperti di bawah ini. a. Berdasarkan rasio likuiditas CR, tidak signifikan pada tingkat keyakinan 95%.b. Berdasarkan rasio leverage LEV, signifikan 95% mengalami kenaikan pada dua kali pengujian, untuk keseluruhan perusahaan satu kali dan perusahaan size kecil satu kali pada pengujian dua tahunsebelum dan sesudah right issue. c. Berdasarkan rasio aktivitas ATO, signifikan 95% mengalami
penurunan pada satu kali pengujian, yakni untuk perusahaan size sedangpada waktu pengujian satu tahun sebelum dan sesudah
right issue.d. Berdasarkan rasio
profitabilitas : (1) Belum membersihkan
confounding effect selama periode
window,seperti dividen, bonus, stock split.(2) Sampel perusahaan issuer dan
yang kami lakukan. (3) Penelitian ini juga belum membandingkan pengaruh jenis industri terhadap kebijakan rightissue yang dilakukan perusahaan.
Kesimpulannya bahwa perusahaan yang melakukan penawaran right issue akan cenderung melakukan manajemen laba dan manipulasi aktivitas nyata.
Bukti empiris menunjukkan bahwa praktek manajemen laba ditemui dalam banyak konteks. Hal ini menunjukkan bahwa peristiwa atau variabel-variabel ekonomi tertentu dapat dijadikan sebagai sarana untuk memanaje laba. Kenyataan tersebut memberikan peluang bagi para peneliti akuntansi khususnya, dan peneliti manajemen umumnya, untuk meneliti kemungkinan munculnya manajemen laba pada satu aspek atau konteks ekonomi.
Teoh et al
Annisaa’,
dan real activities Manipulation
Dalam studi ini, manajemen laba diukur dengan dua variabel akrual yaitu akrual diskresioner jangka pendek dan discretionary akrual jangka panjang dan dua variabel manipulasi kegiatan nyata; nyata kegiatan manipulasi melalui CFO dan HPP. Selain itu, fenomena kinerja yang kurang diukur oleh kinerja pasar (Kembali Abnormal Kumulatif dan Beli dan Tahan metode Kembali) untuk jangka waktu 1 tahun setelah IPO, 2 tahun setelah IPO dan 3 tahun setelah tanggal IPO. Hasil penelitian menunjukkan (1) manajemen laba melalui akrual menemukan tetapi tidak melalui manipulasi kegiatan nyata dan (2) manajemen laba efek performa saham 1 tahun setelah IPO. Akhirnya, penelitian ini menunjukkan emiten IPO dengan manajemen laba agresif tidak saham kembali miskin daripada manajemen laba konservatif.
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka berpikir merupakan suatu bentuk konseptual tentang bagaimana
teori dapat berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai
masalah penting (Sumarni, 2006). Dalam penelitian ini, variabel independen adalah
Manajemen Laba Akrual dan Aktivitas Nyata sedangkan variabel dependennya
adalah Penawaran Right Issue dan Kinerja Jangka Panjang. Kerangka konseptual penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Manajemen Laba Akrual:
Akrual Disk. Jangka Pendek (X1.1)
Akrual Disk. Jangka Panjang (X1.2)
Aktivitas Nyata:
Abnormal Arus Kas Operasi (X2.1)
Abnormal Biaya Produksi (X2.2)
Abnormal Biaya Diskresioner (X2.3)
Penawaran Right Issue
(Y1)
Manajemen Laba Akrual:
Akrual Disk. Jangka Pendek (X1.1)
Akrual Disk. Jangka Panjang (X1.2)
Aktivitas Nyata:
Abnormal Arus Kas Operasi (X2.1)
Abnormal Biaya Produksi (X2.2)
Abnormal Biaya Diskresioner (X2.3)
Kinerja Jangka Panjang
(Y2)
Berdasarkan penjelasan literatur peneliti membentuk kerangka konseptual
yang menggambarkan hubungan antara variabel independen dan dependen. Variabel
independen dalam penelitian ini yaitu Manajemen Laba Akrual dan Aktivitas Nyata
sehingga diduga akan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap variabel
dependen yakni Penawaran Right Issue dan Kinerja Jangka Panjang.
