• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tokoh Syiah yang berpengaruh di Lebanon

SEJARAH BERDIRINYA HIZBULLAH DI LEBANON

B. Tokoh Syiah yang berpengaruh di Lebanon

Ada beberapa tokoh Syiah yang sangat berpengaruh dalam perjalanan Hizbullah di Lebanon, diantaranya; Sayyid Muhammad Husain Fadlullah, Imam Musa al-Sadr, dan Sayyi Ayatullah Muhammad Mahdi Syamsudin. Ketiga tokoh ini juga memiliki perannya masing-masing dalam masyarakat Lebanon.

Sayyid Muhammad Husain Fadlullah lahir di kota Najaf, Irak, dari keluarga ulama. Pertama kali beliau ke Lebanon pada usia 17 tahun dimana ia mendatangi keluarganya untuk berziarah. Ketika beliau membacakan kasidah memuji ketokohan dan kepribadian Sayyid Muhsin al-amili, serta beliau membacakan kondisi pemerintahan dan keagamaan yang ada di Lebanon. Kasidah yang di bacakan oleh Sayyid Husen menurut surat kabar sangat provokatif. Sejak mudanya sayyid husen tidak hanya mempelajari ilmu-ilmu agama saja tetapi mengkaji juga masalah-masalah diluar itu. Sehingga Sayyid Husen menjadi seorang ulama syi’ah yang mendirikan sebuah pusat kebudayaan yang bernama Perhimpunan Persaudaraan ( Brotherhood Association ) di Naba’ah. Di tempat ini juga dibangun sebuah masjid, sekolah agama, dan klinik kesehatan untuk kepentingan masyarakat. 48 Peran Sayyid Muhammad Husain Fadullah sangat penting dalam kemajuan Lebanon, selain mendirikan sebuah pusat kebudayaan yang bernama perhimpunan persaudaraan, sayyid Husain Fadullah juga mendirikan lembaga-lembaga yang fokus pada bidang pendidikan, bidang agam, dan bidang social. Pembentukan lembaga-lembaga ini tidak lain untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada di Lebanon, karena pada waktu itu sayyid Muhammad Husain fadullah melihat kondisi masyarakat sangat memperhatinkan. Sedangkan dalam gerakan Hizbullah sendiri peran Sayyid Muhammad Husain Fadullah sangatlah penting. Dimana sayyid Husain fadullah telah sumbangsih ide dan gagasan besar dalam konsep ideology Hizbullah.

48

Tokoh Syiah selanjutnya yang berpengaruh di Lebanon adalah Imam Musa Al-Shadr, yang menyelesaikan pendidikan agamanya di kota Qum, Iran. Ayahnya adalah warga negara Iran, sedangkan Ibunya warga negara Lebanon. Imam Musa Al-Sadr ini memiliki kepribadian yang menarik, antara lain karena dia mampu menarik dukungan publik. Dia juga memiliki perhatian besar terhadap gerakan sosio-politik. 49 Pada awalnya Imam Shadr datang ke Lebanon undangan sebagian ulama yang ada di sana pada tahun 1960. Di Lebanon memang banyak aktivis revolusioner Iran yang anti rezim Shah karena melarikan diri dari negaranya dan menetap di Lebanon. Seperti Ahmad putra Khomaini,dan Musthafa Chamran, mantan Menteri Pertahanan Iran pasca revolusi.50

Setelah mengamati dan menyaksikan secara langsung apa yang dialami kaum Syiah di wilayah Lebanon selatan, Imam Shadr memutuskan untuk tinggal di Lebanon. Dia mulai melakukan kegiatan-kegiatan sosial, seperti masjid, sekolah, universitas dan pusat-pusat seni dan budaya sebagai sarana menjalin interaksi dengan kaum muda dan terdidik.51 Hal ini dilakukan untuk mendorong kaum terdidik ini memiliki optimisme dan peraya diri pada budaya, agama, dan negaranya.

Imam Shadr juga menyaksikan kesenjangan atau ketidakadilan ekonomi dan budaya di Lebanon. Oleh karena itu, dia memobilisasi kelompok Syiah Lebanon untuk memperoleh sistem ekonomi dan politik yang lebih adil. Salah satunya, ia mendirikan beberapa yayasan untuk meningkatkan kehidupan

49

Ibid, hal.16

50

Abadzari, Abdurahman, Musa Shadr Jejak Pemikira dan Perjuangan, Citra, Jakarta, 2011, hal.

