• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN …

A. Unsur Intrinsik Novel Pulang …

2. Tokoh dan Penokohan

Salah satu unsur intrinsik yang membangun sebuah kisah adalah tokoh dan penokohan. Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita rekaan sehingga peristiwa itu menjalin suatu cerita sedangkan cara pengarang menampilkan tokoh tersebut disebut penokohan.

Novel Pulang karya Leila S. Chudori ini memiliki tokoh yang cukup banyak, terlebih tokoh yang berasal dari sisi korban peristiwa tahun 1965. Satu sisi inilah yang membuat novel ini hampir memiliki keseragaman pemikiran pada setiap tokohnya. Setiap tokoh tentunya memiliki karakter yang kuat dan dibekali proporsi yang seimbang dalam cerita, tetapi tokoh yang akan dianalisis dalam penelitian ini hanya tokoh-tokoh yang memiliki pengaruh cukup besar dan mendapatkan sorotan lebih dalam cerita.

a. Dimas Suryo

Dimas Suryo seorang redaktur Kantor Berita Nusantara. Suami dari Vivinne Devereaux ini harus rela terpisah jauh dari keluarga, ibu, dan adiknya, Aji Suryo, karena situasi politik yang sedang memanas di Indonesia. Ayah dari Lintang Utara ini dianaktirikan oleh tanah airnya sendiri karena tuduhan sepihak telah terlibat langsung atau hanya sebagai simpatisan PKI. Dimas yang harus menahan rindu kepada tanah airnya sampai waktu yang tidak ditentukan sama s ekali tidak bisa melupakan Surti beserta anak-anaknya dengan Hananto, yakni Kenanga, Bulan, dan Alam.

Dimas adalah tokoh utama dalam novel Pulang karya Leila S. Chudori yang bila dilihat dari segi perwatakan digambarkan sebagai tokoh berkembang. Dia menjadi tokoh sentral karena semua cerita terfokus dan tertuju kepadanya. Dalam novel ini diceritakan bahwa Dimas menjadi tokoh paling dominan karena tahapan kehidupannya dikisahkan dengan lengkap, dimulai dari sejak dia mengalami pengasingan sebagai eksil politik sejak tragedi politik September 1965 yang membuat hidupnya

berubah. Selain karena kehidupannya yang diceritakan secara lengkap, Dimas juga menjadi tokoh utama dilihat dari penyampaian tema cerita yang tergambar dalam setiap tahapan yang dilaluinya.

Dimas berbeda dengan ketiga sahabatnya. Walaupun sama-sama dari Indonesia, terasingkan jauh dari negerinya, namun dia tetap setia pada tanah kelahirannya. Meskipun dia berkelana ke benua lain, beradaptasi kemudian membangun keluarga di sana, tetapi ruhnya tetap pada tanah tempat dia lahir dan dibesarkan, Indonesia. Dia selalu ingin kembali ke tanah air, bukan kepada keluarga yang dibentuknya di benua yang dia tempati sekarang.

Dimas adalah burung camar yang senantiasa ingin kembali ke tanah kelahirannya; bukan kepada keluarga yang dibentuknya di benua sekarang.4

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Dimas begitu mencintai tanah airnya. Dimas seperti burung camar yang terbang berkelana dari satu negeri ke negeri yang lain untuk tetap bertahan hidup jauh dari tempat tinggalnya, namun tempat yang dia kunjungi hanya sebagai tempat persinggahan sementara bukan untuk menetap, baik dimas ataupun burung camar selalu punya keinginan untuk kembali ke tempat mereka berasal. Menurut Dimas, Indonesia adalah rumahnya, tempat di mana dia ingin pulang dan bisa menghabiskan hari tua serta menutup mana walaupun setiap tahunnya dia selalu merasakan kecewa karena permohonan visanya agar bisa masuk ke Indonesia selalu ditolak. Selama sang Jendral masih berkuasa di tanah airnya, orang-orang seperti Dimas dan ketiga sahabatnya harus rela menelan pil pahit karena tetap tidak bisa pulang ke negerinya sendiri.

Tapi puluhan tahun berlalu dan Sang Jendral semakin kuat dan semakin ditakuti. Mungkin gaya pemerintahan Indonesia tidak sama dengan gaya para jendral di negara-negara Amerika Latin. Tapi Sang Jendral masih mencengkeram takhtanya dengan kuat.5

4

Ibid., h. 205.

