MENEMUKAN PESAN DAKWAH EKONOMI DASAR
ISLAM DI DALAM PROGRAM NON-PROFIT SAKSI DI
TVRI JAWA TENGAH
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
TEGUH PRASOJO
NIM: 117-13-016
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
vii
بِي بِ رَّلا بِم سْ رَّلا بِا بِيسْ بِ
Artinya :
“
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi
Maha Penyayang
”Janganlah mempersulit diri-sendiri
“hidup itu harus mencoba. Bila gagal coba lagi,
viii
PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1.
Bangsa Indonesia
2.
Almamater IAIN Salatiga
3.
Kedua orang tua, dan keluarga yang selalu mendukung serta mendoakanku dan
senantiasa memberikan perhatian.
4.
Dr. Rifqi Aulia Erlangga, M.Hum. sebagai pembimbing dalam penulisan.
5.
Dra. Maryatin, M.Pd. sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
6.
Bapak Dr. Mukti Ali, M.Hum. sebagai Dekan Fakultas Dakwah
7.
Ainiyati Choiriyah, dan Sahabat-sahabat se-angkatan 2013 yang sudah memberikan
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah melimpahkan segala rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar. Selanjutnya, sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan keppada Nabi Agung Muhammad SAW. Beserta keluarga, kerabat dan orang-orang yang senantiasa
berada dalam ajaranya. Dengan selesainya penelitian yang berjudul “Menemukan
Pesan Dakwah Tentang Ekonomi Dasar Islam Pada Program Non-Profit SAKSI (Satu Kamera Sejuta Inspirasi) Di TVRI Jawa Tengah.”, penulis sangat bersyukur kepada Allah swt. Disamping itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
Penulis sangat menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini penulis banyak mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan dan kemampuan yang belum sempurna. Namun berkat adanya bantuan, motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak, syukur Alhamdulillah skripsi ini dapat terselesaikan.
Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. sebagai Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Dr. Mukti Ali, M.Hum. yang sebagai Dekan Fakultas Dakwah
3. Ibu Dra. Maryatin, M.Pd. selaku ketua Jurusan Program Studi Komunikasi
dan Penyiaran Islam (KPI).
4. Dr. Rifqi Aulia Erlangga, M.Hum. selaku pembimbing
5. Sahabat-sahabat angkatan 2013 yang sudah menjadi inspirasi, motivasi dan
penyemangat.
6. Kepada alm. Bapak H. Djuremi dan Ibu Hj. Suryati dan keluarga yang selalu
mendo‟akan saya. .
x
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT, penulis memohon petunjuk dan berserah diri memohon ampunan dan rahmatNya.
Salatiga, 11 Oktober 2017 Penulis,
xi
ABSTRAK
Prasojo, Teguh. Menemukan Pesan dakwah, Ekonomi dasar Islam di dalam program non-profit SAKSI di TVRI Jawa Tengah. Skripsi Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Kata Kunci : Pesan dakwah, Ekonomi dasar Islam di dalam SAKSI di TVRI JATENG
Berdakwah semua umat Islam mempunyai tanggung jawab untuk menyebarkan kebaikan, Allah SWT bersabda : “Dan sesungguhnya kamu benar–benar menyeru mereka kepada jalan yang lurus”. (Q.S. Al-mu‟minun:73) metode masa modern ini sangat pesat, banyak media yang digunakan untuk berdakwah salah satunya dengan media audio visual atau televisi. Banyak siaran televisi yang mengandung pesan-pesan atau berdakwah dan motivasi memalui siaran televisi seperti siaran talkshow, berita, sinetron dan siaran dakwah. Berdasarkan rumusan masalah yaitu: 1).Pada episode apa saja pesan dakwah ekonmomi Islam ditemukan di program non-profit saksi?, 2). Pesan dakwah ekonomi Islam apa saja yang dapat ditemukan di program saksi?
Metode yang digunakan peneliti Pendekatan ini menggunakan deskriptif analisis (descriptive of analyze research). Deskriptif analisis ini mengenai blibliografi yaitu pencarian fakta, hasil dan ide pemikiran seseorang melalui cara mencari, menganalisis, membuat interpretasi serta melakukan generalisasi terhadap hasil peneliti yang dilakukan. Teknik pengumpulan data, metode observasi, dan metode dokumentasi yang mana dihrapkan dapat membantu dalam penggalian data, serta menambah kualitas penelitan tersebut.
Hasil dari penelitian dalam siaran SAKSI yang ditemukan pada tahun 2016 dengan narasumber Jody Brotoseno, Prof. Dr. Abdul Ghafar Ismail, dan Saptuari Sugiharto memberikan pesan dalam konsep ekonomi dasar Islam seperti larangan riba, zakat,
xii
A. Latar Belakang Masalah ... 1
xiii
BAB II LANDASAN TEORI ...16
A. Tinjauan Tentang Pesan Dakwah ...16
B. Tinjauan Tentang Ekonomi ...24
C. Tinjauan Tentang Televisi ...42
BAB III GAMBARAN UMUM ...48
A. Latar Belakang dan Sejarah Singkat Program SAKSI ...48
B. Tujuan dan Sasaran ...48
C. Kerabat Kerja ...50
D. Slogan ... 50
E. Cuplikan Gambar Video SAKSI ...51
F. Data Penemuan ...55
G. Biografi Narasumber ...60
BAB IV PEMBAHASAN ...67
A. Pada episode apa saja pesan dakwah ekonmomi Islam ditemukan di program non-profit saksi ... 67
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dakwah merupakan suatu kewajiban bagi umat muslim, kata dakwah
tidak lepas dari agama Islam. Kata “dakwah” mencakup aktifitas amar ma‟ruf
dan nahi munkar, karena kegiatan amar ma‟ruf merupakan praktek dakwah untuk mengajak orang melakukan dan mengikuti kebaikan, sedang kegiatan
nahi munkar merupakan pelaksanaan dakwah untuk mengajak orang untuk
menjauhi dan meninggalkan segala perbuatan munkar dan yang dilarang oleh
Allah SWT. Pada dasarnya, dakwah bertujuan untuk menciptakan suatu tatanan kehidupan individu dan masyarakat yang aman, damai, dan sejahtera yang dinaungi oleh kebahagiaan baik jasmani maupun rohani, dalam pancaran sinar agama Allah dengan mengharap ridha-Nya (Bambang, 2010:26).
Oleh karena itu aktivitas dakwah tidak hanya menggunakan lisan dan perbuatan semat untuk menumbuhakan ketertarikan pada Islam. Berbagai macam cara yang dapat dilakukan para da‟i untuk mengajak kejalan Allah
SWT. Allah SWT bersabda: “Dan sesungguhnya kamu benar–benar menyeru
mereka kepada jalan yang lurus”. (Q.S. Al-mu‟minun:73)
2
perkembangan dakwah. Media-media sebagai penyampai pesan dari komunikator kepada khalayak, ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antar manusia, media yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah panca indra manusia, seperti mata dan telinga. Pesan-pesan yang diterima panca indra selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan.
Media dibagi oleh Arifin(2003:92) kedalam tiga bentuk.Pertama media
yang menyalurkan ucapan (spoken words), termasuk juga yang berbentuk
bunyi, yang sejak dahulu sudah dikenal dan dimanfaatkan sebagai medium yang utama, dan karena hanya dapat ditangkap oleh telinga, maka dinamakan juga auditif media (media auditif atau media dengar).Media yang termasuk
dalam kategori ini, antara lain gendang, kentongan (alarm block), telepon dan
radio.
Kedua media yang menyalurkan tulisan (pinted writing), dan karena
hanya dapat ditangkap oleh mata maka disebut juga visual media(media visual atau media pandang).Media yang masuk dalam golongan ini, antara lain prasasti, selebaran, pamphlet, poster, brosur, baliho, spanduk, suarat kabar, majalah dan buku.Ke-tiga media yang menyalurkan gambar hidup, dan karena dapat ditangkap oleh mata dan telinga sekaligus, maka disebut audio visual media (media audio visual atau media dengar pandang).Media yang termasuk
3
memberi deskripsi bahwa media hanyalah sebagai sarana penyampaian
pesan. Namun demikian sudah cukup untuk menjawab pertanyaan
etimologis tentang media.(Yusuf.2016:30.vol.1)
Salah satu pendorong dalam pembangunan sosial masyarakat yaitu
media massa. Peran media massa adalah dengan menyediakan informasi–
informasi yang mendorong pembangunan sosial masyarakat dalam
perekonomian. Ekonomi sudah menjadi aktifitas yang melekat dengan keberadaan manusia, karena itu motif ekonomi timbul sebagai keinginan seseorang untuk memenuhi kehidupannya.Prinsip ekonomi Islam adalah salah satu langkah yang dapat manusia lakukan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan maksimal.
