• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efisiensi Pareto dan Sharing Economy

Dalam sebuah perekonomian pertukaran, dimana tidak ada produksi yang terjadi, terdapat sebuah teori alokasi yang efisien pareto. Alokasi sumber daya yang bersifat efisien pareto terjadi jika, tidak mungkin lagi (melalui alokasi ulang) bagi seseorang untuk berada dalam kondisi yang lebih baik tanpa membuat seseorang lainnya menjadi lebih buruk.15 Dalam pengertian lain, seseorang akan menjadi lebih baik tanpa harus menjatuhkan orang lain. Bahkan, akan saling bekerja sama untuk menjadi lebih baik.

Alokasi yang efisien pareto dalam perekonomian pertukaran, biasanya diilustrasikan dalam sebuah diagram kotak Edgeworth. Namun, efisiensi pareto juga dapat diilustrasikan dan diterapkan dalam praktik sharing economy. Regidor et al (2016) mendefinisikan sharing economy sebagai kebijakan yang memungkinkan orang untuk berbagi barang dan jasa dengan menggunakan platform internet dan aplikasi Information and Communication Technology (ICT).16

Transportation Network Companies (TNC) menerapkan sharing economy untuk operasional bisnis. Sharing economy digunakan untuk membuat platform bisnis TNC. Prinsip sharing economy mempertemukan pihak yang memiliki sumber daya (kendaraan pribadi atau keterampilan mengemudi) yang tidak produktif dengan konsumen yang membutuhkan pelayanan dengan biaya transaksi yang wajar. Prinsip sharing economy menawarkan peluang untuk meningkatkan efisiensi, pertumbuhan dan lapangan kerja.

Menurut Wallsten (2015) sharing economy mengubah fenomena aset individu yang tidak terpakai menjadi sumber daya yang produktif.17 Contoh, rumah dan mobil yang diinvestasikan banyak orang namun kurang dimanfaatkan.

Sehingga, mengurangi nilai produktifitas aset tersebut. Banyak rumah dan mobil yang tidak digunakan sehingga aset tersebut terus mengalami penyusutan tanpa menghasilkan pendapatan.

Sharing economy mengubah aset-aset tersebut menjadi sumber daya yang produktif yang dapat memberikan pendapatan kepada pemiliknya. Sharing economy memungkinkan setiap orang yang tidak memiliki mobil untuk menggunakan mobil yang tidak terpakai dalam sebuah layanan penyewaan seperti taksi online. Pengangguran dan setengah menganggur juga merupakan contoh dari terbuangnya aset yang produktif. Dalam sharing economy pengangguran akan

15 Nicholson W. 1998. Microeconomic Theory Basic Prinsiples and Extensions. Massachussetts (US): The Dryden Pr.

16 Regidor JRF et al. 2016. Comparative Analysis of Transportation Network Companies (TNC’s) and Conventional Taxi Services in Metro Manila. Transportation Science Society of the Philippines [internet]; 2016 Agustus 8; Quezon City, Philippines. Quezon (PHL). [diunduh 2015 Desember 12]. http://ncts.upd.edu.ph/tssp/wp-content/uploads/2016/08/Paronda-et-al.pdf

17 Wallsten S. 2015. The Competitive Effect of the Sharing Economy: How is Uber Changing Taxis?. [diunduh 2016 Desember 24].

https://www.ftc.gov/system/files/documents/public_comments/2015/06/01912-96334.pdf

dihilangkan dengan memanfaatkan kemampuan/aset seseorang untuk mengemudikan taksi online. Dengan menggabungkan aset yang tidak produktif dan permintaan konsumen maka, sharing economy dapat menghasilkan nilai bagi aset tersebut. Nilai tersebut ialah upah yang konsumen bersedia bayar untuk memanfaatkan aset tersebut.

Sharing economy memanfaatkan teknologi smartphone untuk menghubungkan aset yang tidak produktif dengan konsumen yang bersedia membayar untuk menggunakan aset yang tidak produktif tersebut. Sharing economy memanfaatkan teknologi guna mengurangi biaya transaksi antara pemilik aset yang tidak produktif dengan konsumen yang bersedia membayar.

