commit to user 9BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Tentang Motivasi Berprestasi a. Pengertian Motivasi
Masalah motivasi adalah masalah yang penting dalam pendidikan. Dengan adanya motivasi siswa dalam belajar dapat diketahui seberapa besar motivasi siswa dalam aktivitas belajarnya. Namun perlu juga diketahui bahwa motivasi yang dimiliki siswa itu bervariasi karena motivasi tersebut merupakan perbedaan individual. Manusia hidup di dunia tidak lepas dari kebutuhan, kebutuhan tersebut sekaligus menjadi tujuan dan menimbulkan motivasi untuk melakukan sesuatu agar kebutuhan dapat dipenuhi. Motivasi menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan.
Motivasi belajar dari kata “motif” menurut Sardiman (2001) “yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan
commit to user
sesuatu” (hlm. 73). Berawal dari kata “ motif” itu maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Pendapat tersebut diperkuat lagi dengan pendapat Suryabrata (2008) yang mengemukakan bahwa “motif’’ adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan (hlm. 70). Berawal dari kata “motif’’ tersebut maka MC Donald dalam Djamarah (2000) juga menjelaskan bahwa “Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
perasaan (afektif) dan reaksi untuk mencapai tujuan’’ (hlm. 148). Hal
senada juga disampaikan Syah (2005) yang berpendapat bahwa ”Motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang
mendorongnya untuk berbuat sesuatu” (hlm. 151). Motivasi dalam
pengertian ini berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah.
Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah kekuatan yang tersembunyi, merupakan daya penggerak yang disadari untuk menggerakan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar terdorong untuk menjadi aktif bertindak sehingga dapat mencapai hasil atau tujuan yang diharapkan.
b. Prinsip - Prinsip Motivasi
Berkaitan dengan upaya guru maupun orangtua dan guru untuk memotivasi siswa agar dapat berprestasi sebenarnya tidak ada langkah langkah atau prosedur yang standar tetapi hal itu dirasa sangat penting. Prinsip prinsip ini disusun atas dasar penelitian yang saksama dalam rangka mendorong motivasi siswa di sekolah yang menganut pandangan demokratis dan dalam rangka menciptakan motivasi diri dan disiplin diri di kalangan siswa. Menurut Djamarah (2000) “ada beberapa prinsip dan prosedur yang perlu mendapat perhatian agar tercapai perbaikan-perbaikan dalam motivasi, yaitu:
commit to user
11
1) Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar siswa untuk dapat meraih prestasi.
2) Motivasi Intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam berprestasi.
3) Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman. 4) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar. 5) Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar dan berprestasi. 6) Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.” (hlm. 154).
Kenneth H. Hover dalam Hamalik (2001:166) mengemukakan prinsip – prinsip motivasi sebagai berikut:
1) Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif dari pada motivasi yang dipaksa dari luar. Sebabnya adalah karena kepuasan yang diperoleh individu itu sesuai dengan ukuran yang ada dalam diri murid sendiri.
2) Motivasi itu mudah menjalar atau menyebar terhadap orang lain. Guru yang berminat tinggi dan antusias akan menghasilkan murid – murid yang juga berminat tinggi dan antusias. Demikian murid yang antusias akan mendorong murid – murid yang lain.
3) Pemahaman yang jelas terhadap tujuan – tujuan akan merangsang motivasi. Apabila seseorang telah menyadari tujuan yang hendak dicapainya maka perbuatannya kearah itu akan besar daya dorongnya.
4) Pujian – pujian yang datangnya dari luar (external reward) kadang
– kadang diperlukan dan cukup efektif merangsang minat yang
besar.Berkat dorongan dari orang lain misalnya untuk memperoleh angka yang tinggi maka murid akan berusaha lebih giat karena minatnyamenjadi lebih besar.
5) Tehnik dan proses mengajar yang bermacam – macam adalah efektif untuk memelihara minat murid. Cara mengajar yang bervariasi ini akan menimbulkan situasi yang menantang dan menyenangkan .
6) Manfaat minat yang telah dimiliki oleh murid adalah bersifat ekonomis. Minat khusus yang telah dimiliki oleh murid akan mudah ditransferkan kepada minat dalam bidang studi.
7) Kecemasan yang besar akan menimbulkan kesulitan belajar.Kecemasan ini akan mengganggu perbuatan belajar siswa, sebab akan mengakibatkan pindahnya perhatian ke pada hal lain, sehingga kegiatan belajarnya menjadi tidak efektif.
