BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Transformasi Tokoh Novel ke Film Dalam Mihrab Cinta
Pada bagian ini diuraikan tokoh-tokoh yang memerankan jalan cerita dalam novel, film, dan proses transformasi dari novel ke film Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.
4.1.1.1 Tokoh dalam Novel dalam Mihrab Cinta
Tokoh-tokoh yang memerankan jalan cerita dalam novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1: Tokoh Dalam Novel Dalam Mihrab Cinta No Novel
1. Tukang becak 2. Zidna Ilman (Zizi)
3. Para Penumpang Kereta Api 4. Nenek penjual
5. Pengamen
6. Syamsul Hadi (Syamsul) 7. Pencuri
8. Dua orang gadis yang menjemput Zizi 9. Kiai Baejuri (ayah Zizi)
10. Kiai Miftah (Kakak Sulung Zizi) 11. KH. Dahlan Anwar
12. Para Santri di Pesantren Lirboyo. 13. Ahmad Zaim 14. Lelaki tua 15. Burhan 16. Isak 17. Salimin 18. Mundir 19. Baihaqi 20. Rozikin 21. Ayub
22. Asiyah (adik Ayub)
23. Khalilah (sepupu perempuan Burhan)
24. Karyono (wakil koordinator bagian keamanan) 25. Santri bagian keamanan
26. Santri Pesantren Al Furqan 27. Pak Bambang (Ayah Syamsul) 28. Ibu Bambang (Ibu Syamsul) 29. Nadia (adik Syamsul) 30. Ahmad (kaka pertama) 31. Rozak (Kakak kedua) 32. Istri Kiai Miftah
33. Pemilik warung akring di depan Mesjid Baiturrahman, Semarang. 34. Gadis penumpang bis.
35. Para penumpang bis. 36. Para Polisi
37. Dua orang narapidana.
38. Para pengurus mesjid di Jakarta yang di datangi Syamsul. 39. Pak Abbas.
40. Pak Gemati (Pemilik rumah kontrakan). 41. Manajer Kafe.
42. Pemilik restoran. 43. Manajer bengkel 44. Silvie
45. Satpam penjaga Villa Gracia. 46. Anak Muda 47. Pak Broto. 48. Ibu Broto. 49. Della 50. Pak Yahyah. 51. Pak Heru 52. Dr. Fathul Hadi 53. Neng Nur Fadhilah 54. Damayanti
55. Pak Ustman (ayah Damayanti) 56. Ibu Heru
57. Penjual Nasi Uduk
58. Jamaah Mesjid Villa Gracia 59. Pak Doddy Alfad
60. Dewi
61. Ustadz Fairuz
62. Para mahasiswa Fakultas Ekonomi UI 63. Ir. Hendra Sadew, MBA
64. Pak Anwar (ayah Burhan) 65. Ibu Anwar (ibu Burhan)
66. Jamaah ceramah Syamsul di TV 67. Sutradara program acara ceramah
68. Panitia Tabligh Akbar Masjid Al-Firdaus. 69. Jamaah Tabligh Akbar Masjid Al-Firdaus.
70. Ibu setengah baya
71. Anak-anak yang belajar mengaji 72. Pengendara sepeda motor 73. Disainer
74. Para keluarga dan tetangga yang melayat Silvie 75. Ustadz
76. Para Nelayan
77. Para santriwati Manabi’ul Qur’an 78. Seorang wartawan
79. Lelaki berambut gondrong
4.1.1.2 Tokoh dalam Film Dalam Mihrab Cinta
Tokoh-tokoh yang memerankan jalan cerita dalam film Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2: Tokoh dalam Film Dalam Mihrab Cinta No Film
1. Tukang becak 2. Zidna Ilman (Zizi)
3. Para Penumpang Kereta Api 4. Nenek penjual
6. Syamsul Hadi (Syamsul) 7. Pencuri
8. Dua orang gadis yang menjemput Zizi 9. Kiai Baejuri (ayah Zizi)
10. Kiai Miftah (Kakak Sulung Zizi) 11. Ahmad Zaim
12. Burhan
13. Santri bagian keamanan 14. Santri Pesantren Al Furqan 15. Pak Bambang (Ayah Syamsul) 16. Orang asing
17. Ibu Bambang (Ibu Syamsul) 18. Nadia (adik Syamsul) 19. Ahmad (kaka pertama) 20. Rozak (Kakak kedua) 21. Istri Kiai Miftah
22. Pemilik warung akring di depan Mesjid Baiturrahman, Semarang. 23. Gadis penumpang bis.
24. Para penumpang bis. 25. Para Polisi
27. Para pengurus mesjid di Jakarta yang di datangi Syamsul. 28. Pak Abbas.
29. Pak Gemati (Pemilik rumah kontrakan). 30. Manajer Kafe.
31. Pemilik restoran.
32. Manejer tempat pencucian mobil 33. Silvie
34. Satpam penjaga Villa Gracia. 35. Anak Muda 36. Pak Broto. 37. Ibu Broto. 38. Della 39. Pak Yahyah. 40. Pak Heru 41. Damayanti
42. Pak Ustman (ayah Damayanti) 43. Ibu Damayanti
44. Ibu Heru
45. Jamaah Mesjid Villa Gracia 46. Pak Doddy Alfad
47. Pak Anwar (ayah Burhan) 48. Ibu Anwar (ibu Burhan) 49. Jamaah cerama Syamsul di TV
50. Jamaah Tabligh Akbar Masjid Al-Firdaus. 51. Pegawai tokoh busana muslim
52. Petugas kantor pos 53. Guru Nadia
54. Teman-teman sekolah Nadia
55. Orang-orang yang membantu Syamsul pindah rumah 56. Anak-anak yang belajar mengaji
57. Pengendara sepeda motor 58. Disainer
59. Para keluarga dan tetangga yang melayat Silvie 60. Ustadz
61. Para santriwati Manabi’ul Qur’an 62. Seorang wartawan
4.1.1.2 Transforasi Tokoh dalam Film Dalam Mihrab Cinta
Transformasi tokoh dari novel ke film Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3: Transformasi Tokoh Novel ke Film Dalam Mihrab Cinta
No Novel Film
1. Tukang becak Tukang becak
2. Zidna Ilman (Zizi) Zidna Ilman (Zizi)
3. Para Penumpang Kereta Api Para Penumpang Kereta Api
4. Nenek penjual Nenek penjual
5. Pengamen
6. Syamsul Hadi (Syamsul) Syamsul Hadi (Syamsul)
7. Pencuri Pencuri
8. Dua orang gadis yang menjemput Zizi
Dua orang gadis yang menjemput Zizi
9. Kiai Baejuri (ayah Zizi) Kiai Baejuri (ayah Zizi)
10. Kiai Miftah (Kakak Sulung Zizi) Kiai Miftah (Kakak Sulung Zizi) 11. KH. Dahlan Anwar
12. Para Santri di Pesantren Lirboyo.
13. Ahmad Zaim Ahmad Zaim
14. Lelaki tua 15. Burhan Burhan 16. Isak 17. Salimin 18. Mundir 19. Baihaqi 20. Rozikin 21. Ayub
22. Asiyah (adik Ayub)
23. Khalilah (sepupu perempuan Burhan)
24. Karyono (wakil koordinator bagian keamanan)
25. Santri bagian keamanan Santri bagian keamanan 26. Santri Pesantren Al Furqan Santri Pesantren Al Furqan 27. Pak Bambang (Ayah Syamsul) Pak Bambang (Ayah Syamsul)
28. Orang asing
29. Ibu Bambang (Ibu Syamsul) Ibu Bambang (Ibu Syamsul) 30. Nadia (adik Syamsul) Nadia (adik Syamsul) 31. Ahmad (kaka pertama) Ahmad (kaka pertama) 32. Rozak (Kakak kedua) Rozak (Kakak kedua) 33. Istri Kiai Miftah Istri Kiai Miftah 34. Pemilik warung akring di depan
Mesjid Baiturrahman, Semarang.
Pemilik warung akring di depan Mesjid Baiturrahman, Semarang. 35. Gadis penumpang bis. Gadis penumpang bis.
36. Para penumpang bis. Para penumpang bis.
37. Para Polisi Para Polisi
39. Para pengurus mesjid di Jakarta yang di datangi Syamsul.
Para pengurus mesjid di Jakarta yang di datangi Syamsul.
40. Pak Abbas. Pak Abbas.
41. Pak Gemati (Pemilik rumah kontrakan).
Pak Gemati (Pemilik rumah kontrakan).
42. Manajer Kafe. Manajer Kafe. 43. Pemilik restoran. Pemilik restoran. 44. Manajer bengkel
45. Manejer tempat pencucian mobil
46. Silvie Silvie
47. Satpam penjaga Villa Gracia. Satpam penjaga Villa Gracia.
48. Anak Muda Anak Muda
49. Pak Broto. Pak Broto.
50. Ibu Broto. Ibu Broto.
51. Della Della
52. Pak Yahyah. Pak Yahyah.
53. Pak Heru Pak Heru
54. Dr. Fathul Hadi 55. Neng Nur Fadhilah
56. Damayanti Damayanti
57. Pak Ustman (ayah Damayanti) Pak Ustman (ayah Damayanti)
58. Ibu Damayanti
59. Ibu Heru Ibu Heru
60. Penjual Nasi Uduk
61. Jamaah Mesjid Villa Gracia Jamaah Mesjid Villa Gracia 62. Pak Doddy Alfad Pak Doddy Alfad
63. Dewi
64. Ustadz Fairuz
65. Para mahasiswa Fakultas Ekonomi UI
66. Ir. Hendra Sadew, MBA
67. Pak Anwar (ayah Burhan) Pak Anwar (ayah Burhan) 68. Ibu Anwar (ibu Burhan) Ibu Anwar (ibu Burhan) 69. Jamaah ceramah Syamsul di TV Jamaah cerama Syamsul di TV 70. Sutradara program acara ceramah
71. Panitia Tabligh Akbar Masjid Al-Firdaus.
72. Jamaah Tabligh Akbar Masjid Al-Firdaus.
Jamaah Tabligh Akbar Masjid Al-Firdaus.