Menurut Hasan dalam artikelnya ekonomi Islam telah terbukti mampu memajukan perekonomian, sebagaimana telah dibuktikan pada kekhalifahan Islam, dimana saat itu negara-negara barat sedang mengalami zaman kegelapan (dark ages). Zaman keemasan tersebut mengalami kemunduran seiring terjadinya distorsi dari syari‟ah Islam yang nilai–nilainya sangat universal.
Karena itu penggalian nilai-nilai dan metode serta cara mengelola perekonomian secara syari‟ah menjadi penting adanya. Apalagi permintaan
terhadap metode ini merpakan kebutuhan umat dan manusia.
4
ekonomi sosial. Sistem ekonomi kapitalis yang dimaksud adalah yang pertama kebebasan milik harta sendiri. Kedua, kebebasan ekonomi dan persaingan bebas.Dan yang Ketiga, yaitu ketidak samaan ekonomi.
Sistem ekonomi sosial yaitu: Pertama, hak milik atas alat-alat produksi oleh koperasi-koperasi serikat pekerja, badan altern dan masyarakat yang lain. Yang Kedua, pemerintah menguasai alat-alat produk vital. Ketiga, proses ekonomi berjalan atas dasar mekanisme pasar. Yang terakhir perencanaan ekonomi sebagai pengaruh dan pendorong dengan usaha menyesuaikan kebutuhan individual dengan kebutuhan masyarakat Indonesia memiliki altern ekonomi sendri, yaitu altrn demokrasi ekonomi, yang prinsip-prinsipnya
dasarnya tercantum dalam UUD‟45 pasal 33.
Pemanfaatan media dalam perkembangan dan pertumbuhan pada masyarakat, khususnya dalam aspek perekonomian media sangat signifikan, informasi yang diberikan oleh media massa adalah fakta, opini, argumentasi, prediksi, sampai rumor dalam perekonomian.
Salah satu media informasi saat ini khususnya televisi sudah sangat dekat dengan kehidupan masyarakat. Pada saat ini banyak masyarakat yang menghabiskan waktunya untuk menonton televisidaripada ngobrol dan menghabiskan waktu bersama keluarga, bagi mereka televisi sudah menjadi teman yang tidak pernah lepas dari keseharian mereka.
5
lainya. Televisi adalah bentuk dari paduan audio dan visual, maka pesan yang di sampaikan melalui televisi sangat mudah di pahami dan dimengrti oleh masyarakat dan dilihat dari sisi aktualitas peristiwa, televisi sangat cepat untuk memberikan informasi kepada khalayak dari pada media-media lainnya seperti radio, surat kabar, dan majalah.
Menurut Arifin dalam bukunya (2011:90) dalam proses pelaksanaan dakwah, media massa memiliki posisi dan peran “mediasi” yaitu penyampai
(transmitters) berbagai pesan dakwah (al khayr, amr ma‟ruf, dan nahy munkar)
dari pihak-pihak di luar dirinya, sekaligus sebagai pengirim (sender) pesan
dakwah yang dibuat (constructed) oleh para wartawannya kepada khalayak
(audiece). Bahkan media massa patut dipakai oleh para da‟i atau mubalig untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada khalayak yang besar jumlahnya dan sekaligus menyerap berbagai informasi yanbg disiarkan oleh media massa. Selain itu media massa dapat juga digunakan oleh para wartawan untuk
memproduksi berbagai pesan dakwah (al khayr, amr ma‟ruf, dan nahy munkar).
Perkembangan teknologi saat ini sudah semakin pesat, dengan munculnya televisi-televisi swasta dan berkembangnya rumah produksi di Indonesia, sehingga dampak siarannya seolah-olah tidak ada batas antara satu negara dengan negara lainnya, terlebih setelah digunakannya satelit untuk memancarkan signal televisi. (Iskandar Muda. D, 2003:4).
6
contoh : OVJ(Opera Van Java)Trans7, stand up comedy(MNCTV, Indosiar,
Metrotv), Bukan sekedar wayang(NETTV), walaupun siaran ini hiburan, siaran ini juga ada pesan yang disampaikan melalui hiburan atau lawakan dalam acara tersebut. Yang Kedua
Siaran televisi sebagai informasi atau berita kejadian setiap hari dan cepat menyebar ke seluruh masyarakat yaitu: Kabar Pagi(TV ONE), Seputar Indonesia(RCTI), Patroli(Indosiar), Metro Hari ini(MetroTV), Global Siang(GlobalTV), Liputan6(SCTV), dll. Dalam memberikan informasi televis i sangat cepat dan ada visual yang mendukung informasi yang disampaikan.Yang Ketiga.
Televisi sebagai sumber pendidikan untuk masyarakat berikut contoh : Rangking 1 (TransTV), One Milioner Indonesia(RCTI), Hexagon war(Tans7), sudah seharusnya media seperti televise menjadi sumber pendidikan bukan hanya Hiburan dan Informasi.
Keempat, Televisi sebagai media penyebaran agama atau media dakwah, televise yang menayangkan siaran dakwah yaiyu: TV ONE, Trans TV, RCTI, RojaTV, InsanTV, Indosiar, sebagai perkembangan dan membentuk akhlak dan prilaku masyarakat Indonesia.
7
dari Istana Negara Jakarta.Siaran ini masih berupa hitam putih.TVRI kemudian meliput Asian Games yang diselenggarakan di Jakarta.
Perkembangan yang sangat pesat sampai sekarang TVRI dibagi menjadi perdaerah seperti: TVRI Jakarta, TVRI Bandung, TVRI Bogor, TVRI Tanjung Pinang (Batam), TVRI Semarang, TVRI Bintan (Batam), TVRI Surabaya, TVRI Makasar, TVRI Banda Aceh, TVRI Medan, TVRI Batam (Pulau Batam), TVRI Yogyakarta, TVRI Denpasar (Bali), TVRI Bandar Lampung, TVRI
Inspirasi” (SAKSI) banyak pelajaran, informasi dan ilmu yang disampaikan
oleh Narasumber.
Dengan demikian berdasarkan latar belakang bahwa televisi adalah sarana yang efektif dalam penyampaian dakwah yang khususnya dalam bidang ekonomi untuk penonton melalaui program siaran, maka penulis tertarik untuk mengangkatjudul skripsi “Menemukan Pesan dakwah tentang Ekonomi dasar
8
B. Rumusan Masalah
1. Pada episode apa saja pesan dakwah ekonmomi Islam ditemukan di program
non-profit saksi?
2. Pesan dakwah ekonomi Islam apa saja yang dapat ditemukan di program
saksi?
C. Tujuan Peneitian
Berdasarkan rumusan masalah yang tertulis, maka tujuan penelitian ini yaitu :
1. Menentukan dan menjelaskan episode-episode dari program non-profit saksi
yang didalamnya mengandung nilai dakwah tentang ekonomi dasar Islam.
2. Menemukan dan menjelaskan isi serta materi siaran yang mengandung pesan
dakwah tentang ekonomi Islam dalam episode-spisode program non-profit saksi
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan data dan informasi yang sudah ada, maka harapan dari peneliti semoga berguna dari segi teoritik dan praktis :
1. Segi teoritis
a. Hasil penelitian ini di harapkan bisa menjadi perkembangan ilmu
9
b. Penelitian ini semoga bisa menambah wawasan, pengetahuan dan
refrensi dalam pengembangan ilmu di jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Salatiga.
2. Segi Praktis
a. Sebagai tambahan ilmu dan masukan bagi pengusaha, kariyawan dan
pemuda dalam meningkatkan usaha secara konsep Islam.
b. Semoga penelitian ini mampu menambah referensi bagi peneliti
selanjutnya mengenai ilmu Komunikasi media massa khusunya televisi.
E. Penegasan Istilah
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima (Effendy, 2005:18). Pesan merupakan titik sentral dalam proses komunikasi, dari gambaran serta tujuan-tujuan yang
ingin dicapai. Pesan merupakan titik temu antara sender(pengirim) dan
receiver(penerima).