8) Setiap murid mempunyai tingkat – tingkat frustasi yang berlainan.Ada murid yang karena kegagalannya justru menimbulkan incentive tetapi ada siswa yang selalu berhasil malahan menjadi cemas terhadap kemungkinan timbulnya kegagalan.
commit to user
9) .Tekanan kelompok murid (peer group) kebanyakan lebih efektif dalam motivasi dari pada tekanan atau paksaan dari orang dewasa. Parasiswa sedang mencari kebebasan dari orang dewasa, ia menempatkan hubungan peer lebih tinggi. Ia bersedia melakukan apa saja yang akan dilakukan oleh peer groupnya dan demikian sebaliknya.
10) Motivasi yang besar, erat hubungannya dengan kreativitas murid. Dengan teknik mengajar yang tertentu motivasi murid – murid dapat ditunjukan kepada kegiatan – kegiatan kreatif. Motivasi yang telah dimiliki oleh murid apabila diberi semacam penghalang seperti adanya ujian yang mendadak, peraturan – peraturan sekolah dan lain – lain, maka kreatifitasnya akan timbul sehingga ia akan lolos dari penghalang tadi.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas dapat diketahui bahwa dalam motivasi terdapat beberapa prinsip utama yang sangat penting dalam upaya memupuk motivasi seseorang, prinsip – prinsip tersebu antara lain adalah:
1) Motivasi yang berasal dari dalam diri siswa akan lebih efektif dibandingkan dengan motivasi yang berasal dari luar.
2) Motivasi bersifat menjalar atau menyebar dari individu satu ke individu lain yang berhubungan.
3) Motivasi dengan memberikan hadiah atau pujian akan lebih baik jika dibandingkan dengan motivasi yang berupa hukuman.
4) Kreatifitas cara belajar, teknik mengajar guru, minat dan juga proses belajar yang bervariasi akan sangat menentukan motivasi seorang siswa dalam belajar dan berprestasi.
5) Tujuan akan meningkatkan motivasi dan optimisme siswa.
6) Tekanan dari teman sebaya atau teman belajar sangat berpengaruh terhadap motivasi dalam diri seorang anak.
7) Motivasi yang tinggi akan berdampak positif pada perolehan hasil belajar atau prestasi belajar siswa.
c. Fungsi Motivasi
Belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses perubahan tingkah laku pada individu. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan
commit to user
13
penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berupa peningkatan keterangan dan perubahan sikap seseorang menjadi lebih baik dari pada sebelumnya. Dalam kegiatan belajar inilah diperlukan adanya motivasi. Hasil belajar akan menjadi optimal jika ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan akan semakin terdorong pula seseorang siswa untuk meraih hasil belajar yang lebih baik, mudah untuk menerima, mengerti dan memahami suatu materi pelajaran. Mudah menyelesaikan soal-soal mata pelajaranya dengan benar. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan pemberian motivasi yang tepat akan membuat siswa belajar lebih intensif, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap tinggi rendahnya prestasi yang dicapai para siswa. Suatu motivasi selalu berkaitan dengan suatu tujuan tertentu. Misalnya seseorang siswa yang tetap tekun belajarrnya dikamar walaupun ada tontonan yang bagus dan menarik, karena ia mengharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi dalam ujian. Sardiman (2001) mengemukkan bahwa ada tiga fungsi motivasi, yaitu :
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energy. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang harus dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni kerah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perrbuatan yan harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut (hlm. 83).
Selanjutnya menurut Djamarah (2000), fungsi dari motivasi antara lain adalah:
1) Motivasi sebagai pendorong perbuatan, sehingga berfungsi untuk mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
commit to user
2) Motivasi sebagai penggerak perbuatan, merupakan dorongan psikologis yang melahirkan sikap anak didik yang merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung dan selanjutnya terjelma dalam bentuk psikofisik.
3) Motivasi sebagai pengarah perbuatan, mengarahkan peserta didik untuk fokus pada tujuan dari belajar sehingga segala sesuatu yang dapat mengganggu pikirannya akan dibuang jauh – jauh (hlm. 156).
Berdasarkan uraian yang dikemukakan para ahli diatas, maka fungsi motivasi adalah sebagai berikut:
1) Motivasi merupakan pendorong kegiatan manusia yang mempengaruhi sikap apa yang akan dilakukan oleh seseorang.
2) Motivasi merupakan penggerak perbuatan seseorang.
