• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transformasi Latar Tempat

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 114-126)

4.1.3 Transformasi Latar Novel ke Film Dalam Mihrab Cinta .1 Latar Tempat Dalam Novel

4.1.3.3 Transformasi Latar Tempat

Tabel 62: Transformasi latar tempat novel ke film Dalam Mihrab Cinta

No. Novel Film

1. Jl. GajahMada Stasiun Pekalongan

2. Becak Kereta Api

3. Stasiun Pekalongan (loket) Stasiun Jebres, Solo.

4. Kereta Api Stasiun Kediri.

5. Alun-alun Kota Pekalongan Deskripsi Kota Kediri 6. Stasiun Jebres, Solo. Pesantren Al Furqa (Masjid,

lingkungan pesantren, kamar para santri, gudang, kantor pesantren, rumah Zizi) 7. Stasiun Kediri. Deskripsi Kota Pekalongan 8. Pesantren Al Furqa (Masjid,

lingkungan pesantren, kamar para santri, gudang, kantor pesantren, kamar Zizi, rumah Zizi)

Rumah Syamsul (Teras, Tempat penjualan batik, ruang tamu, kamar Syamsul).

9. Pesantren Lirboyo (Kantor pengurus, kamar santri dari daerah Pekalongan dan Batang).

Deskripsi Kota Semarang.

10. Pesantren Al Falah Ploso Masjid Baiturrahman, Simpang lima, Semarang.

11. Pesantren Al Inayah Semen. Warung Naasi angkring. 12. Warung mie godog. Bus

13. Lingkuangan pesantren Klenteng. 14. Pesantren Manabi’ul Qur’an

(auditorium)

Polsek Tugu Semarang (ruang tahanan, ruang kunjungan). 15. Rumah Syamsul (ruang tamu,

kamar Syamsul).

Pesantren Manabi’ul Qur’an. 16. Kota Semarang (masjid-masjid). Jakarta (masjid-masjid). 17. Masjid Baiturrahman, Simpang

lima, Semarang.

Mushola Al Ikhlas.

18. Warung Naasi angkring. Rumah kontrakan Syamsul (ruang tamu, kamar).

19. Bus. Kafe

20. Kampus dua IAIN Walisongo. Restoran 21. Polsek Tugu Semarang (ruang

tahanan, ruang kunjungan).

Tempat pencucian mobil.

22. Terminal Lebak Bulus. Kopaja

23. Jakarta (masjid-masjid). Komplek Villa Gracia

24. Musholla Al Ikhlas. Rumah Pak Broto (ruang tamu, pendopo di pekarangan rumah). 25. Rumah kontrakan Syamsul. Rumah Pak Heru (ruang tamu,

ruang nonton dan kamar Silvie).

26. Kafe. Masjid Baitul Makmur.

27. Restoran. Buswey.

28. Bengkel. Toko Buku

29. Kopaja. Rumah Damayanti

30 Komplek Villa Gracia. Wartel 31. Rumah Pak Broto (ruang tamu). Staisun TV 32. Rumah Pak Heru (ruang tamu,

kamar Silvie, ruang nonton).

Masjid Al Firdaus.

33. Masjid Baitul Makmur. Toko baju muslimah. 34. Sekolah Tinggi Agama Islam

Swasta (Perpustakaan)

Kantor pos.

35. Fakultas Ekonomi UI Rumah baru Syamsul.

36. Rumah Dr. Fathul Hadi. Jalan dimana Silvie menngalami kecelakaan.

37. Toko Buku 38. Stasiun TV

39. Masjid Al-Firdaus, Lenteng Agung, Jakarta Selatan. 40. Pasar Ciputat

41. Kantor Pos 42. Pantai. 43. Watel

44. Rumah Baru Syamsul

45. Jalan dimana Silvie menngalami kecelakaan.

Jlh. 45 36

Berdasarkan uraian latar tempat pada novel dan film Dalam Mihrab Cinta yang di kemukakan pada tabel 3, dapat dikatakan bahwa jumlah latar tempat antara novel dan film berbeda. Namun, dalam penelitian ini peneliti tidak mengkaji perbedaan jumlah latar tersebut tetapi peneliti mengfokuskan pada latar yang mempengaruhi jalannya cerita yang didasarkan kepada empat tokoh penting yang telah diuraikan pada bagian transformasi tokoh.

