• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan adalah mengamati Implementasi Kebijakan Pengadaan Beras BULOG Untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan di Kota Langsa meliputi Hubungan Antar Organisasi, Karakteristik dan Kapabilitas, Sumber Daya Organisasi, dan Kondisi Lingkungan :

1. HUBUNGAN ANTAR ORGANISASI

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada 30 Agustus 2018 mengenai hubungan antar organisasi para implementor baik dari Perum BULOG Sub Divre Langsa, Dinas Pertanian Kota Langsa, serta adanya partisipasi para pengusaha kilang padi, pedagang pengecer, dan juga masyarakat penerima Bansos Rastra sudah berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan kualitas komunikasi dan respon Dinas Pertanian pada saat melakukan rapat koordinasi.

Pembagian fungsi antar implementor juga membuktikan sudah baiknya hubungan koordinasi. BULOG sebagai instansi utama dalam melaksanakan kebijakan pengadaan beras BULOG ini yang bertanggung jawab atas terlaksana atau tidaknya kebijakan ini. Sedangkan Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kelautan Kota Langsa sebagai instansi pendukung atas kebijakan pengadaan beras BULOG ini menjalankan fungsinya dengan memberikan sejumlah data yang di butuhkan oleh BULOG dan mensosialisasikan kepada para petani agar bekenan menjual berasnya kepada BULOG.

Dalam melaksanakan kebijakan ini, tentunya ada standarisasi perencanaan yang akan dijalankan oleh Perum BULOG agar terdapat suatu kejelasan dan konsistensi sasaran yang akan dilaksanakan untuk pengadaan beras BULOG di Kota Langsa. Berdasarkan observasi peneliti bahwasanya prosedur perencanaan yang telah dicanangkan oleh pemerintah telah

dijalankan bertahap dan cukup baik dilaksanakan oleh para implementor. Terbukti dengan masyarakat yang kurang mampu akan mendapatkan Bansos Rastra dalam setiap bulannya.

Efektivitas menjadi salah satu indikator yang menyatakan terpenuhi atau tidaknya target kuantitas, kualitas, dan waktu agar tercapai. efektivitas disini ialah melakukan suatu capaian target untuk mendukung kebijakan pengadaan beras ini. Dalam hal ini berdasarkan observasi peneliti ialah dengan dibuatnya kebijakan pengadaan beras ini, membantu pemerintah untuk mewujudkan ketahanan pangan.

2. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN AGEN PELAKSANA

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di lapangan terkait karakteristik dan kemampuan agen pelaksana bahwasanya kemampuan manajerial para pegawai di Perum BULOG Sub Divre Langsa belum sesuai. Hal ini terjadi karena kurangnya pegawai dalam instansi tersebut sehingga belum maksimal dalam koordinasi dan mengontrol setiap kegiatan dalam pengadaan beras BULOG untuk mewujudkan ketahanan pangan di Kota Langsa.

Namun, walaupun sumber daya manusia tidak memadai, para implementor sudah bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya sebagai pelaksana kebijakan. Hal ini terlihat pada saat kepala seksi pengadaan, pelayanan publik, dan analisa & pasar sub divre Perum BULOG Langsa mendatangi pengusaha kilang padi untuk berkoordinasi mengenai harga beras. Selain itu adanya petugas satuan kerja yang ikut langsung dalam penyaluran Bansos Rastra ke tiap- tiap kelurahan.

Sesuai dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan, dalam pelaksanaan kebijakan pengadaan beras, para implementor pada Perum BULOG sudah melakukan komunikasi internal yang baik sehingga tercapainya koordinasi yang baik pula agar tujuan yang telah tertuang dapat terealisasi. Dalam suatu kebijakan juga adanya sasaran yang ditentukan sehingga adanya targetan dari implementor berhasil atau tidaknya kebijakan tersebut. dalam

hal ini, BULOG memiliki sasaran dan targetan beras. Pada saat peneliti melakukan observasi di gudang beras BULOG atau tempat penyimpanan beras, terlihat banyaknya stok beras.