Sharing economy menciptakan cara baru untuk mengelola bisnis. Sharing economy mengubah pola kegiatan bisnis dari membeli aset baru menjadi penyewaan aset yang tidak produktif. Penyewaan aset menguntungkan pihak pelaku bisnis dan pemilik aset. Penyewaan aset mengurangi pengeluaran dan biaya transaksi pelaku bisnis. Penyewaan aset meningkatkan produktifitas aset tersebut dan mengirimkan pendapatan bagi pemilik aset. TNC menggunakan teori sharing economy ini untuk membuka bisnis jasa taksi online dan ojek online.

Gojek, Grab, dan Uber merupakan TNC yang menerapkan sharing economy.

Di Amerika, sharing economy tidak hanya digunakan dalam bisnis jasa transportasi seperti Uber, Lyft, dan sidecar. Namun sharing economy juga digunakan dalam jenis bisnis yang berbeda seperti Capital Bikeshare yaitu jasa yang memungkinkan seseorang atau konsumen untuk dapat meminjam dan mengendarai sepeda dari lokasi konsumen tersebut berada menuju titik lokasi pemberhentian. Kemudian, HomeAway dan VRBO yaitu jasa yang mengizinkan pemilik rumah atau kamar untuk digunakan atau disewakan kepada konsumen yang membutuhkan. HomeAway dan VRBO dikenal sebagai penyedia jasa rumah online.

Bagi pengemudi TNC, bergabung kedalam salah satu perusahaan TNC berguna untuk mendapatkan kelancaran pendapatan, baik sebagai pekerja penuh waktu atau sebagai pelengkap dari pekerjaan lain. Menurut Hall et al (2015), faktor yang mendorong seseorang untuk mendaftar bekerja kepada salah satu perusahaan TNC ialah fleksibilitas pekerjaan.18 Pengemudi TNC bekerja pada waktu yang mereka inginkan. Fleksibilitas pekerjaan tersebut dikarenakan perusahaan TNC menerapkan kerjasama sharing economy kepada pengemudinya.

TNC bersaing secara langsung dengan jasa transportasi lainnya.

Kemunculan TNC merespon jasa transportasi lainnya agar meningkatkan kualitas pelayanannya guna dapat bertahan dalam persaingan. Sehingga, setiap jasa transportasi umum berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas pelayanannya seperti kenyamanan, kendaran yang baru, dan lain lain.

18 Hall JV et al. 2015. An Analysis Of The Labor Market For Uber’s Driver-Partner In The United States. [diunduh 2017 Januari 18].

https://irs.princeton.edu/sites/irs/files/An%20Analysis%20of%20the%20Labor%20Market%20for

%20Uber%E2%80%99s%20Driver-Partners%20in%20the%20United%20States%20587.pdf

Persaingan pelayanan ini akan menguntungkan konsumen. Konsumen akan mendapatkan pelayanan dengan kualitas yang baik ketika menggunakan jasa transportasi umum. Kedatangan TNC menambah pilihan penggunaan jasa transportasi umum bagi konsumen. Sehingga, kepuasan konsumen akan meningkat dengan adanya penambahan pilihan tersebut. Berdasarkan uraian diatas, jelas bahwa sharing economy mengakibatkan peningkatan persaingan dalam jasa transportasi umum.

Ride Sharing

Transportation Network Companies (TNC) menerapkan sharing economy dalam operasional bisnis. Namun, TNC juga menerapkan ride sharing dalam operasional bisnisnya. Sharing economy dan ride sharing adalah teori yang digunakan dalam operasional bisnis TNC untuk membentuk platform bisnis TNC.

Mishalani et al (2011) telah membuat definisi ride sharing yaitu sebagai berikut:19

“A single, or recurring rideshare trip with no fixed schedule, organized on a one-time basis, with matching of participants occurring as little as a few minutes before departure or as far in advance as the evening before a trip is scheduled to take place.”