73. Pegawai tokoh busana muslim
74. Petugas kantor pos
75. Ibu setengah baya
76. Guru Nadia
77. Teman-teman sekolah Nadia
Syamsul pindah rumah
79. Anak-anak yang belajar mengaji Anak-anak yang belajar mengaji 80. Pengendara sepeda motor Pengendara sepeda motor
90. Disainer Disainer
91. Para keluarga dan tetangga yang melayat Silvie
Para keluarga dan tetangga yang melayat Silvie
92. Ustadz Ustadz
93. Para Nelayan
94. Para santriwati Manabi’ul Qur’an Para santriwati Manabi’ul Qur’an 95. Seorang wartawan Seorang wartawan
96. Lelaki berambut gondrong
Jlh. 79 62
Berdasarkan uraian tokoh-tokoh yang memerankan jalan cerita pada novel dan film Dalam Mihrab Cinta yang di kemukakan pada tabel 3, dapat dikatakan bahwa jumlah tokoh atara novel dan film berbeda. Namun, dalam penelitian ini peneliti tidak mengkaji perbedaan jumlah tokoh tersebut tetapi peneliti mengfokuskan pada transformasi empat tokoh penting dalam transformasi novel ke film. Tokoh-tokoh tersebut adalah Syamsul Hadi, Zida Ilma (Zizi), Burhan, dan Silvie.
Syamsul menjadi tokoh pertama yang dianalisis dalam unsur ini, karena kemunculannya sering dalam novel maupun film. Tokoh Zizi dianggap penting karena merupakan gadis yang disukai Burhan dan kecemburuan Burhan terhadap Syamsul mengenai Zizi yang membuat Burhan memfitnah Syamsul. Selanjutnya tokoh Burhan juga dianalisi karena tokoh Burhan merupakan penyebab sehingga tokoh Syamsul mengalami perjalanan hidup yang penuh dengan lika-liku. Terakhir yang dianalisis adalah tokoh Silive yang merupakan korban pencurian Syamsul dan pacar Burhan. Tokoh Silvie inilah yang mengantarkan tokoh Syamsul untuk kembali ke jalan yang lurus.
Pembahasan transformasi tokoh novel ke film Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy ini hanya dibatasi pada proses transformasi saja.
a.) Tokoh Syamsul Hadi
Syamsul Hadi merupakan anak dari seorang pengusaha batik sukses di Pekalongan. Dia juga memiliki dua orang kakak yang merupakan pengusaha batik
sukses juga mengikuti jejak ayah dan kakeknya. Hal tersebut dapa dilihat pada kutipan berikuti ini.
(1.) “Ia juga ingin sukses, tetapi ia tidak mau sama dengan ayahnya, kakeknya dan kedua kakaknya yang semuanya sukses sebagai pedagang batik. Ia ingin sukses di jalur yang berbeda...”
(Dalam Mihrab Cinta, hal. 6)
Dalam kutipan 1 di atas tergambar jelas tokoh Syamsul berasal dari keluarga pengusaha sukses dibidang penjualan batik. Hal serupa juga ditransfosmasikan ke dalam bentuk film tetapi dengan penceritaan yang berbeda. Perhatikan gambar berikut ini.
Gambar 1: Usaha Batik Keluarga Syamsul
Dalam Gambar 1 di atas, divisualisasikan rumah tokoh Syamsul dimana banyak orang asing yang sedang memilih dan membeli kain batik yang sedang diperdagangkan. Visualisasi orang asing tersebut dimunculkan sebagai tanda terkenalnya batik-batik milik keluarga Syamsul.
Proses transformasi yang terjadi yaitu perubahan keterangan tentang tokoh Syamsul yang merupakan anak seorang pengusaha batik sukses dalam novel diubah menjadi gambar para orang asing yang memilih dan membeli kain batik di rumah Syamsul. Hal tersebut menandakan kesuksesan usaha keluaarga Syamsul.
Selanjutnya sifat pantang menyerah dan suka dengan tantangan yang dimiliki oleh tokoh Syamsul tidak ditransformasikan ke dalam film. Sifat tersebut tergambar pada kutipan berikut ini.
(2.) “Ia memang suka tantangan. Waktu masih sekolah dasar, ia paling tidak suka dengan matematika. Karena nilai matematikanya merah. Ia sering dihina kedua kakaknya perihal kebbodohannya dalam mata pelajaran matematika…”
(Dalam Mihrab Cinta, hal. 7 )
(3.) “Hinaan itu menjadi tantangan baginya…”
(Dalam Mihrab Cinta, hal. 7 )
(4.) “Ketika teman-teman satu kelasnya sudah mulai masuk bangku kuliah, ia masih sibuk mencari tantangan…”
(Dalam Mihrab Cinta, hal. 8)
(5.) “Ia merasa mendapatkan tantangan baru. Ia ingin membuktikan bahwa dirinya bisa seperti nama-nama yang disebut-sebut oleh seniman gondrong itu sebagai seniman sejati…”
(Dalam Mihrab Cinta, hal. 10)
(6.) “Ia takjub dengan penjelasan Sang Imam. Ia merasa jalan yang dicarinya menjadi jelas. Ia harus ke pesantren. Tekatnya sudah bulat…”
(Dalam Mihrab Cinta, hal. 12)
Pada kutipan 2, 3, 4, 5, dan 6 di atas menggambarkan karakter tokoh Syamsul yang suka dengan tantangan dan pantang menyerah. Hal tersebutlah yang membuat Syamsul ingin mencari jati dirinya tentang kehidupan dan agama yang mengantarkan dia untuk memilih pondok pesantren sebagai tempat belajar. Namun, penjelasan tentang sifat Syamsul yang pantang menyerah dan suka tantangan yang terdapat pada kutipan 2, 3, 4, 5, dan 6 tidak ditemukan dalam film.
Tokoh Syamsul Hadi juga merupakan tokoh yang baik hati dan suka menolong sesama. Penggambaran karakter ini dimaksudkan untuk memperjelas bahwa tokoh Syamsul ini merupakan tokoh yang baik. Berikut ini kutipan yang akan memperjelas karakter tokoh Syamsul tersebut.
(7.) “Tenang Mbak. Ojo wedi! Jangan takut. Walaupun rambut saya gondrong, insya Allah saya bukan orang jahat.”
(Dalam Mihrab Cinta, hal. 5)
(8.) “Kalau tidak ada Mas, mungkin saya udah dilukai penjahat tadi. Atau mungkin nyawa saya bisa melayang. Saya berhutang budi pada Mas. Terima kasih ya Mas?” Ucap gadis itu dengan muka menunduk.”
(Dalam Mihrab Cinta, hal. 20)
Pada kutipan 7 terlihat jelas karakter tokoh Syamsul yang baik hati dan suka menolong. Pada kutipan pertama terlihat kebaikan tokoh Syamsul dari tutur katanya. Hal serupa juga divisualisasikan dalam film seperti gambar berikut ini.
Gambar 2: Pertemuan pemuda berambut gondrong dan gadis berjilba Pada gambar 2 di atas divisualisasikan tokoh pemudah berambut gondrong yang sedang berbicara dengan tokoh gadis berjilbab yang kelihatan takut melihat penampilannya. Tokoh pemuda berambut gondrong tersebut kemudian meyakinkan bahwa dirinya merupakan orang baik. Karakter ini mempengaruhi penilaian tokoh gadis berjilbab terhadap tokoh pemuda berambut gondrong. Pada kutipan 8 terlihat jelas sifat sosial tokoh Syamsul yang suka
menolong orang. Tokoh gadis berjilbab yang tidak dikenalnya tersebut tetap dia tolong ketika gadis itu disandera oleh pencuri. Tokoh Syamsul berhasil mengalahkan pencuri tersebut dan membebaskan gadis berjilbab walaupun sebelumnya dia mengalami luka akibat sabetan pisau pencuri itu. Hal itu dapat dilihat pada kutipan 8 mengenai perkataan tokoh gadis berjilbab yang berterimah kasih atas pertolongan pemuda berambut gondrong itu.
Karakter tokoh Syamsul ini divisualisasikan dalam film seperti gambar berikut ini.
Gambar 3: Pencuri menyandera gadis berjilbab
Pada gambar 3 di atas terlihat tokoh Syamsul yang berusaha menolong tokoh gadis berjilbab yang disandera oleh pencuri. Syamsul terus berusaha membebaskan gadis tersebut, hingga ketika dia mendapatkan peluang untuk melumpuhkan pencuri itu dia langsung mempergunakannya. Pada akhirnya, pencuri tersebut berhasil dilumpuhkan tokoh Syamsul dan gadis berjilbab berhasil ditolong tokoh Syamsul.
Tokoh Syamsul merupakan tokoh yang pintar. Gambaran karakter kepintaran tokoh Syamsul dapat diuraikan pada kutipan 9 dan 10 di bawah ini.
(9.) “…Padahal ada dua perguruan tinggi negeri terkemuka di Semarang yang menawarinya beasiswa, setelah ia menang dalam Olimpiade Matematika…”
(Dalam Mihrab Cinta, hal. 7)
(10.) “Baru enam bulan di pesantren itu, ia sudah khatam Kitab Fathul Qarib. Dan bahkan ia membaca dan memahami kitab Fathul Qarib dengan cukup baik…”
(Dalam Mihrab Cinta, hal. 54)
Pada kutipan 9 kepintaran tokoh Syamsul dijelaskan dengan menggambarkan bahwa tokoh Syamsul mendapatkan tawaran beasiswa di dua universitas negeri terkemuka di Pekalongan. Kepintarannya juga tergambar dari kemenangannya di olimpiade matematika.
Pada kutipan 10 kepintaran tokoh Syamsul digarmbakan pada perkembangan belajarnya di pesantren Al Furqan. Namun, bagian ini tidak ditemukan dalam film.
Selanjutnya tokoh Syamsul merupakan tokoh sosial dan suka menolong juga tergambar pada kepergian tokoh Syamsul untuk menemani Burhan sesuai dengan permintaan Burhan. Hal tersebut seperti terlihat pada kutipan di bawah ini.