5

Dari kutipan di halaman sebelumnya terlihat bahwa Dimas masih harus bersabar menanti saatnya pulang ke tanah air sampai pemerintahan yang dipimpin sang Jendral berakhir. Walaupun seperti itu, Dimas merupakan salah satu tokoh yang tetap pada pemikirannya, yakni ia akan kembali ke Indonesia, tempat yang sangat ia kenali baunya. Seperti kutipan di bawah ini,

“Ayah tahu, dia ditolak oleh pemerintah Indonesia, tetapi dia

tidak ditolak oleh negerinya. Dia tidak ditolak oleh tanah airnya. Itulah sebabnya dia meletakan sekilo cengkih ke dalam stoples besar pertama dan beberapa genggam bubuk kunyit di stoples

kedua di ruang tamu hanya untuk merasakan aroma Indonesia.”6 Kutipan di atas merupakan pemahaman Lintang Utara tentang sikap Dimas yang akhirnya mengetahui mengapa ayahnya selalu menyimpan hal-hal yang berhubungan dengan Indonesia seperti; stoples kunyit dan cengkih serta wayang kulit Bima dan Ekalaya. Dimas melakukan itu hanya untuk merasakan aroma Indonesia.

Selain kutipan tersebut, ada kutipan lain yang menggambarkan keteguhan Dimas yang tetap percaya bahwa suatu saat nanti dia bisa pulang ke Indonesia.

“Lintang sayang,

Memang ada ironi bahwa setelah Orde Baru jatuh, saat ada kemungkinan besar bagi kami untuk pulang ke Indonesia, Ayah tampaknya akan pulang dalam keranda (atau peti mati? Entahnlah). Tapi tidak mengapa. Bukankah sudah kukatidakan, aku ingin pulang ke rumahku di Karet? Jangan pilih pemakaman mewah Pere Lachaise di Paris, jangan pula memilih pemakaman Tanah Kusir atau Jeruk Purut. Pilihlah tanah Karet. Itu tanah yang Ayah kenal baunya, teksturnya, yang nanti akan mudah menjadi satu dengan

tubuhku.”7 6 Ibid., h. 196. 7 Ibid., h. 444.

Dari kutipan di atas Dimas konsisten pada pemikirannya bahwa dia akan tetap bisa pulang. Bila dia meninggal pun, dia tetap meminta untuk dikuburkan di tanah airnya, tanah yang tidak pernah menolaknya.

b. Nugroho Dewantoro

Nugraha Dewantoro merupakan seorang pria kelahiran Yogyakarta yang memiliki kumis seperti artis Clark Gable dan bersuara sumbang. Ia pernah mempelajari tentang sinologi8, namun tidak lulus dan memilih bekerja di kantor Berita Nusantara.

Di antara kami berlima hanya Mas Nug yang gemar menyanyi dan bersiul, tapi justru suara dia yang paling sember dan tak beraturan.9

Mas Nug sempat belajar sinologi seusai menyelesaikan sekolah menengah tinggi. Tapi pendidikan ini tak diselesaikannya.10

Ia memiliki keahlian memasak seperti Dimas. Berbeda dengan Dimas yang menyembah ritual dalam memasak, ia lebih mementingkan efektivitas dan rasa puas sehingga ia dapat menggantikan bumbu sate atau gado-gado dengan selai kacang,

Ada perbedaan antara masakan Om Nug dan Ayah. Om Nug adalah seorang koki modern yang baru mempelajari kehebatan bumbu Indonesia setelah semua memutuskan untuk mendirikan koperasi restoran Indonesia. Dia mementingkan efektivitas dan rasa puas.11 Perihal masalah efektivitas dan rasa puas, Nugroho menerapkannya pula dalam kehidupan percintaan. Setelah tertahan di Peking, ia memutuskan singgah ke Swiss dan memiliki hubungan dengan seorang wanita bersuami hanya karena nama wanita tersebut memiliki kesamaan simbol dengan istrinya di Indonesia.

Nugroho Dewanto, lelaki Yogyakarta yang selalu menekankan untuk berbahasa Indonesia daripada bahasa Jawa, sebetulnya sangat sentimentil. Bahkan aku curiga, meski dia sering berlaga seperti

8

Ilmu pengetahuan yang mempelajari seputar bahasa dan kebudayaan Tiongkok.

9

Leila S. Chudori, op. cit., h. 92.

10

Ibid., h. 60.

