• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Tinjauan tentang Model Pembelajaran Tematik pada Kurikulum 2013

Pembelajaran tematik didesain dengan pendekatan belajar yang ilmiah, dimana salah satu harapannya adalah agar peserta didik dapat belajar dari lingkungannya yaitu dengan mencari tahu dan mengolah pengetahuan itu sendiri sehingga peserta didik akan mempunyai pengalaman belajar yang bermakna. Pengalaman belajar yang bermakna tersebut harus selalu diarahkan pada kompetensi yang menjadi acuan untuk mengembangkan karakter peserta didik. Kompetensi dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait, yaitu sikap keagamaan (spiritual), sikap sosial, pengetahuan (kognitif) dan penerapan pengetahuan (psikomotorik) (Majid, 2014: 27). Keberhasilan

pengembangan empat kemampuan tersebut, juga mampu mendorong keberhasilan pengembangan karakter dalam pembelajaran tematik.

Kurniawan (2014: 199) mengatakan pentingnya penilaian yang dilakukan harus memperhatikan beberapa aspek seperti, aspek pemikiran, aspek keterampilan dan juga aspek sikap agar mengetahui perubahan hasil belajar peserta didik. Aspek pemikiran berkaitan dengan kemampuan kognitif atau kemampuan berpikir. Aspek keterampilan berkaitan dengan kemampuan motorik tubuh atau kemampuan yang bersifat jasmaniah, sedangkan aspek sikap berkaitan dengan kualitas dan perubahan yang berkaitan dengan afeksi peserta didik.

Pembelajaran karakter dilakukan melalui kegiatan belajar mengajar pada setiap materi pelajaran yang aktif dengan mengembangkan kemampuan peserta didik pada ranah kognitif, konatif, afektif dan psikomotor. Akbar (2016: 63) mengatakan untuk menciptakan pembelajaran yang aktif agar pembelajaran karakter dapat dioptimalkan, perlu memperhatikan tujuan kegiatan pembelajaran, pengalaman belajar sendiri oleh peserta didik, penggunaan model pembelajaran aktif yang berorientasi pada pendidikan karakter, pembelajaran yang bermakna, pencakupan seluruh kecakapan hidup peserta didik, sumber atau media pembelajaran konkret, penialaian yang autentik dan penggunaan prinsip Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM). Prinsip PAKEM ditujukan agar pembelajaran oleh peserta didik menjadi kreatif, invensi dan inovasi serta suasana pembelajaran menyenangkan.

Jadi, berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa melalui penilaian empat kompetensi yaitu sikap spiritual, sikap sosial, kognitif dan psikomotorik merupakan penilaian autentik yang berguna untuk pembentukan karakter. Empat kompetensi tersebut menjadi acuan membentuk suatu pembelajaran yang dapat mengembangkan kepribadian peserta didik secara optimal. Sehingga prototipe rancangan pembelajaran yang dikembangkan dapat membentuk karakter peserta didik.

b. Pengertian Model Pembelajaran Tematik

Pembelajaran Tematik adalah salah satu model yang ada di dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction). Pembelajaran tematik ini adalah suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar lebih aktif, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan autentik baik secara individual ataupun kelompok.

Model pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik dan melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada setiap peserta didik secara menyeluruh (Rusman, 2013: 254). Fokus perhatian dalam pembelajaran tematik bertumpu pada proses yang akan ditempuh oleh peserta didik saat berusaha memahami isi pembelajaran yang searah dengan bentuk keterampilan yang harus dikembangkan. Pada dasarnya, pembelajaran tematik ini adalah belajar dengan mengkolaborasikan dua atau lebih mata pelajaran dengan memperhatikan

keterkaitan isi dari mata pelajaran tersebut. Setiap pembelajaran akan di rangkum ke dalam sebuah tema. Tujuan dari tema tersebut, bukan hanya untuk menguasai konsep-konsep dalam suatu mata pelajaran, tetapi juga menguasai keterkaitan konsep-konsep dari mata pelajaran lainnya.