(11.) “Siang itu, Syamsul ijin keluar kelas. Ia ada janji menemani Burhan untuk berobat. Malam sebelumnya Burhan merasa radang tenggorokannya akan kambuh. Ia meminta Syamsul menemaninya ke tengah kota Kediri untuk pergi ke dokter…”
(Dalam Mihrab Cinta, hal. 69)
Syamsul merupakan tokoh yang sosial tergambar pada kutipan 11, hal tersebutlah yang membuat tokoh Burhan berhasil menjebak tokoh Syamsul. Bagian ini juga ditransformasikan ke dalam bentuk film. Transformasi tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4: Pertemuan Syasul dan Burhan
Pada gambar 4 di atas dapat dilihat gerakan Burhan yang memegang-megang saku bajunya, kemudian terkejut karena dia melupakan dompetnya. Selanjutnya dia meminta Syamsul untuk mengambil dompet tersebut. Dalam novel pertemuan mereka tersebut lebih dikarenakan Syamsul telah Berjanji untuk menemani Burhan ke dokter.
Karakter tokoh Syamsul sebagai tokoh yang menjadi pencuri karena keadan hidup terdapat dalam novel.
(12.) “Perut laparnya membuat akal sehatnya gelap. Akhirnya ia nekat. Ia naik bis mini warna kuning jurusan Mangkang-Penggaron. Sampai di Jrakah ia melakukan aksi perdananya. Mencopet.”
(Dalam Mihrab Cinta, hal. 105)
Diceritakan tokoh Syamsul yang melarikan diri dari rumah kemudian pergi ke kota Semarang. Di kota Semarang Syamsul yang mulai kehabisan uang dan tidak juga mendapatkan pekerjaan mulai berfikir untuk menjadi pencuri. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan 12 di atas.
Gambar 5: Syamsul sedang mencuri
Dalam film, pencurian pertama Syamsul tersebut dilakukan di atas bus dan korbannya merupakan seorang gadis yang waspada. Pada gambar 5 di atas hal tersebut dapat dilihat dengan jelas.
Dalam aksi pencuriannya yang pertama Syamsul tertangkap dan kemudian masuk penjara. Dalam penjara dia bertemu dua orang narapidana yang mengajak bergabung dengan mereka dan mengajarkannya trik-trik mencuri jitu. Syamsul kemudian dibebesakan oleh Nadia. Dia tidak pulang ke rumah melainkan pergi ke Jakarta. Di Jakarta dia juga mengalami kehidupa yang keras. Akhirnya dia kembali terperosok dalam tindakan pencurian. Dia menjadi pencuri yang handal sampai pada akhirnya dia bertemu dengan Silvie. Pada bagian selanjutnya karakter tokoh Syamsul berubah menjadi seorang yang agamawis. Dia menjadi seorang Ustadz dan penceramah yang terkenal. Berikut ini kutipan yang akan menjelaskan hal tersebut.
(13.) “Sejak Syamsul mengisi ceramah dengan sangat mengesankan di Masjid Baitul Makmur, Villa Gracia, namanya mulai banyak dibicarakan orang, terutama dikalangan ibu-ibu majelis taklim. Promosi dari mulut ke mulut membuat Syamsul nyaris kewalahan memenuhi undangan yang terus bedatangan datang.”
(Dalam Mihrab Cinta, hal. 211)
Kutipan 13 di atas menjelaskan tokoh Syamsul dari seorang tokoh yang agamawis kemudian jatuh ke lembah hitam sebagai pencuri karena kerasnya hidup, akhirnya dapat bangkit dan kembali ke jalan yang benar. Dari awal penceritaan tokoh Syamsul dalam novel ditampilkan tokoh Syamsul merupakan tokoh yang pantang menyerah dan suka tantangan. Hal tersebut kemudian berlanjut pada pencarian jati diri tokoh Syamsul dan keinginannya untuk belajar agama. Pada akhirnya tokoh Syamsul yang masuk pesantren dan bertemu dengan Burhan kemudian menjadi korban fitnah Burhan. Perjalanan tokoh Syamsul sebagai tokoh yang pantang menyerah untuk membuktikan pada keluarganya bahwa dia tidak bersalah dimulai dari dia bertahan hidup kemudian jadi pencopet, tertangkap jadi pencopet kembali dan pada akhirnya dia kembali ke jalan yang benar.
Gambar 6: Syamsul menjadi mubaligh muda
Gambar 6 di atas merupakan transformasi tokoh Syamsul yang telah kembali ke jalan yang lurus. Hal tersebut ditampilkan di dalam film.
b.) Tokoh Zidna Ilma (Zizi)
Dalaman novel ditampilkan tokoh Zizi sebagai tokoh yang muslimah dan cantik. Sebagai wanita juga dia tidak bisa menyembunyikan perasaan sedihnya
ketika kehilangan orang yang dia sayangi. Hal tersebut terlihat pada kutipan novel berikut ini.
(14.) “Setelah duduk ia menarik nafas dan kembali menangis. Wajah cantiknya tidak bias menutupi kesedihannya. Ia berusaha menahan tangisnya agar tidak terdengar oleh penumpang di sekitarnya. Ia menangisi kematian orang yang sangat dicintainya. Yaitu ayahandanya yang sangat menyayanginya.”
(Dalam Mihrab Cinta, hal. 2)
Pada kutiapan 14 di atas ditampilkan seorang gadis berjilbab yang sedang bersedih karena kepergian ayahandahnya. Hal tersebut ditransformasikan ke dalam bentuk film seperti yang terlihat pada gambar 7 berikut ini.
Gambar 7: Kesedihan gadis berjilbab
Pada gambar 7 di atas menunjukan tokoh gadis berjilbab yang sedang menangis bersedih. Hal tersebut serupa dengan yang terdapat dalam novel. Namun, perbedaannya dalam novel diceritakan dia menangisi kepergian ayahandahnya, sedangkan dalam film hanya ditransformasikan tokoh gadis berjilbab yang sedang bersedih.
Tokoh Zizi juga ditampilkan sebagai seorang gadis muslimah yang cantik seperti pada kutipan 15 berikut ini.
(15.) “…Begini , Sul. Kau cukup kenal dengan Zidna Ilma, kan? Apa menurutmu adikku tak cukup cantik, saleha dan baik untuk kau sunting?”
(Dalam Mihrab Cinta, hal. 268) Pada kutipan 15 di atas dalam novel tokoh Zizi ditampilkan sebagai gadis cantik, saleha dan baik. Hal tersebut menurut perkataan kakaknya. Dalam
transformasinya ke film, tokoh Zizi juga ditampilkan sebagai tokoh yang cantik, saleha dan baik.
Gambar 8: Kecantikan dan keanggunan Zizi
Pada gambar 8 di atas, ditampilkan tokoh Zizi merupakan tokoh yang cantik, soleha dan baik. Hal tersebut dapa dilihat dari paras tokoh Zizi dan cara berpakaian serta bertutur kata tokoh Zizi.
Zizi ditampilkan sebagai gadis yang pintar dan cerdas dalam menanggapi sebuah permasalahan. Hal tersebut dapat dilihat dari penggalan novel berikut ini.
(16.) “Penjelasan Zizi itu membuat Ayub tersentak kaget. Sebuah penjelasan yang sangat cerdas. Ia harus mengakui bahwa meskipun Zizi lebih muda dari dirinya, ternyata Zizi lebih matang ilmu ushul fiqh, balaghah, dan semantiknya. Ia tidak berfikir seteliti dan sedalam Zizi. Hal ini semakin membuat dirinya takjub pada putrid bungsu Kiai Baejuri itu.”
(Dalam Mihrab Cinta, hal. 96)
Penjelasan tentang kepintaran tokoh Zizi seperti pada kutipan 16 tidak ditransformasikan ke dalam film. Hal tersebut karena adanya pengurangan beberapa tokoh.
Zizi juga merupakan wanita yang bisa mencintai dan sakit hati ketika tau orang yang dicintainya tersebut akan memilih orang lain sebagai pendamping hidupnya. Hal tersebut terlihat pada kutipan 17 berikut ini.
(17.) “Pak Heru meminta Syamsul menikahi Silvie, putrinya. Dan Syamsul terdiam. Syamsul tidak langsung menolaknya. Hati Zizi tidak bisa
menerima itu, dia shock. Spontan dia mundur, tak jadi masuk ke rumah itu. Zizi balik kanan hendak kembali ke mobil.”
(Dalam Mihrab Cinta, hal. 233)
Pada kutipan 17 dijelaskan tokoh Zizi sangat bersedih ketika mendengar Syamsul dilamar oleh kedua orang tua Silvie dan Syamsul menyampaikan bahwa dia belum memiliki calon pendamping. Kekecewaan tersebut membuat Zizi langsung kembali ke mobil.
Gambar 9: Kesedihan Zizi
Pada gambar 9 tokoh Zizi yang mendengar percakapan antara Syamsul dan orang tua Silvie yang melamar Syamsul, langsung kembali ke mobil. Kesedihan atas hal tersebut tergambar jelas di wajah Zizi.
c.) Burhan
Tokoh Burhan merupakan tokoh yang arogan dan jahat. Gambaran ini dapat dilihat dari ketidak sukaan Burhan terhadap Syamsul. Tokoh Burhan juga merupakan tokoh yang munafik dan dapat melakukan segala macam cara agar keinginannya tercapai. Hal tersebut seperti penjebakan terhadap Syamsul yang dilakukan olehnya. Burhan menjebak dan menfitnah Syamsul telah mencuri dompetnya.
(18.) “Aduh Sul. Bisah ngak minta tolong kau ambilkan. Aku ada urusan sedikit dengan orang di depan sana itu. Dia sudah menunggu. Rembukan mobil yang akan kita carter untuk ke kota. Tolong Sul…”
Pada kutipan 18 di atas dijelaskan kelicikan Burhan yang meminta Syamsul untuk mengambi dompetnya di kamar. Permintaan Burhan ini merupakan taktik Burhan untuk menjebak Syamsul. Hal tersebut ditransformasikan dalam film.