17

51

orang-orang yang Syiah di Lebanon. Beberapa yayasan yang didirikan Imam Shadr antara lain : 1. Yayasan Profesi Jabal Amil, yaitu yayasan untuk mengajarkan teknik pengolahan besi dan daging, 2. Yayasan Rumah Pemudi, yaitu yayasan yang mengajarkan keterampilan tangan menenun bagi kaum wanita, 3. Yayasan Lembaga Pendidikan Kesehatan untuk mendidik kaum wanita untuk punya keahlian sebagai perawat, 4. Yayasan Pendidikan Teknik Pembuatan Karpet untuk membuka kesempatan kerja bagi yang membutuhkan, dan 5. Yayasan Pendidikan bagi kaum buta huruf. Yayasan- yayasan ini memiliki pengaruh yang sangat signifikan dalam mengubah kondisi kehidupan masyarakat Lebanon, dan juga mendorong peningkatan ekonomi disanah.52 Imam Shadr juga mendirikan Majelis Syiah yang bernama Majelis Tinggi Islam Syiah Lebanon. Majelis ini didirikan dengan kesadaran bahwa Syiah mempunyai posisi sejajar dengan kelompok lain. Untuk memenuhi tahapan konstitusional, pertemuan pertama majelis ini membahas pemilihan Lembaga Syariat yang terdiri dari tokoh ulama Syiah dan Lembaga Pelaksana yang terdiri dari 12 anggota. Pada pertemuan kedua, Imam Shadr terpilih menjadi ketua pertama Majelis Tinggi Islam Syiah.53

Selain membentuk Majelis Tinggi Islam Syiah di Lebanon, Imam Shadr juga membentuk dua lembaga lain yang fokus dalam akidah atau ideologis dan militer. Lembaga pertama mengemban tanggung jawab untuk mengembangkan berbagai kekurangan dalam bidang intelektual, budaya, patriotisme kaum muda, serta untuk mempertahankan ilmu-ilmu dan pemikiran Islam. Setelah empat tahun berjalan lembaga ini berhasil menempa kaum muda seraya

52

Ibid, hal.41

53

memperkuat pemikiran dan akidanya. Hal ini kemudian melahirkan banyak simpati dari masyarakat. Pada tanggal 20 januari 1978 maka dibentuklah organisasi Amal sebagai sayap militer, organisasi ini dibentuk untuk kemashlahatan Negara Lebanon. Organisasi ini bertanggung jawab menjaga keamanan wilayah dari ancaman internal dan eksternal. Organisasi ini beranggotakan 70 kalangan muda.54 Berkat usaha Imam Shadr inilah kelompok Syiah yang semula terpinggirkan memiliki posisi penting di negara Lebanon.

Ayatullah Muhammad Mahdi Syamsudin adalah tokoh penting lainnya. Beliau merupakan sosok yang dikenal karena intelektualitasnya. Dia memulai dari aktivitasnya di Beirut Timur dengan menjadi Imam shalat di Masjid Dekwaneh. Kemudian dia pindah ke Chiyah di selatan Beirut, menjadi pimpinan Perhimpunan Kultural dan Amal. Perhimpunan ini aktif dalam forum diskusi, berkembang menjadi sebuah lembaga bantuan asing. Paling signifikan adalah Lembaga Seni Islam.55 Kontribusi Syamsudin kurang begitu terkenal masyarakat, dia tidak aktif pada tingkat Dewan. Dia bukan anggota dari organisasi mana pun, dia memilih untuk terlibat dari semua organisasi Syiah yang ada. Dalam pembebasan Lebanon dari pendudukan Israel, dia membentuk perlawanan sipil bersekala besar tetapi hal ini tidak membuahkan hasil. Syamsudin sangat ingin memberikan porsi lebih terhadap hasil karya intelektualnya. Tokoh-tokoh Syiah inilah membuat kelompok Syiah di Lebanon bangkit, yang dulu kelompok Syiah adalah kelompok yang terpinggirkan, sekarang memiliki peran penting di Lebanon.

54

Ibid, hal.45

55

Dokumen terkait