i SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
MUHAIMINURROCHMAN NIM. 073111250
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2011
iv
Pengamalan Ibadah Shalat Dengan strategi Demonstrasi pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo”. Skripsi. Semarang: Program Strata I jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo, 2011.Tujuan yang menjadi kajian peneliti, yaitu: 1) Untuk mengetahui penerapan metode demonstrasi dalam mata pelajaran Fiqih materi pokok shalat kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo. 2) Untuk mengetahui relevansi metode demonstrasi dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Fiqih materi pokok shalat kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan melalui 2 siklus dengan setiap siklus tahapannya adalah perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui metode dokumentasi, metode observasi dan metode tes. Indikator kinerja penelitian berupa tercapainya ketuntasan belajar secara indiviual dan klasikal. Hasil penelitian menunjukkan : 1) Yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan metode demontrasi pada mata pelajaran Fiqih materi pokok shalat kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo, yaitu guru harus mempersiapkan RPP dan perangkat pembelajaran dengan baik. Guru harus lebih meningkatkan motivasi peserta didik.
Guru harus lebih dapat menjelaskan alur pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi. Guru harus mendemonstrasikan shalat secara pelan-pelan, guru menyuruh peserta didik untuk mengamati segala kegiatan demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan teman yang sudah bisa. Guru harus sering berkeliling mendekati peserta didik dan mencatat kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama kegiatan demonstrasi berlangsung. Guru mengisi Lembar Observasi Siswa, 2) Perolehan nilai peserta didik pada masing-masing siklus di atas menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar yang signifikan di tiap-tiap siklusnya, Peserta didik yang
v
hasil belajar,77,9, berarti bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Fikih materi pokok shalat.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan IAIN Walisongo Semarang
vi
) ( :
"Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan
cukuplah Allah sebagai saksi." (Al Fath : 28)
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Jumanatul ‘Ali -art, 2004), hlm. 51
vii
v Ayah (Djanatun) dan Ibu (Napsiyah) tercinta, terima kasih atas do’a restu serta pengorbanannya demi study anak terkasihmu.
v Istriku tercinta yang selalu menjadi spirit dalam hidupku.
v Kepala MTs Negeri Loano (Maksum, S.Pd ) yang selalu memberi semangat v Seluruh guru dan karyawan MTs Negeri Loano yang selalu member motivasi v Seluruh Pengurus Ta’mir Kampus III IAIN Walisongo Semarang tercinta
yang senantiasa mendo’akanku, dan memberikan tempat bernaung, dan memberikan fasilitas selama kuliah
v Ketua Takmir Kampus III ( Sutriyono S.HI, Anggit, Anas,Ari Afandi, Amoh, Hanafi, Ihsan, terima kasih atas dukungannya.
v Teman dekatku ( Taufiq Irfandi ) yang selalu memberi semangat dan menemani dalam pembuatan skripsi
v Much Yusuf, yang selalu memboncengku dalam perjalanan kuliah ke kampus II
v Mokh. Kharisun, SHI,terima kasih atas motifasi dalam penulisan skripsi v Anakku tersayang Muhammad Wafa Mubarok dan Muhammad Malkan
Shidqi yang selalu jadi dambaan semoga menjadi anak yang soleh , berguna bagi agama, nusa bangsa dan berbakti kepada kedua orang tua.
v Seluruh teman-temanku yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu, terimakasih kalian selalu memberikan dorongan dan selalu menemaniku.
viii
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.
Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti sampaikan bahwa skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada : 1. Dr. Suja’i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, dan selaku pembimbing, beserta staf yang telah memberikan pengarahan dan pelayanan dengan baik, selama masa penelitian.
2. Maksum, S.Pd selaku Kepala MTs Negeri Loano, yang telah bersedia memberi pengarahan.
3. Semua karib kerabat yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
Kepada semuanya, peneliti mengucapkan terima kasih disertai do’a semoga budi baiknya diterima oleh Allah SWT. Penyusun mengakui kekurangan dan keterbatasan kemampuan dalam menyusun skripsi ini, maka diharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif, evaluatif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya semoga dapat bermanfaat bagi diri peneliti khususnya.
ix
Halaman Abstraks ... ii
Persetujuan Pembimbing ... iii
Pengesahan Pembimbing ... iv
Halaman Motto ... v
Halaman Persembahan ... vi
Kata Pengantar ... vi
Deklarasi……… vii
Daftar Isi ... viii
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Perumusan Masalah ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 7
Bab II : LANDASAN TEORI ... 9
A. Pengamalan Ibadah ... 9
1. Pengertian Pengamalan Ibadah ... 9
2. Hakikat Ibadah ... 9
3. Materi Shalat ... 10
B. Metode Demonstrasi ... 18
1. Pengertian Metode Demonstrasi ... 18
2. Tujuan Metode Demonstrasi... 19
3. Aspek-aspek dalam Metode Demonstrasi ... 20
4. Langkah-langkah Demonstrasi ... 20
x
3. Aspek-aspek Hasil Belajar... 26
D. Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Fiqih... 28
E. Kajian Pustaka yang Relevan ... 32
F. Hipotesis Tindakan ... 33
BAB III : METODE PENELITIAN ... 34
A. Tujuan Penelitian ... 34
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 34
1. Waktu Penelitian ... 34
2. Tempat Penelitian ... 34
C. Obyek Penelitian ... 34
D. Metode Penelitian ... 34
E. Metode Pengumpulan Data ... 39
F. Teknik Analisis Data ... 40
G. Indikator Kinerja ... 41
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
A. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 42
1. Persiapan Penelitian ... 42
2. Penelitian Tindakan Kelas Pra Siklus ... 42
3. Penelitian Tindakan Kelas Siklus I ... 44
4. Penelitian Tindakan Kelas Siklus II ... 53
B. Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 60
1. Analisis Penelitian Tindakan Pra Siklus ... 60
2. Analisis Penelitian Tindakan Siklus I... 62
3. Analisis Penelitian Tindakan Siklus II ... 65
BAB V : PENUTUP ... 66
xi DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Nama Peserta didik Kelas VII
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Siklus I Lampiran 3 : Lembar Evaluasi Peserta didik Siklus I
Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) Siklus II Lampiran 5 : Lembar Evaluasi Peserta didik Siklus II
Lampiran 6 : Surat Penunjukan Pembimbingan Skripsi Lampiran 7 : Surat Mohon Riset
Lampiran 8 : Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 9 : Foto Kegiatan Penelitian
xii
tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan,
Semarang, 25 Maret 2011 Deklarator,
Muhaiminurrochman NIM. 073111250
1
Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di Madrasah adalah Pendidikan Agama Islam, yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah terdiri dari empat mata pelajaran yaitu : Al- Qur’an Hadis, Akidah Akhlak, Fiqih dan Sejarah Kebudayaan Islam. Masing–masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait, isi mengisi dan melengkapi. Syari’ah Fiqih merupakan sistem norma (aturan) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia dengan makhluk lainnya (muamalah)
Pendidikan shalat kewajiban bagi mukallaf, artinya baru wajib melaksanakan shalat sudah akil balig, akil artinya berakal, yaitu akalnya berkembang sedemikian rupa sehingga sudah adanya kewajiban shalat.
Sedangkan balig artinya sampai pertumbuhan dan perkembangan tertentu yaitu telah keluarnya mani bagi anak laki-laki dan menstruasi bagi anak perempuan, untuk mempersiapkan mereka agar mereka dapat melaksanakan shalat dengan baik maka nabi Muhammad SAW menyuruh anak-anak berumur 7 tahun mulai dilatih dan dibiasakan shalat. Dan pada umur 10 tahun hendaklah mendisiplinkan shalat secara lebih ketat, bahkan diperintahkan dipukul jika dengan sengaja meninggalkannya.