Secara etimologi atau bahasa, kata dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu
da‟a-yad‟u-da‟watan, artinya mengajak, menyeru, memanggil.Warson Munawir,
menyebutkan bahwa dakwah artinya adalah memanggil (to call), mengundang
(to invite), mengajak (to summon), menyeru (to propose), mendorong (to urge),
dan memohon (to pray).Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu penyiaran
10
Ekonomi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu dalam segi perusahaan, perdagangan secara modern dalam bentuk perusahaan yang
dilakuakan secara besar – besaran dengan ciri seperti harga barang tetap
ditentukan menurut perhitungan besarnya modal dan segala pembiyayaan untuk
produksi, standarisasi barang, peniadaan barang, tawar – menawar harga, dan
penggunaan iklan untuk penawaran kepada khalayak.
F. Tinjauan Pustaka
Pengantisipasian kesamaan penelitian yang sudah ada sebelumnya, maka peneliti melakukan penelusuran terhadap penelitian-penelitian sebagai berikut :
Peneliti telah melakukan penelusuran, pengamatan langsung di perpustakaan IAIN Salatiga dan kajian dari berbagai sumber atau referensi yang memiliki kesamaan topik terhadap penelitian ini. Berikut adalah karya tulis yang memiliki kesamaan pembahasan:
Pertama: Skripsi yang di susun oleh Karina Heza Pratama dari Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor yang berjudul “Motivasi Menonton
Dan Persepsi Khalayak Tentang Program Talk Show “Hitam Putih” Trans7 Pada
Masyarakat Desa Rurban” pada penelitian ini membahas motivasi menonton dan pengaruh dengan keterdedahan bagi penonton dalam acara “Hitam Putih”
Trans7.
11
Program Acara Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustad Di Tv Banten” yang
membahas tentang produksi program siaran, pada produksi siaran di televisi Banten. Dalam proses produksi ini pertama yang disiapkan yaitu alat-alat yang digunakan untuk shooting, seperti kamera, lampu/pencahayaan, kabel lampu, roll untuk pemanjang, perbedaan penelitan dari Quinn Rizqi Budiyanti dengan penelitian ini adalah penelitian ini membahas tentang motivasi yang terkandung dalam siaran dakwah.Ketiga.
Yaitu berjudul “Praktik Penerapan Manajemen Berbasis Islam Pada Perusahaan” judul Skripsi yang ditulis oleh Larasati Oktina dari Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang ini membahas tenang penerapan menejemen menurut Konsep Islam.
Keempat, Skripsi yang ditulis oleh Ani Juliqah yang berjudul “Implementasi
Sistem Produksi Secara Islam Pada Makanan Dan Minuman Di Ukm Karya Bakti” dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang. Yang membahas tentang sistem produksi makanan dan minuman di dalam UKM.
12
G. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan ini menggunakan deskriptif analisis (descriptive of analyze
research). Deskriptif analisis ini mengenai blibliografi yaitu pencarian fakta, hasil dan ide pemikiran seseorang melalui cara mencari, menganalisis, membuat interpretasi serta melakukan generalisasi terhadap hasil peneliti yang dilakukan (Moleong, 2005:29).
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif menurut Moleong dalam
bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif, menjelaskan bahwa:“ penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu kontek khusus yang alamiah dan dengan berbagai metode alamiah”.
2. Sumber Data
13
videosiaran SAKSI yang ditayangkan di TVRI Jawa Tengah dan di Upload di
You Tobe.
3. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti mengumpulkan data dipergunakan untuk menganalisis dan mengkaji permasalahan. Penulis mengumpulkan data sebagai berikut: 1). Mengumpulkan data berbentuk video dan data yang berkaitan. 2). Mengkaji dan mempelajari isi video yang berkaitan dengan objek penelitian. Pengolahan atau analisis data dilakukan setelah adanya data terkumpul dari hasil pengumpulan data.Analisis data sering disebut sebagai pengolahan data.Ada
yang menyebut data preparation, ada pula data analysis (Arikunto, 2002:209).
a. Metode Kajian Audio Visual
Dalam teknik pengumpulan data, penulis mengumpulkan data dari
sumber siaran Televisi yang di upload di You Tobe agar lebih mudah
untuk meneliti.
b. Metode Observasi
Pengumpulan data melalui observasi, yakni memberikan gambaran untuk dalam penyampaian tentang Ekonomi dari Narasumber.
c. Metode Wawancara
14
diantaranya: eksekutif produser program non-profit SAKSI (Satu Kamera Sejuta Inspirasi) dan perwakilan dari responden (pemirsa).
d. Metode Dokumentasi
Pengambilan data yang penulis ambil yakni metode dokumentasi, dokumentasi ini bukanlah pengambilan data lewat foto ataupun gambar, namun pengambilan data ini melalui gambar-gambar atau cuplikan dari siaran “Satu kamera Sejuta Inspirasi” di TVRI Jawa
Tengah.
H. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan dalam penelitian ini, maka penulis memberi sistematika penyusunan kedalam lima bab dengan sub judul masing-masing sebagai berikut :
1. Bab I: Pendahuluan
Terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
2. Bab II: Kajian Pustaka
15
3. Bab III: Data Penelitian
Dalam bab ini berisi latar belakang program dan sejarah singkat program non-profit saksi (satu kamera sejuta inspirasi), tujuan dan sasaran, kerabat kerja, slogan, dan biografi narasumber.
4. Bab IV: Analisis Data
Bab ini berisi tentang episode apa saja pesan dakwah ekonomi Islam ditemukan di program non-profit saksi dan Pesan dakwah ekonomi Islam apa saja yang dapat ditemukan di program saksi.
5. Bab V: Penutup
16
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima (Effendy, 2005:18). Pesan merupakan titik sentral dalam proses komunikasi, dari gambaran serta tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Pesan merupakan titik temu antara
sender(pengirim) dan receiver(penerima). Dalam Komunikasi Antar Budaya, Cangara (2007: 24) bahkan menegaskan bahwa pesan merupakan sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Penyampaiannya bisa melalui tatap muka maupun mealui media komunikasi (Nasrullah, 2012: 40).
b. Pengertian Dakwah
Secara etimologi dakwah Islam telah banyak didefinisikan oleh para ahli. Sayyid Qutb memberi batasan dengan “mengajak” atau
“menyeru” kepada orang untuk masuk ke jalan Allah SWT (Ilaihi,
210:14).
17
kepada jalan yang lurus (ash shiroth al mustaqiim) (Ari Abdillah,
2012:2).
Menurut Yahya (2016:88) dalam jurnalnya bahwa kata dakwah menurut arti bahasa mempunyai beberapa arti yaitu mengharap dan do‟a kepada Allah seperti surat al-Baqarah ayat 186, memanggil dengan suara lantang seperti dalam Qur‟an surat al-Rum ayat 25, dan
mendorong orang untuk memeluk suatu keyakinan tertentu seperti al-Qur‟an surat al-Baqarah ayat 22.
Dakwah juga bertujuan untuk mempertegas fungsi hidup manusia di muka bumi ini, yang tidak lain adalah untuk mengabdi dan menyembah Allah SWT semata, sebagaimana tertulis dalam Al-Quran : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku” (QS. Adz-Dzariyat: 56)
c. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa pesan
dakwah adalah upaya mengajak dan menyampaikan manusia mengetahui tentang larangan yang tidak disukai oleh Allah SWT dan upaya mengajak kepada ajaran agama Islam dengan berbuat baik dan mematuhi perintah Allah SWT.
2. Media Dakwah
18
merupkan bentuk jamak dari medium secara etimologi yang berarti alat perantara yang digunakan untuk berdakwah mengajak dalam kebaikan menuju jalan Allah SWT.
Dakwah memang tidak cukup bila hanya disampaikan secara lisan belaka. Ia harus didukung oleh keberadaan media, yang menjadi saluran pengubung antara ide dengan umat, yang menjadi elemen vital serta urat nadi dalam totalitas dakwah itu sendiri. Adapun media dakwah yang dapat dimanfaatkan antara lain : (Fathul Bahri, 2008:236)
a. Lisan
Da‟wah bil lisan yaitu penyampaian informasi atas pesan dakwah
melalui lisan. Media dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara. Media ini dapat berbentuk ceramah, pidato, bimbingan dll. (Wahyu Ilahi, M.A:106)
b. Media Cetak
Da‟wah bil qalam yaitu penyampaian materi dakwah dengan
menggunakan media tulisan. Termasuk dalam jenis ini adalah buku-buku, majalah, surat kabar, risalah, buletin, brosur, dan lain sejenisnya.(Amin, 2009:122-124)
c. Audio Visual
Dakwah dengan menggunakan media audio visual merupakan suatu cara penyampaian yang merangsang penglihatan serta pendengaran
19
sandiwara, drama, teater, dan lain sebagainya. Terkadang, pesan yang disampaikan melalui media ini, cenderung lebih mudah diterima oleh
audience, bahkan dapat membentuk karakter mereka.(Amin, 2009:120-122)
d. Uswah dan Qudwah Hasanah
Yaitu cara penyampaian dakwah yang dilakukan dalam bentuk perbuatan nyata. Ia tidak banyak berbicara, namun langsung mempraktikkannya. Ia tidak menganjurkan, tetapi langsung memberi
contoh kepada mad‟u-nya. Termasuk dalam bentuk ini adalah bergaul
bersama masyarakat dengan menunjukkan keluhuran budi pekerti, menyediakan diri untuk membantu orang lain, turut serta dalam meramaikan masjid, dan lain sebagainya.
