• Tidak ada hasil yang ditemukan

Negara merupakan suatu kelompok yang paling utama disuatu wilayah yang memiliki pemerintahan yang berwenang dalam menyelenggarakan roda pemerintahan dalam rangka untuk mencapai tujuan negara yang tercemin didalam konstitusional.(Abd Thalib, 2017). Salah satu hak yang harus dipenuhi negara untuk warga negaranya ialah kewarganegaraan. Kewarganegaraan tersebut merupakan hak bagi warga negara yang harus dilindungi oleh warga negara. Negara adalah salah satu organisasi dimana kelompok manusia yang mendiami suatu wilayah tertentu dengan adanya pengakuan pemerintahan untuk mengurus tata tertib sekelompok manusia yang ada diwilayahnya.(Abd Thalib, 2017).

21 Berdasarkan Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang No 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan menjelaskan bahwa semua iihwal yang berhubungan dengan warga negara. Hak pengakuan kewarganegaraan merupakan bentu asasi negara terhadap warga negaranya. Adanya ststus kewarganegaraan akan menimbulakan kewenangan dan keharusan yang mempunyai sifat berbalsan terhadap negaranya. Dinegara Indonesia teah memberikan perlindungan hak atas anak merupakan kewarganegaraan, maka dari itu anak mendapatkan hak untuk kewarganegaraannya dan negara mempunyai suatu tanggungan untuk melindungi anak tersebut sebagai warga negaranya dan negara juga mempunyai kewajiban untuk menjamin pendidikan dan pengamanan bagi anak-anak tersebut.

Pandangan suatu kekuasaan negara harus bisa disesuaikan dengan hak-hak dasar rakyat yang dijamin dalam suatu Undang-Undang Dasar negara. Pembatasan yang dimaksud dalam konstitusi empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara oleh seluruh komponen bangsa baik penyelenggara negara, swasta maupun masyarakat. Sehingga dalam praktek ada ruang untuk memberikan penafsiran terhadap ketentuan pasal tersebut menurut kemauan dari penyelenggaraan negara(Abd Thalib, 2017).

Kewarganegaraan seseorang bisa ditentukan berdasarkan dua asas, yaitu(Basuki, 2006:596):

22 1. Asas tempat kelahiran (ius soli), yaitu dimana asas tersebut menentukan kewarganegaraan seseorang dilihat dimana ia dilahirkan.

2. Asas keturunan (ius sanguinis), yaitu asas yang menentukan suatu kewarganegaraan dilihat dari kewarganegaraan ayahnya.

Berdasarkan UU No 62 Tahun 1958 terdapat kelemahan dalam beberapa pasal yang bersifat diskriminatif, dimana pasal tersebut tidak sesuai lagi dengan perkembangan masyarakat. Bersifat diskriminatif disini yaitu tidak terjaminnya hak asasi didalam persamaan antar warga negara, dan kurang memberikan perlindungan untuk perempuan dan anak. Selain itu dalam UU ini warga Negara yang mempunyai kewarganegaraan rangkap harus memilih satu diantara kewarganegaraan tersebut. Dengan kurang efektinya isi dari UU No 62 Tahun 1958 ini maka aturan hokum tentang kewarganegaraan Indonesia mengalami perubahan yang cukup signifikan dengan disahkannya UU No 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia(Harpen, 2006:4-5).

Sejak dikeuarkannya Undang-Undang No 12 Tahun 2006 kewarganegaraan bisa ditentukan berdasarkan empat asas, yaitu:

1. Asas ius sanguinis (law of the blood), adalah kewarganegaraan yang ditentukan berdasarkan kewarganegaraan orang tua.

2. Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas, adalah kewarganegaraan yang dientukan berdasarkan tempat kelahirannya.

23 3. Asas kewarganegaraan tunggal, adalah setiap warga negara

hanya boleh memiliki satu kewarganegaraan.

4. Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menetapkan kewarganegaraan ganda untk anak berdasarkan Undang-undang No 12 Tahun 2006. Adapun keuntungan dan kerugian dalam kewarganegaraan ganda terbatas yaitu:

Keuntungan:

a. Anak anak bebas tinggal di dua negara, untuk Warga Negara Indonesia bebas tinggal di Indonesia tanpa perlu takut di deportasi paling tidak sampai usia 21 tahun, dapat menempuh pendidikan di sekolah-sekolah negeri dan lain sebagainya;

b. Bila di negara kedua sekolah tidak membayar, dapat menikmatinya.

Kerugian:

a. Dengan memegang 2 paspor, dapat dikenakan wajib militer bila sudah berumur tertentu;

b. Ada batasan keluar masuk untuk paspor yang dikeluarkan oleh negara satunya;

c. Bila melakukan tindakan-tindakan yang merugikan baik perdata/pidana akan berlaku ketentuan-ketuan pula.

Didalam Undang-Undang No 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaaan tidak menetapkan status kewarganegaran Indonesia untuk wanita orang asing ynag menikah dengan pria orang Indonesia.

Apabila wanita tersebut ingin menjadi Warga Negara Indonesia maka wanita tersebut harus mengajukan permohonan berdasarkan ketentuan yang berlaku. Demikian pula untuk wanita Warga Negara Indonesia

24 dan laki-laki Warga Negara Asing wanita tersebut bisa mempertahankan Warga Negara Indonesia. Tetapi apabila ia mengikuti kewarganegaraan sang suami maka ia harus mengajukan permohonan sesuai dengan Pasal 7 dan 8 Undang-Undang Kewarganegaraan lama dan Pasal 26 Undang-Undang Kewarganegaraan baru. (Handajani, 2012:2).

Perbedaan kewarganegaraan tidak hanya terjadi dalam suami istri tetapi bisa terjadi kepada anak perkawinan campuran tersebut berdasarkan Undang-Undang Kewarganegaraan lama status anak yang lahir dari perkawinan campuran kewarganegaraan otomatis mengikuti kewarganegaraan ayah. Apabila anak tersebut lahir dari wanita Warga Negara Indonesia dengan pria Warga Negaa Asing maka anaknya secara otomatis menjadi Warga Negara Asing. Hal tersebut bisa menjadi perbedaan warga negara ibu dan anak.(Handajani, 2012:2).

Adanya UU baru ini sangat membantu untuk anak memperoleh kewarganegaraan, karena UU tersebut telah menghilangkan semua aturan kewarganegaraan yang diskriminatif yang memperlakukan keturunan Warga Negara Asing sama seperti Warga Indonesia lainnya.

UU Ini juga memberikan kewarganegaraan ganda bagi anak yang lahir dari hasil perkawinan campuran antara WNI dan WNA yang bertujuan untuk melindungi hak-hak anak sebelum anak tersebut berusia 18 Tahun.Sebelum adanya UU baru ini anak yang lahir dari perempuan

25 WNI dan pria WNA status kewarganegaraan anak tersebut adalah WNA. Akibatnya jika orangtua lupa memperpanjang visa anaknhya atau kedua orangtuanya cerai, anak tersebut akan di deportasi ke Negara asal ayahnya.

E. Konsep Operasional

Berdasarkan paparan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan sebuah penulisan dengan judul “Tinjauan Terhadap Kedudukan Anak dalam Perkawinan Campuran di Tinjau dari Undang-Undang No 12 Tentang Kewarganegaraan (Studi Kasus Perkawinan Campuran Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Singapore di Kab.Karimun)”. Maka dari itu guna menghindari kesalahan pembaca dalam menafsirkan judul penelitian diatas, maka dengan ini penulis memberikan batasan-batasan terhadap judul tersebut, yaitu:

Tinjauan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pandangan, pendapat, atau mempelajari.

Anak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keturunan dimana anak tersebut dianggap manusia yang masih kecil. Anak juga pada hakekeatnya berada pada satu masa perkembangan untuk menjadi dewasa.

Jadi kedudukan anak adalah dilihat dalam urutan kelahiran dan hubungan antara anak dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak.

