• Tidak ada hasil yang ditemukan

Salah satu ciri era globalisasi yang menonjol saat ini yaitu adanya arus uang dan modal dalam bentuk valas atau foreign currency antara berbagai pusat keuangan dan berbagai negara yang semakin besar dan cepat, seakan-akan mengalir tanpa mengenal kewarganegaraan pemiliknya dan tanpa batas wilayah (borderless). Aliran valas yang besar dan cepat untuk memenuhi tuntutan perdagangan, investasi dan spekulasi dari suatu tempat yang surplus ketempat yang depisit dapat terjadi karena adanya beberapa faktor atau kondisi yang berbeda sehingga berpengaruh dan menimbulkan perbedaan kurs valas atau forex rate di masing-masing tempat.

Beberapa faktor atau kondisi yang berbeda dan mempengaruhi kurs valas adalah; supply dan demandforeign currency, posisi balance of payment, tingkat inflasi, tingkat bunga, tingkat income, pengawasan pemerintah dan ekspektasi, spekulasi dan rumor (Hady 2008).

1. Supply dan demand

Valas atau forex sebagai benda ekonomi mempunyai permintaan dan penawaran di pasar valas (forex market). Sumber-sumber penawaran atau supply valas adalah; ekspor barang dan jasa yang menghasilkan valas atau forex dan impor modal serta transfer valas lainnya dari luar negeri ke dalam negeri. Sumber-sumber permintaan atau demand valas berasal dari impor barang dan jasa yang menggunakan valas dan ekspor modal serta transfer dari dalam ke luar negeri.

Price D1 D2 S1 S2 E2 Rp.8.600/USD Rp.8.500/USD E Rp.8.400/USD E1 0 X1 X2 X3 QUsd

Gambar 3. Pengaruh Ekspor/Impor Terhadap Kurs Valas

Sesuai dengan teori mekanisme pasar, setiap perubahan permintaan dan penawaran valas yang terjadi di pasar akan mempengaruhi nilai valasnya seperti terlihat pada Gambar 3. Titik keseimbangan awal yang terjadi di pasar adalah pada titik E.Bila ekspor barang/jasa dan capital impor naik, maka penawaran atau supply valas bertambah, yang digambarkan oleh pergeseran garis S1 ke S2. Bila kenaikan supply valas tersebut tidak diiringi oleh perubahan permintaan valas maka akan terjadi penurunan kurs valas, dalam hal ini valas atau forex akan terdepresiasi yang ditunjukan oleh titik E1.

Bila impor barang/jasa dan kapital ekspor naik maka demand valas meningkat yang ditunjukkan oleh pergeseran garis D1 ke D2. Bila kenaikan demand tersebut tidak dibarengi oleh kenaikan supply maka akan terjadi kenaikan kurs valas, dalam hal ini valas atau forex akan terapresiasi yang ditunjukkan oleh titik E2.

2. Posisi Neraca Pembayaran

Balance of Payment atau Neraca Pembayaran Internasional adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang semua transaksi internasional yang meliputi perdagangan, keuangan dan moneter antara penduduk suatu negara dengan penduduk luar negeri untuk suatu priode waktu tertentu. Bagi kalangan dunia bisnis, biasanya bagian yang lebih diperhatikan yaitu posisi saldo Neraca Perdagangan (Balance of Trade), terutama sekali posisi saldo current account dan saldo capital account. Current account dan capital account akan

menghasilkan posisi saldo perubahan cadangan devisa, yang mencerminkan posisi saldo valas yang dimiliki oleh suatu negara untuk periode tahun bersangkutan.

Selanjutnya secara teoritis, posisi saldo neraca pembayaran ini dapat mempengaruhi kurs valas karena alasan berikut :

a) Bila posisi saldo neraca pembayaran positif ini berarti supply valas lebih besar dari pada demand,, dengan demikian kurs valas cenderung turun yang berarti bahwa nilai domestic currency relatif menguat atau stabil.

b) Sebaliknya bila posisi Neraca Pembayaran Internasional suatu negara negatif maka akan menimbulkan efek melemahnya domestic currency dan kurs valas cenderung naik di bursa valas dan sering diikuti dengan isu devaluasi.

