• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.2.17. Tsuru no Ongaeshi

1. Batabata

Kata batabata memiliki enam makna leksikal yaitu, pertama “men

to men ga kurikaeshi hageshiku ataru oto, mata sono yousu”

(Yamaguchi, 2015: 382) yang berarti suara permukaan dua benda yang bertumbukan keras secara berulang-ulang atau sejenisnya. Kedua,

sono yousu” (Yamaguchi, 2015: 382) yang berarti suara kain, papan

kecil, dan sebagainya atau papan datar yang dikibaskan dengan kuat atau sejenisnya. Ketiga, “ude, ashi wo ookiku furi ugokasu yousu” (Yamaguchi, 2015: 382) yang berarti lengan atau kaki yang diayunkan dengan kuat. Keempat, “tsugitsugi to taoreru yousu” (Yamaguchi, 2015: 382) yang berarti terjatuh satu persatu. Kelima, “tebayaku

tsugitsugi to monogoto ga shori, shimatsu sareru yousu” (Yamaguchi,

2015: 382) yang berarti sesuatu yang diatur satu persatu dengan cepat. Keenam, “isogashikute sukoshi konran shite iru yousu” (Yamaguchi, 2015: 382) yang berarti keadaan sibuk dan sedikit kacau. Dalam cerita ini, kata batabata ditemukan pada kalimat:

ある日、おじいさんが山へたきぎとりにいくと、一わのつるが、 竹のわなにあしをとられ、バタバタ、バタバタもがいて、くる しんでいます。(Fujiwara, 2004: 82)

Suatu hari, saat kakek akan mencari kayu bakar di gunung, ada seekor bangau yang kakinya terperangkap di jeratan bambu, ia

mengepak-kepakkan sayapnya dan terlihat menderita.

Dalam kalimat tersebut, kata batabata menggambarkan keadaan bangau yang mengepak-kepakkan sayapnya dan kesakitan karena terperangkap dalam jebakan bambu. Kata ini termasuk kedalam onomatope jenis

2. Kookoo

Kata kookoo memiliki dua makna leksikal yaitu, pertama

“niwwatori no jinaki goe” (Yamaguchi, 2015: 158) yang berarti suara

ayam atau sejenisnya. Kedua, “ki no eda ga kaze ni fukaretateru oto” (Yamaguchi, 2015: 158) yang berarti suara dahan pohon yang tertiup angin. Dalam cerita ini, kata kookoo ditemukan pada kalimat:

「ほんに、かわいそうに。」おじいさんは、あしをはずして、 たすけてやりました。すると、つるは、コー、コーとないて、 うれしげに、山のむこうへとんでいきました。(Fujiwara, 2004: 82)

“duh kasihan sekali” kakek itupun menolong dan melepaskan kaki bangau itu dari jeratan. Setelah itu, kook kook bangau itu terlihat senang dan tebang menuju gunung.

Dalam kalimat tersebut, kata kookoo menggambarkan suara burung bangau yang nyaring. Kata ini termasuk kedalam onomatope jenis

giseigo.

3. Ton Toton

Kata ton toton berasal dari kata tonton yang memiliki tiga makna leksikal yaitu, pertama “karui mono ga tsudzukete choushi yoku ataru

oto” (Yamaguchi, 2015: 348) yang berarti suara tumbukan benda

ringan yang berkelanjutan dan berirama. Kedua, “monogoto ga

yang berarti kemajuan yang baik tanpa ada hambatan. Ketiga, “futatsu

no mono ga hobo douteido de aru yousu” (Yamaguchi, 2015: 348)

yang berarti dua buah benda yang hampir sama tingkatnya. Dalam cerita ini kata ton toton ditemukan pada kalimat:

つぎの日のばん、おじいさんとおばあさんが、ばんごはんに、 あわのぞうすいをすすっていると、トン、トトンおもてのとを、 たたく音。(Fujiwara, 2004: 83)

Keesokan malamnya, saat kakek dan nenek sedang menyantap bubur saat makan malam, tok toktok, seseorang mengetuk pintu.