Ride sharing ialah sebuah perjalanan tunggal atau berulang dengan jadwal yang tidak tetap, yang diselenggarakan dalam satu waktu, dengan pengkonfirmasian perjalanan beberapa menit sebelum keberangkatan atau jauh sebelum perjalanan dijadwalkan. TNC di Indonesia yaitu Gojek, Grab Indonesia dan Uber berasal dari konsep ride sharing ini. Untuk menjalankan ride sharing, dalam pengoperasiannya didukung oleh teknologi. Teknologi yang mendukung ride sharing harus memiliki beberapa fitur yaitu:

1. Smartphone.

Aplikasi TNC hanya bisa digunakan pada alat komunikasi yang canggih.

2. Konektivitas Jaringan yang Konstan.

Membutuhkan konektivitas yang terus terhubung dengan jaringan sehingga memudahkan dalam melakukan penjemputan konsumen dan permintaan perjalanan.

3. Global Positioning System (GPS).

GPS mendukung layanan TNC sehingga konsumen tidak perlu mendaftarkan lokasi penjemputan mereka karena GPS yang tersedia dalam layanan TNC mengetahui dimana posisi mereka berada. Hal ini mengurangi waktu dan biaya transaksi yang dikeluarkan konsumen.

4. Penyimpanan Data Konsumen.

Penyimpanan data konsumen berfungsi untuk menyimpan profil konsumen dan catatan perjalanannya.

5. Penyimpanan Data Pengemudi.

Penyimpanan data pengemudi berfungsi untuk seperti nomor kendaraan dan foto.

19 Mishalani et al. 2011. “Real-Time” Ridesharing- The Oppurtunities and Challenges of Utilizing Mobile Phone Technology to Improve Rideshare Services. [diunduh 2016 Desember 24].

http://ridesharechoices.scripts.mit.edu/home/wp-content/papers/AAmey_11.4161_TRB2011_RealTimeRides_Ver1.pdf

6. Terintegrasi dengan Jaringan Sosial.

Digunakan untuk pemasaran layanan TNC sehingga menarik banyak konsumen dan juga mitra. Kecendrungan bagi setiap individu untuk membagikan kisah perjalanannya kepada orang lain melalui media sosial hal ini bisa dimanfaatkan sebagai strategi pemasaran.

7. Evaluasi Pengemudi.

Memungkinkan konsumen untuk mengevaluasi pengemudi sehingga dapat meningkatkan pelayanan kepada konsumen.

8. Transaksi Keuangan Otomatis.

Memungkinkan transaksi keuangan yang otomatis antara konsumen dan pengemudi. Sehingga dapat memberikan transparansi harga kepada konsumen.

9. Imbalan Tambahan (Bonus) yang Terhubung kepada Pengemudi.

TNC menyediakan bonus kepada pengemudi berdasarkan tingkat loyalitas, produktifitas, dan pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Dengan adanya bonus diharapkan para pengemudi dapat meningkatkan kualitas kerjanya. Selain itu, bonus juga akan menarik orang lain agar mau bekerja kepada TNC sebagai pengemudi.

TNC yang berkembang di Indonesia bukan hanya layanan taksi/mobil online namun juga layanan ojek online. Walaupun ojek online berbeda dengan taksi/mobil online dalam fasilitas kendaraan yang digunakan namun, ojek online memiliki konsep yang sama dengan yang diterapkan oleh taksi/mobil online.

TNC menyediakan akses ke aplikasi ojek online untuk permintaan pemesanan secara online. Hal ini dapat mengganti pertumbuhan kendaraan di rumah dan menyediakan kendaraan umum untuk kebutuhan bisnis dan hiburan.

TNC memiliki tujuan yang berbeda yaitu selain berorientasi pada profit namun juga terdapat misi perubahan lingkungan dan sosial yang lebih baik.