11

pemain perempuan, Mas Nug sangat menginginkan kehangatan keluarga.12

Nugroho menjadi pemimpin secara tidak langsung di Restoran Tanah Air setelah berpisahnya mereka dengan Hananto Prawiro. Ia menjadi penopang karena memiliki sifat riang dan penuh dengan rasa optimis dalam memandang kehidupan.

c. Risjaf

Risjaf merupakan anggota yang dianggap paling muda dan peka. Ia digambarkan begitu tampan dengan rambut berombak, bertubuh tinggi besar, berhati lurus dan tulus, namun tidak menyadari ketampanannya.

Lelaki Riau yang begitu tampan, berambut ombak, dan bertubung tinggi besar itu sibuk, mengorek-ngorek rak bukuku untuk mencari buku puisi, padahal dia sendiri sebetulnya adalah perwakilan dari segala kejantanan.13

Tokoh yang pandai memainkan harmonika dan seruling ini menemukan pendamping hidupnya ketika sudah menjadi eksil di Prancis dan membangun keluarga yang bahagia. Ia menikahi seorang adik dari salah satu eksil di Belanda serta dikaruniai seorang putri. Risjaf merupakan satu-satunya eksil Prancis yang dapat singgah ke Indonesia di masa Orde Baru berlangsung.

d. Tjai Sin Soe (Thahjadi Sukarna)

Tjai adalah seseorang yang rasional. Segala hal dalam hidupnya sudah ia perhitungkan, termasuk tertahannya ia di Prancis bersama ketiga temannya di Restoran tanah Air. Hal ini dikarenakan ia berasal dari etnis Tionghoa, salah satu etnis yang akan pertama kali ditindak oleh pemerintah akibat kejadian 30 September 1965 karena memiliki hubungan dengan Tiongkok atau diidentikan dengan paham komunis.

12

Ibid., h. 105.

13

Tjai Sin Soe (yang terkadang dikenal dengan nama Thahjadi Sukarna) yang lekat dengan kalkulator di tangan kirinya jauh melebihi nyawanya sendiri, lebih banyak berbuat, berpikir cepat daripada coa-coa.14

Diskusi langsung mati akibat algojo Tjai yang rasional. Apa boleh buat, memang dialah kalkulator kami.15

Suami dari Theresa yang selalu membawa kalkulator ini menjadi bagian keuangan dalam pengelolaan koperasi restoran. Hidupnya serba lurus, baik, dan di jalan yang benar. Tjai adalah perekat bagi pilar Restoran Tanah Air yang memiliki keanehan dalam bertingkah laku.

e. Hananto Prawiro

Tokoh ini merupakan benang merah segala hubungan yang terjadi di masa lalu Dimas dan ketiga eksil lainnya. Hananto yang berprofesi sebagai redaktur Luar Negeri Kantor Berita Nusantara merupakan tokoh yang berpendirian teguh dengan pendapatnya. Ia berusaha agar orang-orang di sekitarnya sependapat dengannya melalui cara memaklumi dan mengarahkan.

“Mas Hananto tahu, cara untuk mendekatiku bukan dengan memerangi dan membantah seleraku.”16

Hanantolah yang menularkan gagasan tentang sosialisme adalah seorang anggota PKI. Identitasnya inilah yang membuat orang-orang terdekatnya menjadi korban pembersihan oleh pemerintahan Orde Baru. Dalam novel ini, Hananto diceritakan sebagai tokoh yang cerdik mengambil kesempatan dalam suatu kondisi sehingga pihak militer membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menangkapnya.

Hubungan Hananto dengan Surti-lah yang membuat Dimas tidak dapat jauh dari keluarga Prawiro. Oleh karena itu, setelah penangkapan Hananto, Dimas-lah yang menjadi penunjang kehidupan keluarga Prawiro.

14 Ibid., h. 50. 15 Ibid., h. 99. 16 Ibid., h. 31.

Dimas yang tidak menyukai sikap Hananto karena tidak setia kepada Surti inilah yang membuat gambaran bahwa Dimas sangat tertambat pesona istri Hananto.

f. Vivienne Deveraux

Vivienne Deveraux yang lahir dari keluarga Laurence Deveraux merupakan istri Dimas Suryo. Mereka bertemu dan jatuh cinta pada pandangan pertama saat peristiwa gerakan mahasiswa di Prancis Mei 1968. Vivienne memiliki paras yang cantik, rambut berwarna brunette, tebal berombak, dan bermata hijau.