Gambar 10: Kelicikan Burhan
Pada gambar 10 di atas ditampilkan tokoh Syamsul datang menemui tokoh Burhan di gerbang pesantren. Tokoh Burhan yang mulai mencari dompetnya yang ternyata tertinggal meminta Syamsul untuk mengambil dompet tersebut. Perminta Burhan tersebut yang merupakan taktik Burhan untuk menjebak Syamsul.
Kejahatan Burhan juga dilakukan dengan Sumpah palsu yang diucapkannya dihadapan Kiai Miftah, para pengurus pesantren dan Syamsul. Dalam novel hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan 19 di bawah ini.
(19.) “Dengan tenang Burhan menjawab, “Penjahat akan melakukan apa saja untuk menutupi kejahatannya pak Kiai. Baiklah, saya bersumpah bahwa apa yang baru saja saya katakana benar. Jika saya berdusta maka semoga segala laknat Allah menimpa saya.”
(Dalam Mihrab Cinta, hal. 78)
Dalam film hal tersebut juga ditampilkan. Tokoh Burhan yang memberikan kesaksian dan supah palsu untuk menjebak Syamsul. Hal tersebut dapa dilihat pada gambar 11 di bawah ini.
Gambar 11: Sumpah Palsu Burhan
Pada gambar 11 tersebut Burhan yang tidak mengakui bahwa dia yang menyurus Syamsul mengambil dompet kemudian bersumpah bahwa semua pperkataanya tersebut benar. Tetapi, kelicikian Burhan terlihat pada bagian ini. Sebelum melakukan sumpahnya terlebih dahul dia mengatakan sebuah pernyataan dengan maksud pernyataannya tersebutlah yang benar.
Tokoh Burhan merupakan seorang pencuri. Di mencuri batu akik milik Ayub. Hal tersebut juga berkat kewaspadaan dan siasat Ayub. Dalam novel hal ini dapat dilihat dalam penggalan novel berikut ini.
(20.) “Tetapi anggapan itu berubah ketika Burhan tertangkap basah mencuri di kamarnya sendiri. Ya, di kamarnya sendiri. Itu tidak lepas dari kewaspadaan Ayub yang selama ini mengawasi Burhan dengan detil.”
(Dalam Mihrab Cinta, hal. 158)
Pada kutipan 20 di atas, diceritakan Burhan tertangkap sebagai seorang pencuri di pesantren Al Furqan. Hal tersebut tak lepas dari kewaspadaan Ayub selama ini. Dengan tertangkapnya Burhan, maka kebenaran tentang Syamsul yang menjadi korban fitnah Burhan terungkap.
Dalam transformasinya ke film juga diceritakan Burhan tertangkap mencuri di pesantren. Namun kronologis penceritaanya berbeda dengan yang ada dalam novel. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 12 di bawah ini.
Gambar 12: Burhan diketahui mencuri di pesantren
Pada gambar 12 ditampilkan Burhan yang ketahuan mencuri di pesantren disampaikan oleh keluarg Damayanti yang dikunjung oleh keluarga Silvie. Keluarga Damayanti menyampaikan hal tersebut untuk mengugkapkan keburukan Burhan.
Burhan juga merupakan tokoh yang temperamental dan arogan. Hal tersebut terlihat pada saat Silvie mengungkapkan semua keburukannya di depan keluarga Slvie dan keluarga Burhan, dia malah memarahi dan menampar Silvie. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan novel berikut ini.
(21.) “Kurang ngajar kau! Berani menghina aku ya!” Dan... plak!
Dengan cepat Burhan menempeleng Silvie. Kejadian itu sungguh tidak diduga. Burhan kemabali ingin menghajar SIlvie. Namun Mas Budi cepat bertindak. Ia segera mengatasi Burhan. Burhan melawan, tapi Mas Budi yang jago karate itu dengan mudah melumpuhkannya.”
(Dalam Mihrab Cinta, hal. 203)
Pada kutipan 21 diceritakaan sifat temperamental dan arogan Burhan ketika keburukannya diungkapkan oleh Silvie di hadapan keluarga Silvie dan keluarga Burhan yang datang untuk melamar Silvie.
Bagian ini ditransformsikan ke dalam film dengan penceritaan yang sama. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 13 di bawah ini.
Gambar 13: Kearogansian Burhan
Pada gambar 13 ditampilkan Burhan yang sedang menampar Silvie karena Silvie mengungkapkan keburukan Burhan di hadapan keluarga Silvie dan keluarga Burhan yang datang melamar Silvie. Hal inilah yang memancing sifat temperamental dan arogan Burhan.
d.) Silvie
Tokoh Silvie merupakan tokoh yang soleha, cantik dan canggung ketika mencoba hal yang baru.
(22.) “Seorang gadis cantik berjilbab hijau muda nampak canggung berjalan ke arah Kopaja yang sedang berhenti. Gadis itu masuk ke dalam Kopaja.”
(Dalam Mihrab Cinta, hal. 129)
Pada kutipan 22 di atas, tokoh Silvie diceritakan sebagai tokoh yang soleha, cantik dan canggung. Kecanggungan tersebut diceritaan pada saat ia ingin mencoba hal yang baru yaitu menumpangi bus Kopaja.
Dalam transformasinya ke film, Silvie yang soleha, cantik dan canggung digambarkan ke dalam wujud nyata. Terlihat gadis tersebut menggunakan pakaian muslimah dan berparas cantik. Kecanggungan gadis tersebut dapat dilihat dari raut muka dan cara berjalannya.
Gambar 15: Kecantikan Silvie
Pada gambar 15 di atas terlihat seorang gadis cantik yang berpakaian muslimah berjalan dengan sedikit canggung menuju ke bus Kopaja.
Selanjutnya, dalam novel dan film tokoh Silvie ditampilkan sebagai tokoh yang cerdas dan mandiri. Hal tersebut karena tokoh ini walaupun merupakan anak orang aya, tetapi ia masih menjadi guru les matematika. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan novel dan gambar berikut ini.
(23.) “Mbak Silvie-mbak Silvie, boleh ngak sebelum les matematika kita dengar cerita saja dari Ustadz Syamsul.”
(Dalam Mihrab Cinta, hal. 141)
Pada kutipan 23 diuraikan Silvie merupakan guru les matematika Della. Hal ini memperlihatkan kepintaran dan kemandirian Silvie. Walaupun dia anak seorang pengusaha ternama namun dia tetap bekerja sebagai seorang guru les privat.
Dalam transformasinya ke film, penceritaan tentang kemandirian Silvie dan kepintaran Silvie ini berbeda. Dalam novel diceritakan hal tersebut diketahui dan digambarkan saat kedatangan Silvie ke rumah Della untuk memberikan les matematika setelah Syamsul selesai mengajarkan Della mengaji. Namun, dalam film gambaran kepintaran dan kemadirian Silvie, terjadi saat kedatangan Silvie ke rumah Della untuk memberikan les matematika yang di perkenalkan orang tua Della kepada Syamsul yang baru saja melamar untuk menjadi guru ngaji Della. Bagian tersebut seperti terlihat pada gambar 15 di bawah ini.
Gambar 16. Kedatangan Silvie ke rumah Della untuk memberikan les matematika Pada gambar 16 ini diuraikan mengenai kedatangan tokoh Silvie ke rumah Della untuk memberikan les matematika kepada Della. Della yang berlari menghampiri Silvie kemudian memperenalkan Syamsul sebagai ustadz barunya.
Bagian yang menggambarkan Silvie sebagai tokoh terpelajar dan berpendidikan hanya dihadirkan dalam novel. Silvie merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi UI. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut ini.
(24.) “Silvie ternyata mahasiswi jurusan ekonomi UI. Silvie anak tunggal. Ayahnya seorang pengusaha di bidang travel dan pariwisata.”
(Dalam Mihrab Cinta, hal. 136)
Kutipan 24 tersebut menguraikan tentang pendidikan Silvie yang merupakan mahasiswa jurusan ekonomi UI. Uraian ini tidak ditransformasikan ke dalam film.
4.1.2 Transformasi Alur Novel ke Film Dalam Mihrab Cinta 4.1.2.1 Cerita novel Dalam Mihrab Cinta
Cerita novel Dalam Mihrab Cinta disusun dengan penomoran Latin. Cerita tersebut terdiri dari seratus delapan bagian. Kelogisan alur terlihat pada alur maju novel Dalam Mihrab Cinta. Berikut ini cerita novel Dalam Mihrab Cinta.
1) Deskripsi suasana sore hari, sebuah becak berpenumpang seorang gadis yang sedang menangis dengan tujuan stasiun Pekalongan.
2) Gadis tersebut naik kereta dan kembali menangisi kepergian ayahandanya K.H. Baejuri.
3) Para penumpang terus menaiki kereta. Seorang penumpang berambut gondrong lari tergesa-gesa membeli tiket, kemudian naik kereta. Pemuda tersebut menanyakan letak gerbong empat kepada petugas kereta.
4) Pemuda berambut gondrong masuk ke dalam gerbong empat lalu mencari kursinya. Diaolog antar gadis berjilbab dan pemuda berambut gondrong.
5) Pemuda berambut gondrong kemudian kembali berfikir tentang masa lalunya. Dia merupakan seorang yang pantang menyerah dan pintar. Dia juga berkeinginan untuk belajar Islam lebih dalam. Oleh imam Masjid Agung Pekalongan, dia disarankan untuk mondok di Kediri.
6) Kereta tersebut terus meluncur melewati malam. Kereta tersebut singgah di stasiun Jebres, Solo.
7) Seorang pencuri sedang melakukan aksinya dan tertangkap mata oleh pemuda berambut gondrong.
8) Pencuri yang panik kemudian menyandera gadis berjilbab. Karena keberanian pemuda berambut gondrong gadis itu berhasil diselamatkan dan pencuri tersebut berhasil dilumpuhkan.
9) Dialog antara pemuda berambut gondrong dan gadis berjilbab mengenai tujuan pemuda berambut gondrong untuk mondok di Kediri. Gadis berjilbab tersebut menyarankan dia untuk mengunjungi empat pesantren yaitu, Pesantren Lirboyo Kediri, Pesantren Al falah Ploso, Pesantren Al Ihlsan Semen dan Pesantren Al Furqan, Pagu.
