• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1. Tinjauan tentang Wisata Belajar

Wisata diidentikkan sebagai kegiatan melepas penat dan kebosanan dari rutinitas sehari-hari. Selain hal tersebut, wisata juga dapat digunakan sebagai sarana refreshing sekaligus membelajarkan bagi anak-anak jika direncanakan dan dilaksanakan dengan baik. Banyak istilah yang dapat menggambarkan penggabungan antara wisata dan belajar, diantaranya karyawisata, studytour, wisata edukasi, outbound edukasi, outing class dan lain-lainnya. Menurut Husamah (2013: 53), pembelajaran melalui wisata belajar merupakan sebuah proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan kegiatan mempelajari sumber belajar yang ada di luar kelas, dengan tujuan agar siswa memiliki wawasan yang luas tentang bahan ajar yang dipelajari di dalam kelas. Sedangkan menurut Moeslichatoen (2007: 21), wisata belajar merupakan salah satu metode yang melaksanakan kegiatan pengajaran dengan dunia luar secara langsung yang mendorong anak untuk memperoleh kesan yang sesuai dengan apa yang diamati.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa wisata belajar merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan diluar kelas atau sekolah yang dilakukan dengan sengaja dan direncanakan untuk

13

memperkaya wawasan dan pengetahuan siswa dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada dilingkungan sekitar. Kegiatan pembelajaran model ini akan membawa siswa untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan sekitar sehingga siswa tidak hanya sekedar tahu teorinya saja tetapi dapat langsung mempraktekkan dan menerapkannya. Tugas guru dalam proses ini adalah sebagai fasilitator dan konsultan ketika siswa menemukan kesulitan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi.

Wisata belajar dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek di luar sekolah. Hal ini memungkinkan siswa untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru yang mungkin tidak akan diperoleh ketika mereka melakukannya di dalam kelas. Ketika di kelas, pembelajaran yang dilaksanakan hanya akan melibatkan indera penglihatan dan pendengaran saja. Namun ketika siswa diajak langsung mengunjungi hal yang sedang mereka pelajari, siswa dapat melibatkan seluruh indera yang mereka miliki dalam upayanya bereksplorasi. Semakin banyak indera yang terlibat dalam sebuah proses pembelajaran, maka semakin baik pula ingatan akan hal tersebut tersimpan dimemori siswa.

b. Tujuan Wisata Belajar

Banyak ahli yang telah mendefinisakan sekaligus memaparkan tujuan dari sebuah wisata belajar. Salah satunya yaitu Supriatna dalam Humasah (2013: 54) yang menguraikan tujuan dari wisata belajar sebagai berikut:

14

1) Sebagai pembanding antara teori yang dipelajari siswa dikelas dengan keadaan atau praktek nyatanya di lapangan.

2) Untuk menghilangkan kejenuhan siswa dalam belajar. Kejenuhan yang terjadi saat proses pembelajaran menyebabkan materi yang disampaikan oleh guru tidak akan dipahami dan diserap dengan optimal oleh siswa.

3) Sebagai rekreasi belajar. Untuk menumbukhan motivasi siswa agar lebih giat lagi dalam mengikuti proses pembelajaran.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa wisata belajar merupakan sebuah kegiatan pengayaan pembelajaran yang digunakan untuk mengeluarkan siswa dari kejenuhannya terhadap interaksi dalam kelas dengan tujuan agar siswa mampu kembali optimal dalam menyerap materi yang disampaikan oleh guru dalam proses belajar mengajar dikemudian hari. Wisata belajar juga bertujuan untuk mengembangkan kreativitas siswa, sehingga mampu memecahkan masalah yang dihadapi secara mandiri dan percaya diri.

c. Program Wisata Belajar

Wisata belajar sebagai salah satu variasi metode pembelajaran guna menghindari kejenuhan siswa, dapat dilakukan diberbagai tempat menyesuaikan kebutuhan dan tujuan yang hendak dicapai dari proses pembelajaran yang dilakukan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Isjoni dalam Muchsin (2013: 3) yang menyatakan wisata belajar sebagai cara

15

mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek di luar sekolah seperti pabrik, bengkel, peternakan, dan museum. Pernyataan diatas membuktikan program wisata belajar dapat diselenggarakan tidak terbatas dalam lingkungan lembaga persekolahan semata. Wisata belajar sebagai sebuah program pembelajaran dapat diselenggarakan diberbagai tempat, asal direncanakan dan dipersiapkan secara matang.

Program wisata belajar merupakan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan memadukan unsur edukatif dan rekreatif. Menurut Aditya (2015: 9) program wisata belajar merupakan program yang dapat mendorong siswa untuk berpikir kreatif dengan bersumber pada pengetahuan-pengetahuan baru yang diperoleh siswa dengan mengalaminya langsung sehingga lebih mudah diingat dan dipahami. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa program wisata belajar merupakan program pembelajaran yang menggabungkan unsur edukatif dan rekreatif, dapat dilakukan diberbagai tempat serta dapat mendorong siswa untuk berpikir kreatif bersumber pada pengalaman yang didapatkannya secara langsung.

d. Kelebihan dan Kekurangan Wisata Belajar

Menurut Husamah (2013: 54), terdapat sisi positif bagi seorang siswa yang mengikuti kegiatan wisata belajar yaitu:

16

1) Kegiatan belajar mengajar lebih bermakna sebab siswa memperolehnya dengan mengalaminya secara langsung;

2) Membangkitkan sisi eksporatif siswa dalam usahanya menyelesaikan sesuatu;

3) Memperlihatkan kondisi nyata di lapangan dengan mengintegrasikannya dengan pengajaran di dalam kelas sehingga menciptakan kepribadian yang komplit baik bagi guru maupun siswa; 4) Memperbanyak pengetahuan dan wawasan yang diperoleh siswa baik

di dalam maupun luar kelas;

5) Memberikan kesenangan siswa terhadap alam sekitarnya.

Dari sekian banyak kelebihan yang diperoleh siswa dengan mengikuti wisata belajar, terdapat beberapa kekurangan dari kegiatan ini. Menurut Husamah (2013: 55), kekurangan dari kegiatan wisata belajar yaitu:

1) Persiapan harus matang dan cenderung memakan waktu yang cukup lama;

2) Biaya yang relatif tinggi dan sarana prasarana yang relatif banyak; 3) Persiapan yang kurang matang akan memperngaruhi hasil yang

diperoleh dari kegiatan;

4) Resiko yang cukup besar dengan membawa siswa yang jumlahnya banyak ke lingkungan luar kelas.

17

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sebagai salah satu kegiatan pembelajaran, wisata belajar memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari kegiatan wisata belajar banyak yang dapat langsung dirasakan siswa maupun guru ketika kegiatan tersebut berlangsung. Sedangkan untuk kekurangan yang dimiliki oleh kegiatan wisata belajar dapat ditanggulangi dengan perencanaan dan persiapan yang matang sebelum kegiatan akan dilaksanakan.

2. Tinjauan tentang Aksesibilitas Program

Dokumen terkait