3) Motivasi sebagai penyeleksi sikap apa yang harus dilakukan seseorang. 4) Motivasi merupakan pengarah kegiatan sehingga dapat mengarahkan
seseorang untuk fokus melakukan sesuatu yang searah dengan tujuan.
d. Unsur - Unsur Motivasi
Perubahan energi pada diri seseorang akan terjadi ketika motivasi dalam dirinya telah tumbuh, Mc. Donald dalam Sardiman (2001 hlm. 68). Perubahan energi yang terjadi tersebut ditandai dengan munculnya
“perasaan” dalam diri si pelaku. Perubahan yang demikian mendasar, di
karenakan adanya tiga elemen motivasi. Ketiganya adalah sebagai berikut : 1) Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri manusia.
Perkembangan motivasi membawa perubahan energi dalam sistem
“neurophysiological” pada organisme manusia. Karena menyangkut
perubahan energi, maka penekananya menyangkut kegiatan fisik manusia.
2) Bila motivasi timbul, maka timbul pula rasa atau “perasaan”, afeksi seseorang. Karena motivasi berkenaan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi, dan emosi. Tiga hal diatas yang sangat mempengaruhi tingkah laku seseorang.
commit to user
15
3) Motivasi timbul bila ada tujuan. Motivasi hanyalah suatu respon dari suatu aksi yaitu adanya suatu tujuan yang sangat jelas. Walaupun motivasi itu timbul dari dalam diri manusia, namun kemunculannya disebabkan oleh timbulnya suatu rangsangan yaitu tujuan. Dengan demikian motivasi menyangkut soal kebutuhan, sebab tujuan timbul karena adanya kebutuhan.
Menurut Djamarah (2000 hlm. 158) dalam bukunya Psikologi belajar dijelaskan bahwa Unsur-unsur motivasi adalah:
1) Kebutuhan
Kebutuhan terjadi karena adanya ketidakseimbangan di dalam diri individu membuat individu yang bersangkutan melakukan suatu tindakan. Tindakan itu mengarah pada suatu tujuan.
2) Dorongan
Salah satu dari ciri makhluk hidup adalah memiliki dorongan untuk mempertahankan diri. Dorongan ini akan muncul apabila terjadi ancaman. Ancaman ini dapat berupa ketidakseimbangan secara fisiologis. Hal ini menumbuhkan dorongan yang bersifat alami, sedangkan ketidak seimbangan psikologis, kecuali dororngan alami juga dipengaruhi oleh pengalaman dan hasil belajar.
3) Tujuan
Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku dalam hal ini perilaku belajar. Dari segi tujuan maka tujuan merupakan pemberi arah pada perilaku. Secara psikologis, tujuan merupakan titik akhir sementara pencapaian kebutuhan. Jika tujuan tercapai, maka kebutuhan terpenuhi, maka orang menjadi puas, dan dorongan mental untuk berbuat terhenti.
Berdasarkan Pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi terbentuk dari beberapa unsur yaitu:
1) Adanya kebutuhan yang terjadi karena adanya ketidak seimbangan dalam diri dan perubahan energi yang menyangkut pada kegiatan fisik manusia.
commit to user
2) Adanya dorongan untuk melakukan sesuatu baik bersumber dari ketidak seimbangan fisiologis maupun ketidakseimbangan psikologis.
3) Adanya tujuan yang merupakan arah dari semua perilaku yang dilakukan individu.
e. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
Menurut Dimiyati dan Mudjiono dalam Sahabat (2012) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi adalah :
1) Cita-cita atau aspirasi siswa
Motivasi tampak pada keinginan anak sejak kecil, seperti keinginan belajar berjalan, dapat membaca, dan lain sebagainya. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan untuk lebih giat, bahkan menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa, nilai-nilai kehidupan, dan perkembangan pribadi. Cita-cita akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar, sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.
2) Kemampuan siswa
Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Keberhasilan yang diperoleh siswa akan menambah kekayaan pengalaman hidup, sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
3) Kondisi siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi. Seorang siswa yang yang sedang sakit, lapar atau marah-marah akan mengganggu perhatian atau konsentrasi belajar. Sebaliknya, seorang siswa yang sehat, kenyang dan gembira akan mudah memusatkan perhatiannya pada pelajaran sehingga akan memperoleh prestasi belajar yang tinggi.
commit to user
17
Lingkungan siswa berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan bermasyarakat. Sebagai anggota masyarakat, maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Lingkungan yang aman, tentram, tertib, dan indah, akan menambah semangat dan motivasi belajar siswa.
5) Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal dan pergaulan juga mengalami perubahan. Lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film semakin menjangkau siswa. Semua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar.
6) Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Upaya guru membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan luar sekolah. Upaya pembelajaran di sekolah meliputi hal-hal berikut: menyelenggarakan tertib belajar di sekolah, membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan, seperti pemanfaatan waktu, pemeliharaan fasilitas sekolah, membina belajar tertib pergaulan, dan membina belajar tertib lingkungan sekolah. Guru juga perlu menghadapi anak didiknya secara individual. Upaya pembelajarannya meliputi pemahaman tentang diri siswa dalam rangka kewajaran tertib belajar, pemanfaatan penguatan berupa hadiah, kritik, hukuman secara tepat-guna, dan mendidik cinta belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi pada diri masing-masing individu menurut Anne Ahira (2008) adalah:
1) Kondisi fisiologis (physiological needs), seperti rasa lapar, haus, dan hasrat seksual.
2) Rasa aman (safety needs), baik secara mental, fisik, dan intelektual
3) Kebutuhan kasih sayang atau afeksi (love needs) yang diterimanya
commit to user
4) Harga diri (self esteem needs) dan prestasi. Contohnya prestise memiliki mobil atau rumah mewah, jabatan, dan lain-lain. 5) Persepsi individu atau aktualisasi diri (self actualization),
tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata. seseorang termotivasi atau tidak untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak
Dari beberapa pendapat diatas, secara garis besar dapat diambil suatu kesimpulan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi seorang individu adalah:
1) Aspirasi dan aktualisasi diri individu
2) Kemampuan yang dimiliki oleh seorang individu 3) Kondisi fisiologis dan psikologis individu 4) Harga diri dan prestasi
5) Kondisi lingkungan individu
6) Unsur-unsur dinamis dalam kegiatan pembelajaran 7) Upaya pendidik dalam mendidik individu
f. Macam – Macam Motivasi
Motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis, sebagaimana telah dikutip Sardiman (2001 hlm. 86) yaitu:
1) Motif atau kebutuhan organis yaitu kebutuhan fisiologis yang menyangkut makanan, minuman, bernafas dan sebagainya.
2) Motif darurat adalah dorongan untuk menyelamatkan diri. Dorongan untuk membalas, untuk membantu.
3) Motif obyektif. Dalam hal imenyangkut kebutuhan untuk melakukan eksploitasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat. Motif ini muncul karena dorongan untuk dapat mengahadapi dunia secara efektif. Menurut Djamarah, (2000) motivasi dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, penjelasannya adalah sebagai berikut:
commit to user
19
1) Motivasi intrinsik adalah motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena didalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
2) Motivasi ekstrinsik adalah meupakan suatu bentuk motivasi timbul karena adanya pengaruh rangsangan dari luar diri siswa untuk melakukan suatu aktivitas. (hlm. 149).
Sedangkan menurut Purwanto (2000) motivasi dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1) Motivasi intrinsik, yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu rangsangan dari luar.
2) Motivasi ekstrinsik, yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar (hlm. 67).
Dari pendapat beberapa ahli diatas, dapat diketahui bahwa jenis – jenis motivasi secara garis besar antara lain adalah:
1) Motivasi intrinsik , yaitu motivasi yang berfungsinya karena memang telah ada dorongan dari dalam diri individu tersebut untuk melakukan sesuatu.
2) Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang berfungsinya karena adanya suatu rangsang dari luar.
g. Pengertian Motivasi Berprestasi
Setiap Individu pasti memiliki motivasi dalam dirinya, motivasi tersebut sangat luas dan beragam. Salah satu yang terpenting adalah motivasi berprestasi. Suatu prestasi atau Achievment berkaitan erat dengan dengan harapan (Expectation). Inilah yang membedakan motivasi berprestasi dengan motivasi lain seperti haus, lapar dan motif biologis lainnya. Seseorang siswa yang setiap hari berangkat ke sekolah tentunya mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Seseorang siswa akan mendapatkan hasil belajar yang baik kalau dalam dirinya terdapat keinginan untuk berprestasi. Keinginan untuk berprestasi merupakan hal yang sangat penting bagi diri siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan adanya keinginan untuk berprestasi tersebut, seorang
commit to user
siswa cenderung akan melakukan berbagai macam cara agar keinginan atau tujuannya tersebut dapat dicapai, termasuk di dalamnya adalah dengan cara belajar. Keinginan atau dorongan untuk berprestasi inilah yang disebut motivasi berprestasi.
