• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Tinjauan Tentang Televisi

1. Penegrtian Televisi Dan Sejarah Singakat Televisi

Televisi berasal dari bahasa Yunani “tele” yang berarti jarak jauh, dan “vision” yang berarti penglihatan (Lathief R, 1989:221).Menurut

catatan Agee, et al, siaran percobaan televisi di Amerika Serikat dimulai

pada tahun1920-an. Para ilmuwan terus mengembangkan teknologi komunikasi dalam bentuk televisi ini. Antara tahun 1890 dan 1920, sekelompok ilmuwan Inggris, Prancis, Rusia, dan Jerman menyarankan pengembangan teknik-teknik transmisi gambar televisi. John L Baird, sebagai penemu dari Skotlandia, memeragakan pertama kali teknologi gambar hidup televisi di London tahun 1926. Sejak itu televisi dapat menayangkan gambar-gambar hidup seperti film layar lebar. Sementara

itu, The English Derby membuat movie house (film televisi) pada tahun

1923. British Broadcast Corporation (BBC) merupakan televisi siaran

pertama di dunia yang membuat jadwal televisi secara teratur pada 2 November 1936. (Elvinaro et al, 2014:134)

Televisi sebagai pesawat transmisi dimulai pada tahun 1925 dengan menggunakan metode mekanikal dari Jenkins. Pada tahun 1928

General Electronic Company mulai menyelenggarakan acara siaran televisi secara reguler. Pada tahun 1939 Presiden Franklin D. Roosevelt tampil di layar televisi. Sedangkan siaran televisi komersial Amerika dimulai pada 1 September 1940 (Elvinaro et al, 2014:136).

43

Pada tahun 1961, pemerintah Indonsia memutuskan untuk memasukan proyek media massa televisi ke proyek pembangunan Asian Games IV di bawah koordinasi urusan proyek Asean Games IV. Tanggal 25 Juli 1961, Mentri Penerangan mengeluarkan SK Menpen No.20/SK/M/1961 tentang pembentukan Panitia Persiapan Televisi (Badjuri, 2010:8)

Menurut Badjuri (2010:8) bahwa televivi pertama di Indonesia yaitu TVRI. Pada 17 Agustus 1962 TVRI mengadakan percobaan tayangan dengan acara HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia XVII dari halaman Istana Merdeka Jakarta, dengan pemancar cadangan berkekuatan 100 watt.

Media lebih dari sekedar menginformasikan dan menghibur

khalayaknya. Namun media

jugamenyediakanpelajarantentangbudayadankesadaranidentitasyang

terus-menerus dinegosiasikan (Yusuf.2016:34.vol.1).Saat itu, masyarakat Indonesia disuguhi tontonan realita yang begitu memukau, meskipun hanya siaran televisi hitam putih, tetapi siaran pertama televisi di Indonesia itu menjadi momentum yang sangat bersejarah.

Sementara puncak ketenaran (booming) televisi di Indonesia

sendiri dimulai tahun 1992 ketika RCTI mulai mengudara dengan bantuan

44

televisi pemerintah, yakni TVRI, dan beberapa televisi swasta, antara lain SCTV, MNC, ANTV, Indosiar, MetroTV, Trans TV, Trans 7, TVOne, Global TV, serta stasiun-stasiun lokal seperti, O Channel, Jak TV, CTV Banten, dan lain-lain (Askurifai, 2006:12)

Saat ini bagi masyarakat Indonesia, televisi bukan merupakan barang baru lagi. Dengan kecanggihan teknologi sekarang yang terus meningkat, seperti pada mulanya televisi yang pada awalnya hitam putih menjadi berwarna, dengan kecanggihan yang disesuaikan dengan perkembangan jaman. Semua stasiun televisi telah hadir setiap hari di tengah masyarakat Indonesia dengan menyajikan program tayangan yang beraneka ragam, dari yang bersifat hiburan, pendidikan, dan lain sebagainya.

