• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transaksi forex secara garis besar dapat dibagi berdasarkan tanggal valuta (tanggal pelaksanaan penyelesaian transaksi/settlement date) yaitu; valuta spot, valuta today, valuta tomorrow, valuta forward, dan SWAP (BNI 2000).

1. Valuta Spot

Valuta spot adalah transaksi forex di spot market dengan penyelesaian transaksi 2 hari kerja setelah tanggal transaksi. Spot market adalah pasar valas dimana dilakukan transaksi pembelian atau penjualan valas untuk penyerahan

dalam jangka waktu 2 hari kerja, sedangkan kurs yang digunakan dalam transaksi ini tersebut spot exchange rate.

Transaksi valuta spot adalah transaksi yang reguler digunakan pada transaksi interbank dengan pertimbangan bahwa diperlukan waktu 2 hari kerja untuk penyelesaian transaksi tersebut sehinggga transaksi bisa settle/terselesaikan dengan baik. Hal ini mengingat bahwa transaksi interbank forex tidak mengenal batasan lokasi transaksi, sehingga tidak tertutup kemungkinan transaksi jual/beli USD/IDR oleh pelaku pasar Amerika meskipun pada saat itu di Indonesia telah jam 12 malam (perbedaan waktu Indonesia dan Amerika +/- 12 jam).

2. Valuta Today

Valuta today adalah transaksi forex dengan penyelesaian transaksi pada hari yang sama dengan tanggal transaksi. Sebagai contoh; apabila tanggal transaksi adalah tanggal 3 November 2010, maka tanggal valuta today (=tanggal penyelesaian transaksi) adalah tanggal 3 November 2010.

Transaksi valuta today biasanya dilakukan untuk mengcover likuiditas dan bukan untuk diperdagangkan mengingat sangat terbatasnya waktu untuk penyelesaian transaksi. Mengingat harga reguler yang ada di pasar adalah harga untuk transaksi valuta spot, maka untuk mendapatkan harga-harga valuta Today didapat dengan menggunakan perhitungan swap point/interest rate differential dari harga spotnya.

3. Valuta Tom (Tomorrow)

Transaksi forex dengan penyelesaian transaksi 1 hari kerja setelah tanggal transaksi disebut transaksi valuta tom. Sebagai contoh; apabila tanggal transaksi adalah tanggal 3 November 2010, maka tanggal valuta tomnya (=tanggal penyelesaian transaksi) adalah tanggal 4 November 2010, dengan catatan tidak ada hari libur antara tanggal 1 dan 2 Februari untuk kedua negara mata uang yang ditransaksikan. Apabila tanggal transaksi adalah tanggal 5 November 2010, maka tanggal valuta tom (=tanggal penyelesaian transaksi) adalah tanggal 8 November 2010 karena hari Sabtu dan Minggu (tanggal 6 dan 7) bukan hari kerja.

Hampir sama dengan transaksi valuta today, transaksi valuta tom biasanya dilakukan untuk mengcover likuiditas dan bukan untuk diperdagangkan mengingat sangat terbatasnya waktu untuk penyelesaian transaksi. Harga/kurs

transaksi valuta tom juga didapat dengan memperhitungkan swap point dari harga spot.

4. Valuta Forward / Outright

Transaksi foreign exchange dengan penyelesaian transaksi lebih dari 2 hari kerja setelah tanggal transaksi disebut transaksi valuta forward. Sebagai contoh; apabila tanggal transaksi adalah tanggal 3 November 2010, maka tanggal penyelesaian transaksi adalah tanggal 8 Novemver 2010 atau lebih. Harga/kurs transaksi valuta outright didapat dengan memperhitungkan swap/forward point -nya dari harga spot.

Tujuan transaksi forward :

a) Hedging pembayaran impor

Hedging pembayaran Impor, yaitu untuk menghedge posisi kewajiban pembayaran (atas barang yang dimpor) dalam valuta asing yang akan jatuh tempo pada masa yang akan datang untuk menghindarai resiko perubahan/fluktuasi exchange rate terutama apabila ada indikasi kurs cenderung naik.

b) Hedging penerimaan ekspor

Hedging export receiveable, yaitu untuk menghedge posisi penerimaan (atas barang yang diekspor) dalam valuta asing yang akan jatuh tempo pada masa yang akan datang untuk menghindari resiko perubahan / fluktuasi exchange rate terutama apabila ada indikasi kurs cenderung turun.

c) Hedging pinjaman asing

Hedging pinjaman asing, yaitu apabila kita menerima pinjaman dalam bentuk valuta asing dan dikonversi ke mata uang lokal maka kita bisa melakukan hedge untuk mengcover pembayarannya di masa yang akan datang, terutama apabila ada kecenderungan mata uang lokal cenderung terdepresiasi terhadap mata uang asing tersebut.

d) Hedging penempatan dalam mata uang asing

Hedging penempatan dalam mata uang asing, yaitu apabila kita memberikan pinjaman dalam bentuk valuta asing maka kita bisa melakukan hedge untuk mengcover penerimaannya di masa yang akan datang, terutama apabila ada

kecenderungan mata uang lokal cenderung terapresiasi terhadap mata uang asing tersebut.

e) Mengatur likuiditas.