Penggunaan media dakwah disesuaikan dengan situasi dan kondisi si penerima pesan dakwah (mad‟u) agar lebih memahami pesan dakwah
yang disampaikan agar tidak menimbulkan keraguan dari pesan dakwah yang diterimanya.
3. Materi Dakwah
20
sehari-hari, sehingga hidup mereka senantiasa berada dalam suasan religi, yang tentunya sesuai dengan tuntuna agama Islam.
Ajaran-ajaran yang dibawa dan diajarkan oleh Rasulullah SAW, kepada umatnya ini meliputi aspek duniawi dan ukhrawi, yang tentunya materi yang harus diserukan dalam dakwah pun menjadi luas sekali. Adapun di antara mater-materi tersebut, kiranya dapat kita ringkas menjadi beberapa pokok pembahasan, diantaranya :
a. Akidah Islam, yang meliputi tauhid dan keimanan.
b. Pembentukan pribadi yang sempurna, dengan berpondasi pada
nilai-nilai akhlaqul karimah.
c. Pembanguna masyarakat yang adil dan makmur
d. Kemakmuran dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat
e. Dan berbagai pembahasan lainya.
Adapun sumber dari keseluruhan materi yang didakwahkan, pada
dasarnya merujuk pada Al-qur‟an, hadist Rasulullah SAW, ra‟yu para
ulama, serta beberapa sumber lainnya. Pada bab terdahulu, dalam bab fungsi dan tingkatan dalil telah kami bahas secara panjang dan lebar
mengenai Al-qur‟an, hadist atau sunnah Rasulullah SAW, dan ra‟yu para
ulama.(An-Nabiry Bahri. 2008:234-235)
4. Metode Dakwah
21
mad‟u dan dalam penggunaan metode dakwah Islam sudah tertera dalam
QS An-Nahl ayat 125. “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmah, dan pelajaran pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhan-mu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS An-Nahl:125)
Metode dakwah, dapat dibagi menjadi tiga di antaranya yaitu :
a. Bil Al Hikmah
Sesuatu penderkatan sedemikian rupa sehingga objek dakwah mampu melaksanakan apa yang di dakwahkan atas kemauan sendiri, tidak ada paksaan, konflik, maupun tekanan. Hikmah
merupakan suatu metode pendekatan komunikasi yang
dilaksanakan berdasarkan persuasif.
b. Bil Mau‟izah Hasanah
Memberikan nasihat kepada orang lain dengan baik, yaitu petunjuk kearah kebaikan dengan bahasa yang baik, dapat diterima, berkenan di hati menyentuh perasaan, menghindari sikap kasar, dan tidak mencari kesalahan audiens.
c. Bil Mujahadah
22
berfikirnya cukup maju, dan kritis seperti ahli kitab yang telah memiliki bekal keagamaan dari pada utasan sebelumnya.
5. Unsur-Unsur Dakwah
Unsur-unsur yang berkaitan dengan dakwah itu ada da‟i dan mad‟u.
Da‟i berasal dari bahasa arab yang berarti orang mengajak. da‟i juga
dikenal dengan sebutan mubalik, ustad, kyai, dll. Dalam pengertian
khusus da‟i merupakan orang yang mengajak kepada orang lain baik
secara langsung ataupun tidak langsung dengan kata-kata, perbuatan, atau tingkah laku kearah kondisi yang baik menurut syariat AlQuran dan Sunnah.
Amin, (2009:77), dalam Ilmu Dakwah, menyebutkan bahwa sifat
seorang da‟iadalah :
a. Da‟i harus beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT b. Da‟i harus ikhlas dalam melaksanakan dakwah c. Da‟i harus ramah dan penuh perhatian
d. Da‟i harus taawadu‟ atau rendah hati
e. Da‟i harus sederhana dan jujur dalam tindakannya f. Da‟i harus tidak memiliki sifat egois
g. Da‟i harus memiliki semangat yang tinggi dalam tugasnya h. Da‟i harus sabar dan tawakal dalam melaksanakan tugas dakwah i. Da‟i harus memiliki jiwa toleransi tinggi
23 k. Da‟i tidak memiliki penyakit hati
Kebaradaan da‟idalam masyarakat luas memiliki fungsi yang
menentukan antara lain:
a. Meluruskan Aqidah
Sudah menjadi naluri manusia agar selalu tidak lepas dari kesalahan dan kekeliruan yang tidak terkecuali terhadap keyakinan dan aqidahnya.
b. Memotivasi umat untuk beribadah yang baik dan benar
Diciptakan manusia di muka bumi adalah untuk beribadah keapada Allah SWT. Dalam hal ini yakni dilaksanakan suatu aktifitas dalam rangka berhubungan langsung kepada Allah SWT.
c. Menegakkan amar ma‟ruf nahi munkar
Landasan persaudaraan harus selalu dijaga, dipelihara, dan dibina agar umat Islam nantinya bisa terbina menjadi umat yang mulia dan erat tali silaturahminya. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al Hujurat ayat 10, yang artinya :“Sesungguhnya orang-orang mukmin
adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”.
Menurut (Amin, 2013:130) Objek dalam hal ini adalah da‟i dan
mad‟u. Objek dakwah dapat dibedakan menjadi objek dakwah umum
24
umat dakwah dan umat ijabah. Umat dakwah adalah masyarakat luas non muslim, sedangkan umat ijabah adalah kaum muslimin.
Objek dakwah khusus adalah objek dakwah yang karena sifatnya khusus memerlukan pendekatan berbeda dari objek dakwah umum tersebut. Objek dakwah khusus tersebut antara lain:
a. Kelompok anak-anak
b. Kelompok remaja
c. Kelompok generasi muda
d. Kelompok birokrat
e. Kelompok etnik tertentu, kelompok intelektual, dan lain sebagainya
Sedangkan menurut Anwar Arifin dalam bukunya Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi, menjelaskan bahwa mad‟u atau
sasaran itu dakwah adalah setiap individu yang berakal dan mempunyai kewajiban tanpa terkecuali. Oleh karena itu, sasaran dakwah adalah seluruh manusia.
B. Tinjauan Tentang Ekonomi
1. Pengertian EkonomiDalam Al Qur‟an
Istilah-istilah tersebut diperoleh akar kata “qa-sha-da” sehingga di
dalam Al-qur‟an dijumpai kata yang berakar dar kata “qa-sha-da, dalam
suart dan ayat sebagai berikut : pertama, kata qashid pada surat Luqman
ayat 19 yang berarti sederhyan. Kedua, kata qashdu pada surat Al-Nahl
25
surat At-Taubah ayat 42 dengan arti keinginan dan kebutuhan. Dan yang ke-empat, kata muktashidun pada surat Luqman ayat 32 dengan arti jalan lurus dan surat Fathir ayat 32 dengan arti pertengahan. Yang terakhir kata muqtashidatun pada surat Al-Maidah ayat 66 dengan arti golongan pertengahan.(Muhamad. 2008:2)
2. Pengertian Ekonomi Islam
Menurut Muhamad (2008;4) dalam bukunya Ekonomi Islam dalalah pengetahuan dan penerapan hukum syariah untuk mencegah terjadinya ketidakadilan atas pemanfaatan dan pembuangan sumebr-sumber material dengan tujuan untuk memberikan kepuasan manusia serta mengamalkannya sebagai kewajiban kepada Allah SWT dan masyarakat.
Rumusan yang sama juga dikemukan M. Nejatullah Siddiqi, bahwa :Ekonomi Islam yaitu “pemikiran muslim” yang merespons
terhadap tantangan ekonomi pada masanya. Dalam hal ini, mereka
dibimbing dengan Al-qur‟an dan Sunnah beserta akal dan pengalaman.