TNC menjadi alternatif untuk kepemilikan kendaraan pribadi. TNC memungkinkan bagi mereka yang tidak bisa mengemudi untuk melakukan perjalanan dengan biaya penyewaan kendaraan yang lebih murah. TNC memberikan pilihan untuk perjalanan yang tidak dapat diakses oleh angkutan umum. Dampak adanya TNC menurut Regidor et al (2016) ialah:20

1. Mengurangi kepemilikan kendaraan.

2. Mengurangi kendaraan di jalan.

3. Mengurangi emisi.

4. Meningkatkan penumpang angkutan umum.

5. Memungkinkan orang yang tidak memiliki kendaraan untuk sampai ke tempat-tempat yang belum mereka kunjungi.

6. Menghemat biaya pembangunan.

7. Mengurangi kemacetan.

8. Mengurangi pemakaian sumber energi yang berguna untuk manufaktur kendaraan.

20 Regidor JRF et al. 2016. Op. cit.

9. Menghemat pengeluaran konsumen.

10. Memberikan kenyamanan selama perjalanan kepada konsumen/masyarakat.

Perluasan Kesempatan Kerja Tenaga Kerja

Angkatan kerja menurut Rusli dalam Ningsih (2007) merupakan konsep yang memperlihatkan economically active population, dan yang tidak termasuk angkatan kerja ialah mereka yang tergolong non-economically active population.21 Angkatan kerja ini berbeda dengan penduduk usia kerja, karena tidak semua penduduk usia kerja tergolong dalam angkatan kerja. Konsep dan definisi ketenagakerjaan menurut Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kota Bogor adalah sebagai berikut:22

1. Penduduk Usia Kerja.

Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas.

2. Angkatan Kerja.

Angkatan kerja mencakup penduduk usia kerja yang kegiatan utamanya bekerja atau mencari pekerjaan. Sedangkan bukan angkatan kerja mencakup penduduk usia kerja yang kegiatan utamanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan melakukan kegiatan lainnya.

3. Angkatan Kerja yang Bekerja.

Angkatan kerja yang bekerja adalah angkatan kerja yang melakukan kegiatan ekonomi (dengan maksud untuk memperoleh uang atau pendapatan) atau membantu melakukan kegiatan ekonomi paling sedikit satu jam tidak terputus selama seminggu sebelum survei (pengumpulan data).

4. Pengangguran Terbuka.

Pengangguran terbuka adalah angkatan kerja yang tidak bekerja dan secara aktif sedang mencari pekerjaan. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyatakan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun orang lain.23 Pekerja atau buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.24

Kesempatan Kerja dan Permintaan Tenaga kerja

Menurut Tambunan (2001) kesempatan kerja adalah banyaknya orang yang dapat terserap untuk bekerja pada suatu perusahaan atau suatu instansi, kesempatan kerja ini akan menampung semua tenaga kerja yang tersedia apabila

21 Ningsih ES. 2007. Dampak Pembangunan Pusat Perbelanjaan Modern Terhadap Penyerapan dan Pengurangan Tenaga Kerja di kota Bogor [skripsi]. Bogor (ID): IPB.

22 Kantor Tenaga Kerja dan Sosial. 2003. Perencanaan Tenaga Kerja Daerah (PTKD) Kota Bogor. Bogor (ID): Kantor Tenaga Kerja dan Sosial Kota Bogor. hlm 7

23 Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 2003. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Jakarta (ID): Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Pasal 1 ayat 2.

24 Ibid. Pasal 1 ayat 3.

lapangan pekerjaan yang tersedia mencukupi atau seimbang dengan banyaknya tenaga kerja yang tersedia.25

Kesempatan kerja berkaitan dengan permintaan tenaga kerja, semakin tinggi permintaan tenaga kerja oleh perusahaan/instansi maka semakin tinggi juga kesempatan kerja yang ada, begitu juga sebaliknya yaitu semakin rendah permintaan tenaga kerja maka semakin rendah juga kesempatan kerja yang ada.

Dalam penelitian ini, kesempatan kerja yang dipelajari ialah kesempatan kerja yang ditimbulkan oleh adanya kehadiran TNC ojek online di kota Bogor.

