• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.4. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai proses keputusan pembelian, menentukan lokasi pembelian yang dominan dan penilaian mutu pernah dilakukan oleh peneliti lain, diantaranya oleh Dano (2004) dalam penelitian analisis keputusan lokasi pembelian dan preferensi terhadap atribut daging sapi segar di pasar swalayan Hero Padjajaran dan di pasar tradisional Citeureup di Bogor dengan menggunakan analisis model logit dan model sikap Fisbein Extended. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pola konsumsi daging sapi konsumen rumah tangga di pasar swalayan dan pendapatan yang lebih baik daripada pasar tradisional, karena ditunjang dengan pekerjaan dan pendapatan yang lebih baik. Frekuensi konsumsi rumah tangga pasar swalayan rata-rata satu kali seminggu, dengan rata-rata jumlah pembelian 1-2 kg, bagian daging yang paling sering dibeli adalah bagian rendang untuk diolah sebagai rendang, yang akan disediakan sebagai santapan makan siang dan malam. Sedangkan konsumen rumah tangga pasar tradisional, frekuensi konsumen yang dilakukan rata-rata satu kali dalam sebulan, dengan

rata-rata jumlah pembelian kurang dari satu kilogram dan bagian daging yang paling sering dibeli adalah bagian daging gandik untuk diolah sebagai rending, yang akan disediakan sebagai santapan makan siang dan malam.

Faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi konsumen rumah tangga dalam membeli daging sapi di pasar swalayan atau di pasar tradisional adalah pendidikan, usia dan frekuensi pembelian. Perilaku konsumen rumah tangga secara keseluruhan mempunyai pandangan positif terhadap kedua lokasi pembelian di pasar swalayan dan di pasar tradisional, sehingga mereka mempunyai keinginan untuk membeli daging sapi di pasar swalayan dan di pasar tradisional. Hal ini disebabkan selain pada faktor internal (sikap) mereka yang positif, juga pendapat kelompok referensi yang positif dan karena kedua bagian tersebut besar pengaruhnya dalam membentuk perilaku pembelian konsumen, maka secara keseluruhan mereka mempunyai keinginan untuk membeli daging sapi di pasar swalayan dan di pasar tradisional.

Penelitian tentang penilaian mutu proses keputusan pembelian konsumen produk pertanian segar di kota Bogor dengan lokasi di pasar modern dan pasar tradisional dilakukan oleh Tresnawati (2007) dengan metode analisis deskriptif dan analisis diskriminan dalam proses keputusan pembelian terhadap produk pertanian segar. Berdasarkan hasil observasi di lapangan, disimpulkan bahwa karakteristik responden rumah tangga di tiga ritel : pasar modern, pasar tradisional dan pedagang keliling berbeda dalam pendapatan, jenis pekerjaan dan frekuensi pembelian konsumen. Rumah tangga berpendapatan kurang dari 2 juta rupiah mendominasi konsumen di pasar tradisional. Pasar modern didominasi rumahtangga berpendapatan 2-5 juta rupiah. Rumah tangga berpendapatan lebih dari 5 juta rupiah umumnya berbelanja produk pertanian segar di pedagang keliling. Frekuensi pembelian konsumen relatif lebih rendah pada responden yang berbelanja di pasar modern dibandingkan pasar tradisional dan pedagang keliling. Pada proses keputusan pemilihan tempat pembelian, untuk tahap pengenalan kebutuhan dengan menanyakan alasan responden dalam memilih tempat pembelian produk pertanian segar. Responden memberikan alasan memilih pasar modern karena mutu atau kualitas dan higienis, pasar tradisional dan pedagang keliling adalah mutu atau kualitas dan ketersediaan produk tersebut. Pencarian

informasi, untuk pasar modern, pasar tradisional dan pedagang keliling sebagian besar diperoleh dari anggota keluarga dan media elektronik (TV dan radio). Evaluasi alternatif dalam memilih tempat pembelian, responden memilih pasar modern dikarenakan kualitas atau mutu, untuk pasar tradisional dan pedagang keliling dikarenakan harga yang ditawarkan relatif murah dan mudah tawar menawar serta kualitas dan mutu. Pasar modern adalah kualitas dan mutu, kenyamanan dan harga. Evaluasi pasca pembelian di ketiga lokasi pembelian sebagian besar responden menilai puas terhadap pemakaian produk.

Penilaian mutu produk pertanian segar meliputi daging, sayuran dan produk perikanan. Atribut yang dinilai adalah penampilan fisik masing-masing produk, yaitu: pada produk perikanan, responden di pasar modern, pasar tradisional dan pedagang keliling memberikan penilaian yang tinggi untuk atribut insang, selaput lendir, penampakan dan mata. Atribut bau dan tekstur memperoleh penilaian yang rendah. Pada produk daging responden memberikan penilaian tinggi terhadap atribut aroma daging, kandungan lemak dan tekstur. Atribut kelembaban atau kebasahan dan warna memperoleh penilaian yang rendah. Sedangkan pada produk sayuran responden memberikan penilaian mutu tinggi pada atribut warna daun dan keadaan batang, kondisi daun dan tingkat kesegaran.