Kita mengenal adanya asimetris informasi dimana manajer mempunyai
kepentingan tertentu sehingga akan menyimpan informasi yang penting tentang
perusahaan. Oleh sebab itu, manager sering melakukan manajemen laba dan
manipulasi aktivitas nyata untuk mencapai tujuannya tersebut. Disamping itu,
perusahaan pada saat tertentu juga melakukan penawaran right issue dimana bertujuan untuk memperoleh dana tambahan untuk membiayai aktivitas perusahaan.
Pada dasarnya perusahaan sudah melakukan manajemen laba didalam melaporkan
informasi keuangan maka apabila perusahaan akan melakukan penawaran right issue
maka manajemen laba dan abnormal aktivitas nyata akan menambah ketertarikan
investor maupun calon investor untuk membeli saham pada penawaran right issue. Manajemen Laba didefinisikan sebagai upaya-upaya manajemen dalam
menggunakan pertimbangannya untuk menyusun laporan keuangan sehingga dapat
menyalahi para pengambil keputusan dalam menilai kinerja perusahaan atau dapat
mempengaruhi akun pendapatan yang ada di dalam laporan laba rugi. Salah satu
teknik manajemen yang biasa digunakan oleh manajemen adalah akrual. Akrual
yang dilaporkan dalam laporan laba rugi yang sifatnya akrual diskresioner dan akrual
non-diskresioner.
Akrual diskresioner merupakan komponen akrual yang berada dalam
kebijakan manajemen atau manajer untuk melakukan intervensi dalam proses
pelaporan keuangan. Sedangkan akrual non-diskresioner merupakan komponen
akrual yang tidak dipengaruhi oleh kebijakan manajemen atau manajer sehingga
tidak dapat melakukan interensi dalam proses pelaporan keuangan. Seperti dikatakan
sebelumnya bahwa adanya konflik kepentingan antara manager dengan pemilik
perusahaan. Dimana manajer berkeinginan mempunyai penghasilan yang cukup
besar, sedangkan pemilik perusahaan berkeinginan mereka sejahtera. Oleh sebab itu,
sering terjadi asimetris informasi. Sehingga manajer banyak melakukan manajemen
laba didalam melaporkan laporan kinerja perusahaan dan demi mencapai kepentingan
manajer tersebut. Tindakan yang dilakukan manajer yaitu dengan melakukan
manajemen laba dan abnormal aktivitas nyata sehingga laporan keuangan dapat
menunjukkan laporan yang baik dan menarik perhatian investor dan calon investor.
Disamping itu, perusahaan juga membutuhkan tambahan dana melalui penawaran
right issue sehingga adanya manajemen laba dan abnormal aktivitas nyata akan lebih menambah ketertarikan investor maupun calon investor untuk menanamkan
modalnya diperusahaan tersebut. Sehingga dengan semakin dilakukan manajemen
laba dan abnormal aktivitas nyata khususnya pada saat penawaran right issue akan menambah investor dan calon investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut
Pada variabel akrual diskresioner jangka pendek, diindikasikan bahwa akrual
diskresioner jangka pendek yang merupakan komponen akrual yang dipengaruhi oleh
kebijakan manajemen akan berpengaruh terhadap perusahaan yang melakukan
penawaran right issue. Perusahaan yang melakukan penawaran right issue
sebelumnya akan memberikan informasi mengenai laba perusahaan yang tercermin
dari akrual diskresioner jangka pendek perusahaan.
Apabila perusahaan diindikasikan melakukan akrual diskresioner jangka
pendek maka diindikasikan juga perusahaan akan melakukan penawaran right issue. Oleh sebab itu, akrual diskresioner jangka pendek berpengaruh terhadap penawaran
right issue. Akrual diskresioner jangka panjang yang merupakan komponen akrual yang tidak dipengaruhi oleh kebijakan manajemen akan memberikan indikasi bahwa
semakin tinggi akrual diskresioner jangka panjang perusahaan maka perusahaan
tersebut akan terindikasi melakukan penawaran right issue yang tujuannya untuk dapat menarik perhatian investor dan calon investor untuk menanamkan modalnya
didalam perusahaan.
Kinerja Jangka Panjang merupakan kinerja harga saham selama lebih dari satu
tahun. Banyak penelitian sebelumnya yang mendokumentaasikan mengenai kinerja
pasar jangka perusahaan yang menawarkan saham perdana maupun saham tambahan.
Keterkaitan manajemen laba dalam hal ini akrual diskresioner jangka pendek dan
akrual diskresioner jangka panjang terhadap kinerja jangka panjang perusahaan. Hal
ini dilihat pada perusahaan yang mengumumkan kinerja jangka panjang perusahaan