Dipilihnya beberapa metode tertentu dalam suatu pembelajaran bertujuan untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan dan kesuksesan operasional pembelajaran. Sedangkan dalam konteks lain metode dapat merupakan sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dalam hal ini metode bertujuan untuk lebih memudahkan proses dan hasil dalam pembelajaran sehingga apa yang direncanakan bisa diraih dengan sebaik dan semudah mungkin. Dengan demikian, jelas bahwa metode sangat berfungsi dalam menyampaikan materi pembelajaran. Perlu juga menjadi peretimbangan bahwa ada materi yang berkenaan dengan demensi afektif dan psikomorik, yang kesemuanya itu menghendaki pendekatan metode yang berbeda- beda.
Madrasah pada dasarnya suatu pendidikan yang memberikan pendidikan ganda karena pendidikan lembaga ini memberikan agama dan umum.
Madrasah Negeri Loano Kabupaten Purworejo menampakkan unsur–unsur agama yang lebih luas dibanding SMP/SLTP, maka perlu pembenahan yang lebih mantap agar bidang studi agama tersebut agar dapat diserap oleh peserta didik berpegang teguh pada ukuran norma atau nilai yang diyakini sesuatu yang baik. MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo peserta didiknya berasal dari daerah pegunungan, dan mereka berjalan kaki, fenomena di MTs Negeri Loano masih banyak peserta didik yang belum benar dalam pengamalan tata cara shalat karena berbagai faktor diantaranya cara penyampaian pembelajaran yang masih bersifat tradisional, dan menjadi kebiasaan yang terjadi peserta didik hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh pendidik tanpa adanya suatu praktek atau pemeragaan dan faktor keluarga dimana bahwa dalam pelaksanaan dan pengamalan tata cara ibadah shalat orang tua tidak meneliti dan mengontrol anaknya.
Kurangnya pengawasan dari orang tua, masalah ibadah terutama sholat, disamping itu model pembelajaran yang dilaksankan proses pembelajaran di Madrasahpun juga serupa tanpa adanya pemeragaan atau praktek.
Sedangkan pembelajaran, seperti yang didifisinikan Oemar Hamalik adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,
internal material fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran1
Pada poses pembelajaran guru dihadapkan pada keragaman karakteristik dan dinamika perkembangan siswa yang berbeda–beda. Oleh karena itu mengajar adalah ilmu sekaligus seni. Ada ilmu mengajar saja belum cukup maka diperlukan seni dalam mengajar. Dalam proses belajar mengajar seorang guru harus mampu menentukan metode pembelajaran dengan tepat. Pemilihan metode harus disesuaikan dengan maksud dan tujuan kegiatan belajar mengajar. Metode pembelajaran mempunyai peranan yang penting untuk mencapai tujuan pendidikan. Metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi itu sendiri. Dengan menyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh siswa, meskipun materinya kurang manarik. Sebaiknya materi yang cukup menarik, karena penyampaianya kurang menarik maka materi itu kurang dapat diterima oleh siswa.
Dipilihnya beperapa metode tertentu dalam suatu pembelajaran bertujuan untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan dan kesuksesan operasional pembelajaran.2
Dari permasalahan di atas, peneliti melalui studi tindakan kelas akan melakukan penelitian dengan judul ”UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN PENGAMALAN IBADAH SHALAT DENGAN STRATEGI DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS VII MTs NEGERI LOANO KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2010- 2011.”
1Ismail SM, Stategi Pembelajaran Agama Islam Berbasir PAIKEM,( Semarang: Ra SAIL Media Group.2008) hlm, 9.
2Ibid, hlm.18
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Dari uraian diatas penulis mengidentifikasi beperapa masalah yang timbul antara lain :
1. Sebagian siswa dalam melaksanakan gerakan shalat belum benar.
2. Kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak masalah pengamalan ibadah shalat.
3. Cara penyampaian pembelajaran terhadap peserta didik hanya mendengarkan pendidik tanpa adanya suatu praktek atau pemeragaan.
Dengan melihat fenomena inilah yang menarik penulis untuk mengadakan penelitian sehingga dapat mengetahui akurasi pengamalan ibadah shalat.
C. PEMBATASAN MASALAH
Untuk menghindari kesalah pahaman penafsiran dan pengertian yang benar terhadap penelitian di atas, maka peneliti berusaha menjelaskan berbagai istilah pokok yang terkandung dalam judul sebagai berikut :
1. Upaya adalah usaha (syarat) untuk menyampaikan sesuatu maksud.3 2. Meningkatkan
Berasal dari kata tingkat yang berarti menaikkan (derajat, taraf) mempertinggi, memperhebat mendapat awalan “me” dan akhiran “an”
yang mengandung arti usaha untuk menuju yang lebih baik.4 3. Pengamalan
Pengamalan berasal dari kata dasar amal , yang mempunyai arti perbuatan baik yang mendatangkan pahala (menurut ketentuan agama Islam), sedangkan pengamalan itu sendiri mempunyai arti proses (perbuatan) melaksanakan; pelaksanaan; penerapan atau proses
3Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, ( Jakarta, Balai Pustaka, 1984 ), Hlm. 1132
4. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, Cet 3, 2006). hlm, 1280-1281
(perbuatan) menunaikan (kewajiban, tugas).5 Dari pengertian pengamalan tersebut penulis menerangkan tentang perbuatan, gerakan dan bacaan dalam pelaksanaan ibadah shalat.
4. Ibadah shalat a. Ibadah
Ibadah dilakukan untuk memenuhi kehendak Allah sedangkan bentuk dan tata cara pelaksanaannya sepenuhnya dilakukan sesuai dengan petunjuk Allah dan penjelasan yang diberikan oleh nabi Muhammad SAW.6 Ahli lughat mengartikannya taat, menurut, mengikuti, tunduk. Dan mereka mengartikan juga tunduk yang setinggi-tinginya, dan doa.7
b. Shalat
Menurut bahasa, shalat artinya bedo’a sedang menurut istilah syara’ ialah rangkaian kata dan perbuatan yang telah ditentukan, dimulai dengan membaca takbir dan diakhiri dengan salam, menurut- syarat dan rukun yang telah ditentukan8.
Shalat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah shalat wajib.
Penulis memilih shalat wajib, karena setiap orang muslim yang sudah baligh diwajibkan untuk melaksanakan ibadah shalat.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengamalan ibadah shalat yaitu suatu perbuatan atau amalan yang dikerjakan berdasarkan perintah dan petunjuk Allah semata-mata untuk berbakti kepada-Nya . 5. Fiqih
Kata Fikih secara arti kata berarti :’’ paham yang mendalam.9 Tetapi fiqih yang dimaksud dalam skripsi ini adalah salah satu mata pelajaran yang terdapat di kelas VII MTsN Loano Kabupaten Purworejo.
Adapun ruang linkup Fiqih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk
5Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Op.Cit hlm., 25
6Amir Syarifuddin, Garis Garis Besar Fiqh, (Bogor: Prenada Mrdia, 2003), hlm., 13.
7 Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Kuliah Ibadah Ditinjau dari Segi Hukum dan Hikamh, ( Semarang : PT Pustaka Rizki Putra, 2000 ), hlm,1.
8 Moh Rifai, Mutiara Fiqih Jilid I (Semarang : CV Wicaksana,1998) hlm., 181.
9Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Bogor : PRENADA MEDIA, 2003), hlm., 4
membekali peserta didik agar dapat mengetahui dan memahami pokok- pokok hukum Islam dalam mengatur dan ketentuan menjalankan hubungan manusia dengan Allah SWT.10
Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar fiqih dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa yang digambarkan dalam nilai mata pelajaran fiqih.