1.) Kereta Api

Kereta Api merupakan tempat pertemuan antara tokoh Syamsul dan tokoh Zizi. Latar kereta api ini ditampilkan dalam novel dan film yang ditransformasikan dari novel. Berikut ini kutipan novel dan gambarnya.

(95.) “Ia langsung berlari. Alaram tanda kereta siap diberangkatkan masih berbunyi. Tangga-tangga dari kayu untuk naik ke pintu kereta mulai di tarik…”

(Dalam Mihrab Cinta, hal 4)

Pada kutipan 95 dijelaskan pemuda berambut gondrong yang berlari memasuki kereta api yang mulai berjalan.

Gambar 78: Kereta api yang mulai berjalan

Gambar 78 memperlihatkan kerta api yang sudah berjalan meninggalkan Stasiun Pekalongan.

Dalam proses transformasih, deskripsi latar kereta dalam film ditransformasikan dama dari deskripsi latar kereta dalam novel.

Pemuda berambut gondrong setelah mendapatkan tiketnya berlari memasuki kereta tanpa melihat lagi gerbong yang dia naiki.

(96.) “Ini gerbong berapa Pak? Tanyanya pada seorang petugas kereta. Karena tergesa-gesa ia tidak sempat memperhatikan di grbong berapa ia meloncat.

“Ini gerbong tujuh.”

(Dalam Mihrab Cinta, hal 4)

Pada kutipan 96 di atas, diceritakan pemuda berambut gondrong yang tergesa-gesa menaiki kereta tidak melihat gerbong yang dia naiki. Pemuda berambut gondrong tersebut berada di gerbong tujuh sementara ditiket kereta yang dia miliki tertulis gerbong empat.

Latar gerbong tujuh ini hanya terdapat dalam novel dan tidak ditransformasikan ke film Dalam Mihrab Cinta.

2.) Alun-alun Kota Pekalongan

Tempat ini tidak ditampilkan dalam film yang ditransformasikan dari novel karena adanya pengurangan beberapa alur dan tokoh dari novel yang ditransformasikan ke dalam film. Berikut ini kutipan dalam novel yang menggambarkan latar tempat ini.

(97.) “Suatu sore, ia pergi ke alun-alun kota Pekalongan…”

(Dalam Mihrab Cinta, hal 8)

Pada kutipan 97 diceritakan ketika pemuda berambut gondrong mengingat kembali masa lalunya, deskripsi latar tempat yang tergambarkan adalah alun-alun kota Pekalongan dimana dia bertemu dengan lelaki berambut gondrong yang membicarakan masalah agama islam.

Latar alun-alun kota Pekalongan ini hanya terdapat dalam novel dan tidak ditransformasikan ke dalam film.

3.) Pesantren Al Furqan.

Dalam transformasinya, Pesantren Al Furqan ditampilkan bersama dengan beberapa tempat yang ada didalmnnya yang mendukung jalannya cerita. Tempat-tempat tersebut adalah, masjid, kamar para santri, gudang, ruang tamu pesantren. Latar yang tidak diangkat ke dalam film yaitu kamar Zizi. Hal tersebut karena adanya pengurangan alur yang terjadi ketika novel ini ditransformasikan ke dalam bentuk film.

(98.) “Yang penting sekarang ia resmi tercatat sebagai santri baru Pesantren Al Furqan…”

(Dalam Mihrab Cinta, hal 49)

Pada kutipan 98 diceritakan Syamsul telah resmi menjadi santri di Pesantren Al Furqan. Pesantren Al Furqan merupakan tempat dimana Syamsul sedang menimba ilmu tentang agama islam.

Gambar 79: Pintu gerbang pesantren AL Furqan

Gambar 79 memperlihatkan pintu gerbang yang di papan nama tertulis “Pondok Pesantren Al Furqan.”

