• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Lampiran 2 Transkrip Wawancara Informan 1

TRANSKRIP WAWANCARA

1. Transkrip Wawancara Informan 1 Hari/Tanggal : Kamis, 23 April 2013 Waktu : 09.15 WIB

Lokasi : Kantor PKBM, Medan Johor Keterangan:

P : Peneliti I1 : Informan 1

P : Pagi pak, saya windhi yang mau wawancara soal TBM. I1 : Iya iya, masuk buk.

P : Gini ya pak, pertanyaannya kan ada 20 ya pak, jadi saya tanyakan berurutan sesuai dengan pedomannya ya pak

I1 : ya boleh

P : Pertanyaan pertama ya pak, Apakah ide awal atau gagasan awal yang melatarbelakangi pendirian TBM?

I1 : TBM ini dibangun mengingat masyarakat kita sekarang ini sangat- sangat malas dalam membaca apalagi golongan menengah ke bawah, P : Apakah ini bapak lihat pada masyarakat sekitar, atau masyarakat secara

keseluruhan?

I1 : Secara keseluruhan masyarakat apalagi masyarakat golongan menengah kebawah, biasanya malas membaca, bahwa kita tahu membaca itu merupakan formasi untuk mengembangkan diri juga ilmu pengetahuan P : Jadi itulah ya, yang mendasari bapak mendirikan TBM. Jadi ini kan

namanya TBM ya pak, kenapa bapak menamakannya TBM bukan nama perpustakaan yang bapak pilih?

I1 : Kalau perpustakaan itu namanya kan sudah harus lengkap, bahasa perpustakaan itu sudah lengkap, katalognya baik, administrasinya baik

sementara taman bacaan ini bisa dikatakan cukup sederhana dalam segala hal bahkan minim

P : Minim?

I1 : Iya, minim. Masih sederhana dalam aneka bacaan. Lebih cocoknya taman bacaan masyarakat lah.

P : Bukan rumah baca atau?

I1 : Bukan, disamping itu memang ada program yang diluncurkan pemerintah, TBM.

P : Jadi ini memang program pemerintah I1 : Iya itulah namanya itu

P : Kemudian, emm...tujuan berdirinya?

I1 : Tujuan berdirinya, pertama supaya masyarakat sekitar ya, masyarakat sekitar, bisa kita buat bagi masyarakat kita untuk wadah. Taman bacaan ini minimal untuk yang disekitar kita ini bisa kita layani

P : Sebagai wadah untuk masyarakat, I1 : Hemmm..iya

P : Jenis koleksinya, pak?

I1 : Jenis koleksinya, ada...ada apa, ada mata pelajaran formal, ada aneka majalah dan non fiksi

P : Kalau diperkirakan berapa jumlahnya? I1 : Eksemplar atau judul?

P : Judulnya?

I1 : Kalau judul ada sekitar sepuluhan P : Gak bisa dipastikan jumlah tepatnya? I1 : Aa...15 lah, eksemplarnya paling 150 an lah P : Emm...usia yang menggunakan TBM?

I1 : Usia yang menggunakan, sekitar 10 tahun sampai 25 tahun P : Lebih dari itu misalnya ibu-ibu rumah tangga?

I1 : Jarang, jarang... pada umumnya peserta, paket B dan paket C, yang dikelola oleh PKBM pak-pak mandiri

I1 : Tidak, tidak

P : Apa harapan untuk pengembangan TBM ini pak?

I1 : Harapan saya, TBM ini kalau suatu saat bisa menjadi sumber informasi, sumber belajar di tengah masyarakat dan tempat belajar bagi masyarakat.

P : Sambutan masyarakat dengan adanya TBM?

I1 : Sambutan masyarakat dengan adanya TBM ini, biasa-biasa saja.

P : Jadi kayaknya ide bapak buka TBM untuk msayarakat, tapi masyarakatnya malah biasa-biasa aja?

I1 : Iya, motivasi untuk belajar, untuk membacanya itu kurang.

P : Padahal TBM ini, udah ada pun, kalau bagi masyarakat berkunjung gratis ya?

I1 : Gratis iya, gratis

P : Tapi malah gak ada sambutan dari masyarakatnya ya? I1 : Kurang, minim juga kita, minim...

P : Ee....kalau tadi sambutan dari masyarakatnya, sekarang begini ada gak TBM melibatkan masyarakat dalam kegiatan TBM?