6. Strategi Demonstrasi
Yang di maksud dengan strategi demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa. Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat di lakukan oleh guru atau anak didik itu sendiri.
Metode Demonstrasi cukup baik apabila di gunakan dalam penyampaian bahan pelajaran fikih, misalnya bagaiamana cara, shalat.11
Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu.12
Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.13.
Metode demonstrasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerapan sebuah metode dalam pembelajaran melalui proses demonstrasi pada pembelajaran shalat yang dilakukan oleh guru kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo kepada peserta didiknya.
Jadi penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan tindakan kelas untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik kelas VII
10Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008. Tentang Standar Kopetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Di Madrasah.
hlm,51.
11 http://www.scribd.com/doc/30424476/Pengertian-Metode-Demonstrasi
12 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, ( Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2009 ), hlm, 83.
13Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, ( Semarang: : Rasail Media Grup, 2008 ), hlm. 20
MTs Negeri Loano materi Shalat dengan menggunakan metode demonstrasi.
7. Siswa Kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo
MTs. Negeri Loano Kabupaten Purworejo adalah Madrasah Tsanawiyah Negeri” yang mempunyai dua lokasi , Lokasi Banyuasin Kembaran dan lokasi desa Kebongunung Jl. Magelang KM 9 Loano, akan tetapi peneliti memilih lokasi Banyuasin Kembaran Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo.
D. PERUMUSAN MASALAH
Berasal dari latar belakang permasalahan tersebut, maka dapat dirumuskan menjadi fokus kajian dalam skripsi yaitu :
”Apakah penerapan strategi demonstrasi dapat meningkatkan akurasi ketrampilan pengamalan ibadah shalat pada mata pelajaran fiqih kelas VII MTsN Loano Kabupaten Purworejo” ?
E. MANFAAT PENELITIAN
Setelah merumuskan tujuan yang ingin dicapai, penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis.
1. Secara teoritis
Dapat memberi masukan dan informasi secara teori dengan tema dan judul yang sejenis.
2. Secara praktis
a. Bagi Madrasah Tsanawiyah
Sebagai bahan dan masukan serta informasi bagi Kepala Sekolah, guru, maupun siswa dalam meningkatkan prestasi belajar, khususnya mata pelajaran fiqih.
b. Bagi Orang Tua Siswa
Sebaiknya, orang tua siswa memperhatikan prestasi belajar fikih kepada anaknya, karena prestasi belajar fiqih memiliki peranan yang positif untuk meningkatkan pengamalan ibadah shalat.
c. Bagi siswa
Untuk mengetahui ada atau tidak adanya efek pendidikan agama Islam terhadap pengamalan ibadah siswa di sekolah tersebut yakni belajar fiqih memiliki peranan yang positif untuk meningkatkan akurasi pengamalan ibadah shalat.
9 1. Pengertian pengamalan
Pengamalan berasal dari kata dasar “amal”, yang mempunyai arti perbuatan baik yang mendatangkan pahala (menurut ketentuan agama Islam), sedangkan pengamalan itu sendiri mempunyai arti proses (perbuatan) melaksanakan; pelaksanaan; penerapan atau proses (perbuatan) menunaikan (kewajiban, tugas).1
Dari pengertian di atas, pengamalan berarti sesuatu yang dikerjakan dengan maksud berbuat kebaikan, dari hal di atas pengamalan masih butuh objek kegiatan.Sedangkan pengertian ibadah menurut Hasby Ash Shiddieqy yaitu segala taat yang dikerjakan untuk mencapai keridhaan Allah dan mengharap pahala-Nya di akhirat.2
Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa pengamalan ibadah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri sehingga akan mendatangkan pahala dan hasil belajar mata pelajaran fikqih sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan oleh Madrasah Tsanawiyah Negeri Loano Kabupaten Purworejo.
2. Hakekat ibadah
Hakekat ibadah adalah ketundukan jiwa yang timbul karena perasaan cinta akan Tuhan yang Ma’bud dan merasakan kebesaran-Nya, lantaran beritikad bahwa alam ada kekuasaan, yang akal tidak dapat mengetahui hakikatnya. Boleh juga dikatakan memperhambakan jiwa dan
1 Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Op.Cit hlm., 25
2 Hasby Ash Shiddiqy, Kuliah Ibadah, (Semarang : PT Pustaka Rizki Putra, 2000, cet. ke-1, hlm. 5.
mempertundukannya kepada kekuasaan yang ghaib tak dapat diliputi ilmu dan tak dapat diketahui hakikatnya.3
Ibadah menurut para sufi menekankan pada upaya kelanggengan hubungan komunikatif dengan Allah. Mereka menyembah kepada Allah karena keyakinnan bahwa Dia memang seharusnya disembah,4
Ibadah secara menyeluruh oleh para ulama telah dikemas dalam sebuah disiplin ilmu, yang dinamakan ilmu fiqih dan fiqih Islam. Karena seluruh tata peribadatan telah dijelaskan didalamnya, sehingga perlu diperkenalkan sejak dini dan sedikit demi sedikit dibiasakan dalam diri anak, agar kelas mereka menjadi insan–insan yang bertakwa. Pranata- pranata ibadah di dalam Islam termasuk shalat, karena shalat merupakan tiang dari segala amal ibadah.5
3. Materi Shalat
a. Pengertian shalat
Menurut bahasa, shalat artinya berdoa, sedang menurut syara’
ialah rangkaian kata dan perbuatan yang telah ditentukan, dimulai dengan membaca takbir dan diakhiri dengan salam, menurut syarat- syarat dan rukun yang telah ditentukan.6.
Dalil yang mewajibkan shalat
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nisa: 103 yang berbunyi:
Artinya : ”Sesungguhnya shalat itu adalah fardlu yang ditentukan waktu- waktunya atas orang-orang yang beriman.7
3Ibid., hlm. .9.
4Muhammad Tholhah Hasan, Ahlussunah Wal Jama’ah Dalam Persepsi Dan Tradisi NU, (Jakarta : Lantabora Press, 2005), hlm, 157.
5Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, ( Semarang : Ra SAIL Media Group, 2009), hlm,41.
6Muh Rifai, Mutiara Fiqih Jilid I, (Semarang : CV Wicaksana,1998), hlm.,181
7 Al-Qur’an dan Terjemah, Sabiq,( Pati : 2010).
b. Shalat Fardhu dan waktunya
Shalat fardhu itu ada lima, dan masing-masing mempunyai waktu yang ditentukan. Kita diperintahkan menunaikan shalat-shalat itu dalam waktunya masing-masing,
1) Zhuhur
Awal waktunya setelah condong matahari dari pertengahan langit.
Akhir waktunya apabila bayang-bayang sesuatu telah samapanjangnya dengan itu.
2) Ashar
Wakunya mulai dari habisnya waktu dhuhur, sampai terbenamnya matahari.
3) Magrib.
Waktunya dari terbenamnya matahari sampai hilangnya syafaq (awan senja ) merah.
4) Isya’
Waktunya dari terbenamnya syafaq ( awan senja ), hingga terbit fajar.
5) Subuh
Waktunya dari terbinya fajar shidiq, hinga terbit matahari.8 c. Bacaan-bacaan dalam shalat
Ibadah shalat itu terdiri dari gerakan dan bacaan. Shalat tidak sempurna dan sah apabila gerakan atau bacaannya saja yang dilakukan. Di bawah adalah bacaan yang harus dibaca ketika shalat.