Yaitu apabila diperkirakan pada jangka waktu tertentu posisi likuiditas kita short ataupun long, kita bisa mengcovernya terlebih dahulu sehingga cash flow pada waktu tertentu (forward) tersebut telah tercover terlebih dahulu.

f) Trading.

Transaksi forward dapat pula digunakan untuk tujuan trading, yaitu membeli terlebih dahulu dan kemudian menjualnya dengan harga yang lebih tinggi apabila menurut perkiraan/pertimbangan kita kursnya akan cenderung naik atau sebaliknya.

5. SWAP

Swap adalah transaksi „jual dan beli‟ atau „beli dan jual‟ yang dilaksanakan secara simultan antara 2 counterpart dimana tanggal penyerahan antara 2 transaksi tersebut berbeda. Selisih Kurs/Exchange Rate antara 2 transaksi tersebut ditentukan berdasarkan Swap Rate/Swap Point tertentu yang didapat dari perhitungan Interest Rate Differensial sebagaimana yang digunakan dalam menghitung rate Forward.

Transaksi swap sangat bermanfaat bagi perusahaan yang memiliki multi currencies exposure untuk mengatur/mengelola cashflow tanpa perlu membentuk suatu open posisi. Tujuan-tujuan transaksi swap antara lain :

a) Untuk memperpanjang atau memperpendek tanggal tajuh tempo posisi foreign exchange.

Apabila suatu bank /perusahaan memiliki posisi transaksi foreign exchange yang akan jatuh tempo, maka transaksi tersebut bisa diperpanjang ataupun diperpendek dengan melakukan transaksi swap.

b) Memenuhi kebutuhan likuiditas

Apabila bank/perusahaan memiliki kebutuhan likuiditas valuta asing, sementara dana yang dimilikinya dalam mata uang lokal/valuta asing lainnya dan tidak bermaksud mengkonversi dana yang dimiliki ke dalam valuta yang

dibutuhkannya, yang bersangkutan dapat menggunakan alternatif men-swap-kan dana yang dimilikinya.

c) Trading

Transaksi swap dapat pula digunakan untuk tujuan trading, yaitu membeli terlebih dahulu dan kemudian menjualnya dengan harga yang lebih tinggi apabila diperkirakan rate akan cenderung naik atau sebaliknya. Dalam hal ini yang diperdagangkan adalah swap pointnya.

Pada prinsipnya perhitungan swap point merupakan interest rate differential antara 2 mata uang yang diperdagangkan (Foreign Exchange & Money Market Practices in Indonesia‟s Financial Market, 2003).

Spot x (Int.Dom –Int.Reff) x Tenor

Swap Point = ---

36000

Catatan :

Refference Currency : adalah basis currency yang akan dinilai forward ratenya dengan non refference currency.

Spot Rate (current rate) : adalah nilai tukar refference currency dengan non refference currency saat ini yang terjadi di foreign exchange market.

Tenor : Jangka waktu kontrak yang dihitung jumlah harinya.

Interest Differential : Selisih antara interest rate refference currency dengan interest rate non-refference currency pada tenor yang sama, baik di money market domestik atau international.

Swap point terdiri dari :

Swap Premium : Bila interest rate suatu refference currency lebih rendah dari interest rate non refference currency maka spot (current) exchange ratenya lebih tingi dari forward exchange rate-nya.

Swap Discount : Bila interest rate suatu refference currency lebih tinggi dari interest rate non refference currency maka spot (current) exchange rate-nya lebih rendah dari forward exchange ratenya.

Bursa atau pasar valas diartikan sebagai suatu tempat atau wadah atau sistem di mana perusahaan, perorangan dan bank dapat melakukan transaksi keuangan internasional dengan jalan melakukan pembelian atau permintaan dan

penjualan atau penawaran atas valuta asing. Ilustrasi tentang terjadinya pembelian dan penjualan valas tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.