Heckhausen dalam Djaali (2006) menyatakan bahwa motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang terdapat dalam diri siswa yang selalu berusaha atau berjuang untuk meningkatkan atau memelihara kemampuannya setinggi mungkin dalam semua aktivitas yang menggunakan standar keunggulan (hlm. 103).
McClelland dalam Djaali (2006) juga mengemukakan “motivasi
berprestasi adalah motivasi yang berhubungan dengan pencapaian beberapa
standar kepandaian atau standar keahlian”(hlm. 103).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka motivasi berprestasi adalah kekuatan yang tersembunyi dalam diri seorang individu, merupakan daya penggerak yang disadari untuk menggerakan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar terdorong untuk menjadi aktif bertindak, berusaha dan berjuang untuk meningkatkan kemampuannya setinggi mungkin sehingga dapat mencapai hasil atau prestasi sesuai standar yang diharapkan.
h. Karakteristik Siswa Dengan Motivasi Berprestasi Tinggi
Sardiman (2001) mengemukakan bahwa ciri-ciri orang yang memiliki motivasi berprestasi yaitu:
1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
3) Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah ”untuk orang
dewasa”.
commit to user
21
5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu). 7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal (hlm. 81).
McClelland dalam Satria (2011) mengatakan bahwa ciri-ciri orang yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi adalah :
1) Berprestasi yang dihubungkan dengan seperangkat standar. Seperangkat standar tersebut bisa berhubungan dengan prestasi orang lain, prestasi diri sendiri yang lampau serta tugas yang harus dilakukannya.
2) Memiliki tanggung jawab pribadi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukannya.
3) Adanya kebutuhan untuk mendapatkanumpan balik atas pekerjaan yang dilakukannya sehingga dapat diketahui dengan cepat bahwa hasil yang diperoleh dari kegiatannya lebih baik atau lebih buruk.
4) Menghindarkan tugas-tugas yang terlalusulit atau terlalu mudah, tetapi akan memilih tugas-tugas yang tingkat kesukarannya sedang.
5) Inovatif yaitu dalam melakukan suat pada sebelumnya. Hal ini dilakukan agar individu mendapatan cara-cara yang lebih menguntungkan dalam pencapaian tujuan.
6) Tidak menyukai keberhasilan yang bersifat kebetulan atau karena tindakan orang lain dan ingin merasakan sukses atau kegagalan disebabkan oleh tindakan individu itu sendiri.
Sementara itu menurut Djaali (2006 : 109) dalam buku nya Psikologi pendidikan mengungkapkan bahwa karakteristik motivasi berprestasi adalah: 1) Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atas
hasil-hasilnya dan bukan atas dasar untung-untungan, nasib atau kebetulan. 2) Memilihh tujuan yang realistis tapi menantang dari tujuan yang terlalu
mudah dicapai atau terlalu besar resikonya.
3) Mencari situasi atau pekerjaan dimana ia memperoleh umpan balik dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil pekerjaannya.
commit to user
4) Senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain.
5) Mampu menangguhkan pemuasan keinginan demi masa depan yang lebih baik.
6) Tidak tergugah untuk sekedar mendapatkan uang, status, atau keuntungan lainnya, ia akan mencainya apabila hal-hal tersebut merupakan lambang prestasi, suatu ukuran keberhasilan.
Dalam penelitian ini, indikator untuk mengukur variabel motivasi berprestasi adalah:
1) Berusaha lebih baik dari orang lain sehingga selalu bekerja keras, tangguh dan tidak mudah putus asa
2) Berorientasi kedepan
3) Menyenangi tugas yang mempunyai tingkat kesulitan yang sedang 4) Percaya diri dalam menyelesaikan masalah
5) Pandai memanfaatkan waktu
6) Memilih rekan belajar yang mempunyai kemampuan lebih
2. Tinjauan Tentang Fasilitas Belajar a. Pengertian Fasilitas
Menurut Daryanto (2006), “fasilitas secara etimologis terdiri dari sarana dan prasarana belajar. Sarana belajar adalah alat langsung untuk mencapai pendidikan. Sedangkan prasarana adalah alat yang tidak langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. Fasilitas merupakan komponen yang bersumber pada barang-barang hasil produksi yang antara lain berupa gedung