1) Niat shalat
8 Muh Rifa’i, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap,( Semarang : 2008), hlm,62.
Niat shalat dibaca dalam hati dan boleh diucapkan dengan lisan perlahan dan dibaca bersamaan dengan takbiratul ikhram.
Bacaan niat harus sesuai dengan shalat yang dikerjakan. Berikut ini contoh bacaan niat shalat wajib lima waktu:
a) Shalat subuh
Artinya: ”Saya shalat subuh dua rakaat menghadap kiblat pada waktunya karena Allah ta’ala”.
b) Shalat dhuhur
Artinya: ”Saya shalat dhuhur empat rakaat menghadap kiblat pada waktunya karena Allah ta’ala”.
c) Shalat ashar
Artinya: ”Saya shalat ashar empat rakaat menghadap kiblat pada waktunya karena Allah ta’ala”.
d) Shalat maghrib
Artinya: ”Saya shalat maghrib tiga rakaat menghadap kiblat pada waktunya karena Allah ta’ala”.
e) Shalat isya’
Artinya: ”Saya shalat isya empat rakaat menghadap kiblat pada waktunya karena Allah ta’ala”.
2) Bacaan takbiratul ihram
Bacaan takbiratul ihram adalah Allahu Akbar 3) Bacaan doa iftitah
.
.
.
.
Artinya: “Allah maha besar lagi sempurna kebesaran-Nya dan segala puji yang sebanyak-banyaknya bagi Allah, dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore, kuhadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dalam keadaan cenderung kepada agama yang benar sebagai muslim, dan aku bukanlah termasuk orang- orang yang mempersekutukan-Nya. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan Semesta Alam. Tiada sekutu bagi-Nya.
Demikian itulah yang diputuskan kepadaku, dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah”..
4) Membaca surah Al Fatihah
Surah Al Fatihah dibaca setelah doa iftitah. Bacaan surah Al Fatihah yaitu sebagai berikut:
Artinya: ”Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang .Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.Yang menguasai hari pembalasan.Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.Tunjukkanlah kami jalan yang lurus.Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”.
5) Membaca ayat atau surah Al Qur’an
Sesudah membaca surah Al Fatihah dilanjutkan membaca ayat atau surah Al Qur’an yang sudah dihafal, misalnya surah Al Ikhlas, Al Falaq, An nasr, atau surah Al Qur’an yang lain.
6) Bacaan ruku’
Pada waktu ruku’ yang dibaca adalah sebagai berikut:
Artinya: “Maha suci Tuhanku Yang Maha Agung dan dengan segala puji-Nya”.
7) Bacaan i’tidal
Pada waktu I’tidal atau bangkit dari ruku’ doa yang dibaca adalah:
Artinya: “Allah mendengar bagi siapa yang memuji-Nya”.
Sesudah berdiri tegak lurus dilanjutkan dengan bacaan:
Artinya: “Ya Tuhan kami, bagi-Mu-lah segala puji sepenuh langit dan sepenuh bumi dengan sepenuh apa yang Engkau kehendaki sesudah itu”.
8) Bacaan sujud
Pada waktu sujud disunnahkan membaca tasbih seperti berikut:
Artinya: “Maha suci Tuhanku yang Maha tinggi dan dengan segala puji-Nya”.
9) Duduk antara dua sujud
Pada waktu duduk antara dua sujud disunnahkan membaca doa sebagai berikut:
Artinya: ”Ya Tuhanku ampunilah dosaku, berilah aku rahmat, sempurnakanlah ibadahku, tingkatkanlah derajatku, berilah aku rezeki, tunjukkanlah aku, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku”
10) Membaca tasyahud awal
.
.
. .
.
Artinya: ”Segala pengagungan yang berkah dan kebaikan yang baik itu adalah bagi Allah. Keselamatan semoga selalu dilimpahkan kepadamu wahai Nabi, begitu pula rahmat dan berkah Allah. Semoga keselamatan dilimpahkan kepada kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah. Ya Allah, limpahkanlah rahmat-Mu kepada Muhammad”.
11) Tasyahud akhir
Bacaan tasyahud akhir ini terdiri dari bacaan tasyahud awal ditambah dengan salawat Nabi Muhammad saw. dan salawat Nabi Ibrahim a.s.
.
Artinya: ”Ya Allah limpahkanlah rahmat-Mu kepada Muhammad dan keluaganya sebagaimana Engkau limpahkan rahmat-Mu kepada Ibrahim dan keluarganya. Ya Allah limpahkanlah berkah-Mu kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau limpahkan berkah-Mu kepada Ibrahim dan keluarganya di seluruh alam.
Sesungguhnya Engkau dzat yang senantiasa dipuji dan diagungkan.”.
12) Bacaan salam
Bacaan salam disertai menengok ke kanan dan ke kiri sampai terlihat pipinya dari belakang. Bacaan salam adalah sebagai berikut:
Artinya: ”Keselamatan dan rahmat Allah atas kamu.”9
9Ibid, hlm.37-47
d. Gerakan dalam shalat
1) Berdiri tegak sempurna dan menghadap kiblat
Setiap muslim yang mampu berdiri wajib melakukannya bagi yang tidak mampu, misalnya karena sakit, atau sudah tua, boleh melakukan shalat sambil duduk atau berbaring. Ketika berdiri pandangan mata diarahkan ke tempat sujud.
2) Berniat dan Takbiratulihram
Setelah shalat dimulai, terlebih dahulu kita berniat. Niat shalat boleh dibaca dalam hati, boleh juga dilafalkan. Pada saat itulah di dalam hati harus berniat (menyengaja) untuk melakukan shalat karena Allah.Selanjutnya, kita mengangkat tangan sejajar dengan bahu da telapak tangan terbuka sambil mengucapkan Allahu Akbar.
3) Berdiri sempurna tangan bersedekap
Setelah mengucapkan takbir, kedua tangan bersedekap. Kedua telapak tangan diletakkan di antara dada dan pusar. Telapak tangan kanan berada di atas punggung telapak kiri.
4) Ruku’
Gerakan rukuk diawali dengan mengangkat tangan (sebagaimana takbirotulihram sambil membaca Allahu Akbar)
Kemudian membungkukan badan. Pada saat itu posisi punggung dan kepala rata. Kedua tangan memegang lutut dan ditekan. Pandangan mata tertuju ke tempat sujud sambil memaca do’a rukuk.
5) I’tidal
Gerakan i’tidal adalah gerakan yang dilakukan setelah ruku’.
Pada saat i’tidal kedua tangan diangkat seperti ketika takbiratul ihram, saat mengangkat kedua tangan membaca sami’allaahuliman hamidah, kedua tangan diturunkan kembali dan diletakkan di samping badan. Pada saat tangan di samping badan membaca lanjutan bacaan i’tidal.
6) Sujud
Gerakan sujud adalah menempatkan wajah ke tempat sujud sambil membaca takbir. Pada saat sujud. Posisi dahi, hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan seluruh ujung jari kaki diletakkan ketempat sujud. Usahakan seluruh ujung jari kaki menghadap ke kiblat sambil membaca doa sujud.
7) Duduk diantara dua sujud
Gerakan duduk antara dua sujud (duduk iftirosy) adalah duduk dengan cara telapak kaki kiri diduduki dan telapak kaki kanan berdiri tegak. Jari kaki kiri menahan ke tanah. Usahakan ujung jari kaki kanan menghadap ke kiblat. Kedua tangan memegang kedua lutut sambil membaca doa duduk diantara dua sujud.