Di antara ribuan mahasiswa Sorbonne yang baru saja mengadakan pertemuan, aku melihat dia berdiri di bawah patung Victor Hugo. Rambut berwarna brunette, tebal, berombak, melawan arah tiupan angin. Hanya ada beberapa helai rambut yang dengan bandel melambai-lambai menutupi wajahnya. Tapi, di tengah gangguan rambut yang menebar-nebar ke sana kemari, aku melihat sepasang mata hijaunya yang mampu menembus hatiku yang tengah berkabut.17

Dari kutipan di atas terlihat penjelasan Dimas tentang Vivienne. Vivienne bukan hanya cantik, tetapi juga sosok perempuan yang pintar. Dia dibesarkan dalam keluarga intelektual. Tidak hanya itu, dia juga perempuan yang cukup peka. Kepekaannya ituah yang membuat Dimas terhenti dan tertahan di Eropa.

Vivienne jelas seorang perempuan cerdas yang kepandaiannya dipupuk oleh kehidupan keluarga intelektual kelas menengah Prancis yang mementingkan pencapaian akademik. Tetapi kecerdasan di Prancis, atau bahkan di seluruh Eropa, mudah ditemukan di mana-mana. Yang membedakan Vivienne dari kedua sepupunya adalah kepekaannya.18

Vivinne cukup pintar menangkap setiap peristiwa yang diceritakan Dimas kepadanya, termasuk tentang seseorang dari masa lalu Dimas, Surti Anandari. 17 Ibid., h. 9. 18 Ibid., h. 16.

Kamu marah karena kau pernah mencintai Surti!19

Dari kutipan pada halaman sebelumnya terlihat Vivienne cepat menangkap kesimpulan ketika Dimas bercerita tentang kisah hidupnya mengapa dia bisa sampai di Paris. Setiap cerita tentang Jakarta selalu disimaknya tanpa suara, tetapi ketika cerita sampai pada Dimas memukul Hananto karena dia begitu benci dia mengkhianati Surti dengan bermain dengan perempuan lain. Ia paham betul mengapa Dimas begitu marah saat itu. Itu karena pernah terjadi sesuatu antara Dimas dengan Surti. Dia mencoba mengorek-ngorek apakah masih ada cinta di hati Dimas untuk Surti.

Vivienne merupakan sosok perempuan yang mempunyai pengertian yang amat dalam bagi pasangannya. Dalam berbagai hal, dia bisa menolerir semua hal. Dia juga perempuan yang mempunyai aturan yang cukup jelas dalam perkawinan, tetapi untuk masalah perempuan lain dalam perkawinannya, dia cukup tegas menyikapi.

Vivienne adalah isteri yang paling pengertian di seluruh jagad raya. Berbeda dengan beberapa perempuan Prancis yang kukenal, yang membebaskan suaminya berkelana dari satu ranjang ke ranjang lain, Vivienne mempunyai aturan main yang jelas dalam soal perkawinan kami. Dia akan mentolerir semua hal, semua, kecuali satu: perempuan. Dan aku setuju.20

Vivienne merupakan tokoh yang tidak banyak mengalami perubahan karakter dari awal hingga akhir penceritaan. Dia juga berperan sebagai pencerita pada beberapa bab. Bukti dia sebagai pencerita pada beberapa bab adalah kutipan di bawah ini,

Aku lahir dari keluarga Laurence Deveraux yang memilih untuk mengikuti nalar; yang percaya bahwa hidup akan selesai setelah selang pernafasan penyanggah hidup dicabut.21

Di balik kekuataan dan kemandiriannya terhadap hidup dan pemikiran-pemikirannya, ia sangat lemah dengan rasa cintanya terhadap

19 Ibid., h. 40. 20 Ibid., h. 87. 21 Ibid., h. 199.

Dimas. Ia tidak dapat mengajukan segala pertanyaan tentang rasa kasih yang Dimas berikan kepadanya dengan rasa kasih yang ia tidak tunjukan secara langsung kepada Surti karena ia mengetahui jawabannya.

g. Lintang Utara

Lintang Utara adalah anak dari hasil perkawinan campur antara Dimas Suryo dengan Vivienne Deveraux. Dalam novel ini, Lintang digambarkan sebagai tokoh berkembang. Dia juga menjadi tokoh penting karena pada beberapa bab cerita berfokus kepadanya. Dalam novel ini, Lintang merupakan tokoh yang cukup dominan. Sejak kecil hingga dewasa, dia mengalami perubahan perwatakan dari setiap peristiwa yang dialami dan dikisahkan.