Berdasarkan hasil analisis diskriminan diperoleh tiga variabel yang menjadi pembeda antara konsumen rumah tangga di pedagang keliling, pasar tradisional dan pasar modern, untuk itu faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi pembelian adalah jenis kelamin dan pendapatan.

Sitepu (2008), menganalisis kepuasan konsumen Giant Botani Square, Bogor. Penelitian ini menggunakan alat analisis Customer Satisfaction Index (CSI) dan Importance Performance Analysis (IPA), hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah konsumen potensial yang berkunjung ke Giant adalah konsumen keluarga muda, dewasa dan enerjik, masih produktif, serta memiliki aktivitas yang masih banyak. Konsumen pria yang berkunjung ke Giant dominan pria dewasa yang berbelanja ketika akhir pekan maupun liburan untuk memenuhi kebutuhan individunya sendiri. Sedangkan konsumen wanita yang berbelanja ke Giant adalah dominan keluarga muda untuk memenuhi kebutuhan individu dan keluarganya.

Faktor yang menjadi pembentuk keputusan konsumen untuk datang berbelanja ke Giant Botani Square adalah empat faktor. Pada konsumen gabungan atau umum variabel utama pembentuk keputusan pembelian adalah adanya pengaruh keluarga. Variabel utama pembentuk keputusan pembelian untuk konsumen pria maupun konsumen wanita adalah pendapatan.

Secara umum konsumen yang datang berbelanja ke Giant Botani Square merasa puas dengan kinerja atribut yang dihasilkan oleh pihak Giant itu sendiri. Nilai Customer Satisfaction Index (CSI) untuk konsumen secara umum sebesar 73.72 persen, konsumen pria sebesar 73.87 persen dan konsumen wanita sebesar 73.55 persen yang masih berada pada range 0.66-0.80.

Rama (2008), menganalisis sikap dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan kunjungan konsumen kafe baca di “Buku Kafe”, Depok Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan Analisis Deskriptif, Regresi Logistik dan model sikap Fishbein. Berdasarkan penelitian terlihat bahwa karakterisitik konsumen pada Buku Kafe berjenis kelamin perempuan berstatus pelajar dan mahasiswa, usia termuda 14 tahun dan tertua 39 tahun, dengan rata-rata usia terbanyak 22 -23 tahun. Berdasarkan status pernikahan, sebagian besar konsumen belum menikah, dengan status pekerjaan terbesar pelajar dan mahasiswa. Pendapatan terendah dari responden Buku Kafe adalah Rp.300.000,00 sebanyak 1 responden, pendapatan tertinggi Rp. 5.000.000,00 sebanyak 2 responden dan pendapatan rata-rata dari keseluruhan responden yaitu Rp. 1.333.571,00.

Pada tahap pengenalan kebutuhan, motivasi terbesar untuk berkunjung ke Buku Kafe adalah untuk bersantai (menikmati makanan yang sudah dipesan sambil membaca bacaan ringan/komik). Sumber informasi terbanyak mengenai Buku Kafe melalui pencarian internal berasal dari teman atau kenalan. Pada tahap pembelian, cara responden untuk berkunjung adalah mendadak atau tergantung situasi, kunjungan terbanyak Buku Kafe yaitu pada saat hari kerja. Apabila Buku Kafe tutup maka sebagian besar responden pindah ke tempat baca lain. Tahap terakhir pasca pembelian, responden menyatakan puas dan tetap akan berkunjung meskipun fasilitas yang ditawarkan harganya naik.

Hasil yang diperoleh berdasarkan Fishbein, secara keseluruhan sikap konsumen terhadap atribut yang ditawarkan Buku Kafe bernilai positif dengan

sikap tertinggi konsumen ada pada atribut ruang baca dan terendah pada atribut sarana wastafel. Berdasarkan analisis logistik bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan kunjungan adalah pendapatan, suasana kafe, koleksi buku, penataan buku, harga makanan dan minuman, sedangkan yang tidak mempengaruhi keputusan kunjungan adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan, keterbaharuan buku, keramahan pramusaji dan pelayanan konsumen.

Penelitian akan difokuskan pada produk pertanian segar sayuran, produk perikanan dan daging. Analisis yang digunakan terdiri dari analisis deskriptif untuk mengetahui tahapan dalam proses keputusan pemilihan tempat pembelian produk pertanian segar, analisis indeks kepuasan konsumen atau Customer Satisfaction Index (CSI) menganalisis kepuasan konsumen produk pertanian segar di Carrefour dan Giant Hypermarket dan analisis Regresi Logistik untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen rumah tangga terhadap keputusan pembelian produk pertanian segar di Carrefour dan Giant Hypermarket Pamulang.