Namun, sesuai data yang diperoleh, stok beras tersebut belum sesuai sasaran dan target. Dalam hal ini, BULOG kota Langsa masih belum memenuhi sasaran dalam pemenuhan stok beras.

3. SUMBER DAYA ORGANISASI

Terkait sumber daya organisasi, Perum BULOG Sub Divre Langsa berperan sebagai pelaksana kebijakan pengadaan beras. Selain itu, sumber daya manusia lainnya yang terlibat dalam kebijakan pengadaan beras BULOG ini adalah Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kelautan Kota Langsa, pengusaha kilang padi, pedagang pengecer, TNI, dan kecamatan/kelurahan. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di Kantor Perum BULOG Sub Divre Langsa, sumber daya manusia pada instansi ini kurang memadai dan mengakibatkan adanya kendala dalam kinerja pelaksanaan kegiatan sehingga hal ini membutuhkan manajerial yang baik.

Dalam melaksanakan pengadaan beras BULOG didukung oleh sarana dan prasarana untuk kelancaran kegiatan tersebut. Adapun hal-hal yang dibutuhkan dalam implementasi kebijakan pengadaan beras BULOG untuk mewujudkan ketahanan pangan di Kota Langsa dengan fasilitas fisik yang terdapat di Perum BULOG Sub Divre Langsa sesuai hasil observasi peneliti bahwasanya gedung kantor Perum BULOG Sub Divre Langsa berada di tengah Kota Langsa dan tepat di pinggir jalan raya yang beralamat di Jalan Ahamd Yani no.20 Kampung Jawa Muka, Kecamatan Langsa, Kota Langsa, terdiri dari ruang kepala Sub Divre Langsa, ruang seksi administrasi dan keuangan, ruang seksi Pengadaan, Pelayanan Publik, dan Analisa

& Pasar, ruang seksi komersial, dan disekitar kantor terdapat rumah kepala Sub Divre dan took untuk penjualan komoditi komersil. Bila ditinjau dari kelayakan dan kenyamanan Gedung kantor cukup mendukung kinerja tugas pokok dan fungsi Perum BULOG Subdivre Langsa.

Kemudian sumber daya fasilitas yang akan digunakan oleh petugas satuan kerja sarana dan prasarana yang ada seperti truk dan timbangan yang dibiayai oleh Perum BULOG.

4. KONDISI LINGKUNGAN

Dari hasi observasi yang sudah dilakukan oleh peneliti terkait kondisi lingkungan terlihat adanya struktur pembagian tugas pokok dan fungsi yang dijalankan oleh staff terkait pengadaan beras. Dalam hal ini seksin yang menangani pengadaan beras ini dalah seksi Pengadaan, Pelayanan Publik, dan Analisa & Pasar, tetapi tetap seluruh bidang dan Kepala Sub Divre juga ikut bertanggung jawap terhadap pelaksanaan kebijakan pengadaan beras ini.

Dalam pelaksanaa kebijakan pengadaan beras ini tentulah memiliki kendala yang menjadi penghambat terlaksananya pengadaan beras ini. Kendala yang dihadapi oleh para staff Perum BULOG Sub Divre Langsa dikarenakan memiliki beberapa faktor dan kendala sosio kultural yang harus dihadapi. Kendala yan dihadapi berasal dari masyarakat sendiri yang menjadi pengusaha kilang padi. Sulitnya Perum BULOG menemukan pengusaha kilang padi yang mau menjual berasnya kepada BULOG menjadi salah satu penghambat terlaksananya pegadaan beras ini.

Adapun derajat keterlibatan para penerima Bansos Rastra dalam hal ini ditujukan kepada masyarakat, namun masih ada masyarakat yang merasa adanya ketidak adilan dalam pembagian Bansos Rastra ini. Sesuai dengan wawancara yang dilakukan penelit terhadap informan yaitu masyarakat penerima bansos rastra, maish adanya masyarakat miskin yang tidak mendapatkan bansos rastra, tetapi masyarakat yang dikatakan masih mampu malah yang mendapatkan bansos rastra.

Lampiran 6