26 Perkawinan campuran adalah perkawinan antara dua orang yang ada di Indonesia tunduk pada hukum yang berlainan karena perbedaan kewarganegaraan dan salah satu pihak berkewarganegaraan Indonesia.

F. Metode Penelitian

Untuk metode penelitian ini, penulis diharapkan mampu menemukan, merumuskan, menganalisis, maupun memecahkan masalah-masalah dalam suatu penelitian dan agar data-data dapat diperoleh secara lengkap, relevan dan akurat, sehingga penulis menggunakan jumlah populasinya yang kecil atau sedikit, sehingga memungkinkan penulis menggunakan populasi secara keseluruhan sebagai responden:

1. Jenis dan sifat penelitian

Jenis penelitian ini termasuk dalam golongan penelitian observasi (observational research), yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mengamati dan mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadi baik pada fenomena natural maupun social, yang terjadi dalam waktu tingkatan tertentu, dan tidak dapat dikendalikan oleh peneliti(Ali, 2017:27). Penulis dalam melakukan penelitian langsung terjun ke lapangan (lokasi penelitian) untuk memperoleh data dengan menggunakan alat pengumpulan data berupa wawancara.

27 Sedangkan ditinjau dari sifat penelitian adalah penelitian Deskriftif analisis yakni dengan maksud memberikan gambaran secara rinci jelas dan sistematis tentang permasalahan pokok penelitian tentang Tinjauan Terhadap Kedudukan Anak Dalam Perkawinan Campuran di Tinjau Dari Undang-Undang No 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan (Studi Kasus Perkawinan Campuran Warga Negara Indonesia Dengan Warga Negara Singapore di Kabupaten Karimun).

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yaitu di Kabupaten Karimun, dengan tempat berkedudukan di Bukit Senang Kecamatan Karimun, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.

3. Data dan Sumber Data

Sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer, adalah data utama yang diperoleh oleh peneliti melalui responden atau sampel. Data ini juga bisa saja berasal dari masyarakat setempat, lembaga pemerintahan dan dari sumber lainnya.

2. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari buku-buku literature dan peraturan Undang-undang.

28 4. Populasi dan Sampel

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari objek yang akan diteliti mempunyai karakteristik yang sama, yang hendak diteliti berdasarkan lokasi penelitian yang telah ditentukan sebelumnya(Syafrinaldi, 2017:15). Sehubungan dengan penelitian ini populasinya sepasang suami istri di Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun.

Adapun penentuan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode sensus, yaitu cara pengumpulan data apabila jumlah populasinya kecil atau sedikit sehingga memungkinkan peneliti menggunakan populasi secara keseluruhan sebagai responden(Syafrinaldi, 2017:18). Untuk lebih jelasanya dapat dilihat pada table dibawah ini:

29 Tabel 1.1

Populasi dan Sampel

No Kriteria Populasi Jumlah

Teknik Penentuan Responden

Sensus Sampel

1 Pasangan Suami Isteri 2 Pasang 2 Pasang -

2

Staf Kantor Pengadilan

Agama 1 orang 1 orang -

3 Staf Imigrasi 1 orang 1 orang -

4

Kantor Urusan Agama

Kec Karimun 1 orang 1 orang -

5. Alat Pengumpulan Data

1. Wawancara, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara penulis mengadakan tanya jawab secara langsung kepada responden.

2. Observasi, yaitu pengamatan yang dilakukan oleh penulis dalam rangka pengumpulan data dengan mengamati fenomena suatu mesyarakat.

30 6. Analisis Data

Yang dilaukan dengan cara deskriptif analisi, yaitu setelah data terkumpul dikelompokkan seusai dengan pokok permasalahan yang dirumuskan kemudian dihubungkan dengan data yang satu dengan data yang lainnya dengan menggunakan dalil logika, norma-norma hokum, asas-asas hokum serta teori-teori dan terakhir dianlisa.

7. Metode Penarikan Kesimpulan

Metode penarikan kesimpulan yang digunakan adalah metode deduktif yaitu penarikan kesimpulan dari hal umum ke khusus.

31 BAB II