Sedangkan menurut Sayyed Nawab Haider Naqvi menyebutkan : Ekonomi Islam adalah merupakan representasi perilaku muslim dalam suatu masyarakat muslim tertentu.
26
Menurut M.A. Mannan juga menyebutkan : Ekonomi Islam merupakan suatu studi social yang mempelajari masalah ekonomi manusia berdasarkan nilai-nilai Islam.
3. Ekonomi Islam Sebagai Solusi
Demikian ekonomi Islam dapat diartikan sebagagai ilmu ekonomi
yang dilandasioleh ajaran-ajaran Islam yang bersumber Al-Qur‟an dan as
-Sunnah, ijma(kesepakatan ualama) dan qiyas(analogi). Dalam kondisi
pasca krisis global ekonomi Islam sebagai alternatif untuk memecahkan
masalah-masalah konvensional yang dianggap tidak mampu
menjawabnya. Sistem ekonomi Islam tidak hanya mendapatkan imabalan didunia berupa materi tetapi juga akan mendapatkan imbalan pahala yang kelak akan dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu prinsip-prinsip ekonomi Islam hendaknya dipraktekan dalam sistem ekonomi Islam yakni ketauhidan, keadilan, kebebasan dan tanggung jawab.(Mansur. 2009:56)
Mansur pada bukunya menjelaskan bahwa ekonomi Islam nampak lebih besar dari pada ilmu ekonomi konvensional. Terlihat dari beberapa penjelasan : Pertama. Tugas ekonomi Islam yaitu mempelajari prilaku actual; dari para individu maupun kelompok, perusahaan, pasar, pemerintah dan pelaku ekonmi lainnya. Kedua. Ekonomi Islam menunjukanjenis asumsi prilaku dan prilaku yang dibutuhkan untuk merealisasikan tujuan pembangunan ekonomi. Karena nilai-nilai moral
27
mempertimbangkan nilai-nilai dan lembaga Islam, dan kemudian secara ilmiah menganalisis dampak terhadap pencapaina tujuan tersebut.
Ketiga, karena perbedaan antara prilaku aktual dan prilaku ideal maka ekonomi Islam harus menjelaskan mengapa para prilaku ekonomi tidak bertindak menurut jalan yang seharusnya. Dan yang terakhir, karena tujuan utama pencari ilmu adalah membantu peningkatan kesejahteraan manusia, maka ekonomi Islam harus menganjurkan cara yang bagaimana sehingga dapat membawa perilaku deluruh pelaku ekonomi, yang mempengaruhi alokasi dan distribusi seumber daya ekonomi. Artinya adanya keadilan bukan kata adil dalam dataran konsep tetapi mengandung makna praktis keadilan dalam keadilam kehidupan nyata, sedekat mungkin dengan tatanan yang ideal.
4. Fiqih Muamalah
a. Fiqih.
Istilah fiqih menurut Nawawi (2012:9) dalam bukunya fiqih
dapat dikonsepsikan dengan formulasi definisi berbeda-beda.
Pengertian fiqih muamalah menurut bahasa adalah „pemahaman‟,
seperti sebuah pernyataan: saya memahami sebuah peristiwa.
Pengertian ini sesuai dengan arti fiqih dalam salah satu hadist “barang
28
Antara pakar yang mengemukan konsep dan formulasi tersebut adalah Prof. Dr. Wahbah Zuhaily. Menurut Zuhaily (1989) hukum fiqih yang terkait dengan aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang
yang mampu melakukan hukum (mukallaf), baik berupa tindakan,
akad atau transaksi lainnya, secara garis besar dapat dikategorikan
sebagai berikut: Pertama, hukum ibadah (fiqih ibadah) yang meliputi
tata cara bersuci, shalat, puasa, haji, zakat, nadzar, sumpah dan aktivitas sejenis terkait dengan hubungan seorang hamba dengan Tuhannya. Kedua, hukum muamalah (fiqih muamalah)yaitu tata cara akad, transaksi, hukum pidana, atau perdata, dan lainnya, yang terkait dengan antar manusia atau dengan masyarakat luas.
b. Muamalah
29
Nawawi (2012:10) yang mengutip buku Juwaini
mengungkapkan (2008:xviii-xxii) diantaranya adalah kaidah-kaidah
dasar fiqih muamalah yaitu sebagai berikut:
a. Hukum asal muamalah adalah diperbolehkan
b. Konsep fiqih muamalah untuk mewujudkan kemasalahan
c. Menetapkan harga dan kompetitif
d. Meninggalkan intervensi yang terlarang
e. Menghindari eksploitasi
f. Memberikan kelenturan dan toleransi.
5. Konsep Dasar Akad Dan Wakalah
a. Pengertian akad
Secara etimologi atau arti dari segi bahasa. Kata akad berasal dari
bahasa Arab, yaitu ar-rabtu yang berarti menghubungkan atau
30
“(bukan demikan), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang
dibuat)nya dan bertakwa, maka Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.”(Q.S. Al-Imron:76)
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu”(Q.S. Al
-Maidah:1)
b. Syarat-syarat akad
Zulhaily (1989:203-205) mengungkapkan pendapat mazahab Hanafi bahwa syarat yang ada dalam akad dapat dikategorikan menjadi syarat
sah (shahih), rusak (fasid) dan syarat yang batal (bathil).
c. Rukun akad
Rukun akad dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang bisa digunakan untuk mengungkapkan kesepakatan atas dua kehendak atau sesuatu yang bisa disamakan dengan hal itu dari tindakan isyarat atau kerespondensi (Al-Kasani: 132).
Menurut Mazahab Hanafi rukun yang terdapat dalam akad hanya satu,
yaitu serah terima (ijab qabul), sementara yang lainnya merupakan
derivasi dari pengucapan (shighah), artinya shighah tidak akan ada
jika terdapat deua pihak yang bertransaksi (aqid) dan objek yang
ditransaksikan (ma‟qud „alaih). Sedangkan secara operasional, yang
dimaksud aqid adalah penjual dan pembeli. Ma‟qud „alaih adalah
barang dan harga, tujuan atau maksud mengadakan akad (maudhu‟ al
31
d. Wakalah
Perwakilan (wakalah atau wikalah) berarti al-tahfidh (penyerahan,
pendelegasian, atau pemberian mandat). Pengertian yang sama menggunakan kata al-hifzhu disebut dalam surat Al-Imran:173.
Sementara menurut istilah, wkalah adalah akad pemberian kuasa (muwakkil) kepada penerimaan kuasa (wakil) untuk melaksanakaan
suatu tugas (tawkil) atas nama pemberian (Firdaus at al, 2005:58)
Menurut Ahmad (1986:110) wakalah adalah seseorang yang menyerahkan suatu urusannya kepada orang lain yang dibolehkan oleh syariah, supaya yang diwakilkan mengerjakan apa yang harus dilakukan dan berlaku dan berlaku selama yang mewakilkan masih hidup.
6. Konsep Riba
Menurut Suhendi (2008;57-58), pendapat para ahli fikih berkaitan dengan riba, antara lain sebagai berikut. Menurut Al-Mali, riba adalah akad yang terjadi atas pertukaran barang atau komoditas tertentu yang
tidak diketahui perimbangan menurut ketentuan syara‟, ketika berakad
atau mengakhiri penukaran kedua belah pihak atau salah satu dari keduanya. Dan Abdul Rahman Al-Jaziri mengemukan, riba adalah akad yang terjadi dengan penukaran tertentu, tidak diketahui sama atau tidak
menurut syara‟ atau terlambat salah satunya.
32
“Orang-orang yang makan (mengabil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusanya (terserah) kepada Allah orang yang kembali (mengambil riba), maka orang ini adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya (Q.S. Al-Baqarah:275)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan (Q.S. Al-Imran:130)
b. Hadist tentang Riba
“Allah melaknat pemakan riba, orang yang memberi makan dengan
riba, dua orang saksinya, dan penulisnya (sekretarisnya)”.(HR. At
-Tirmidzi menshahihkan hadist ini)
“satu dirham riba yang dimakan seseorang dengan sepengetahuannya
itu lebih berat dosanya daripada tiga puluh enam berbuat zina”(HR.