Teori permintaan tenaga kerja adalah teori yang menjelaskan seberapa banyak suatu perusahaan akan mempekerjakan tenaga kerja dengan berbagai tingkat upah pada suatu periode tertentu.26 Permintaan atas tenaga kerja berbeda dengan permintaan konsumen terhadap barang dan jasa. Orang membeli barang/jasa karena barang/jasa tersebut memberikan kegunaan kepada pembeli.

Bagi pengusaha memperkerjakan seseorang bertujuan untuk membantu memproduksi barang atau jasa untuk dijual kepada konsumen. Maka, pertambahan permintaan pengusaha terhadap tenagakerja tergantung dari pertambahan permintaan masyarakat terhadap barang yang diproduksinya. Oleh karena itu, menurut Simanjuntak (1998) permintaan akan tenagakerja merupakan permintaan turunan.27

Fungsi permintaan tenagakerja biasanya didasarkan kepada teori neoklasik, dimana dalam ekonomi pasar diasumsikan bahwa seorang pengusaha tidak dapat memengaruhi harga (price taker). Dalam hal memaksimalkan laba, pengusaha hanya dapat mengatur berapa jumlah karyawan yang dapat dipekerjakan. Fungsi permintaan perusahaan akan tenagakerja didasarkan pada:

1. Tambahan hasil marjinal yaitu tambahan hasil (output) yang diperoleh pengusaha dengan penambahan seorang pekerja. Tambahan hasil tersebut dinamakan tambahan hasil marjinal atau marjinal physical product dari tenagakerja . 2. Penerimaan marjinal yaitu jumlah uang yang akan diperoleh pengusaha dengan tambahan hasil marjinal tersebut. Jumlah uang ini dinamakan penerimaan marjinal atau marjinal revenue . Penerimaan marjinal disini merupakan besarnya tambahan hasil marjinal dikalikan dengan harga per unit, sehingga

…(1)

3. Biaya marjinal yaitu jumlah biaya yang dikeluarkan pengusaha dengan mempekerjakan tambahan seorang karyawan, dengan kata lain upah karyawan tersebut. Apabila tambahan penerimaan marjinal lebih besar dari biaya marjinal, maka memperkerjakan orang tersebut akan menambah keuntungan pengusaha.

25 Tambunan, Tulus TH.2001. Transformasi Ekonomi di Indonesia. Jakarta (ID): Salemba Empat.

26 Noviza R. 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Secara Regional di Provinsi Sumatera Barat (Periode Tahun 2009-2013) [skripsi]. Bogor (ID): IPB.

27 Simanjuntak PJ. 1998. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta (ID): LPFEUI

Sehingga, menurut Simanjuntak (1998) pengusaha akan terus menambah jumlah karyawan selama lebih besar dari tingkat upah .28

Peningkatan permintaan pengusaha terhadap tenagakerja tergantung dari pertambahan permintaan masyarakat terhadap barang yang dikonsumsinya.

Semakin tinggi permintaan masyarakat akan barang-barang yang dihasilkan oleh sektor industri/jasa, maka jumlah tenagakerja yang diminta oleh suatu perusahaan akan semakin meningkat dengan asumsi tingkat upah tetap, hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.29

Sumber: Bellante et al. (1990)

Gambar 1. Permintaan Tenaga Kerja dengan Tingkat Upah Tetap Keterangan:

= Value Marginal Physical Product of Labor (Nilai Pertambahan Hasil Marjinal Tenaga Kerja)

= Harga jual barang per unit = Permintaan Tenaga Kerja = Upah

= Tenaga Kerja

Peningkatan jumlah tenaga kerja oleh perusahaan tidak dilakukan untuk jangka pendek, walaupun permintaan masyarakat terhadap produk yang dihasilkan tinggi. Dalam jangka pendek, perusahaan akan lebih mengoptimalkan jumlah tenaga kerja yang ada dengan penambahan jam kerja atau penggunaan mekanisasi, sedangkan dalam jangka panjang, kenaikan jumlah permintaan masyarakat akan direspon oleh perusahaan dengan menambah jumlah tenagakerja yang dipekerjakan.