8) Duduk tasyahud awal
Duduk tasyahud awal juga disebut duduk iftirasy. Posisi duduk iftirasy sama seperti duduk di antara dua sujud, saat iftirasy telunjuk kanan disunnahkan menunjuk ke arah kiblat. Kecuali untuk shalat subuh tidak ada duduk tasyahud awal, selesai rakaat kedua langsung duduk tasyahud akhir.
9) Duduk tasyahud akhir
Duduk tasyahud akhir disebut juga duduk tawaruk. Tawaruk dilakukan dilakukan pada rakaat terakhir, telapak kaki kiri dijulurkan di bawah telapak kaki kanan, telapak kaki kanan tegak dengan jari-jari menekan lantai, telunjuk tangan kanan disunnahkan menunjuk ke arah kiblat.
10) Salam
Setelah semua gerakan dan bacaan shalat di atas, ditutup dengan bacaan salam. Saat mengucapkan salam, tubuh tetap dalam
keadaan tasyahud akhir. Kemudian kita menoleh ke kanan (hukumnya wajib) lalu menoleh ke kiri (hukumnya sunah)10
B. Metode Demonstrasi
1. Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menggunakan pemeragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.11
Demonstration is a strategy to use when you are teaching any kind of step by step procedure as possible you encourage student to be mentally a cert” ( Demonstrasi adalah strategi yang digunakan ketika mengajar berbagai jenis melangkah langkah demi langkah sebisa mungkin mendorong siswa berani secara mental )12
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang cukup efektif, sebab membantu para siswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu.13
Pada intinya metode bertujuan untuk mengantarkan sebuah pembelajaran kearah tujuan tertentu yang ideal dengan cepat dan tepat sesaui dengan yang diinginkan. Karenanya, terdapat suatu prinsip yang umum dalam memfungsikan ,metode yaitu prinsip menyenangkan, menggembirakan penuh dorongan dan motivasi sehingga materi pembelajaran itu menjadi lebih mudah untuk diterima peserta didik.14
Dari beberapa pengertian di atas disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar dimana seorang guru atau
10T Ibrahim- H. Darsono, Penerapan Fikih Kelas VII Madrasah Tsanawiyah, ( Surakarta : PT Tiga Srangkai Pustaka Mandiri, 2005), hlm. 67-71.
11Ismail, SM,Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang : Ra SAIL Media Group.2008 ), hlm. 18.
12 Mel Silberman, Active Learning 101 Strategiies to teach any subject, (Massachusetts: allyn and Bacon, 1996), hlm.150.
13R Ibrahim Nana Syaodih S, Perencanan Pengajaran, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2003), hlm, 106.
14Ismail SM, op. cit.,hlm. 18.
orang lain bahkan murid sendiri memperlihatkan kepada seluruh kelas tentang suatu proses melakukan atau jalannya suatu proses perbuatan tertentu. Contohnya proses mengerjakan shalat.
2. Tujuan Metode Demonstrasi
Sesuai dengan definisi metode demonstrasi yaitu memperlihatkan, memperagakan dan mempraktekkan, maka tujuan demonstrasi yaitu anak diarahkan dan dibimbing untuk menggunakan mata dan telinganya secara terpadu sebagai hasil dari pengamatan.
Tujuan pokok penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar ialah untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan (meneladani) cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu.15
Metode demonstrasi merupakan suatu wahana untuk memberikan pengalaman belajar agar anak dapat menguasai pelajaran lebih baik.
Metode demonstrasi anak dilatih untuk menangkap unsur-unsur penting untuk proses pengamatan, maka kemungkinan melakukan kesalahan sangat kecil bila terus menirukan apa yang telah didemonstrasikan oleh guru dibandingkan jika ia melakukan hal yang sama hanya berdasarkan penjelasan lisan.
Demonstrasi memiliki makna penting bagi anak antara lain:
a. Dapat memperlihatkan secara konkret apa yang dilakukan/
dilaksanakan/ diperagakan.
b. Dapat mengkomunikasikan gagasan, konsep, prinsip dengan peragaan.
c. Membantu mengembangkan kemampuan mengamati secara teliti dan cermat.
d. Membantu mengembangkan untuk melakukan segala pekerjaan secara teliti dan cermat.
e. Membantu mengembangkan kemampuan menirukan dan pengenalan secara tepat.16
15Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008 ), hlm, 208.
16 Ibid, hlm, 210.
Metode demonstrasi mempunyai pengaruh terhadap proses belajar peserta didik dan bertujuan sebagai berikut:
a. Memberikan latihan keterampilan tertentu pada peserta didik.
b. Memudahkan penjelasan dan peserta didik terampil melakukannya.
c. Membantu peserta didik dalam memahami suatu proses secara cermat dan teliti.17
3. Aspek-Aspek dalam Metode Demonstrasi
a. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati oleh peserta didik.
b. Demonstrasi menjadi kurang efektif jika tidak diikuti oleh aktivitas peserta didik.
c. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan.
d. Hendaknya dilakukan dalam hal yang bersifat praktis.
e. Beri pengertian dan landasan teori yang akan didemonstrasikan.
f. Memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang.18 4. Langkah-Langkah Metode Demonstrasi
Langkah-langkah perencanaan dan persiapan yang perlu ditempuh agar metode demonstrasi dapat dilaksanakan dengan baik adalah:
a. Perencanaan
Hal yang dilakukan adalah:
1) Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan dapat ditempuh setelah metode demonstrasi berakhir.
2) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan.
3) Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan.
17Moeslihaton, Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004), hlm, 108.
18 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, ( Jakarta : Ciputat Pers, 2002), hlm, 47.
4) Selama demonstrasi berlangsung, seorang guru hendaknya introspeksi diri apakah:
a) Keterangan-keterangannya dapat didengar dengan jelas oleh peserta didik.
b) Semua media yang digunakan ditempatkan pada posisi yang baik sehingga setiap peserta didik dapat melihat.
c) Peserta didik disarankan membuat catatan yang dianggap perlu.
5) Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan peserta didik.
b. Pelaksanaan
Hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
1) Memeriksa hal-hal di atas untuk kesekian kalinya.
2) Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian peserta didik.
3) Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar demonstrasi mencapai sasaran.
4) Memperhatikan keadaan peserta didik, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik.
5) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarnya dalam bentuk mengajukan pertanyaan.
6) Menghindari ketegangan, oleh karena itu guru hendaknya selalu menciptakan suasana yang harmonis.
c. Evaluasi
Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi sering diiringi dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut. Selain itu, guru dan peserta didik mengadakan evaluasi terhadap demonstrasi yang dilakukan, apakah sudah berjalan efektif sesuai dengan yang diharapkan.19
19Ibid., hlm. 121-136
5. Kelebihan, Kekurangan dan Manfaat Metode Demonstrasi a. Kelebihan metode demonstrasi
1) Perhatian siswa akan berpuat sepenuhnya pada anak yang didemonstrasikan.
2) Memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan ketrampilan dalam berbuat.
3) Hal-hal yang menjadi teka-teki siswa dapat terjawab
4) Menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan, karena meraka mengamati secara langsung jalannya demonstrasi.20
b. Kekurangan metode demonstrasi
1) Perkembangan mengajar berpusat pada suatu minat atau suatu kegiatan, yang membutuhkan waktu yang lama untuk mendemonstrasikan mengajar.
2) Ketidak mampuan beperapa supervisor untuk mengadakan demonstrasi mengajar.
3) Banyak guru tidak mau mengadakan demonstrasi atau membatu supervisor untuk mengadakan demonstrasi mengajar.21
4) Mahalnya biaya yang harus dikeluarkan terutama untuk pengadaan alat-alat modern.