Seorang importir A di Jakarta ingin mengimpor mesin dari seorang eksportir B di New York seharga USD 10.000. Pembayaran harus dilakukan dengan USD, sehingga importir di Jakarta harus datang ke bank devisa, misalnya bank XYZ untuk membeli USD dengan mata uang rupiah. Dalam hal ini yang diartikan dengan bank devisa adalah bank umum pemerintah dan swasta yang ditetapkan atau diizinkan oleh pemerintah untuk menjual, membeli dan menyimpan, serta menyelenggarakan lalu lintas pembayaran internasional atau luar negeri. Bila kurs jual atau selling rate yang berlaku pada saat ini sebesar Rp 8.000/USD, maka untuk mendapatkan USD 10.000.00 importir A harus membayar sebanyak USD10.000 x Rp 8.000 = Rp 80.000.000 kepada bank XYZ.

Kurs yang berlaku ini disebut kurs jual yaitu Rp 8.000/USD yang akan sama dengan kurs beli untuk rupiah yaitu 1/8.000 atau USD 0,000125 per rupiah. Dalam hal ini bank XYZ memerlukan jumlah valas yang banyak untuk memenuhi kebutuhan nasabah, bank XYZ dapat menghubungi bank devisa lain untuk membeli valas. USD10,000.00 mesin USD IDR IDR USD USD IDR USD10,000.00 Garmen

Gambar 2. Contoh Mekanisme Bursa Valas.

Importir A Jakarta

Eksportir B NewYork

Bank XYZ Bank ABC

Importir C Singapura Ekspotir D Jakarta Kurs Beli Rp7.900/US Kurs Jual Rp8.000/US

Sebaliknya eksportir garmen D di Jakarta, setelah menerima pembayaran dari importer C di New York tentu akan menjual USD yang diterimanya kepada bank dimana dia menjadi nasabah, untuk mendapatkan rupiah yang akan digunakan untuk membayar berbagai keperluannya di dalam negeri. Bagi bank ABC, tentunya memerlukan banyak rupiah untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya tersebut. Bank ABC dalam hal ini akan menjual USD kepada bank XYZ untuk mendapatkan rupiah. Kurs yang berlaku ini, disebut sebagai kurs beli yaitu Rp 7.900 per USD yang akan sama dengan kurs jual untuk rupiah yaitu 1/7.900 atau USD 0,000127 per rupiah.

Dari uraian mekanisme bursa valas di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi bursa valas adalah sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan transaksi internasional

2. Menyediakan fasilitas kredit jangka pendek untuk pembayaran internasional 3. Memberikan fasilitas hedging, yaitu tindakan pengusaha atau pedagang

valas untuk menghindari resiko kerugian atas fluktuasi kurs valas terhadap aktivitas transaksi internasional.

Sejarah forex bermula dari masa yang sangat lampau. Bila ditelusuri, transaksi forex bermula dari perdagangan komoditas, seperti emas, beras, dan lain-lain. Untuk transaksi mata uang sendiri seperti sekarang ini, pasar tersebut telah mengalami evolusi. Secara garis besar, evolusi pasar forex hingga seperti sekarang ini dapat dibagi menjadi 4 tahap :

1. Periode Standar Emas.

2. Periode Masa Perang Dunia I. 3. Periode Bretton Woods.

4. Periode Nilai Tukar Mengambang.

Tetapi, secara garis besar, evolusi pasar forex terbagi menjadi 2 tahap yaitu tahap periode nilai tukar tetap dan periode nilai tukar mengambang.

1. Sistim standar emas

Dibentuknya sistem keuangan berstandar emas pada 1875 menandai salah satu kejadian penting dalam sejarah pasar mata uang. Sebelum standar emas

diberlakukan, negara-negara dunia menggunakan emas dan perak sebagai alat pembayaran internasional. Masalah utama dalam penggunaan emas dan perak ini adalah nilainya yang dipengaruhi oleh external supply and demand. Sebagai contoh, penemuan tambang emas baru akan menarik harga emas turun. Ide dasar di balik standar emas adalah pemerintah masing-masing menjamin pertukaran mata uang ke jumlah tertentu emas dan sebaliknya. Dengan kata lain, mata uang akan didukung oleh emas (backed by gold). Sudah barang tentu, akibatnya pemerintah membutuhkan cadangan emas yang cukup untuk memenuhi permintaan pertukaran mata uang. Di akhir abad 19, seluruh negara ekonomi utama telah menentukan nilai mata uang dalam ons emas. Perbedaan nilai ons emas antara dua mata uang menjadi nilai tukar (exchange rate) bagi dua mata uang tersebut. Hal ini menjadi alat standardisasi pertama mata uang dalam sejarah. Standar emas mulai runtuh di awal Perang Dunia I. Sehubungan dengan ketegangan politik dengan Jerman. Untuk mengimbangi Jerman, kekuatan-kekuatan utama Eropa harus menyelesaikan proyek-proyek militer raksasa. Beban finansial yang timbul akibat proyek-proyek ini sangatlah besar hingga tidak ada cukup emas saat itu untuk menukar seluruh uang berlebih yang terus dicetak oleh pemerintah. Meskipun standar emas sempat kembali setelah PD I, banyak negara akhirnya mengabaikannya lagi saat pecah Perang Dunia II.