2. Televisi Sebagai Media Dakwah

Era modern saat ini dakwah tidak hanya dilakukan dengan cara langsung bertatap muka antara da‟i (penceramah) dengan mad‟u (masyarakat yang diceramahi). Namun dengan memanfaatkan media atau wasilah dakwah juga dapat dilaksanakan. Azis (2004) menjelaskan bahwa pada dasarnya dakwah dapat menggunakan berbagai wasilah yang dapat merangsang indra-inda manusia serta dapat menimbulkan perhatian untuk menerima dakwah. Semakin tepat dan efektif wasilah yang dipakai maka semakin efektif pula upaya pemahaman ajaran Islam pada masyarakat yang menjadi sasaran dakwah.

45

Secara umum hampir tidak ada perbedaan prinsipil antara dakwah melalui media dengan fungsi komunikasi pada umumnya, khususnya pada unsur informasi, pendidikan dipadu dengan sedikit sentuhan hiburan, dan tentunya fungsi persuasi menjadi menonjol dalam siaran agama atau dakwah (Yusuf.2016:32) Pemakaian media (terutama media massa) telah meningkatkan intensitas, kecepatan, dan jangkauan komunikasi yang dilakukan umat manusia terutama bila dibandingkan sebelum adanya media massa seperti pers, radio, televisi, internet, dan sebagainya. Oleh

karena itu sudah seyogyanya bagi para da‟i memanfaatkan peluang ini

dalam menyebarkan ajaran Islam diantaranya menggunakan televisi (Ahmat Atabik, 2013:194).

Muhyidin (2002) menjelaskan, sebagai sebuah sarana televisi sebagai media dakwah mempunyai kelebihan dibanding media lain. Kelebihan televisi sebagai media dakwah jika dibandingkan dengan media yang lainnya adalah sebagai berikut : (Ahmat Atabik, 2013:196)

Menurut Arifin (2011:120) dalam bukunya media massa dapat diwujudkan dengan membentuk atau mewarnai kepribadian media massa dengan dakwah yanhg berisi pesan seperti ayat. Hal ini penting karena media massa adalah lembaga sosial dan media komunikasi massa yang dapat menjadi media dakwah dan sekaligus dapat melakukan dakwah.

a. Televisi memiliki jangkauan yang sangat luas sehingga ekspansi dakwah

46

bisa disampaikan pada mad‟u yang berada di tempat-tempat yang sulit dijangkau.

b. Televisi mampu menyentuh mad‟u yang heterogen dan dalam jumlah

yang besar. Hal ini sesuai dengan salah satu karakter komunikasi massa yaitu komunikan yang heterogen dan tersebar. Kelebihan ini jika dimanfaatkan dengan baik tentu akan berpengaruh positif dalam aktifitas dakwah. Seorang da‟i yang bekerja dalam ruang yang sempit dan terbatas

bisa menjangkau mad‟u yang jumlahnya bisa jadi puluhan juta dalam satu

sesi acara.

c. Televisi mampu menampung berbagai varian metode dakwah sehingga

membuka peluang bagi para da‟i memacu kreatifias dalam mengembangkan metode dakwah paling efektif.

d. Media televisi bersifat audio visual. Hal ini memungkinkan dakwah

dilakukan dengan menampilkan pembicaraan sekaligus visualisasi berupa gambar.

Kehadiran televisi dengan berbagai stasiun televisi baik nasional maupun swasta secara tidak langsung menjadikan alternatif tontonan yang sangat luas bagi pemirsa dan bagi pengelola stasiun televisi, menjadi suatu kewajiban untuk menampilkan paket acara-acara yang menarik agar menjadikan televisi sebagai tempat yang potensial untuk berdakwah.

Televisi sangat efektif untuk kepentingan dakwah, karena

47

melalui siaran gambar sekaligus narasinya (suaranya). Dakwah melalui televisi dapat dilakukan dengan cara baik, dalam bentuk ceramah, sandiwara, ataupun drama. Dengan melalui televisi seorang pemirsa dapat mengikuti dakwah, seakan ia berhadapan dan berkomunikasi langsung di hadapan da‟i. Sangat menarik dakwah melalui televisi, dan apalagi jika da‟i benar-benar mampu menyajikan dakwahnya dalam suatu program yang mudah dan disenangi berbagai kalangan masyarakat (Slamet Muhaimin, 1994:87).

48

Dokumen terkait