5) Demonstrasi tak dapat diikuti/dilakukan dengan baik oleh siswa yang memiliki cacat tubuh atau kelainan/kekurangmampuan fisik tertentu.22
c. Manfaat Metode Demonstrasi
1) Menambah aktivitas belajar siswa karena ia turut kegiatan pemeragaan.
2) Menghemat waktu belajar.
20M Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, ( Jakarta : Ciputat Pers, 2002 ), hlm, 46.
21Piet A. Sahertian, Konsep dasar & Teknik Supervisi Perndidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), hlm. 116
22Ibid, hlm, 210.
3) Menjadikan hasil belajar yang lebih mantap dan permanen
4) Membantu siswa dalam mengejar ketertinggalan penguasaan atas materi pelajaran, khususnya yang didemonstrasikan itu.
5) Membangkitkan minat dan aktivitas belajar siswa.
6) Memberikan pemahaman yang lebih jelas.23
C. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah Prinsip kebulatan , dengan prinsip evaluator dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar dituntut untuk mengevaluasi cecara menyeluruh terhadap peserta didik, baik segi pemahamannya terhadap materi bahan pelajaran yang telah diberikan (aspek kognitif), maupun dari segi penghayayan (aspek afektif) dan pengamalanya (aspek psikomor..24
Hasil belajar merupakan penguasaan ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran yang ditunjukkan dengan tes atau nilai yang diberikan oleh guru serta kemampuan perubahan sikap/tingkah laku yang diperoleh peserta didik melalui kegiatan belajar.
Jadi hasil belajar yang dimaksud adalah suatu hasil yang telah dicapai (dilakukan) oleh peserta didik setelah adanya aktifitas belajar suatu mata pelajaran yang telah ditetapkan dalam waktu yang telah ditentukan pula.
Hasil belajar dapat diketahui setelah dilakukan evaluasi hasil belajar.
Setiap orang yang melakukan suatu kegiatan ingin tahu hasil dari kegiatan yang dilakukannya. Untuk mengetahui tentang baik dan buruknya dan proses hasil dari kegiatan pembelajaran, maka seorang guru harus menyelenggarakan evaluasi.
23 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT Rosda Karya, 2008 ), hlm, 209.
24Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : PT Grafindo Persada, 2001), hlm, 48.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan menjadi dua kategori. Yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar peserta didik.
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu, faktor-faktor eksternal ini meliputi:
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.
Keadaan fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif bagi kegiatan belajar seseorang.
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah keadaan psikologi seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar adalah:
a) kecerdasan/ intelegensi peserta didik
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.
b) Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keaktifan kegiatan belajar peserta didik. Motivasilah yang mendorong peserta didik ingin melakukan kegiatan belajar.
c) Minat
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
d) Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat mempengaruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek, orang, peristiwa, dan sebagainya.
e) Bakat
Secara umum bakat didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.25
b. Faktor eksternal 1) Lingkungan sosial
a) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar peserta didik. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi peserta didik untuk belajar lebih baik di sekolah.
b) Lingkungan sosial masyarakat
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal peserta didik akan mempengaruhi belajarnya.
c) Lingkungan sosial keluarga
Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar.
Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, dapat memberi dampak bagi aktivitas belajar peserta didik.
2) Lingkungan non sosial a) Lingkungan alamiah
Seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin dan suasana yang sejuk dan tenang. Hal tersebut akan
25Baharuddin, dkk, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm. 19-25
membawa pada kondisi belajar yang baik. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam yang tidak mendukung, proses belajar peserta didik akan terhambat.
b) Faktor instrumental
Yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam, yaitu:
(1) Hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga dan lain sebagainya.
(2) Software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, panduan silabi dan lain sebagainya.
c) Faktor materi pelajaran.
Faktor ini hendak disesuaikan dengan usia perkembangan peserta didik, begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan peserta didik.26
3. Aspek-aspek Hasil Belajar
Secara umum belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku.
Belajar tidak ada warnanya jika tidak menghasilkan pengetahuan, pembentukan sikap dan keterampilan.
Sessungguhnya belajar adalah (ungkapan yang menunjuk ) aktivitas ( yang menghasilkan) perubahan-perubahan tingkah laku atau pengalaman).
a. Aspek kognitif
Taksonomi tujuan pengajaran dalam kawasan kognitif menurut Bloom terdiri atas enam level yaitu sebagai berikut:
1) Pengetahuan yaitu meliputi menyebutkan, menampilkan, dan menjelaskan.
2) Pengertian yaitu meliputi menerjemahkan, menafsirkan, meramalkan dan memperhitungkan.
3) Penerapan yaitu meliputi menerapkan, menyerasikan.
26Ibid., hlm. 26-28
4) Analisis, yaitu pada taraf mampu memahami proses dan cara kerjanya suatu proses.
5) Sintesis, yaitu mampu menyatukan dari berbagai unsur menjadi satu.
6) Evaluasi . yaitu mampu menjawab pertanyaan guru.
b. Aspek afektif
Yaitu yang berhubungan dengan pembangkitan minat sikap/
emosi juga penghormatan (kepatuhan) terhadap nilai atau norma.
Dalam aspek afektif sebagai berikut:
1) Penerimaan yaitu memperhatikan, menyimak, dan mendengarkan.
2) Merespon (menerima), yaitu dengan mengajukan pertanyaan, dan menjawab pertanyaan.
3) Menghargai, yaitu dengan ditandai penerimaan terhadap nilai yang diperoleh.
4) Pengorganisasian, yaitu dengan memilah-milah nilai yang diperoleh, dan menjadikan motivasi untuk menjadi lebih baik.
5) Mewatak (characterization), yaitu dengan terbentuknya karakter seseorang.
c. Aspek psikomotorik
Yaitu pengajaran yang bersifat keterampilan atau yang menunjukkan gerak, keterampilan tangan, menunjukkan pada tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau kumpulan tugas tertentu.
E.J. Simpson membagi aspek ini menjadi lima level, yaitu:
1) Mengindera, yaitu mendengarkan, melihat, meraba, mencecap, membau dan bereaksi.
2) Kesiagaan diri, yaitu konsentrasi mental, berposes badan, mengembangkan perasaan (sikap positif untuk melakukan sesuatu).
3) Bertindak secara terpimpin), yaitu dapat menirukan, mencoba yang dicontohkan.
4) Bertindak secara mekanik, yaitu dapat menguasai garakan-gerakan tertentu.
5) Bertindak secara komplek, yaitu sudah sampai pada taraf mahir, gerakannya sudah disertai berbagai improvisasi.27
Untuk mencapai keberhasilan belajar ketiga aspek tersebut tidak bisa dipisahkan, namun jauh lebih baik jika dihubungkan.
Penggabungan tiga aspek tersebut akan dapat diketahui kualitas keberhasilan pembelajaran.
Hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai seorang peserta didik. Setiap pembelajaran dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas. Hasil belajar secara luas tentu mencakup ketiga kawasan tujuan pendidikan tersebut yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
D. Penerapan Metode Demonstrasi dalam Mata Pelajaran Fiqih
Salah satu tugas sekolah adalah memberikan pembelajaran kepada peserta didik, mereka harus memperoleh kecakapan dan pengetahuan.
Pemberian kecakapan dan pengetahuan kepada peserta didik yang merupakan proses pembelajaran, dilakukan guru di sekolah dengan menggunakan metode- metode tertentu, cara inilah yang sering disebut metode pembelajaran.
Para pendidik selalu berusaha memilih metode pembelajaran yang efektif dan efisien sebagai alat untuk mencapai tujuan, makin tepat metode, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut.