Lintang Utara itulah nama puteri yang lahir setelah pernikahan kami berusia lima tahun. Semua yang ada pada Lintang adalah perwujudan ibunya, kecuali rambutnya yang hitam dan ikal adalah rambut keluarga Suryo.22

Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Lintang Utara merupakan perpaduan antara kecantikan khas Prancis yang dimiliki ibunya dengan warna khas pribumi yang dimiliki oleh ayahnya. Sampai dia beranjak dewasa kecantikannya semakin terlihat.

Lintang dewasa bukan hanya cantik tetapi juga pintar. Hal ini terlihat dari kutipan berikut,

“Maman,” dia menghela nafas, “aku merasa tidak cukup hanya mendengar cerita dari Ayah, Om Nug, Om Tjai, dan Om Risjaf. Tidak cukup juga mewawancarai orang-orang Kedutaan...ada konteks kesejarahan yang harus kupahami, bagaimana absurditas

sejarah di Indonesia ini dimulai.”

Inilah celakanya membesarkan anak dengan buku dan pendidikan Sorbonne.23

Lintang mempunyai kehidupan yang berbeda dari anak-anak hasil perkawinan campur lainnya. Perbedaan tersebut tergambar pada kutipan berikut ini, 22 Ibid., h. 85. 23 Ibid., h. 210-211.

Aku mulai merasa ada sebuah kehidupan lain di bawah

kehidupan „normal’ kami sebagai keluarga sejak aku masih kanak -kanak: keluarga kami berbeda dari keluarga Prancis umumnya.24

Perbedaan yang dialaminya adalah karena dia anak dari eksil politik. Sejak kecil dia hanya mengenal sebagian tanah airnya yang lain dari cerita-cerita orangtuanya, cerita bagaimana ayahnya bisa sampai di Paris dan mengapa tidak bisa kembali lagi ke Indonesia. Sampai pada saat dia ingin menyelesaikan tugas akhirnya di Universitas Sorbone dia disarankan untuk mengangkat film dokumenter tentang Indonesia.

“Negara kelahiran ayahmu sedang bergejolak. Ekonomi jadi

pemicu. Tetapi situasi politik semakin memanas karena Indonesia

sudah dipimpin oleh presiden yang sama.”25

Negara lain juga mengalami situasi sosial dan politik yang tidak stabil seperti Indonesia, namun tidak seperti situasi politik yang dialami Indonesia. Sejak pemerintahan Soeharto atau rezim Orde Baru dan selama pemeritahan itu masih berkuasa, orang-orang seperti keluarga Lintang tidak akan bisa menginjakkan kaki di Indonesia. Celakanya, selama 32 tahun Indonesia dipimpin oleh presiden yang sama.

Lintang memang tidak pernah datang ke Indonesia, tetapi dia cukup mengenal makanan dan cerita-cerita Indonesia, seperti cerita perwayangan. Tokoh yang paling disukai Lintang pada saat itu adalah Srikandi dan Panji Semirang.

“Kenapa Srikandi?”

“Aku merasa dia bergerak mencari raga yang tepat.” “Kenapa Panji Semirang?”

“Dia memburu identitas.”26

Berdasarkan kutipan di atas terlihat alasan mengapa Lintang memilih tokoh-tokoh yang memburu identitas adalah karena sama dengan dirinya yang juga memburu identitas. Sebenarnya dia juga mempunyai hak

24 Ibid., h. 143. 25 Ibid., h. 134. 26 Ibid., h. 184.

untuk datang ke Indonesia, sebagian tanah airnya, tetapi tidak pernah sekalipun dia benar-benar bisa mengenal sebagian tanah air yang mengalir dalam darahnya.

h. Segara Alam

Sama seperti tokoh Lintang, tokoh Alam dalam novel Pulang

memiliki peranan yang penting. Leila menampilkan Alam sebagai tokoh yang mengungkapkan sejarah.