I1 : Masyarakat, jadi begini, kalau kita adakan lomba, lomba misalnya cepat membaca. Itu hanya tim nya saja, masyarakatnya gak ada

P : TBM ini pernah ada sosialisasi ke misalnya sekolah dasar, kan dekat disini ya pak, pernah ada promosi ke sekolah-sekolah gak ya?

I1 : Belum, belum pernah. Enggak-enggak. Kita sistemnya seperti menunggu, gak kejar bola lah, jadi biarkan aja orang itu datang.

P : Hehe...gak kejar bola ya pak I1 : Iya enggak

P : Jadi secara keseluruhan peranan TBM itu seperti apa di masyarakat, menurut bapak?

I1 : Eee...sebenarnya kalau kita lihat dari TBM, peranannya bagi masyarakat itu sangat penting, karena bagaimana ya, dengan adanya TBM, kita mengharapkan yang umumnya menengah ke bawah dapat

menjadi sumber ilmu dia bagi masyarakat, sumber informasi bagi dirinya lah sekurang-kurangnya bagi dirinya

P : Tapi justru masyarakatnya

I1 : Gak begitu, gak begitu apa, gak begitu semangat, cuek aja.

P : Disini kalau PKBM nya untuk pendidikan nonformal, untuk paket B gitu ya pak?

I1 : Kita memang mengelola anak-anak yang putus sekolah, dan itulah yang sebenarnya layanan utama di TBM ini, sehingga kalau dibilang untuk masyarakat, sebenarnya paket ini kan untuk masyarakat juga ini, kalau dimaksud masyarakat kan masyarakat sekitar, tapi anak paket kan juga masyarakat, emang bukan masyarakat sekitar ada yang dari luar sekitar kan, tapi tetap kota Medan lah. Kalau masyarakat sekitar tak ada lah P : Berarti tak ada hubungannya kenapa tempat ini yang bapak pilih

sebagai tempat TBM/PKBM untuk masyarakat sekitar.

I1 : Masyarakat sekitar sini enggak lah. Ini tempatnya kebetulan kantor PKBM

P : Lanjut pertanyaannya ya pak, tapi gini pertanyaannya, tadi kayaknya bapak udah pesimis tentang masyarakat, jadi pertanyaannya kayak gini pak, adakah nilai, norma atau kepercayaan tertentu yang ingin ditanamkan kepada masyarakat?

I1 : Ee....ada sih, tapi gini, ada faktor gini ya, dengan minimnya, pengelolaan kita minim, tentu promosi atau kepercayaan masyarakat juga minim lah, karena orang mau datang baca itu sebenarnya karena istilahnya aneka bacaannya terkini terbaru itu dia, artinya sudah rutinitas harus kita kerjakan baru. Tapi kalau kita hanya menunggu saja, itu sulit, sulit itu

P : Atau butuh pendanaan dari pemerintah?

I1 : Mungkin sudah kita terima juga pendanaan, sudah, ada yang memberi berbasis teknologi, kita meminta sarana, katakanlah komputer, televisi, entah apa, ada. Cuma itu tadi. Ada beberapa TBM katakanlah TBM Mas Raden itu jalan, karena beliau itu 100% khusus untuk mengelola

itu, itu berdiri untuk mengelola TBM. Begini kalau PKBM mendirikan TBM, harapannya siswanya saja,umumnya siswanya aja, gak begitu dia bagaimana ke masyarakat.

P : Jadi kalau TBM yang berasal dari PKBM, khususnya penggunaan TBM itu cuma untuk siswa?

I1 : Pada khususnya memang begitu, orang PKBM mendirikan TBM hanya untuk konsumsi anak paketnya atau anak yang putus sekolah. Orang yang TBM melulu, gak ada PKBM, biasanya contohlah Mas Raden, P : Masyarakat?

I1 : Ya, sebenarnya sama semua untuk. Kalau TBM PKBM pasti yang diharapkannya pembacanya dari paket. Tapi kalau TBM doang, ya udah itu yang TBM. Ya namanya gini, fokus apa, fokus kesetaraan, fokus TBM, nampakkan, kita fokus PKBM, anaknya yang banyak. Tapi fokus TBM, aneka bacaannya yang banyak. Otomatis pengunjung, masyarakat umumnya datang.

P : Kegiatan TBM, gak ada yang pak?

I1 : Kegiatan, apabila ada macam bantuan, dilaksanakan selesai, dipertanggungjawabkan. Itu berjalan seperti biasa pun tidak, itu lebih.., itu tadi sifatnya gak fokus. Itulah kalau PKBM mengadakan TBM. P : Bapak akui? Hehe...