Sebuah metode pembelajaran harus mampu diterima peserta didik dengan baik, metode mengajar harus disajikan seefektif mungkin agar peserta didik dapat mudah menerima materi pelajaran.
Ada beberapa metode dalam pembelajaran, salah satunya adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif, karena dapat membantu siswa untuk memperjelas suatu pembelajaran dan membantu peserta didik untuk mudah menerima materi pembelajaran.
27Mustaqim, Psikologi Pendidikan,( Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2007), hlm, 40-48.
Pelaksanaan metode demonstrasi dalam mata pelajaran Fikih, dalam pokok bahasan shalat mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan metode demonstrasi sebagai berikut:
1. Perencanaan/ persiapan Perencanaan meliputi:
a. Penentuan tujuan demonstrasi
Dalam perencanaan/ persiapan ini, peserta didik diharapkan terampil melaksanakan gerakan-gerakan shalat, melafalkan bacaannya dan mampu menyerasikan antara gerakan dengan bacaan shalat serta terbiasa melaksanakannya.
b. Penentuan langkah-langkah pokok demonstrasi
Setelah penentuan tujuan demonstrasi sudah jelas, langkah selanjutnya yaitu penentuan langkah-langkah pokok demonstrasi.
Misalnya gerakan dan bacaan shalat.
1) Gerakan shalat
Mempraktekkan gerakan shalat dengan benar dan luwes : berdiri, tegak, takbir, bersedekap, rukuk, i’tidal, sujud, duduk antara dua sujud, duduk tahiyat awal, duduk tahiyat akhir dan salam.
2) Bacaan shalat
Menghafal dan melatih bacaan shalat sehingga fasih, yaitu bacaan shalat pada waktu : takbir, rukuk, i’tidal, sujud, duduk antara dua sujud, duduk tahiyat awal, duduk tahiyat akhir dan salam
3) Keserasian antara gerakan dan bacaan shalat
Latihan menserasikan antara gerakan shalat dengan bacaannya.
c. Persiapan alat dan bahan yang diperlukan
Dalam persiapan praktek shalat ini seorang guru terlebih dahulu mempersiapkan alat-alat/bahan yang akan digunakan dalam
demonstrasi. Misalnya: mukena, sajadah, dan tempat untuk demonstrasi.
2. Pelaksanaan demonstrasi
Selama pelaksanaan demonstrasi, yang dilakukan guru adalah:
a. Mengusahakan agar demonstrasi dapat diikuti, dan diamati oleh semua peserta didik di dalam kelas
b. Menumbuhkan sikap kritis pada peserta didik, sehingga terdapat tanya jawab, dan diskusi tentang masalah yang didemonstrasikan
c. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba, sehingga merasa yakin tentang kebenaran suatu proses.
d. Membuat penilaian dari kegiatan peserta didik dalam demonstrasi tersebut.
3. Tindak lanjut demonstrasi
Setelah demonstrasi selesai, guru hendaknya memberikan tugas kepada siswa baik secara tertulis maupun lisan, misalnya dengan memberi pertanyaan-pertanyaan peserta didik dan selanjutnya memintanya untuk praktek.
Secara garis besar, persiapan guru untuk menggunakan metode demonstrasi sama dengan metode eksperimen. Perbedaannya adalah pada metode demonstrasi, tiap percobaan tidak dilakukan oleh setiap peserta didik, tetapi oleh satu atau dua peserta didik, dan yang lain sebagai pengamat. Setelah proses pelaksanaan metode demonstrasi dalam pembelajaran fikih selesai, kemudian guru mengadakan evaluasi.
Yang dimaksud dengan evaluasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan di dalam pendidikan.untuk mengukur sampai dimana penjelasan murid terhadap bahan pendidikan yang telah diberikan.28
Untuk mengevaluasi seorang guru dapat menggunakan berbagai alat untuk melakukan penilaian. Teknik yang dapat digunakan antara lain:
28R. Ibrahim Nana Syaudih. S, Perencanaan Pengajaran, ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 2002), hlm,131.
a. Teknik penilaian melalui tes
Tes hasil belajar adalah tes untuk mengukur kemampuan seseorang dalam suatu bidang tertentu yang diperoleh dari mempelajari bidang itu.29 Tes hasil belajar tersebut berfungsi untuk mengukur kemampuan yang dicapai setelah melakukan proses belajar.
Dalam penelitian ini hasil belajar diperoleh dari tes yang dilakukan pada tiap akhir siklus.
Jenis-jenis tes hasil belajar antara lain:
1) Tes Seleksi, yaitu tes yang disajikan pada awal tahun pelajaran dalam rangka penerimaan calon siswa baru.
2) Tes formatif, yaitu jenis tes yang disajikan pada saat dilangsungkan proses belajar mengajar untuk memantau kemajuan belajar peserta didik.
3) Tes sumatif, yaitu tes yang diberikan pada akhir tahun ajaran/ akhir suatu jenjang pendidikan.
4) Tes diagnosis, yaitu tes yang bertujuan untuk menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu.
5) Tes akhir, yaitu untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik.30
b. Teknik penilaian melalui observasi
Observasi adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang diamati baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan.31 Dalam penelitian ini hal-hal yang diamati adalah keaktifan peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran.
29Mustaqim, op.cit, hlm. 233.
30 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001), hlm, 70.
31Mustaqim, Psikologi Pendidikan, ( Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2007 ) ,hlm, 231.
Ada 3 macam jenis observasi, diantaranya:
1). Observasi langsung, Pengamat dilakukan terhadap/gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat.
2). Observasi tidak langsung, yaitu observasi yang dilaksanakan dengan menggunakan bantuan alat tertentu.
3). Observasi partisipasi, peneliti ikut melibatkan didik dalam kehidupan responden yang sedang diteliti.32
Seorang guru melakukan evaluasi di sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Untuk mengukur keberhasilan peserta dididik peserta didik yang pandai dan yang lebih pandai.
2) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran.
3) Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah mengalami didikan dan ajaran.
4) Untuk mendorong persaingan yang sehat antar sesama peserta didik.
5) Untuk mengetahui tepat dan tidak guru dalam memilih bahan, metode dan berbagai penyesuaian di dalam kelas.33
E. Kajian Pustaka yang Relevan
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa pustaka sebagai acuan dalam penulisan skripsi. Beberapa pustaka tersebut adalah:
Pertama, Skripsi M. Syihabudin berjudul ”Pengaruh motivasi belajar pendidikan Agama Islam terhadap pengamalan ibadah siswa MTs Ma’arif Dawung Tegalrejo Magelang. Sekripsi ini berisi tentang bagaimana pengaruh motivasi belajar pendidikan agama Islam, Bagaimana tingkat pengamalan ibadah siswa. Pada judul skripsi tersebut fokusnya terletak pada seberapa pengaruh adanya motifasi terhadap pengamalan ibadah siswa.
32Ibid, hlm. 232.
33Anas Sudijono,op.cit., hlm,34-38
Kedua buku, R. Ibrohim Nana Syaodih. S, ”Perencanaan Pengajaran”, Reneka Cipta, Jakarta, 2003.. Buku tesebut peneliti jadikan pedoman bagaimana metode mengajar untuk mengajarkan sesuatu bahkan pengajaran yang memerlukan pemeragaan dapat menambah wawasan peneliti.