33
“riba mempunyai tujuh puluh tiga pintu. Pintu yang paling ringan ialah seseorang menikahi ibu kandungnya”.(HR. Al-Hakim dan ia
menshahihkannya)
“jauhilah tujuh hal yang membinasakan”. Para sahabat berkata,”apa
ketujuh hal tersebut wahai Rasulullah?”Rasulullah SAW bersabda,
“syirik, riba, makan harta anak yatim, melarikan diri saat perang, dan
menuduh berzinawanita yang suci, beriman, dan lupa (lupa dari maksiat)
7. Konsep Dasar Perdagangan
Perdagangan banyak konsep yang dalam Islam itu sudah memberikan petunjuk untuk umatnya cara berdagang yaitu:
a. Konsep perdagangan
Perdagangan atau jual beli secara bahasa (lughatan) berasal dari
bahasa Arab al-bai‟, at-tijarah, al-mubadalah artinya „mengambil,
memberikan sesuatu atau barter‟. Secara istilah (syariah) ulama ahli
fikih dan pakar mendefinisikan secara berbeda-beda bergantung pada sudut pandangnya masing-masing.
34 antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepada” (QS. An-Nisa: 29)
Rasulullah SAW, melakukan aktivitas jual beli dan bersabda :”orang
-orang kota tidak boleh menjual untuk -orang desa”. Dan “pembeli dan
penjual mempunyai pilihan selagi keduanya belum berpisah”.(HR.
Muttafaq Allah)
Menurut Nawawi (2012:77) Dalam jual beli ada beberapa syarat dan syarat yang diuraikan: Pertama, Ia harus memiliki barang yang dijualnya atau mendapatkan izin untuk menju menjualnya, dan sehat akalnya. Kedua, pembeli, Ia disyaratkan diperbolehkan bertindak dalam arti ia bukan orang yang kurang waras, atau bukan anak kecil yang tidak mempunyai izin untuk membeli. Selanjautnya yang Ketiga, barang yang dijual. Barang yang dijual harus merupakan yang hal diperbolehkan dijual, bersih, bisa diserahkan kepada pembeli, dan bisa diketahui pembeli meskipun hanya dengan ciri-cirinya.
Keempat, bahasa akad, yaitu penyerahan (ijab) dan penerimaan
35
barang ini kepadamu”. Atau ijab dan qabul dengan dengan perbuatan,
misalnya pembeli berkata : ”aku menjual pakaian ini kepadamu”,
kemudia penjual memberikan pakaian yang dimaksud kepada pembeli. Dan yang terakhir yaitu kerelaan kedua belah pihak, penjual dan pembeli. Jadi, jual beli tidak sah dengan ketidakrelaan salah satu dari dua pihak, karena Rasulullah SAW bersabda :”Sesungguhnya jual beli
itu dengan kerelaan”.(HR. Ibnu Majah dengan sanad hasan)
b. Konsep jual beli murabahah
Secara bahasa, murabahah berasal dari kata ribh yang bermakna
tumbuh dan berkembang dalam perniagaan. Dalam istilah syariah, konsep murabahah terdapat berbagai formulasi definisi yang berbeda-beda menurut menurut pendapat para ulama‟. Di antaranya, menurut
ustmani (2002:125) dalam bukunya murabahah merupakan salah satu bentuk jual beli yang mengharuskan penjual memberikan informasi kepada pembeli tentang biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan komditas (harga pokok pembelian) dan tambahan profit yang diinginkan yang tercermin dalam harga jual.
36
yang diinginkan diketahui oleh pembeli.Artinya, pembeli diberitahu berapa harga belinya dan tambahan keuntungan yang diinginkan. Murabahah berbeda dengan jual beli biasa. Dalam jual beli
musawamah terdapat proses tawar-menawar antara penjual dan pembeli untuk menentukan harga jual, penjual juga tidak menyebutkan harga beli dan keuntungan yang diinginkan. Berbeda dengan murabahah, harga beli dan margin yang diinginkan harus dijelaskan kepada pembeli.
Perdagangan jual beli murabahah terdapat syarat dan rukun sebagai
berikut (Nawawi. 2012:92-93) : Pertama, mengetahui harga pokok. Disyaratkan bahwa harga beli harus diketahui oleh pembeli kedua,
karena hal itu merupakan syarat mutlak bagi keabsahan bai‟
murabahah. Penjual kedua harus menerangkan harga beli kepada pihak pembeli kedua. Hal ini juga berlaku bagi jual beli yang
berdasarkan kepercayaan, seperti halnya at-tauliyah, al-isyrak ataupun
al-wadli‟ah.akad jual beli ini berdasarkan pada kejelasan informasi
37
Margin juga merupakan bagian dari harga, karena harga pokok plus margin merupakan harga jual, dan mengetahui harga jual merupakan syarat sahnya jual beli. Yang keTiga, modal yang digunkan untuk membeli objek transaksi harus merupakan barang mitsli, dalam arti
terdapat padananannya di pasaran, alangkah baiknya jika
menggunakan uang. Jika modal yang dipakai merupakan barang gimil ghair mitsli, misalnya, pakaian dan marginnya berupa uang maka diperbolehkan.
Keempat, objek transaksi dan alat pembayaran yang digunakan tidak boleh berupa barang ribawi, seperti halnya
“menjual 100 dollar dengan harga 110 dollar, margin yang diinginkan (dalam hal ini 10 dollar) bukan keuntungan yang diperbolehkan, akan tetapi merupakan bagian dari riba. Kemudian keLima, Akad jual beli pertama harus sah adanya, artinya transaksi yang dilakukan penjual pertama dengan pembeli pertama harus sah. Jika tidak, transaksi yang dilakukan penjual kedua (pembeli pertama) dengan pembeli
kedua hukumnya fasid/rusak dan akadnya batal”
Terakhir yaitu, Bai‟ murabahah merupakan jual beli yang disandarkan
38
8. Konsep Dasar Bisnis
Era modern ini bisnis sangat berkembang pesat, agama Islam sudah memberikan petunjuk dan jalan untuk berbisnis secara Islami dan yang diridhai oleh Allah SWT. Sebagai Berikut :
a. Konsep mudharabah
Istilah mudharabah berasal dari kata dharb, artinya „memukul atau
berjalan‟. Pengertian memukul atau perjalan ini lebih tepatnya adalah
proses seseorang menggerakan kakinya dalam menjalankan usaha.
Mudharabah merupakan bahasa Irak, sedangkan bahasa penduduk
Hijaz menyebut istilah qiradh.
Zuhaily (1989:836) menjelaskan, mudharabah adalah akad kerja sama
usaha antara dua pihak. Pihak pertama bertindak sebagai pemilik dana yang menyediakan seluruh modal, dan pihak kedua sebagai pengelola usaha. Keuntungan yang didapatkan dari akad mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak dan biasanya
dalam bentuk presentase (nisbah).
Menurut Nawawi (2012:141) jika usaha yang dijalankan mengalami
kerugian maka kerugian itu ditanggung oleh pemilik modal (shahibul
mal) sepanjang kerugian bukan kelalaian mudharib. Sementara
39
itu diakibatkan karena kelalaian mudharib, maka mudharib harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
Pendapat lain dikemukan oleh Al-Jazari (2205:618) kerja sama dalam
permodalan (mudharabah) atau sperti contoh:
“pinjaman ialah si A memberikan sejumlah uang kepada si B untuk modal usaha dan keuntungannya dibagi antara keduanya sesuai dengan yang disyaratkan keduanya, sedangkan kerugian maka ditanggung oleh pemodal saja si A, karena kerugian si B sudah cukup dengan kelelahan yang dialaminya. Oleh karena itu, ia harus dibebani dengan kerugian yang lain”.
b. Syirkah
Kerja sama dalam usaha bisnis atau perdagangan bersam dalam dunia
modern disebut dengan join-venture. Secara bahasa kerja sama (
al-syirkah) adalah „percampuran sesuatu dengan yang lain sehingga sulit
dibedakan‟. Adapun menurut istilah, kerja sama adalah keikut sertaan
dua orang atau lebih dalam suatu usaha tertentu dengan sejumlah modal yang ditetapkan berdasarkan perjanjian untuk bersama-sama menjalankan suatu usaha dan pembagian keuntungan atau kerugian dalam bagian yang ditentukan.
Menurut Firdaus (2005:43) akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk usaha tertentu yang masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana (al-mal atau expertise) dengan kesepakatan bahwa
40
Seperti halnya mudharabah, musyarakah adalah akad kerja sama atau
usaha dua atau lebih pemilik modal atau keahlian untuk melakukan jenis usaha yang halal dan produktif. Bedanya dengan mudharabah adalah hal pembagian untung rugi dan keterlibatan peserta dalam usaha yang sedang dikerjakan.