10) Zizi sampai di komplek pesantren yang dipenuhi oleh orang-orang yang datang melayat. Zizi disambut oleh Kiai Miftah kakanya. Beliau menyarankan Zizi untuk berhenti menangis dan mengikuti sholat jenazah ayahandanya.
11) Syamsul tiba di pesantren Lirboyo dan menemukan muka-muka yang sedang bersedih atas meninggalnya K.H. Baejuri. Syamsul bertanya tentang K. H. Baejuri namun mereka tidak terlalu mengenal beliau.
12) Zizi membaca surat yang ditinggalkan oleh ayahandanya sebelum beliau wafat di kamarnya.
13) Syamsul telah mengunjungi tiga pesantren besar yaitu pesantren Lirboyo, Al Falah Ploso dan Al Inayah Semen. Tetapi, dia belum merasa cocok dengan ketiga pesantren tersebut karena kurikulum di pesantren tersebut tidak mengizinkannya untuk melakukan percepatan studi.
14) Syamsul mendatangi pesantren AL Furqan. Dia diterima oleh Zaim selaku Lurah Pondok. Syamsul menyampaikan tujuannya kepada Zaim. Zaim mengatakan akan membicarakan keinginannya dengan Kiai Miftah.
15) Setelah sholat ashar bejamaah di masjid, Syamsul menanyakan nasibnya kepada Zaim. Zaim menyuruh Syamsul menunggu. Syamsul kemudian berjalan melihat-lihat lingkungan pesantren. Syamsul singga di warung mie gedog. Syamsul kemudian kembali berjalan dan kembali bertemu dengan Zizi.
16) Syamsul telah diterima di pesantren Al Furqan. Syamsul ditempatkan di kamar santrin dewasa. Teman sekamarnya, Burhan, Salimin Mundir, Baihaqi, Rozikin dan Ayub.
17) Baru enam bulan di pesantren, Syamsul telah memperlihatkan kemajuan dalam belajar. Zizi menegtahui kemajuan Syamsul tersebut lewat Asiyah adik Ayub.
18) Burhan tidak menyukai kemajuan yang diraih Syamsul. Burhan telah mengetahui penyelamatan Syamsul terhadat Zizi di kereta. Burhan mulai cemburu dengan Syamsul.
19) Syamsul terus belajar mengejar ketertinggalannya. Dialog antara Syamsul dengan Burhan, Ayub dan Rozikin tentang pencurian yang terjadi di pesantren.
20) Di kantor pesantren Lurah pondok Zaim dan santri bagian keamanan sedang membicarakan dan menyepakati sebuah taktik untuk menjebak pencuri yang selama ini berkeliaran di lingkungan pesantren.
21) Burhan mengetahui taktik bagian keamanan dari Karyono selaku wakil koordinator bagian keamanan pesantren.
22) Bagian keamanan telah menjalankan taktik mereka. Namun, mereka tidak mendapatkan pencuri yang mereka cari.
23) Syamsul pergi menemui Burhan di pintu gerbang pesantren. Burhan telah berjanji mentraktir Syamsul setelah Syamsul menemaninya ke Dokter. Burhan yang ketinggalan dompet meminta Syamsul untuk mengambilkan.
24) Syamsul masuk ke kamar dan mengambil dompet Burhan. Bagian keamanan yang telah berjaga langsung menangkap dan menghakimi Syamsul. Mereka, tidak mendengarkan penjelasan Syamsul.
25) Syamsul diarak keluar oleh bagian keamanan. Syamsul dihakimi oleh para santri lalu diarak ke gudang.
26) Kiai Miftah, lurah pondok dan empat pengurus pesantren datang ke gudang dan mulai mengintrogasi Syamsul. Syamsul membela diri dan menceritakan tentang Burhan yang menyuruh untuk mengambil dompetnya.
27) Burhan dihadirkan dan Syamsul meminta Burhan menjelaskan semuanya. Burhan mengelak, saling tuding dan caci maki keluar dari mulut kedua santri tersebut. Syamsul lalu bersumpah atas kebenarannya dan Burhan juga bersumpah dengan sumpah palsu. 28) Ayah Syamsul ditelfon oleh lurah pondok. Sore hari Syamsul
29) Syamsul masuk ke ruang tamu pesantren. Kiai Miftah dan para pengurus pesantren serta ayah Syamsul sedang menunggunya. 30) Syamsul langsung ditampar oleh ayahnya. Kiai Miftah yang
menasehati Syamsul balik ditantang dan disumpahi Syamsul. 31) Zizi yang mengetahui hal tersebut langsung pulang ke Kediri. Zizi
menemui Asiyah dan menanyakan kejelasan masalah Syamsul. Zizi meminta Asiyah untuk mengatur pertemuan antara Zizi, Asiyah dan Ayub.
32) Dialog antara Zizi dan Kiai Miftah mengenai masalah pencurian yang dituduhkan kepada Syamsul.
33) Di rumah, Syamsul diinterogasi dan dimarahi oleh keluarganya. 34) Dialog antara Nadia dan Syamsul di kamar Syamsul.
35) Pertemuan antara Zizi, Asiyah dan Ayub di warung mie godog. 36) Syamsul pergi dari rumah. Kesedihan Nadia dan ibunya serta
kemarahan Ayah dan kakaknya mengenai kepergian Syamsul. 37) Zizi datang ke rumah Syamsul yang ditemui oleh Bu Bambang dan
Nadia. Zizi memperkenalkan diri dan menceritakan tentang Syamsul.
38) Perjalanan hidup Syamsul di Kota Semarang.
39) Syamsul menjadi pencuri karena kerasnya hidup yang dia alami. Syamsul tertangkap mencuri dan digelandang ke kantor polisi. 40) Syamsul diinterogasi oleh polisi di kantor polisi.
41) Berita tertangkapnya Syamsul di ketahui oleh keluarganya.
42) Berita tertangkapnya Syamsul juga sampai ke pesantren Al Furqan. 43) Syamsul mendekap dalam penjara bersama dengan dua orang narapidana lain. Syamsul juga diajarkan trik-trik mencuri jitu oleh para narapidana tersebut.
44) Burhan mendatangi Zizi di pesantren Manabi’ul Qur’an untuk memberitahukan tentang tertangkapnya Syamsul.
45) Kedatangan Nadia ke kantor polisi untuk menemui Syamsul dan menjamin Syamsul.
46) Kedatangan Zizi ke kantor polisi untuk menghilangkan rasa penasarannya.
47) Perbincangan Nadia dan ibunya mengenai Syamsul yang pergi setelah dijamin oleh Nadia. Kedatangan Zizi ke rumah Syamsul. 48) Syamsul tiba di Jakarta.
49) Perjalanan hidup Syamsul di Jakarta. 50) Syamsul mendapatkan rumah kontrakan.
51) Syamsul terus mencari pekerjaan untuk biaya hidupnya.
52) Syamsul menjadi pencopet professional. Syamsul juga tetap berniat untuk mengembalikan dompet copetannya tersebut ketika dia telah mendapatkan uang.
53) Pertemuan Syamsul dengan Silvie yang menjadi korban pencopetan Syamsul di Kopaja.
54) Kedatangan Syamsul ke Villa Gracia. 55) Syamsul menyusuri jalan Flamboyan.
56) Kedatangan Syamsul ke rumah Pak Broto. Syamsul melamar menjadi guru ngaji Della dan diterimah oleh Pak Broto.
57) Perbincangan Syamsul dengan Pak yahyah tentang keluarga Silvie di masjid Baitul Makmur.
58) Syamsul didaulat menjadi imam saat sholat berjamaah di masjid Baitul Makmur akan dimulai.
59) Perbincangan pak Heru dengan Pak Broto, Pak Yahyah dan Syamsul mengenai kejadian yang menimpa Silvie, ketika mereka keluar dari masjid.
60) Pertemuan antara Syamsul dan Silvie di rumah Della ketika Syamsul baru selesai mengajar Della.
61) Syamsul mulai kuliah di Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta. 62) Kepercayaan Pak Broto terhadap Syamsul.
63) Malam hari di musholla Syamsul berdoa dan menyesali segala perbuatannya dan bertobat atas apa yang dia lakukan selama ini.
64) Di Pekalongan, ibu Syamsul menangis dan berdoa untuk Syamsul dan keluarga saat sholat tahajut.
65) Pertemuan Syamsul dengann Dr. Fathul Hadi di perpustakaan kampus.
66) Zizi memarahi Kiai Miftah karena Syamsul telah terbukti tidak bersalah.
67) Pencurian yang kembali terjadi di pesantren membuat Ayub lebih waspada terhadap Burhan. Burhan kemudian tertangkap mencuri berkat penjebakan Ayub. Tapi, Burhan berhasil lari dari gudang pesantren sebelum menerima hukuman.
68) Lurah Pondok yang mengetahui Burhan telah di tangkap polisi kemudian diperintahkan Kiai Miftah untuk menjemput Burhan agar menerima hukuman terlebih dahulu di pesantren.
69) Kedatangan Kiai Miftah, Zizi dan Lurah pondok ke rumah Syamsul.
70) Perbincangan Syamsul dan Pak Heru mengenai Burhan.
71) Kedatangan Pak heru ke rumah kontrakan Syamsul untuk memberitahukan masalah Burhan. Pak Heru juga mengundang Syamsul untuk mampir ke rumahnya.
72) Syamsul menelfon ke Pesantren Al Furqan untuk menanyakan kebenaran berita tentang Burhan.
73) Syamsul datang ke rumah Pak Heru untuk menghormati undang Pak Heru.
74) Syamsul membelikan hadiah untuk ibu dan Nadia. Setalah itu, Syamsul menemui Dr. fathul Hadi untuk meminta pelajaran khusus dari beliau.
75) Di ruamh kontrakannya Syamsul membungkus jilbab dan sepucuk surat untuk ibu dan Nadia. Dia juga membungkus dompet Silvie beserta isinya dan sepucuk surat. Keesokan harinya Syamsul mengirimkan barang-barang tersebut lewat kantor pos.