2. Sistem Bretton Woods.

Sebelum PD II berakhir, negara-negara sekutu melihat adanya kebutuhan untuk memperbaiki sistem keuangan yang porak-poranda akibat dicampakkannya sistem standar emas. Pada Juli 1944, lebih dari 700 perwakilan dari negara-negara sekutu berkumpul di Bretton Woods, New Hampshire, dan menghasilkan apa yang sekarang disebut Sistem Bretton Woods.Untuk memudahkan, Bretton Wood membentuk sistem seperti berikut :

a. Metode nilai tukar tetap (Fixed Exchange Rate).

b. USD menggantikan standar emas dan menjadi mata uang cadangan utama. c. Pembentukan 3 badan internasional untuk aktivitas ekonomi internasional;

IMF (International Monetery Fund), International Bank for Reconstruction and Development, dan General Aggrement on Tariffs and Trade (GATT).

Salah satu fungsi utama Bretton Woods adalah USD menggantikan emas sebagai standar utama pertukaran mata uang dunia. Lebih jauh lagi, USD menjadi satu-satunya mata uang yang didukung oleh emas. Ini ternyata malah menjadi alasan utama mengapa Bretton Woods akhirnya gagal. Awal tahun 1970-an, cadangan emas Amerika sudah sangat menipis sehingga tidak bisa lagi menutupi seluruh dollar yang disimpan di bank-bankasing. Akhirnya, 15Agustus 1971, US mengumumkan kepada dunia bahwa tidak akan ada lagi pertukaran emas untuk dollar. Ini menjadi tanda berakhirnya Bretton Woods. Meskipun Bretton Woods tidak berlaku lagi, warisannya masih berlangsung hingga sekarang dalam dunia ekonomi internasional. Warisan ini masih ada dalam bentuk 3 organisasi yg dibentuk thn 1940an: IMF, the International Bank of Reconstruction and Development (sekarang menjadi bagian dalam Bank Dunia), dan GTT, pendahulunya World Trade Organization.

3. Sistem nilai tukar mengambang.

Setelah Bretton Woods runtuh, dunia akhirnya menerima penggunaaan nilai tukar mengambang (floating rate) melalui Jamaica Agreement tahun 1976. Ini artinya penggunaan standar emas akan dihilangkan permanen. Tapi, ini bukan berarti bahwa para pemerintahan mengadopsi secara murni sistem floting yang bebas. Kebanyakan pemerintah menerapkan salah satu dari tiga sistem tukar berikut:

a. Dollarization.

Ini diterapkan apabila negara yang bersangkutan tidak bermasalah untuk menggantikan mata uangnya dengan mata uang negara lain. Dollarization biasanya membuat sebuah negara terlihat lebih stabil untuk tempat investasi, tapi sisi lainnya adalah bank sentral negara yg bersangkutan tidak bisa lagi mencetak uang dan membuat kebijakan keuangan. Contoh dollarization adalah penggunaan USD di El Savador.

b. Pegged Rate.

Terjadi saat sebuah negara secara langsung menetapkan nilai tukarnya terhadap mata uang asing sehingga negara itu punya stabilitas yang lebih dibanding menggunakan normal float. Sebagai contoh, Cina menetapkan nilai Yuan thd USD adalah 8.28 yuan per dollar antara 1997 dan juli 2005.

Kerugiannya adalah nilai mata uang bergantung pada kondisi eknomi mata uang yg di-pegged. Contoh: Jika USD menguat terhadap semua mata uang lain, Yuan juga akan menguat, yang mana mungkin tidak diinginkan oleh bank sentral Cina. c. Managed Floating Rates.

Nilai tukar mata uang diperbolehkan berubah-ubah sesuai tekanan jual dan beli. Tetapi, bank sentral boleh mengintervensi untuk menstabilkan fluktuasi nilai tukar yg ekstrim. Contoh, Jika mata uang sebuah negara turun melampaui level yg “dapat diterima” pemerintah dapat menaikkan suku bunga.

Dokumen terkait