9. Konsep Dasar Wakaf dan Zakat
a. Pengertian Wakaf
Secara bahasa wakaf berasal dari kata waqf yang berarti
„terkambalikan‟ (al-radi‟ah), tertahan (tahbis) tertawan (at-tasbil) dan
mencegah (al-man‟u) (Al-Khatib:319). Sementara menurut istilah
fikih, yang dimaksud dengan wakaf, sebagaimana yang didefinisikan oleh para ulama dan cendekiawan dengan berbagai formulasi, antara lain. Al-Khatib (81) berpendapat bahwa wakaf adalah penahanan harta yang memungkinkan untuk diambil manfaatnya yang disertai dengan penyerahan benda secara terputus, dan pengelolanya sepenuhnya dikelola untuk hal-hal yang dibolehkan.
Tim penyusunan buku wakaf Departemen Agama Republik Indonesia (2005:27) menjelaskan bahwa wakaf adalah sejenis pemberian yang
pelaksanaanya dilakukan dengan menahan pemilikan asal (tahbisul
ashli), lalu menjadikan manfaat berlaku umum. Yang dimaksud
dengan tahbisul ashli adalah menahan barang yang diwakafkan itu
41
sejenisnya. Adapun cara pemanfaatannya harus digunakan sesuai
dengan memberi wakaf (wakif) tanpa imbalan.
Sedangakan menurut Nawawi (2012:241) dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan wakaf adalah menahan sesuatu benda yang kekal zatnya dan memungkinkan untuk diambil manfaatnya untuk digunakan dijalan kebaikan.
b. Pengertian Zakat
Menurut bahasa arti zakat ialah bertumbuh (al-numuww), seperti pada
zaka al-zar‟u; bertambah banyak dan mengandung berkat, seperti pada
zaka al-malu; dan suci (thaharah), seperti pada nafsan zakiyah, dan
aflaha man zakkaha.
Menurut istilah syara‟, zakat itu ialah sejumlah harta yang dikeluarkan
dari jenis harta tertentu dan diberikan kepada orang-orang yang tertentu, dengan syarat yang telah ditentukan pula. Harta itu disebut zakat, karena ia membersihkan orang yang mengeluarkannya dari dosa, membuat hartanya berkat dan bertambah banyak.
Zakat adalah termasuk salah satu dari rukun Islam; diwajibkan pada
tahun keduaHijriyah, atas dasar ayat-ayat al-Qur‟an dan beberapa
42
C. Tinjauan Tentang Televisi
1. Penegrtian Televisi Dan Sejarah Singakat Televisi
Televisi berasal dari bahasa Yunani “tele” yang berarti jarak jauh, dan “vision” yang berarti penglihatan (Lathief R, 1989:221).Menurut
catatan Agee, et al, siaran percobaan televisi di Amerika Serikat dimulai
pada tahun1920-an. Para ilmuwan terus mengembangkan teknologi komunikasi dalam bentuk televisi ini. Antara tahun 1890 dan 1920, sekelompok ilmuwan Inggris, Prancis, Rusia, dan Jerman menyarankan pengembangan teknik-teknik transmisi gambar televisi. John L Baird, sebagai penemu dari Skotlandia, memeragakan pertama kali teknologi gambar hidup televisi di London tahun 1926. Sejak itu televisi dapat menayangkan gambar-gambar hidup seperti film layar lebar. Sementara
itu, The English Derby membuat movie house (film televisi) pada tahun
1923. British Broadcast Corporation (BBC) merupakan televisi siaran
pertama di dunia yang membuat jadwal televisi secara teratur pada 2 November 1936. (Elvinaro et al, 2014:134)
Televisi sebagai pesawat transmisi dimulai pada tahun 1925 dengan menggunakan metode mekanikal dari Jenkins. Pada tahun 1928
43
Pada tahun 1961, pemerintah Indonsia memutuskan untuk memasukan proyek media massa televisi ke proyek pembangunan Asian Games IV di bawah koordinasi urusan proyek Asean Games IV. Tanggal 25 Juli 1961, Mentri Penerangan mengeluarkan SK Menpen No.20/SK/M/1961 tentang pembentukan Panitia Persiapan Televisi (Badjuri, 2010:8)
Menurut Badjuri (2010:8) bahwa televivi pertama di Indonesia yaitu TVRI. Pada 17 Agustus 1962 TVRI mengadakan percobaan tayangan dengan acara HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia XVII dari halaman Istana Merdeka Jakarta, dengan pemancar cadangan berkekuatan 100 watt.
Media lebih dari sekedar menginformasikan dan menghibur
khalayaknya. Namun media
jugamenyediakanpelajarantentangbudayadankesadaranidentitasyang
terus-menerus dinegosiasikan (Yusuf.2016:34.vol.1).Saat itu, masyarakat Indonesia disuguhi tontonan realita yang begitu memukau, meskipun hanya siaran televisi hitam putih, tetapi siaran pertama televisi di Indonesia itu menjadi momentum yang sangat bersejarah.
Sementara puncak ketenaran (booming) televisi di Indonesia
sendiri dimulai tahun 1992 ketika RCTI mulai mengudara dengan bantuan
44
televisi pemerintah, yakni TVRI, dan beberapa televisi swasta, antara lain SCTV, MNC, ANTV, Indosiar, MetroTV, Trans TV, Trans 7, TVOne, Global TV, serta stasiun-stasiun lokal seperti, O Channel, Jak TV, CTV Banten, dan lain-lain (Askurifai, 2006:12)
Saat ini bagi masyarakat Indonesia, televisi bukan merupakan barang baru lagi. Dengan kecanggihan teknologi sekarang yang terus meningkat, seperti pada mulanya televisi yang pada awalnya hitam putih menjadi berwarna, dengan kecanggihan yang disesuaikan dengan perkembangan jaman. Semua stasiun televisi telah hadir setiap hari di tengah masyarakat Indonesia dengan menyajikan program tayangan yang beraneka ragam, dari yang bersifat hiburan, pendidikan, dan lain sebagainya.
2. Televisi Sebagai Media Dakwah
Era modern saat ini dakwah tidak hanya dilakukan dengan cara langsung bertatap muka antara da‟i (penceramah) dengan mad‟u
45
Secara umum hampir tidak ada perbedaan prinsipil antara dakwah melalui media dengan fungsi komunikasi pada umumnya, khususnya pada unsur informasi, pendidikan dipadu dengan sedikit sentuhan hiburan, dan tentunya fungsi persuasi menjadi menonjol dalam siaran agama atau dakwah (Yusuf.2016:32) Pemakaian media (terutama media massa) telah meningkatkan intensitas, kecepatan, dan jangkauan komunikasi yang dilakukan umat manusia terutama bila dibandingkan sebelum adanya media massa seperti pers, radio, televisi, internet, dan sebagainya. Oleh
karena itu sudah seyogyanya bagi para da‟i memanfaatkan peluang ini
dalam menyebarkan ajaran Islam diantaranya menggunakan televisi (Ahmat Atabik, 2013:194).
Muhyidin (2002) menjelaskan, sebagai sebuah sarana televisi sebagai media dakwah mempunyai kelebihan dibanding media lain. Kelebihan televisi sebagai media dakwah jika dibandingkan dengan media yang lainnya adalah sebagai berikut : (Ahmat Atabik, 2013:196)
Menurut Arifin (2011:120) dalam bukunya media massa dapat diwujudkan dengan membentuk atau mewarnai kepribadian media massa dengan dakwah yanhg berisi pesan seperti ayat. Hal ini penting karena media massa adalah lembaga sosial dan media komunikasi massa yang dapat menjadi media dakwah dan sekaligus dapat melakukan dakwah.
a. Televisi memiliki jangkauan yang sangat luas sehingga ekspansi dakwah
46
bisa disampaikan pada mad‟u yang berada di tempat-tempat yang sulit
dijangkau.
b. Televisi mampu menyentuh mad‟u yang heterogen dan dalam jumlah
yang besar. Hal ini sesuai dengan salah satu karakter komunikasi massa yaitu komunikan yang heterogen dan tersebar. Kelebihan ini jika dimanfaatkan dengan baik tentu akan berpengaruh positif dalam aktifitas dakwah. Seorang da‟i yang bekerja dalam ruang yang sempit dan terbatas
bisa menjangkau mad‟u yang jumlahnya bisa jadi puluhan juta dalam satu
sesi acara.
c. Televisi mampu menampung berbagai varian metode dakwah sehingga
membuka peluang bagi para da‟i memacu kreatifias dalam
mengembangkan metode dakwah paling efektif.
d. Media televisi bersifat audio visual. Hal ini memungkinkan dakwah
dilakukan dengan menampilkan pembicaraan sekaligus visualisasi berupa gambar.