76) Syamsul dimintai Pak Yahyah untuk menggantikan Ustadz Fairuz berceramah di masjid Baitul Makmur. Pertemuan Syamsul dengan Pak Doddy.
77) Dewi menelfon Silvie untuk memberitahukan bahwa Ustadz Fairus Abadi tidak bias hadir dalam seminar mereka besok. Dewi meminta Silvie mencari pengganti Ustadz Fairus.
78) Silvie datang ke rumah Syamsul untuk meminta Syamsul mengisi materi di seminar menggantikan Ustadz Fairus.
79) Kedatangan Syamsul ke rumah Dr. Fathul Hadi. Syamsul kemudian pergi ke Fakultas Ekonomi UI untuk mengisi seminar seperti permintaan Silvie.
80) Pak Heru menyampaikan kepada Syamsul perihal kedatang Burhan dan keluarganya untuk melamar Silvie. Permintaan Pak Heru kepada Syamsul untuk ikut serta dalam lamaran tersebut yang ditolak oleh Syamsul.
81) Syamsul yang kembali menjadi imam di masjid Baitul Makmur melihat Burhan dan keluarganya memasuki masjid.
82) Pertemuan kembali Syamsul dan Burhan setelah sholat berjamaah di halaman masjid Baitul Makmur.
83) Penolakan lamaran Burhan dan keluarga oleh Silvie dan keluarganya.
84) Kejujuran Syamsul kepada Silvie mengenai masa lalunya.
85) Sejak Syamsul berceramah di masjid Baitul Makmur, Syamsul banyak mendapat panggilan ceramah. Syamsul yang baru selesai syuting di EduTv kemudian dijemput panitia Tabligh Akbar masjid Al-Firdaus tempat dimana dia akan berceramah.
86) Pak Abbas menemui Syamsul untuk memberitahukan bahwa pemilik kontrakan akan menjual rumahnya. Syamsul membeli sebuah rumah atas bantuan Pak Yahyah.
87) Syamsul menelfon Nadia dan pesantren Al Furqan untuk memberitahukan mereka agar menonton ceramah pagi di EduTv.
88) Suasana haru saat keluarga Syamsul dan para pengurus pesantren Al Furqan menonton Syamsul yang sedang berceramah. Silvie yang ditemani orang tuanya juga menonton Syamsul yang sedang berceramah. Ketertarikan Silvie kepada Syamsul diketahui oleh orang tuanya.
89) Syamsul pulang ke rumahnya dan beristirahat.
90) Syamsul yang sedang mengajar anak-anak mengaji dikagetkan dengan kedatangan Ibu dan Nadia yang juga diikuti Zizi. Zizi kemudian menyampaikan bahwa Kiai Miftah dan Lurah Pondok juga datang bersama dengan mereka. Pertemuan antara Syamsul dengan Kiai Miftah dan Lurah Pondok.
91) Syamsul bersama dengan Ibu, Nadia, Zizi, Kiai Miftah dan Lurah Pondok berbincang-bincang di rumah Syamsul. Orang tua Silvie datang diikuti oleh Kiai Miftah, Lurah Pondok, Zizi dan Nadia yang berpamitan untuk pulang. Kesedihan Zizi mendengar Syamsul yang telah dilamar orang tua Silvie.
92) Dialog antara Syamsul dan ibunya mengenai lamaran kedua orang tua Silvie dan Zizi.
93) Kedatangan Bu Bambang dan Syamsul ke ruamh Silvie untuk menyampaikan jawaban atas lamaran keluarga Silvie. Mereka kemudian merancang tanggal pernikahan Silvie dan Syamsuk. Silvie menginginkan pernikahan mereka dilaksanakan secepatnya. 94) Syamsul dan ibunya kembali ke Pekalongan setelah seluruh urusan
Syamsul di Jakarta selesai. Mereka pulang untuk merayakan hari raya Idul Fitri bersama keluarga. Berita kepulangan Syamsul sampai ke takmir masjid Agung Pekalongan. Syamsul kemudian dimintai untuk menyampaikan khutbah Idul Fitri.
95) Syamsul mengajak keluarga besarnya ke Jakarta untuk melamar Silvie secara resmi. Syamsul dan Silvie mulai mempersiapkan pernikahan mereka. Undangan telah mereka sebar. Silvie dan
Syamsul juga mencoba baju pengantin mereka ditemani oleh orang tua Silvie.
96) Nadia dan kedua orang tuanya di Pekalongan sedang mempersiapkan kain yang akan dibagi kepada keluarga mereka dan keluarga Silvie.
97) Berita pernikahan Syamsul dan Silvie sampai ke pesantren Al Furqan.
98) Silvie berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk pergi mengantar undangan kepada budenya di Bogor.
99) Silvie mengalami kecelakan mobil dalam perjalanannya ke Bogor. Kecelakaan tersebut merenggut nyawanya.
100) Keluarga Silvie mendapatkan telfon mengenai kecelakaan yang dialami Silvie.
101) Keluarga Syamsul dan Silvie beserta para tentang datang melayat di rumah Silvie. Pak Heru meminta Syamsul untuk tetap menikahi Silvie walaupun Silvie telah menjadi mayat.
102) Kematian Silvie merupakan Pukulan berat yang dialami oleh Syamsul. Syamsul terpuruk dalam kesedihan. Syamsul berhenti dari semua aktivitasnya. Ibu Syamsul berhasil membujuk Syamsul untuk pulang ke Pekalongan. Syamsul tetap bersedih walaupun telah dihibur keluarga.
103) Bu Bambang terus menasehati Syamsul yang masih terpuruk dalam kesedihannya. Zizi datang untuk mampir ke rumah Syamsul. 104) Kecelakaan yang dialami Syamsul dan nadia membuat Syamsul
kembali bangkit dari keterpurukannya.
105) Syamsul yang sedang membaca koran di teras rumahnya bersamaa dengan Ibu dan Nadia yang sedang melipat kain batik dikagetkan dengan kedatangan Zizi. Zizi datang untuk meminta Syamsul mengisi ceramah di pesantren Manabi’ul Qur’an.
106) Syamsul kembali berceramah di pesantren Manabi’ul Qur’an. Zizi kemudian menelfon kakanya menyampaikan kemajuan Syamsul dan meminta kakaknya untuk pergi ke rumah Syamsul.
107) Kiai Miftah dan istrinya datang ke rumah Syamsul yang disambut oleh Syamsul dan keluarganya. Kiai Miftah menyampaikan maksud kedatanganya untuk mengajak Syamsul berceramah di pesantren Al Furqan dan melamar Syamsul untuk adiknya.
108) Kedatangan Syamsul dan keluarga ke pesantren Al Furqan yang disambut para santri dan keluarga Kiai Miftah. Kedatangan mereka untuk menyampaikan jawaban atas lamaran Kiai Miftah.
4.1.2.2 Sekuen Film Dalam Mihrab Cinta
Sekuen film Dalam Mihrab Cinta disusun dengan penomoran Latin. Cerita tersebut terdiri dari Delapan puluh tujuh bagian. Kelogisan alur terlihat pada alur maju film Dalam Mihrab Cinta. Berikut ini sekuen film Dalam Mihrab Cinta.
1. Deskripsi stasiun Pekalongan malam hari. Para penumpang kereta yang telah menaiki kereta dan kereta yang telah berangkat.
2. Pemuda berambut gondrong yang memasuki gerbong sambil melihat karcisnya dan mencari nomor bangkunya.
3. Dialog antara tokoh pemuda berambut gondrong dan gadis berjilbab yang terlihat sedang bersedih.
4. Kereta tersebut terus meluncur melewati malam. Kereta tersebut singgah di sebuah stasiun.
5. Seorang pencuri sedang melakukan aksinya dan tertangkap mata oleh pemuda berambut gondrong.
6. Pencuri yang panik kemudian menyandera gadis berjilbab. Karena keberanian pemuda berambut gondrong gadis itu berhasil diselamatkan dan pencuri tersebut berhasil dilumpuhkan.
7. Dialog antara tokoh pemuuda berambut gondrong dan gadis berjilbab yang membantu membalut luka pemuda tersebut.
8. Deskripsi kereta yang terus melaju melewati hutan-hutan.
9. Deskripsi para penumpang yang baru tiba dan keluar dari stasiun Kediri. Dialog antara pemuda berambut gondrong dan gadis berjilbab di depan stasiun. Gadis tersebut menjelaskan kepulangannya karena ayahnya yang telah meninggal. Mereka berdua kemudia saling memperkenalkan diri Syamsul Hadi dan Zidna Ilman (Zizi).
10. Dua santriwati yang datang menghampiri Zizi dan seorang laki-laki supir mobil yang menjemput Zizi.
11. Deskripsi kota Kediri dengan seluruh kegiatan masyarakat dan keindahan kota tersebut.
12. Para santri pesantren Al Furqan yang terlihat sedang melantunkan ayat-ayat suci dan seorang santri yang hanya sedang bermain telfon genggamnya.
13. Syamsul masuk ke kamar dan mengambil dompet Burhan. Bagian keamanan yang telah berjaga langsung menangkap dan menghakimi Syamsul. Mereka, tidak mendengarkan penjelasan Syamsul.
14. Syamsul diarak keluar oleh bagian keamanan. Syamsul dihakimi oleh para santri lalu diarak ke gudang.
15. Kiai Miftah, lurah pondok dan empat pengurus pesantren datang gudang dan mulai mengintrogasi Syamsul. Syamsul membela diri dan menceritakan tentang Burhan yang menyuruh untuk mengambil dompetnya.
16. Deskripsi pemikiran Syamsul tentang pertemuannya dengan Burhan di depan pintu gerbang pesantren. Burhan yang berjanji akan mentraktirnya, kemudian meminta tolong kepada Syamsul untuk mengambilkan dompetnya yang ketinggalan karena dia sedang ditunggu orang.
17. Burhan dihadirkan dan Syamsul meminta Burhan menjelaskan semuanya. Burhan mengelak, saling tuding dan caci maki keluar dari mulut kedua santri tersebut. Syamsul lalu bersumpah atas kebenarannya dan Burhan juga bersumpah dengan sumpah palsu.