I1 : Mengakui saya, hehe....kalau lembaga ya, lembaga PKBM ini ada juga TBM nya katalah satu lemari buku. Tapi kalau TBM melulunya itulah tadi mirip-mirip perpustakaan lah dia.

P : Pendirian TBM di PKBM itu bukan karena adanya keharusan dari pemerintah ya?

I1 : Tidak apa-apa.

P : Enggak, jadi kalau PKBM tidak apa-apa kalau tidak ada TBM, jadi kenapa malah banyak, yang mendirikan TBM dan TBM nya malah gak jalan sama sekali.

I1 : Eem.. saya rasa kita semua kan ingin mencoba, kita semua berkeinginan TBM nya berjalan. Makanya ada juga PKBM ada TBM. sebenarnya

gini, sebenarnya berjalan tapi sekarang tergantung manajemennya, serius tau tidak.

P : Lebih serius ke PKBM ya? I1 : Iya musiman.

P : Benar-benar, hehe....kenapa semua PKBM yang ada TBM malah kebanyakan sudah tutup. Jadi ada faktor apa ini yang malah menyebabkan TBM ini malah tutup.

I1 : Ya itu tadi, gak dikelola, saya contoh saja, itu jam 2 setiap hari buka, sampai semalaman, memang telaten dia kalau mengurusnya, sudah memberi suatu kontribusi yang luar biasa besarnya.

P : Yang pendidikan nonformal ini, PKBM itu?

I1 : Pendidikan nonformal itu banyak, satu PKBM itu untuk anak putus sekolah atau bisa disebut untuk kesetaraan, ada PAUD,ada kursus, ada juga KF (kesetaraan fungsional) itu naungan pendidikan nonformal. P : Kalau disini pendidikan nonformalnya?

I1 : Kita? Kita ada paket A sampai paket C

P : Jadi ini kalau pemanfaat TBM itu dilakukan oleh siswa dari pendidikan paket A sampai paket C itu.

I1 : Itulah yang menggunakan TBM, itu yang dikategorikan masyarakat tadi memang bukan masyarakat disekitar sini, tapi mereka juga bisa disebut masyarakat tapi bukan masyarakat sekitar. Karena mereka datang dari berbagai tempat.

P : Jadi TBM tidak bisa disamakan dengan perpustakaan?

I1 : Tdak, jauh sekali. TBM dalam kategori PKBM tapi kalau TBM yang identik-identik pula.

P : Adakah hubungan TBM dengan instansi pemerintahan?

I1 : Ada, pada umumnya TBM ini yang ada di PKBM biasanya punya izin juga operasional.

P : Itu ke dinas?

I1 : Dinas pendidikan kota medan P : Bukan ke perpustakaan umum?

I1 : Enggak, kalau itu kita bermitra, kalau ada kegiatan kita diundang. Artinya kita gak ada keterkaitan administrasi dengan perpustakaan. Tapi kalau mereka sering melakukan kegiatan kita diundang, ada lomba atau ada apa, ada pelatihan kita diundang juga.

P : Kesulitan atau kendala yang bapak rasakan?

I1 : Sebenarnya ini termasuk apa ya, kalau dibilang modal, modal kan relatif ya. Misalnya modal gini kita bisa jalankan. Artinya gini kurang keseriusan dan motivasi, dari pengelola untuk membuat TBM itu tidak aktif. Karena kalau nilai ekonominya, kalau orang menilai dari ekonomi begini jadinya. Tapi kalau banyak sosialnya atau diminati,gak ada masalah, ada juga yang jalan.

P : Maksud dari nilai ekonominya apa pak?

I1 : Ekonominya ini kan gak ada, orang mengharapkan ada uang dari jual beli atau sewa.

P : Sekalian menjawab pertanyaan terakhir ini pak, fenomena apa yang terjadi sehingga banyak TBM di kota medan. Jadi kan TBM hadir karena adanya PKBM, ah itulah kenapa dia hilang timbul?

I1 : Kenapa dia hilang timbul, ini karena faktor program. P : Program pemerintah?

I1 : Heeh, program pemerintah. Bantuan. Ada programnya, muncul PKBM, bila program tidak ada ya tutup tapi itupun saya juga tidak tahu. Seharusnya dengan adanya program ini bisa memotivasi bagi masyarakat.

P : Oke pak, terima kasih sudah menjawab pertanyaan saya. Terima kasih. I1 : Iya sama-sama ya.