Majid (2014: 80) mengungkapkan pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengkaitkan beberapa mata pelajaran, sehingga peserta didik dapat belajar melalui pengalaman yang bermakna. Bermakna berarti bahwa dalam pembelajaran tematik, setiap peserta didik akan mudah memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan konsep pada setiap mata pelajaran yang berbeda. Pengalaman belajar dapat berpengaruh serta dapat meningkatkan kualitas lulusan peserta didik. Usaha dalam mengingkatkan kualitas lulusan, dimulai dari diterapkannya pendekatan pembelajaran tematik integratif. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema (Majid, 2014: 86).

Kurniawan (2014: 95) mengungkapkan bahwa tematik merupakan salah satu bentuk atau model dari pembelajaran terpadu, yaitu model

webbed atau disebut model terjala. Model webbed, pada intinya

menekankan pola pengorganisasian materi yang terintergrasi dipadukan oleh tema. Tema dikembangkan dari mata pelajaran yang disesuaikan

dengan kompetensi dasar dan standar isi dari masing-masing mata pelajaran.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik merupakan salah salah satu model pembelajaran dengan mengkolaborasikan beberapa mata pelajaran dengan menghubungkan materi atau topik yang satu dengan yang lain sehingga pembelajaran akan menjadi lebih efektif.

Pembelajaran tematik Bahasa Indonesia memilih KD 3.1 Menggali informasi dari teks laporan informatif hasil observasi tentang perubahan wujud benda, sumber energi, perubahan energi, energi alternatif, perubahan iklim dan cuaca, rupa bumi dan perubahannya, serta alam semesta dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman. Pelajaran Matematika mengambil KD 3.5 Menyederhanakan kesamaan dua ekspresi dengan menggunakan penambahan / pengurangan bilangan sampai dua angka.

c. Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Tematik

Pendekatan scientific disebut juga sebagai pendekatan ilmiah. Pendekatan scientific merupakan pendekatan yang diterapkan pada pembelajaran dengan maksud untuk memberikan pemahaman kepada para peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah (Majid, 2014: 70). Pendekatan ilmiah digunakan agar dapat mengembangkan aktivitas belajar peserta didik,

yaitu kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar dan mencipta. Tujuh kegiatan belajar tersebut adalah aktivitas dalam mengembangkan keterampilan berpikir untuk meningkatkan rasa ingin tahu pada peserta didik.

Pendekatan belajar ilmiah dimaksudkan bahwa segala bentuk informasi bisa berasal dari mana saja dan kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Pendekatan ilmiah ini, diyakini dapat menjadi titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan dan pengetahuan peserta didik (Majid dan Chaerul, 2014: 196). Ranah sikap ini, menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘mengapa’ atau adanya hubungan sebab akibat. Ranah keterampilan, menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu ‘bagaimana’, atau proses terjadinya sesuatu, sedangkan ranah pengetahuan, menggamit transformasi substansi materi ajar agar peserta didik mengetahui tentang ‘apa’. Pencapaian tiga ranah tersebut, harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai atau sikap yang non-ilmiah. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi pribadi yang baik (soft skills) dan pribadi yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari seluruh peserta didik yang berdasar pada kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Pendekatan ilmiah (scientific approach) memiliki relevansi yang kuat dengan penilaian autentik dalam pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian autentik mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, termasuk dalam rangkaian kegiatan mengobservasi, menanya, menalar, mencoba ataupun membangun jejaring (Kurniasih, 2014: 48). Penilaian autentik ini, mempunyai kecenderungan yang fokus pada tugas kompleks atau kontekstual yang memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pernyataan tersebut menjadikan penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah salah satu pendekatan yang memungkinkan peserta didik untuk aktif memberikan pemahaman kepada para peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi melalui kegiatan pembelajaran seperti mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar dan mencipta.

2. Tinjauan tentang Rancangan Pembelajaran