18. Syamsul diarak oleh para santri ke tengah lapangan untuk menjalani hukumannya.
19. Deskripsi Kota Pekalongan. Deskripsi rumah Syamsul dimana beberapa orang turis asing yang sedang melihat-lihat batik. Bapak Bambang menerima telfon.
20. Syamsul masuk ke ruang tamu pesantren. Kiai Miftah dan para pengurus pesantren serta ayah Syamsul sedang menunggunya.
21. Syamsul langsung ditampar oleh ayahnya. Kiai Miftah yang menasehati Syamsul balik ditantang dan disumpahi Syamsul.
22. Deskripsi rumah Syamsul dimana Syamsul sedang dipukuli dan dimarahi oleh Rozak dan Ahmad kedua kakak laki-lakinya. Ayahnya juga memarahinya dan tidak mendengar pembelaan dari Syamsul. Hanya Nadia adik perempuannya dan ibunya yang membela.
23. Dialog antara Nadia dan Syamsul di kamar Syamsul.
24. Dialog antara Zizi dan Kiai Miftah mengenai masalah pencurian yang dituduhkan kepada Syamsul.
25. Syamsul pergi dari rumah. Kesedihan Nadia dan ibunya serta kemarahan Ayah dan kakaknya mengenai kepergian Syamsul.
26. Perjalanan hidup Syamsul di Kota Semarang.
27. Zizi datang ke rumah Syamsul yang disambut Nadia dan ibu Syamsul. Nadia dan ibu Syamsul menyampaikan tentang kepergian Syamsul. Zizi kemudian menyampaikan kepercayaannya bahwa Syamsul tidak bersalah. 28. Syamsul menjadi pencuri karena kerasnya hidup yang dia alami. Syamsul
tertangkap mencuri.
29. Syamsul diinterogasi oleh polisi di kantor polisi.
30. Syamsul mendekap dalam penjara bersama dengan dua orang narapidana lain. Syamsul juga diajarkan trik-trik mencuri jitu oleh para narapidana tersebut.
31. Berita tertangkapnya Syamsul di ketahui oleh keluarganya.
32. Burhan mendatangi Zizi di pesantren Manabi’ul Qur’an untuk memberitahukan tentang tertangkapnya Syamsul.
33. Kedatangan Nadia ke kantor polisi untuk menemui Syamsul dan menjamin Syamsul.
34. Perbincangan Nadia dan ibunya mengenai Syamsul yang pergi setelah dijamin oleh Nadia. Kedatangan Zizi ke rumah Syamsul.
35. Syamsul tiba di Jakarta.
36. Perjalanan hidup Syamsul di Jakarta. 37. Syamsul mendapatkan rumah kontrakan.
38. Syamsul terus mencari pekerjaan untuk biaya hidupnya.
39. Syamsul menjadi pencopet professional. Syamsul juga tetap berniat untuk mengembalikan dompet copetannya tersebut ketika dia telah mendapatkan uang.
40. Pertemuan Syamsul dengan Silvie yang menjadi korban pencopetan Syamsul di Kopaja.
41. Kedatangan Syamsul ke Villa Gracia. 42. Syamsul menyusuri jalan Flamboyan.
43. Kedatangan Syamsul ke rumah Pak Broto. Syamsul melamar menjadi guru ngaji Della dan diterimah oleh Pak Broto. Pertemuan Silvie dan Syamsul di rumah Della.
44. Syamsul didaulat menjadi imam saat sholat berjamaah di masjid Baitul Makmur akan dimulai.
45. Perbincangan pak Heru dengan Pak Broto, Pak Yahyah dan Syamsul mengenai kejadian yang menimpa Silvie, ketika mereka keluar dari masjid.
46. Deskripsi Syamsul di rumah kontrakannya yang sedang berbicara dengan dirinya sendiri. Kilas balik pemikiran Syamsul tentang dirinya yang mencuri. Dialog tentang dirinya yang merasa malu dan bersalah karena telah melakukan perbuatan yang berdosa.
47. Suasana malam hari di pekarangan rumah Della. Di sebuah pendopo Syamsul sedang megajarkan Della mengaji.
48. Deskripsi Syamsul yang sedang mencari buku-buku pelajaran tetang agama Islam dan tajwid.
49. Deskripsi Syamsul yang sedang mengajar Della mengaji di ruang tamu rumah Della.
50. Deskripsi Della dan Silvie yang baru selesai les matematika. Dialog Della kepada Silvie tentang Silvie dan Syamsul.
51. Kepercayaan Pak Broto terhadap Syamsul.
52. Malam hari di musholla Syamsul berdoa dan menyesali segala perbuatannya dan bertobat atas apa yang dia lakukan selama ini.
53. Perbincangan Syamsul dan Pak Heru mengenai Burhan.
54. Deskripsi rumah Damayanti, dimana Silvie dan kedua orang tuannya berbincang dengan Damayanti dan kedua orang tuanya mengenai keburukan Burhan.
55. Kedatangan Kiai Miftah, Zizi dan Lurah pondok ke rumah Syamsul. 56. Syamsul menelfon ke Pesantren Al Furqan untuk menanyakan kebenaran
berita tentang Burhan.
57. Syamsul berceramah di masjid Baitul Makmur. Pertemuan Syamsul dengan Pak Doddy.
58. Deskripsi Syamsul yang baru selesai syuting acara ceramah di EduTV. 59. Syamsul yang baru saja menerima terlfon kemudian menulis agenda di
catatan agendanya. Syamsul telah menjadi penceramah yang popular dan banyak mendapatkan panggilan untuk ceramah.
60. Deskripsi Syamsul yang mengisi ceramah di Tabligh Akbar Jamaah Masjid Al Firdaus.
61. Deskripsi Syamsul di tokoh Busana muslim yang sedang memilih bebrapa kerudung.
62. Deskripsi Syamsul yang sedang mengisi kerudung dan surat ke dalam sebuah kertas bingkisan. Syamsul juga mengembalikan semua uang ke dalam dompet yang dicurinya dan dimasukan ke dalam emplop.
63. Deskripsi Syamsul yang sedang berada dalam kantor pos yang dilayani oleh seorang petugas pos untuk mengirim barang.
64. Di rumah Ibu dan Nadia membuka paket dari Syamsul yang berisi kerudung dan sepucuk surat. Kebahagiaan dan rasa haru tergambar diwajah ibu dan Nadia ketika mereka membaca surat dari Syamsul.
65. Di rumahnya Silvie mendapat kiriman yang berisi dompetnya. Dia membaca surat yang ada didalam dengan wajah kaget dan bingung.
66. Di tempat lain Zizi yang sedang melamun dikejutkan oleh Kiai Miftah. Kiai Miftah menanyakan tentang perasaan Zizi terhadap Syamsul. Zizi hanya tersenyum dengan wajah malu-malu.
67. Syamsul yang kembali menjadi imam di masjid Baitul Makmur melihat Burhan dan keluarganya memasuki masjid.
68. Pertemuan kembali Syamsul dan Burhan setelah sholat berjamaah di halaman masjid Baitul Makmur.
69. Penolakan lamaran Burhan dan keluarga oleh Silvie dan keluarganya. 70. Kejujuran Syamsul kepada Silvie mengenai masa lalunya.
71. Syamsul menelfon Nadia untuk memberitahukan agar mereka sekeluarga menonton ceramah pagi di EduTv.
72. Suasana haru saat keluarga Syamsul dan para pengurus pesantren Al Furqan menonton Syamsul yang sedang berceramah. Silvie yang ditemani orang tuanya juga menonton Syamsul yang sedang berceramah. Ketertarikan Silvie kepada Syamsul diketahui oleh orang tuanya.
73. Deskripsi beberapa orang yang membantu Syamsul memindahkan barang-barang dari rumah kontrakan ke rumah yang lebih besar disebelah kontrakan tersebut.
74. Syamsul yang sedang mengajar anak-anak mengaji dikagetkan dengan kedatangan Ibu dan Nadia yang juga diikuti Zizi. Zizi kemudian menyampaikan bahwa Kiai Miftah dan Lurah Pondok juga datang bersama dengan mereka. Pertemuan antara Syamsul dengan Kiai Miftah dan Lurah Pondok.
75. Syamsul bersama dengan Ibu, Nadia, Zizi, Kiai Miftah dan Lurah Pondok berbincang-bincang di rumah Syamsul. Orang tua Silvie datang diikuti oleh Kiai Miftah, Lurah Pondok, Zizi dan Nadia yang berpamitan untuk
pulang. Kesedihan Zizi mendengar Syamsul yang telah dilamar orang tua Silvie.
76. Dialog antara Syamsul dan ibunya mengenai lamaran kedua orang tua Silvie dan Zizi.
77. Nadia dan kedua orang tuanya di Pekalongan sedang mempersiapkan kain yang akan dibagi kepada keluarga mereka dan keluarga Silvie.
78. Silvie dan Syamsul mencoba baju pengantin mereka ditemani oleh orang tua Silvie.
79. Silvie berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk pergi mengantar undangan kepada budenya di Bogor.
80. Silvie mengalami kecelakan mobil dalam perjalanan ke Bogor. Kecelakaan tersebut merenggut nyawanya.
81. Keluarga Silvie mendapatkan telfon mengenai kecelakaan yang dialami Silvie.
82. Keluarga Syamsul dan Silvie beserta para tentang datang melayat di rumah Silvie. Pak Heru meminta Syamsul untuk tetap menikahi Silvie walaupun Silvie telah menjadi mayat.
83. Deskripsi kereta api yang terus melaju melewati hutan.
84. Bu Bambang terus menasehati Syamsul yang masih terpuruk dalam kesedihan. Zizi datang ke rumah Syamsul.
85. Kiai Miftah dan istrinya datang ke rumah Syamsul yang disambut oleh Syamsul dan keluarga. Kiai Miftah menyampaikan maksud kedatang mereka untuk mengajak Syamsul berceramah di pesantren Al Furqan dan melamar Syamsul untuk adiknya.
86. Kedatangan Syamsul dan keluarga ke pesantren Al Furqan yang disambut para santri dan keluarga Kiai Miftah. Kedatangan mereka untuk menyampaikan jawaban atas lamaran Kiai Miftah.
