• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Skizofrenia

2.3.7. Tipe Strategi Koping Keluarga

Upaya-upaya dan perilaku koping keluarga atau individual yang spesifik untuk masalah atau situasi yang spesifik pula. Berbeda dalam situasi dan masalah, berbeda pula solusinya yaitu penggunaan berbagai respons-respons koping. Akan tetapi, respons- respons koping memiliki gaya-gaya dan kecondongan tertentu, yang juga mempengaruhi tipe-tipe upaya-upaya tertentu di mana keluarga berhubungan dengan suatu masalah. Dua tipe strategi koping keluarga adalah internal atau intrafamilial(dalam keluarga inti) dan eksternal atau ekstrafamilial (di luar keluarga inti).(Friedmen, 2003).

a. Strategi Koping Keluarga Internal

Dalam strategi koping keluraga internal atau intrafamilial (dalam keluarga inti) terdapat 7 (tujuh) strategi yaitu:

1. Mengandalkan Kelompok Keluarga

Untuk mengatasi masalah/stressor yang dihadapinya, keluarga seringkali melakukan upaya untuk menggali dan mengandalkan sumber-sumber mereka

sendiri. Keluarga melakukan ini dengan membuat struktur dan organisasi yang lebih besar dalam keluarga, yakni dengan membuat jadwal dan tugas rutinitas yang dipikul oleh setiap anggota keluarga yang lebih ketat. Hal ini diharapkan setiap anggota dapat lebih disiplin dan taat. Dalam kondisi ini keluarga dapat mengontrolnya, jika berhasil maka akan mencapai integrasi dan ikatan yang lebih kuat. Burgess (1979) dalam Friedman (2003) mengatakan bahwa strategi koping yang khas adalah disiplin diri dikalangan anggota keluarga yang mengalami stress, mereka harus memelihara ketenangan dan dapat memecahkan masalah karena mereka yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan anak-anaknya.

2. Penggunaan Humor

Perasaan humor merupakan asset yang penting dalam keluarga karena dapat memberikan perubahan bagi sikap- sikap keluarga terhadap masalah-masalah dan perawatan kesehatan. Humor juga diakui sebagai suatu cara bagi individu dan kelompok untuk menghilangkan rasa cemas dan stress/tegang.

3. Lebih banyak melakukan pengungkapan bersama (memelihara ikatan)

Suatu cara untuk membawa keluarga lebih dekat satu sama lain dan memelihara serta mengatasi tingkat stress dan pikiran, ikut serta dengan aktivitas setiap anggota keluarga merupakan cara untuk menghasilkan suatu ikatan yang kuat dalam sebuah keluarga. Cara untuk mengatasi masalah dalam keluarga adalah: adanya waktu untuk makan bersama-sama dalam keluarga, saling mengenal, membahas masalah bersama, makan malam bersama, adanya

kegiatan yang menantang bersama keluarga, beribadah bersama, bermain bersama, bercerita pada anak sebelum tidur, menceritakan pengalaman pekerjaan maupun sekolah, tidak ada jarak diantara anggota keluarga.

4. Mengontrol makna dari masalah dan penyusunan kembali kognitif

Salah satu cara untuk menemukan koping efektif adalah menggunakan mekanisme mental dengan mengartikan masalah yang dapat mengurangi atau menetralisir secara kognitif rangsang berbahaya yang dialami dalam hidup. Menambah pengetahuan keluarga merupakan cara yang paling efektif untuk mengetahui stressor yaitu dengan keyakinan yang optimis dan penilaian yang positif. Keluarga menggunakan strategi ini cenderung melihat segi positif dari kejadian yang menyebabkan stress. (Friedman, 2003).

5. Pemecahan masalah bersama dikalangan anggota keluarga

Pemecahan masalah bersama dapat digambarkan sebagai suatu situasi dimana keluarga dapat mendiskusikan masalah yang ada secara bersama-sama oleh keluarga dengan mengupayakan dengan mencari solusi atau jalan keluar atas dasar logika, mencapai suatu consensus tentang apa yang perlu dilakukan atas dasar petunjuk, persepsi dan usulan dari anggota keluarga yang berbeda. (Friedman, 2003).

6. Fleksibilitas Peran

Adanya perubahan dalam kondisi dan situasi dalam keluarga yang setiap saat dapat berubah, fleksibilitas peran merupakan suatustrategi koping yang kokoh untuk mengatasi suatu masalah dalam keluarga. Pada keluarga yang berduka,

fleksibilitas peran adalah sebuah strategi koping fungsional yang penting untuk membedakan tingkat berfungsinya sebuah keluarga.

7. Menormalkan keadaan keluarga

Kecenderungan keluarga menormalkan keadaan sehingga keluarga dapat melakukan koping terhadap sebuah stressor jangka panjang yang dapat merusak kehidupan keluarga dan kegiatan rumah tangga. Friedman (2003) mengatakan bahwa “Normalisasi” merupakan cara untuk mengkonseptualisasikan bagaimana keluarga mengelola ketidakmampuan seorang anggota keluarga, sehingga dapat menggambarkan respons keluarga terhadap sakit atau kecacatan. Bila anak dalam anggota keluarga sakit, maka keluarga dapat menormalkan situasi dengan meminimalkan situasi abnormalitas dalam penampilan anak, berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan biasa dan terus memelihara ikatan sosial.

b. Strategi Koping Keluarga Eksternal

Dalam strategi koping keluarga ekternal (ekstrafamilial) terdapat 4 (empat) strategi yaitu :

1. Mencari informasi

Keluarga yang mengalami stress memberikan respons secara kognitif dengan mencari pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan stressor. Ini berfungsi untuk menambah rasa memiliki kontrol terhadap situasi dan mengurangi perasaan takut terhadap orang yang tidak dikenal dan membantu keluarga menilai stressor secara lebih akurat.

2. Memelihara hubungan aktif dengan komunitas

Pada strategi koping keluarga eksternal, dibutuhkan pemeliharaan hubungan aktif dengan komunitas. Kategori ini berbeda dengan koping yang menggunakan system dukungan sosial dimana kategori ini merupakan suatu koping keluarga yang berkesinambungan, jangka panjang dan bersifat umum, bukan sebuah kategori yang dapat meningkatkan stressorspesifik tertentu. Dalam hal ini anggota keluarga adalah pemimpin dalam suatu kelompok, organisasi dan kelompok komunitas.

3. Mencari dukungan sosial

Mencari sistem pendukung sosial dalam jaringan kerja sosial keluarga merupakan strategi koping keluarga eksternal yang utama. Sistem pendukung sosial ini dapat diperoleh dari sistem kekerabatan keluarga, kelompok professional, para tokoh masyarakat dan lain-lain yang didasarkan pada kepentingan bersama. Menurut Caplan (1974) dalam Friedman (2003), terdapat tiga sumber umum dukungan sosial yaitu penggunaan jaringan dukungan sosial informal, penggunaan sistem sosial formal, dan penggunaan kelompok-kelompok mandiri.

4. Mencari dukungan spiritual

Beberapa studi mengatakan keluarga berusaha mencari dan mengandalkan dukungan spiritual anggota keluarga sebagai cara keluarga untuk mengatasi masalah. Friedman (2003) mengatakan bahwa kepercayaan kepada Tuhan dan berdoa diidentifikasikan oleh anggota keluarga sebagai cara paling penting.

Dokumen terkait