Pesantren Al Furqan yang diceritakan dalam novel ditransformasikan ke film Dalam Mihrab Cinta.

(99.) “…Syamsul melangkah tenang ke kamarnya. Ia langsung menuju lemari Burhan…”

(Dalam Mihrab Cinta, hal 70)

Kutipan 99 mendeskripsikan kamar di pesantren Al Furqan dimana Syamsul dan teman sekamarnya tinggal.

Gambar 80: Kamar Syamsul di pesantren Al Furqan

Gambar 80 memperlihatkan keadaan kamar Syamsul dan teman-temannya di Pesantren Al Furqan. Dalam proses transformasi dari novel ke film deskripsi kamar Syamsul di pesantren Al Furqan ini diperlihatkan.

(100.) “…Akhirnya dia dilempar ke gudang…”

(Dalam Mihrab Cinta, hal 74)

Kutipan 100 mendeskripsikan bagian gudang pesantren dimana Syamsul ditempatkan setelah dia dituduh mencuri dan juga tempat Syamsul menunggu untuk mendapatkan hukuman.

Gambar 81: Gudang Pesantren Al Furqan

Gambar 81 memperlihatkan gudang pesantren Al Furqan dimana Syamsul disekap untuk menunggu hukuman. Pada proses transformasinya dari novel ke film gudang pesantren ditransformasikan sama.

(101.) “Siang itu setelah jenazah Kiai Baejuri dimakamkan, Zizi menghempaskan tubuhnya ke kamarnya.”

(Dalam Mihrab Cinta, hal 29)

Kutipan 101 mendeskripsikan kamar Zizi dimana Zizi membaringkan badannya setelah pemakaman ayahnya dan tempat dimana Zizi membaca surat wasiat ayahnya. Deskripsi kamar Zizi ini tidak ditransformasikan ke film.

4.) Rumah Syamsul.

Rumah Syamsul merupakan salah satu tempat terjadinya alur cerita dalam film yang ditransformasikan dari novel Dalam Mihrab Cinta.

(102.) “Syamsul istirahan di kamarnya dengan mata berkaca-kaca. Ia merintih kepada Tuhan, “Ya Allah, jika keluarga sudah tidak lagi percaya padanya. Apalah arti hidup di dunia ini.”

(Dalam Mihrab Cinta, hal 90)

Kutipan 102 mendeskripsikan kamar Syamsul dimana Syamsul sedang beristirahat dan Nadia masuk untuk mengobati Syamsul.

Gambar 82: Deskripsi Kamar Syamsul

Gambar 82 mendeskripsikan suasan kamar Syamsul dimana Syamsul baru selesai sholat dan Nadia masuk untuk berbicara bersamnya.

(103.) “Hari berikutnya Zizi sampai di rumah orang tua Syamsul” (Dalam Mihrab Cinta, hal 100)

Pada kutipana 103 digambarkan tempat dimana Zizi berada yaitu di rumah Syamsul.

Gambar 83: Deskripsi rumah Syamsul

Gambar 83 memperlihatkan keberadaan Zizi di rumah Syamsul. Dalam proses transformasinya, rumah Syamsul dalam novel ditransformasikan ke film/.

Gambar 84: Tempat penjualan kain batik yang ada di rumah Syamsul

Gambar 84 memperlihatkan tempat penjualan kain batik yang dimiliki keluarga Syamsul di rumah Syamsul. Bagian dari rumah Syamsul ini dalam novel tidak ditransformaskan ke film Dalam Mihrab Cinta.

5.) Warung mie gedog

Latar ini hanya ditampilkan dalam novel. Hal tersebut karena dalam film latar ini tidak diperlukan karena alur yang menggambarkan latar ini tidak diangkat ke dalam film. Berikut ini kutipan novel yang menunjukan keberadaan latar ini.

(104.) “…Tak jauh dari situ ada warung makanan yang menjual mie gedog…”

(Dalam Mihrab Cinta, hal 39)

Deskripsi latar warung mie godog yang ada dalam novel tidak ditransformasikan ke film Dalam Mihrab Cinta.