3. Tingkat inflasi

Pergerakan tingkat inflasi di suatu negara akan mempengaruhi nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang negara asing. Diasumsikan inflasi di Amerika meningkat cukup tinggi (misalnya mencapai 5%), sedangkan inflasi di Indonesia relatif stabil (hanya 1%) dan barang-barang yang dijual di Indonesia dan di Amerika relatif sama dan dapat saling mengsubstitusi. Dengan tingkat inflasi yang demikian maka barang-barang di Amerika akan lebih mahal sehingga impor Amerika dari Indonesia akan meningkat. Impor Amerika yang meningkat ini akan mengakibatkan permintaan terhadap IDR meningkat pula.

Di lain pihak, kenaikan barang di Amerika akan mengurangi impor Indonesia dari Amerika sehingga permintaan terhadap Amerika justru menurun. Perkembangan tingkat inflasi tersebut akan mempengaruhi permintaan dan penawaran valas atau forex, baik IDR maupun USD.

4. Tingkat bunga

Hampir sama dengan pengaruh tingkat inflasi, maka perkembangan atau perubahan tingkat bunga dapat berpengaruh terhadap kurs valas. Sebagai contoh guna menarik modal luar negeri, pemerintah Amerika meningkatkan suku bunganya. Dengan meningkatnya suku bunga USD maka banyak investor yang tertarik untuk menyimpan uangnya dalam mata uang USD yang mengakibatkan permintaan akan USD meningkat. Peningkatan permintaan USD akan menggeser

kurva permintaan yang pada gilirannya akan membentuk harga keseimbangan baru.

5. Tingkat pendapatan

Faktor lain yang dapat mempengaruhi kurs valas adalah pertumbuhan tingkat pendapatan di suatu negara. Seandainya kenaikan pendapatan masyarakat di Indonesia tinggi sedangkan kenaikan jumlah barang yang tersedia relatif kecil, tentu impor barang akan meningkat. Peningkatan impor ini akan membawa efek kepada peningkatan demand valas yang pada gilirannya akana mempengaruhi kurs valas.

6. Kebijaksanaan pemerintah

Faktor kebijaksanaan pemerintah yang biasanya dijalankan dalam berbagai bentuk kebijakan moneter, fiskal dan perdagangan luar negeri untuk tujuan tertentu mempunyai pengaruh terhadap kurs valas. Misalnya; pengawasan lalu-lintas devisa, peningkatan trade barrier, pengetatan uang beredar, penaikan tingkat bunga dan sebagainya. Kebijaksanaan pemerintah tersebut pada umumnya akan berpengaruh terhadap penawaran dan permintaan valas yang pada gilirannya berpengaruh terhadap kurs valas.

7. Ekspektasi dan spekulasi/rumor

Adanya harapan bahwa tingkat inflasi atau defisit BOT USA akan menurun atau sebaliknya juga dapat mempengaruhi kurs valas. Adanya spekulasi atau rumor devaluasi karena defisit current account yang besar juga berpengaruh terhadap kurs valas. Pada dasarnya ekspektasi dan spekulasi yang timbul di masyarakat tersebut akan mempengaruhi permintaan dan penawaran valas yang akhirnya akan mempengaruhi kurs valas. Demikian juga halnya dengan adanya rumor, misalnya sakitnya presiden atau menteri keuangan dapat mempengaruhi sentimen dan ekspektasi masyarakat sehingga mempengaruhi permintaan dan penawaran valas yang akan berakibat pada pluktuasi kurs valas.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Kegiatan dilakukan di Divisi Tresuri Bank XYZ dari bulan Januari - April 2011. Pengambilan data dilakukan di beberapa wilayah pemasaran yaitu di wilayah Jakarta, Surabaya, Medan dan Palembang.

Dokumen terkait