Hal ini berarti terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja baru. Suatu perusahaan akan melakukan penyesuaian penggunaan tenaga kerja tergantung dari tingkat upahnya. Jika mengalami penurunan, maka perusahaan akan meningkatkan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Suatu perusahaan akan melakukan penyesuaian penggunaan tenaga kerja tergantung dari tingkat upahnya.

Jika w mengalami penurunan, maka perusahaan akan meningkatkan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Penurunan tingkat upah ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.30

28 Ibid.

29 Bellante D et al. 1990. Ekonomi Ketenagakerjaan. Jakarta (ID): LPFEUI.

30 Ibid.

Sumber: Bellante et al. (1990)

Gambar 2. Permintaan Tenaga Kerja dengan Tingkat Upah Menurun.

Penyerapan tenaga kerja diturunkan dari fungsi produksi suatu aktivitas ekonomi. Produksi merupakan transformasi dari input atau masukan (faktor produksi) ke dalam output atau keluaran. Jika diasumsikan bahwa suatu proses produksi hanya menggunakan dua jenis faktor produksi yaitu tenaga kerja dan modal , maka produksinya adalah:

, )…(2)

sedangkan persamaan keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan menurut model Neoklasik adalah sebagai berikut:

= – …(3) di mana:

= …(4)

Dalam menganalisis penentuan penyerapan tenagakerja, diasumsikan bahwa hanya ada dua input yang digunakan, yaitu modal dan tenaga kerja . Tenaga kerja diukur dengan tingkat upah yang diberikan kepada pekerja sedangkan untuk modal diukur dengan tingkat suku bunga .

…(5)

dengan mensubstitusi persamaan (1), (3), (4) ke persamaan (2) maka diperoleh:

– …(6)

…(7) …(8)

[ ] …(9) [ ] …(10)

di mana:

= Permintaan tenaga kerja = Upah tenaga kerja

= Harga jual barang per unit = Kapital (Investasi),

= Tingkat suku bunga = Output (PDRB).

Semua variabel tersebut di atas diukur pada waktu tertentu.

Elastisitas Tenaga Kerja

Pengukuran besarnya tingkat kesempatan kerja sebagai dampak adanya ojek online dilakukan dengan menghitung elastisitas tenaga kerja. Elastisitas tenaga kerja didefinisikan sebagai persentase perubahan permintaan akan tenaga kerja sehubungan dengan perubahan satu persen pada TNC ojek online. Nilai elastisitas yang diperoleh menunjukkan hubungan antara dampak ojek online dengan permintaan tenaga kerja. Apabila nilai elastisitas lebih besar dari satu ( , berarti laju permintaan tenaga kerja lebih besar dari laju pertumbuhan ojek online sehingga kesempatan kerja menjadi bertambah.

Elastisitas tenaga kerja menunjukkan penyerapan tenaga kerja yang terjadi karena adanya perbedaan laju pertumbuhan TNC ojek online dengan laju pertumbuhan permintaan tenaga kerja pengemudi ojek online di kota Bogor.

Besar kecilnya elastisitas permintaan tenaga kerja tergantung dari pendapatan yang diterima pengemudi ojek online dan persaingan antar TNC ojek online.

Perubahan pendapatan dalam suatu sektor perekonomian akan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja. Namun, besarnya perubahan pendapatan secara sektoral tidak selalu diikuti oleh perubahan yang sama pada penyerapan tenaga kerja yang terjadi. Hubungan antara pertumbuhan pendapatan tersebut dengan penyerapan tenaga kerja dinyatakan dengan elastisitas permintaan tenaga kerja.