Dalam penggambaran latar ini juga dihadirkan penjara dimana Syamsul mendekam. Latar ini ditransformasikan ke dalam film. Berikut ini kutipan novel dan gambar yang menjelaskan tentang keberadaan latar ini.

(105.) “Sejak tertangkap itu Syamsul mendekam di penjara Polsek Semarang Tugu. Ia sat sel dengan dua orang narapidan yang tertangkap karena mencuri sepeda motor.”

(Dalam Mihrab Cinta, hal 108)

Pada kutipan 105 dideskripsikan temapt dimana Syamsul dipenjara setelah tertangkap mencuri dan digelandang ke kantor polisi.

Gambar 85: Syamsul berada di dalam tahanan

Gambar 85 memperlihatkan ruang tahanan di kantor polisi dimana Syamsul sedang ditahan karena kashus pencurian bersama dua orang narapidana yang lain. Latar dalam film ini ditransformasikan sama dengan latar yang ada dalam novel.

7.) Villa Gracia

Latar berikutnya yang akan di deskripsikan adalah komplek Villa Gracia. Beberapa latar yang akan diuraikan berkaitan dengan latar komplek Villa Gracia adalah rumah Pak Broto, rumah Silvie dan masjid Baitul Makmur.

(106.) “… Ia sudah mantap mengahadapi satpam. Ia kembali balik arah ke Villa Gracia.”

(Dalam Mihrab Cinta, hal 131)

Pada kutipan 106 dideskripsikan Syamsul yang datang ke komplek Villa Gracia.

Gambar 86: Komplek Villa Gracia

(107.) “Lalu dengan mantap ia memarkir sepeda motornya di depan rumah di jalam Flamboyan no. 17. Ia pencet bel dan mengucapkan salam…”

(Dalam Mihrab Cinta, hal 132)

Pada kutipan 107 di atas, dideskripsikan kedatangan Syamsul ke rumah pak Broto.

Gambar 87: Komplek Villa Gracia

Gambar 84 memperlihatkan deskripsi rumah Pak Broto di Jalan Flamboyan no. 17.

(108.) “…Ia masuk jalan flamboyant. Rumah bernomor 19, luar biasa besar da mewah…”

(Dalam Mihrab Cinta, hal 131)

Pada kutipan 108 dideskripsikan rumah Silvie yang terletak di Jalan Flamboyan nomor 19.

Gambar 88: Rumah Silvie

Gambar 88 memperlihatka rumah Silvie di Jalan Flamboyan no. 19.

(109.) “Syamsul meninggalkan rumah itu dan pergi ke masjid.” (Dalam Mihrab Cinta, hal 135)

Pada kutipan 109 menggambarkan keberadaan Syamsul di masjik komplek Villa Gracia.

Gambar 89: Masjid Baitul Makmur

Gambar 89 memperlihatkan deskripsi masjid Baitul Makmur di komplek Villa Gracia.

8.) Sekolah Tinggi Agama Islam (Perpustakaan)

Latar ini tidak di transformasikan ke dalam film. Hal tersebut karena alur penceritaan yang menggunakan latar ini tidak ditransformasikan ke dalam film.

(110.) “Agaknya ia terlalu dini samapi di kampusnya. Suasanya masih sangat sepi. Belum ada seorang mahasiswa pun yang datang kecuali dirinya. Ia tetap melangkahkan kakinya memasukigedung kuliah. Seorang tukang bersih-bersih Nampak sedang bekerja. Kelas-kelas masih terkunci. Ia melihat pintu perpustakaan terbuka, berarti ada orang disana. Ia berjalan menuju perpustakaan.”

(Dalam Mihrab Cinta, hal 151)

Tempat ini merupakan tempat dimana Syamsul bertemu dengan Dr. Fathul Hadi dan mendapatkan banyak pencerahan tentang hidup. Latar ini juga mendeskripsikan tempat Syamsul mengejam perkuliahan.

4.2 Pembahasan

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 114-126)

Dokumen terkait