Ketiga buku, Piet A Sahertian, ”Konsep Dasar Dan Tehnik Supervisi Pendidikan”. Dalam buku ini peniliti jadikan sebagai suatu tehnik demonstrasi mengajar yang baik harus direncanakan dengan teliti dan mempunyai tujuan tertentu, memberikan kepada guru–guru untuk melihat metode-metode mengajar yang baru atau berbeda
Keempat buku,Moeslichatoen ”Metode Pengajaran di Taman Kanak- Kanak”. Dalam buku ini peniliti jadikan sebagai suatu tujuan demonstrasi mengajar yang baik harus direncanakan kegiatan, pelaksanaan dan penilaian dengan menggunakan metode demonstrasi.
F. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang diteliti.
Jawaban ini dapat benar, atau salah tergantung pembuktian di lapangan.
Sebagaimana diungkapkan oleh S. Margono, bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya34.
Hipotesis penelitian ini adalah dengan menerapkan metode demonstrasi dalam pembelajaran mata pelaran fikih kelas VII materi pokok shalat, hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan. Metode demonstrasi sendiri bertujuan untuk memudahkan peserta didik dalam memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru, karena guru menjelaskan disertai dengan praktek.
Dengan metode ini peserta didik terlibat dalam proses pembelajaran secara langsung, karena itu akan tercipta pembelajaran yang kondusif serta dapat memudahkan peserta didik dalam menerima dan memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru. Dengan pemahaman peserta didik terhadap pelajaran maka hasil belajar peserta didik dapat meningkat.
34Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 68.
34 A. Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas serta profesialisme guru dalam menangani proses belajar mengajar, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Data yang diperoleh berupa data deskriptif dan kuantitatif yang menggunakan perhitungan statistik sederhana. Berdasarkan masalah yang disebutkan, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
Dengan penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan akurasi pengamalan ibadah shalat pada siswa kelas VII MTsN Loano Kabupaten Purworejo.
B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian
Penelitian ini diadakan selama 30 hari terhitung mulai izin penelitian secara lisan dan tertulis dengan surat rekomendasi dari IAIN Walisongo Semarang. Sedangkan pelaksanaan penelitian atau pengumpulan data mulai tanggal 17 November 2010 sampai dengan 17 Desember 2010.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah di MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo.
C. Obyek Penelitian
Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo dengan jumlah siswa 37 orang yang terdiri atas 20 orang siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki.
D. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas yang dimaksud adalah kajian sistematik
dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.1
1. Metode penelitian tindakan
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus meliputi 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Refleksi pada siklus pertama digunakan sebagai patokan untuk pelaksanaan siklus selanjutnya, sebagai perbaikan dari siklus sebelumnya. Adapun alur dari penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:2
Langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini dipilih model spiral dari Kemmis dan Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan pembelajaran berdasarkan refleksi mengenai hasil dari tindakan-tindakan pada siklus sebelumnya. Setiap siklus tersebut terdiri dari empat tahapan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan refleksi.
1Mahfud Junaedi, Materi Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ( Classroom Action Research) Bagi Guru Madrasah Sasaran MEDP(LPTK Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2010), hlm. 7
2ibid, hlm. 16
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi
Perencanaan Pengamatan
SIKLUS I
SIKLUS II Refleksi
Pengamatan
Pelaksanaan
?
2. Kolaborator
Dalam penelitian ini peneliti bekerja sama dengan Drs. Mustamir selaku guru mata pelajaran PAI yang ada di MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo dalam upaya meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran fikih kelas VII dengan menggunakan metode demonstrasi pada materi shalat.
3. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi indikator hasil belajar adalah:
1) Peserta didik dapat menampilkan bacaan shalat.
2) Peserta didik dapat menampilkan gerakan shalat.
3) Peserta didik dapat menyerasikan antara bacaan dengan gerakan shalat dengan benar.
4. Jadwal pelaksanaan Penelitian
Berikut ini adalah jadwal rencana kegiatan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan di kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo:
No. Rencana Kegiatan Waktu (minggu) ke- 1 2 3 4
1. Observasi Awal X
2. Menyusun konsep
pelaksanaan
X
3. Menyepakati jadwal dan tugas
X
4. Menyusun Instrumen X 5. Diskusi konsep pelaksanaan X 6. Pelaksanaan pra siklus X
7. Pelaksanaan Siklus I X X
8. Pelaksanaan Siklus II X X
9. Menyusun konsep laporan X
10. Pembuatan laporan X
5. Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian
Persiapan pelaksanaan tindakan yang akan peneliti lakukan dengan tahapan-tahapan tindakan sebagaimana yang tercantum dalam skenario pembelajaran. Tindakan yang akan peneliti lakukan adalah sebagai berikut:
a. Persiapan
1) Peneliti melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah dan menganalisis akar penyebab masalah dengan melakukan pengamatan proses pembelajaran di kelas.
2) Peneliti bersama guru pendidikan agama Islam berkolaborasi untuk menentukan dan menetapkan tindakan apa yang akan digunakan untuk mengatasi masalah.
3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
4) Membuat Lembar Observasi Siswa (LOS) 5) Penyusunan instrumen.
Instrumen ialah alat bantu yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian. Instrumen yang digunakan adalah soal-soal yang dibuat peneliti sendiri. Langkah-langkah penyusunan instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Menentukan materi shalat
b) Menyusun soal psikomotorik tes perbuatan yang telah ditentukan, yaitu sejumlah 20 soal untuk tiap siklus.
b. Pelaksanaan tindakan 1) Pra siklus
Dalam pelaksanaan pra siklus proses pembelajaran guru masih menggunakan metode lama.
2) Siklus I
Dalam penelitian tindakan (action research) tiap siklusnya terdiri dari :
a) Perencanaan
Dalam tahap ini penelitian bersama-sama dengan guru - Merencanakan permasalahan apa yang akan diteliti
- Merencanakan model atau metode apa yang akan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.
- Membuat RPP
- Membuat LOS (lembar observasi siswa) b) Pelaksanaan
- Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario dan LOS.
c) Observasi
- Peneliti bersama guru melakukan observasi saat berlangsungnya proses pembelajaran.
d) Refleksi
- Peneliti bersama guru melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.
- Peneliti bersama guru PAI membahas hasil evaluasi yang telah dilakukan, serta merencanakan perbaikan yang akan digunakan pada siklus II.
3) Siklus II a) Perencanaan
- Dari hasil evaluasi pada tindakan siklus I, peneliti bersama guru merencanakan kembali tindakan yang akan dilakukan pada siklus ini.
b) Pelaksanaan
- Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario dan LOS.
c) Observasi
- Peneliti bersama guru melakukan observasi saat berlangsungnya pembelajaran
d) Refleksi
- Peneliti bersama guru melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.
- Membahas hasil evaluasi pada siklus ini, bila hasilnya memuaskan maka penelitian dapat dihentikan.
E. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data antara lain:
1. Metode Observasi
Metode observasi yaitu mengamat-amati, jadi observasi adalah mencari dan mengumpulkan data-data fakta mengenai gejala tertentu secara langsung dengan menggunakan alat-alat pengamatan indera, dan mencatat fakta-fakta itu menurut teknik tertentu, di sepanjang waktu tertentu.3
Metode ini digunakan untuk mengobservasi proses pembelajaran yang dilakukan pada proses pembelajaran mata pelajaran fikih materi shalat dengan metode demonstrasi di kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo Berupa proses pembelajaran atau tindakan yang dilakukan guru pada proses pembelajaran mata pelajaran fikih materi shalat dengan metode demonstrasi di kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo.
2. Metode Tes
Metode tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.4
Metode ini digunakan untuk mendapatkan nilai dari hasil belajar siswa kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo, dengan diadakan tes pada tiap akhir siklus.
3S Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Semarang: Reneka Cipta, 1996), hlm. 158.
4Subana, dkk, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm , 28.