Alam adalah anak ketiga dari Hananto dan Surti serta adik dari Kenanga dan Bulan. Dia tidak banyak bicara dan hanya berkawan dengan Bimo. Alam memiliki kemampuan mengingat segala sesuatunya dengan rinci atau disebut Photographic Memor. Kelebihannya inilah yang membuat Alam selama SD, SMP hingga SMA selalu meraih prestasi di sekolah. Selama bersekolah, dia bertemperamen tinggi. Sejarah tentang 30 September 1965 dan eksekusi ayahnya pada saat peristiwa berdarah itu meletus, membentuk Alam menjadi seorang anak muda yang penuh pertanyaan dan kemarahan. Setelah eksekusi ayahnya, Om Aji yang selalu membantu perekonomian keluarganya. Baru setelah dewasa, dia mengetahui bahwa Om Aji adalah adik dari Dimas, sahabat Ayahnya.

Alam pun melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Setelah mendapat gelar sarjana hukum, Alam mendirikan lembaga swadaya masyarakat yang bertujuan untuk mengadvokasi kelompok minoritas yang diperlakukan tidak adil.

Sejarah telah membuatnya hidup penuh dengan kemarahan dan pertanyaan seperti yang dibuktikan oleh kutipan d bawah ini,

“Yu, sejarah telah membuat dan membentuk aku menjadi seperti ini. Sejarah juga yang menentukan perbuatan dan tindakanku

di masa yang akan datang.”27

Alam bukan lelaki yang betah berlama-lama menjalin hubungan dengan wanita. Hal itu dikarenakan dia terlalu sibuk dengan

27

kemarahaannya tentang masa lalu. Hal ini dibuktikan oleh kutipan kutipan berikut ini,

Menurut Yu Kenanga, aku harus bisa membereskan kemarahan di dalam diriku sebelum bisa berhubungan serius dengan seorang wanita. Mungkin dia benar.28

Bukti kuutipan lain yang menjelaskan bahwa Alam bukanlah tipe pria yang betah berlama-lama dengan wanita adalah dialog yang diucapkan oleh Bimo. Bimo berkomentar bahwa Alam cukup berubah ketika bertemu Lintang saat anak dari Dimas itu sedang membuat tugas akhirnya di Jakarta. Alamlah yang membantunya bertemu dengan para narasumber untuk film dokumenter Lintang. Berikut kutipannya,

“Jadi bersih licin kaya dolfin!” aku menyindir karena dia biasa

malas mencukur jenggot dan kumisnya yang cepat sekali tumbuh. Alam tersenyum gembira. Gawat! Ini gawat! Alam punya kebiasaan hanya betah bersama seorang perempuan sekitar dua minggu. Sebulan saja sudah prestasi.29

Alam dan Lintang mempunyai ketertarikan terhadap satu sama lain. Benih cinta itu muncul selama Lintang berada di Jakarta. Pada saat itu situasi politik dan ekonomi semakin parah di tahun 1998.

i. Surti Anandari

Surti Anandari adalah seorang wanita berlatarbelakangkan keluarga dokter terpandang, tetapi memilih belajar di fakultas sastra dan filsafat. Ia memiliki sifat keibuan dengan paras cantik sehingga diidamkan oleh para pria. Surti merupakan kekasih Dimas pad masa awal kuliah, namun karena sikap Dimas yang menunjukkan keraguan, Surti akhirnya memilih Hananto menjadi suaminya. Ia menjadi seorang ibu dan istri dengan karakter orang Indonesia pada umumnya, penurut dan pasrah.

Vivienne nampak tak yakin. Aku sendiri merasa tak yakin. Aku tahu, setiap kali aku menyebut nama Surti hatiku masih terasa

28

Ibid., h. 290.

29

bergetar dan teriris. Mendengar nama Kenanga, Bulan, dan bahkan Alam, si bungsu yang tak pernah kukenal itu, tetap membuat jantungku berlompatan. Itu adalah nama-nama pemberianku. Aku tak pernah tahu apakah Mas Hananto menyadarinya.30

Satu-satunya cinta yang selalu disimpan oleh Dimas adalah cintanya kepada Surti. Surti memiliki tempat tersendiri di hati Dimas. Walaupun sudah menikah, Dimas tetap menjadikan Surti seseorang yang memiliki tempat yang spesial di hatinya. Surtilah yang menjadi salah satu alasan bagi Dimas untuk terus kembali pulang ke Indonesia. Bila dilihat pada penggalan dialog sebelumnya, dapat dilihat bahwa Surti masih menyimpan hati pada Dimas walaupun ia telah menikah dengan Hananto. Hal itu dibuktikan oleh pemberian nama pada anak-anak Surti dan Hananto merupakan nama-nama yang diajukan oleh Dimas ketika Surti dan Dimas

Dokumen terkait