4.1.2.3 Transformasi Alur Novel ke Film Dalam Mihrab Cinta
Transformasi alur novel ke film Dalam Mihrab Cinta perbandingannya ditampilkan dalam bentuk tabel yang bertujuan untuk meletakan alur novel dan film pada posisi seimbang dan sejajar, sehingga perbedaan alur cerita antara keduanya terlihat jelas. Transformasi alur ini hanya dibatasi pada alur penceritaan yang dianggap penting.
Tabel 4: Kedatangan gadis berjilbab dan pemuda berambut gondrong ke stasiun Pekalongan. No. CN Novel No. SF Film 1. Deskripsi suasana sore hari,
sebuah becak berpenumpang seorang gadis yang sedang menangis dengan tujuan stasiun Pekalongan.
1. Deskripsi stasiun Pekalongan malam hari. Para penumpang kereta yang telah menaiki kereta dan kereta yang telah berangkat.
2. Gadis tersebut naik kereta dan kembali menangisi kepergian ayahandanya K.H. Baejuri. 3. Para penumpang terus menaiki
kereta. Seorang penumpang berambut gondrong lari tergesa-gesa membeli tiket, kemudian naik kereta. Pemuda tersebut menanyakan letak gerbong empat kepada petugas kereta.
Pada awal peceritaan novel menyajikan tentang perjalanan tokoh gadis berjilbab yang sedang bersedih menaiki becak menuju stasiun Pekalongan. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan 25 di bawah ini.
(25.) “Becak itu memasuki halaman Stasiun Pekalongan. Bagunannya Nampak sudah tua. Tidak berubah sejak dibuat oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Gadis itu turun dan menyerahkan uang beberapa ribu kepada tukang becak. Ia lalu melangkah membawa barang bawaannya memasuki Stasiun.”
(Dalam Mihrab Cinta, hal. 1)
Pada kutipan 25 di atas, disajikan deskripsi perjalanan tokoh gadis berjilbab yang meniki becak ke stasiun Pekalongan. Selanjutnya cerit beralih
kepada tokoh gadis berjilbab yang menaiki kereta dan kembali terlarut dalam kesedihanya. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan 26 di bawah ini.
(26.) “Setelah duduk ia menarik nafas dan kembali menangis. Wajah cantiknya tidak bisa menutupi kesedihannya. Ia berusaha menahan tangisnya agar tidak terdengar oleh penumpang di sekitarnya. Ia menangisi kematian orang yang sangat dicintainya. Yaitu ayahandanya yang sangat menyayanginya”
(Dalam Mihrab Cinta, hal. 2)
Kutipan 26 di atas menjelaskan alasan kepulangan gadis berjilbab tersebut dan juga alasan kesedihan dan duka yang sedang dia rasaka. Selanjutnya cerita beralih pada kedatangan tokoh pemuda berambut gondrong. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan 27 di bawah ini.
(27.) “Ia langsung berlari. Alarm tanda kereta siap diberangkatkan masih berbunyi. Tangga-tangga dari kayu untuk naik ke pintu kereta mulai ditarik. Peluit panjang dibunyikan. Ia berlari. Kereta mulai berjalan pelan. Ia melompat ke pintu dan masuk kereta dengan selamat. Ia melihat kembali tiketnya. Tempat duduknya ada di gerbong empat.”
(Dalam Mihrab Cinta, hal. 4)
Pada kutipan ke 27 diuraikan tentang kedatangan tokoh pemuda berambut gondrong yang tergesa-gesa membeli tiket dan naik kereta yang sudah mulai berjalan pelan.
Pada awal penceritaan film, gambar yang disuguhkan langsung kepada papan nama stasiun Pekalongan yang menandakat tempat awal cerita. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 15 di bawah ini.
Pada gambar 17 ditampilkan gambar stasiun Pekalongan hal tersebut untuk menampilkan tempat dimana cerita tersebut berlangsung dan juga awal mula penceritaan. Selanjutnya penceritaan berlanjut pada keberangkatan kereta seperti yang ditampilkan pada gamabar 17 di bawah ini.
Gambar 18: Kereta yang mulai berjalan
Gambar 18 menampilkan kereta yang mulai berjalan diikuti suara dari bagian informasi yang terdengar mengungumkan “Atas nama PT. Kerata Api Indonesia mengucapkan trima kasih atas kesediaan anda menggunakan jasa kereta api. PT Kereta Api Indonesia mengucapkan selamat berpergian dan semoga selamat sampai di tempat tujuan.”
Pada proses transformasi dari novel ke film, terlihat pengurang penceritaan novel mengenai kedatangan gadis berjilbab, pemuda berambut gonrong dan keadaan gadisberjilbab tersebut. Penceritaan dalam film langsung kepada stasiun Pekalongan dan kereta yang mulai berjalan meninggalkan stasiun.
Tabel 5: Pertemuan tokoh pemuda berambut gondrong dan gadis berjilbab. No.
CN
Novel No.
SF
Film 4. Pemuda berambut gondrong
masuk ke dalam gerbong empat lalu mencari kursinya. Diaolog anatar gadis berjilbab dan pemuda berambut gondrong.
2. Pemuda berambut gondrong yang memasuki gerbong sambil melihat karcisnya dan mencari nomor bangkunya.
berambut gondrong dan gadis berjilbab yang terlihat sedang bersedih.
(28.) “Pemuda itu sampai di gerbong empat. Ia mencari tempat duduk nomor 8C. Akhirnya ia menemukannya. Ia tersenyum. Nomor 8C telah diduduki seorang berjilbab biru…”
(Dalam Mihrab Cinta, hal. 5)
Pada kutipan 28 diuraikan pemuda berambut gondrong yang memasuki gerbong empat, mencari tempat duduknya sesuai dengan yang tertera dalam karcis. Dia kemudian tersenyum melihat seorang gadis berjilbab yang telah menduduki kursinya. Selanjutnya cerita beralih pada dialog antara peuda berambut gondrong dan gadis berjilbab seperti pada kutipan 29 di bawah ini.
(29.) “Gadis itu menoleh dan kaget. Mukanya langsung pucat pasi dan langsung mendekap tas kecil yang ada di tangannya. Pemuda gondrong itu langsung sadar, mungkin penampilannya yang awut-awutan telah membuat gadis itu ketakutan…”
(Dalam Mihrab Cinta, hal. 5)
Pada kutipan ke 29 diuraika penceritaan tentang dialog antara pemuda berambut gondrong dan gadis berjilbab mengenai tempat duduk mereka. Diuraikan juga ketakutan gadis berjilbab tersebut yang melihat penampilan pria berambut gondrong itu.
Gambar 19: Pria berambut gondrong memasuki gerbong
Pada gambar 19 di atas, ditampilkan seorang gadis berjilbab yang terlihat bersedih dan seorang pemuda berambut gondrong yang baru memasuki gerbong tersebut.
Gambar 20: Pemuda berambut Gambar 21: Dialog antara pemuda Gondrong sedang mencari nomor berambut gondrong dan gadis
kursinya berjilbab
Pada gambar 20 ditampilkan pemuda berambut gondrong yang sedang mencari nomor kursinya kemudian melihat nomor kursinya telah diduduki oleh seorang gadis berjilbab. Selanjutnya, diikuti dengan dialog antara pemuda berambut gondrong dan gadis berjilbab mengenai nomor kursi mereka seperti terlihat pada gambar 21 di atas.
Dalam prosesnya transformasi novel ke film pada penceritaan bagain ini diuraikan dengan sama antara nove dan film transformasi dari novel Dalam Mihrab Cinta.
Tabel 6: Kilas balik masa lalu pemuda berambut gondrong No.
CN
Novel No.
SF
Film 5. Pemuda berambut gondrong
kemudian kembali berfikir tentang masa lalunya. Dia merupakan seorang yang pantang menyerah dan pintar. Dia juga berkeinginan untuk belajar islam lebih dalam. Oleh imam Masjid Agung Pekalongan, dia disarankan untuk mondok di Kediri.
(30.) “Ia memang suka tantangan. Waktu masih sekolah dasar, ia paling tidak suka dengan matematika. Karena nilai matematikanya merah. Ia sering dihina kedua kakaknya perihal kebodohannya dalam mata pelajaran matematika…”
(Dalam Mihrab Cinta, hal. 7 )
Pada kutipan 30 diuraikan tentang tokoh Syamsul yang suka dengan tantangan yang membuat ia terdorong untuk mencari hal yang baru. Hal yang baru tersebut ia temukan setelah berdialog dengan seorang lelaki berambut gondrong di alun-alun kota Palembang tentang agama Islam.
(31.) “Ia takjub dengan penjelasan Sang Imam. Ia merasa jalan yang dicarinya menjadi jelas. Ia harus ke pesantren. Tekatnya sudah bulat…”
(Dalam Mihrab Cinta, hal. 12)
Pada kutipan 31, diuraikan penceritaan Syamsul dengan Imam Masjid Agung Pekalongan yang menyarankannya untuk mondok. Dia kemudian bertekat untuk belajar agama Islam lebih mendalam dengan cara pergi mondok yang tujuannya adalah pesantren di Kediri sesuai saran dari imam masjid tersebut.
Pada proses transformasi dari novel ke film, bagian penceritaan yang terdapat dalam novel ini tidak ditransformasikan ke dalam bentuk film.
Tabel 7: Kereta api yang berhenti disebuah stasiun. No.
CN
Novel No.
SF
Film 6. Kereta tersebut terus meluncur
melewati malam. Kereta tersebut singgah di stasiun Jebres, Solo.
4. Kereta tersebut terus meluncur melewati malam. Kereta tersebut singgah di sebuah stasiun.
(32.) “Kereta itu terus meluncur menembus malam. Setelah melewati Batang, Kendal, Semarang dan Grobogan, kereta itu menerobos hutan jati melewati Gemolong hingga akhirnya sampai di Stasiun Jebres, Solo. Roda-roda kereta berhenti total. Beberapa penumpang bangkit mengambil barangnya dan turun. Gadis berjilbab biru itu bangun dari tidurnya. Ia melongok kek jendela.”