Kehadiran televisi dengan berbagai stasiun televisi baik nasional maupun swasta secara tidak langsung menjadikan alternatif tontonan yang sangat luas bagi pemirsa dan bagi pengelola stasiun televisi, menjadi suatu kewajiban untuk menampilkan paket acara-acara yang menarik agar menjadikan televisi sebagai tempat yang potensial untuk berdakwah.
Televisi sangat efektif untuk kepentingan dakwah, karena
47
melalui siaran gambar sekaligus narasinya (suaranya). Dakwah melalui televisi dapat dilakukan dengan cara baik, dalam bentuk ceramah, sandiwara, ataupun drama. Dengan melalui televisi seorang pemirsa dapat mengikuti dakwah, seakan ia berhadapan dan berkomunikasi langsung di hadapan da‟i.
Sangat menarik dakwah melalui televisi, dan apalagi jika da‟i benar-benar
48 BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Latar Belakang Dan Sejarah Singkat Program Non-Profit Saksi (Satu Kamera
Sejuta Inspirasi)
SAKSI (Satu Kamera Sejuta Inspirasi) merupakan proogram non-profit yang ditayangkan di TVRI Jawa Tengah. Dalam program ini banyak inspirasi yang di sampaikan oleh tokoh-tokoh penting dalam bidangnya, di acara ini semua pemikiran, ide dan tindakan tokoh dalam mencapai kesuksesan diungkap dengan detail.Program siaran ini bersifat non-profit, yang dimaksud nonn-profit adalah tidak mencari keuntungan atau tidak komersil.
Dalam proses produksi program SAKSI (Satu Kamera Sejuta Inspirasi) melalui 3 tahapan yaitu: pra produksi, produksi, pasca produksi. Pada tahap ini kegiatan awal yang dilakukan dalam proses produksi SAKSI
(Satu Kamera Sejuta Inspirasi) adalah persiapan atau pra-production. Dalam
hal ini adalah menetapkan narasumber, waktu dan lokasi shooting yang
disesuaikan dengan narasumber, selanjutnya menentukan topik pembahasan yang dilakukan oleh Rifqi Aulia Erlangga sebagai producer, screnwriter, sekaligus presenter program non-profit SAKSI (Satu Kamera Sejuta Inspirasi).
Pada tahapan berikutnya adalah produksi, dalam hal ini tim sudah siap
peralatan-49
peralatan yang dibutuhkan untuk shooting seperti kamera, clip on(mic), triport, alat pendengar suara. Pelaksanaan produksi dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya pada tahapan pra produksi.
Tahapan selanjutnya yaitu pasca produksi, pasca produksi merupakan
tahap penyelesaian dan mengemas tayangan setelah shooting. Dalam pasca
produksi ini melibatkan editor untuk mengemas, memilah-milah, dan memotong video yang sudah ada. Tahapan pasca produksi ini juga sebagai tahap finishing setelah melalui editor kemudian siap ditayangkan.
Penayangan program non-profit SAKSI (Satu Kamera Sejuta Inspirasi) selama 30 menit dimulai pada pukul 15:30 - 16:00 WIB setiap hari Minggu.
B. Tujuan dan Sasaran
50
Karena dikemas yang sederhana dan mudah dipahami, maka penonton atau audiens dalam program ini tidak dibatasi secara tingkatan umur. Anak-anak, remaja, orang dewasa dan orang tua itulah sasaran utama dari terbentuknya program non-profit SAKSI (Satu Kamera Sejuta Inspirasi).
C. Kerabat Kerja
The Chairperson : M. Rusli Sumara
Uder The Supervision Of : M. Rusli Sumara,
Suatu progarm siaran televisi tentunya mempunyai slogan yang khas agar penonton selalu ingat dan dikenal. Dalam siaran SAKSI (Satu Kamera Sejuata Inspirasi) ini mempunyai slogan sangat mudah di hafalkan. Setiap opening mas Rifqi langsung memberikan salam kemudian slogan yaitu “saudara selamat datang kembali di program SAKSI (Saksi Satu Kamera
51
slogan closshing yaitu “pemirsa demikian wawan cara kami di program
SAKSI (Saksi Satu Kamera Sejuta Inspirasi).
E. Cuplikan Gambar Video Saksi (Satu Kamera Sejuta Inspirasi)
1. Opening acara SAKSI (Satu Kamera Sejuta Inspirasi)
Gambar 1. Sumber : https://youtu.be/KEeOV_Uvc18
52
2. Cuplikan bersama Narasumber
a. Jody Brotosuseno
53
b. Prof. Dr. Abdul Ghafar Ismail
54
c. Saptuari Sugiharto.
55
F. Data Penemuan
1. Tahun 2015
a. Menteri Agama Bapak Lukman Hakim Saifudin (11 April 2015)
Dalam siaran SAKSI episode ini yang berjudul “Bincang Petang
Bersama Menteri Lukman Hakim Saifudin” pesan yang
disampaikan beliau tentang perjalanan politik,tanggung jawab jabatan dan Indonesia menurut beliau yaitu “Jadi bukan politiknya
yang kotor, politik sebenarnya adalah suci. Dan Indonesia itu sekeping potongan, sekeping surga yang di turunkan oleh Tuhan diatas muka bumi”. (10:20.15/06/2017)
b. Mas Pri GS (03 Mei 2015)
Episode yang berjudul “Rakyat Optimis di Negri Krisis” ini mas
Pri menyampaikan bahwa masyarakat Indonesia ini mengalami ketidak pastian seperti kepastian hukum, ekonomi dan lain-lain. Dan kedudukan pribadi yaitu membuat bahagia untuk diri sendiri agar kita menjalani hidup ditengah kesulitan ini menjadi mudah. Kutipan penting yang disampaikan Mas Pri GS yaitu “di negara ini
56
pastian misalnya tetapi anda tetap hidup di dalam kemudahan”.
(11:29.15/06/2017)
c. Mentetri Tenaga Kerja Bapak Hanif Dhakiri (18 Mei 2015)
“Bersama Menaker RI Hanif Dhakiri” episode yang menceritakan
pengalaman di masa muda beliau, yang semasa kuliah menjadi koboi (aktivis kampus) dan manfaat mahasiswa aktivis. Dalam episode ini pesan penting yang disampaikan buat para pemuda dan mahasiswa “kalau dari pengalaman saya menjadi aktifis itu
bermakna dibidang menjadi mahasiswa aksi. Anak jadi aktivis kerjanya demonstrasi, diskusi segala macem. Kita tidak bisa memilih pekerjaan apa yang terbaik buat kita sesuai dengan beckground pendidikan”. (14:00.15/06/2017)
d. Ibu Siti Atikoh Supriyanti Istri Bapak Gubernur Jawa Tengah (17
September 2015)
“Anak dibiasakan untuk berkomunikasi dengan orang tuanya.
Anak merasa diterima, merasa ada perhatian orang tua, sentuhan. Seribu hari setelah lahir anak itu gold age itu kita masukan hal yang baik-baik. Karakter dari orang tua. pendidikan itu bukan untuk mengejar nilai tapi untuk benar-benar memahami ilmu itu. Kalau orang tuanya rajin sholat dan ngaji nanti anak itu juga ikut”
57
bagaimana menjadi istri dan sebagai ibu yang baik untuk suami dan anak. Dan bercerita tentang kepribadian sebagai seorang istri Gubernur Jawa Tengah.(13:35.15/06/2017)
2. Tahun 2016
a. Ibu Septi (23 Februari 2016)
Ibu septi dalam epidose ini membahas tentang bagaimana menjadi ibu profesional. menjadi istri yang baik untuk suami dan ibu yang baik untuk anak. Beliau menceritakan kepribadiannya bagaimana menjadi ibu yang berkualitas dan profesional. Pesan yang
disampaikan beliau dalam episode yang berjudul “Ibu Profesional”
yaitu
“dalam masyarakat yang namanya ibu rumah tangga itu menjadi
kaum yang termarginalkan. Menjadi orang tua yang berkualitas maka akan lahir pula pendidikan dalam rumahnya yang berkualitas. Rezki itu pasti, kemuliaan hidup yang harus dicari, kita kadang terbalik, kita menghabiskan waktu kita untuk mencari yang tidak pasti.(untuk merubah suatu kaum atau pasangan itu mulai dari kita sendiri)”. (14:30.15/06/2017)
b. Jody Brotosuseno
Dalam episode yang berjudul “Bermunajat Dari Warung Akhirat
bersama Jody Brotosuseno”, mas Jody Brotoseno memberikan