Koefisien Korelasi Rank Spearman

Untuk memperkuat analisis hubungan antara dampak ojek online dengan kesempatan kerja, maka dilakukan perhitungan Rank Spearman. Perhitungan Rank Spearman dilakukan untuk melihat kuat atau tidak hubungan antara pertumbuhan TNC ojek online dengan permintaan tenaga kerja. Walpole (1995) menyatakan bahwa korelasi Rank Spearman merupakan suatu ukuran non-parametrik bagi hubungan antara dua peubah.31 Dengan demikian koefisien korelasi Rank Spearman adalah suatu alat analisis untuk mengetahui hubungan yang terjadi antara dua variabel ekonomi. Hasil estimasi koefisien korelasi Rank Spearman dapat menunjukkan pengaruh dari suatu aktivitas ekonomi terhadap aktivitas ekonomi lainnya.

Penelitian-Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu diperoleh dari beberapa sumber sebagai referensi yang relevan dengan Transportation Network Company (TNC) dan tenaga kerja. Penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 3.

31 Walpole RE. 1995. Pengantar Statistika. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama. Hlm 451.

Tabel 3. Penelitian-penelitian terdahulu.

No. Peneliti/Judul Metode Kesimpulan

1. Ngo (2015)

32 Ngo V. 2015. Transportation Network Companies And The Ridesourcing Industry: A Review Of Impact And Emerging Regulatory Frameworks For Uber. [diunduh 2016 Desember 12].

https://open.library.ubc.ca/cIRcle/collections/42591/items/1.0220795

33 Regidor JRF et al. 2016. Comparative Analysis of Transportation Network Companies (TNC’s) and Conventional Taxi Services in Metro Manila. Transportation Science Society of the Philippines [internet]; 2016 Agustus 8; Quezon City, Philippines. Quezon (PHL). [diunduh 2016 Desember 12]. http://ncts.upd.edu.ph/tssp/wp-content/uploads/2016/08/Paronda-et-al.pdf

umum; 5. Mengurangi

Penelitian peneliti memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Regidor et al. (2016), Ngo (2015), dan Wang (2015) yaitu Transportation Network Companies (TNC) yang peneliti analisis ialah ojek online. Perbedaan penelitian yang dilakukan antara Regidor et al. (2016) dengan peneliti ialah jika Regidor et al. (2016) meneliti perbandingan antara TNC yaitu taksi online dengan taksi konvensional, sedangkan penelitian yang peneliti lakukan ialah membandingkan ojek online yang berada di kota Bogor dengan Angkutan kota atau yang lebih dikenal dengan angkot.

Indikator kinerja yang digunakan dalam membandingkan ojek online dengan angkot ialah: Pertama, kecepatan perjalanan masing-masing TNC yang ditinjau berdasarkan pada kecepatan rata-rata kendaraan dari tempat penjemputan konsumen hingga ke tujuan, hal ini juga dikenal sebagai observasi waktu perjalanan. Kedua, keunggulan yang mengacu pada rata-rata waktu menunggu.

Ketiga, beban penumpang yang mengacu pada ongkos/biaya perjalanan. Keempat, kualitas layanan yang mengacu pada tingkat keselamatan.

34 Wang A. 2015. The Economic Impact Of Transportation Network Companies On The Taxi Industry. [diunduh 2016 Desember 12].

http://scholarship.claremont.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1648&context=scripps_theses

Penelitian peneliti juga memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ngo (2015) dan Wang (2015) yaitu metode analisis data yang peneliti gunakan untuk melihat dampak ojek online terhadap pengentasan pengangguran ialah dengan menghitung Elastisitas Tenaga Kerja. Kemudian, peneliti melakukan perhitungan Rank Spearman untuk melihat kuat atau tidak hubungan antara dampak ojek online terhadap permintaan tenaga kerja.

Selanjutnya, untuk melihat faktor yang mendorong terjadinya mobilitas tenaga kerja yaitu banyaknya pekerja yang beralih profesi menjadi pengemudi ojek online, maka peneliti akan menganalisis kesejahteraan yang diterima tenaga

Selanjutnya, untuk melihat faktor yang mendorong terjadinya mobilitas tenaga kerja yaitu banyaknya pekerja yang beralih profesi menjadi pengemudi ojek online, maka peneliti akan menganalisis kesejahteraan yang diterima tenaga

Dokumen terkait