Dalam kalimat tersebut, kata ton toton menggambarkan saat suara pintu rumah kakek dan nenek diketuk oleh seseorang. Kata ini termasuk

onomatope jenis giongo. 4.2.18. Tori no Mi Jiisan

1. Nikoniko

Kata nikoniko memiliki makna leksikal “hito ga ureshisou ni

hohoende iru yousu” (Yamaguchi, 2015: 351) yang berarti keadaan

manusia yang tersenyum bahagia. Dalam cerita ini, kata nikoniko ditemukan pada kalimat:

じいさんは、いやなしごとは、まっさきにひきうけるし、あさ からばんまで、にこにことはたらくから、村のみんなから、 「じいさん、じいさん。」と、すかれておりました。(Fujiwara, 2004: 86)

Kakek selalu melakukan pekerjaan yang melelahkan terlebih dahulu, dan ia bekerja dari pagi hingga malam dengan tersenyum, “kakek kakek” oleh karenanya ia disukai oleh semua penduduk desa.

Dalam kalimat tersebut, kata nikoniko menggambarkan suasana hati kakek yang selalu bekerja dengan tersenyum meskipun pekerjaan yang ia lakukan sangat melelahkan. Kata ini termasuk kedalam onomatope jenis gijougo.

2. Chuuchuu

Kata chuuchuu memiliki dua makna leksikal, pertama “nezumi ya

suzume no nakigoe” (Yamaguchi, 2015: 296) yang berarti suara tikus

atau burung pipit. Kedua, “kuchi wo subomete nomimono nado wo

renzokuteki ni suu oto” (Yamaguchi, 2015: 296) yang berarti suara

menyedot minuman dan sebagainya dengan menyempitkan mulut. Dalam cerita ini, kata chuuchuu ditemukan pada kalimat:

ある日のこと。じいさんが、はたけしごとをしようと、くわをかつい

で山をのぼっていくと ‘‘あやちゅうちゅう にしきさらさら ごよ

うのまつ ぽんとたたけば ちゅうちゅう`` と、それはきれいなこ えが、きこえてきました。(Fujiwara, 2004: 86)

Suatu hari, saat kakek akan pergi bekerja ke gunung dengan membawa cangkulnya “aya cit cit, kain yang lembut, pohon pinus, kalau dipukul

Dalam kalimat tersebut, kata chuuchuu menggambarkan suara cuitan burung pipit yang sedang bernyanyi. Kata ini termasuk kedalam

onomatope jenis giseigo.

3. Sarasara

Kata sarasara memiliki empat makna leksikal yaitu, pertama

“karui mono ga fureattari, mizu ga asai tokoro wo nagaretari suru oto”

(Yamaguchi, 2015: 203) yang berarti suara benda ringan yang saling bersentuhan atau mengalir di tempat yang dangkal. Kedua, “ugoki ya

koudou ga keikai na yousu” (Yamaguchi, 2015: 203) yang berarti

gerakan yang gesit. Ketiga, “seikaku ga inshitsu de nai, sappari shite

iru yousu” (Yamaguchi, 2015: 203) yang berarti kepribadian yang tidak

juga buruk melainkan berterus terang. Keempat, “mono ni nebariki ya

shimerike ga nai yousu” (Yamaguchi, 2015: 203) yang berarti benda

yang tidak lengket dan tidak lembab. Dalam cerita ini, kata sarasara ditemukan pada kalimat:

ある日のこと。じいさんが、はたけしごとをしようと、くわをかつい

で山をのぼっていくと ‘‘あやちゅうちゅう にしきさらさら ごよ

うのまつ ぽんとたたけば ちゅうちゅう`` と、それはきれいなこ えが、きこえてきました。(Fujiwara, 2004: 86)

Suatu hari, saat kakek akan pergi bekerja ke gunung dengan membawa cangkulnya “aya cit cit, kain yang lembut, pohon pinus, kalau dipukul

Dalam kalimat tersebut, kata sarasara menggambarkan kain yang lembut seperti sutera yang terdapat dalam nyanyian burung. Kata ini termasuk kedalam onomatope jenis gitaigo.

4. Pon

Kata pon memiliki makna leksikal “hazumu kanji de ikioi yoku

nani ka ga okonawareru yousu. Nani ka ga dete kitari, nani ka wo tataitari, nani ka wo oitari suru toki ni mochiirareru” (Yamaguchi,

2015: 534) yang berarti sesuatu yang terjadi seperti dilambungkan dengan sekuat tenaga, digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang muncul, sesuatu yang dipukul atau sesuatu yang diletakkan. Dalam cerita ini, kata pon ditemukan pada kalimat:

ある日のこと。じいさんが、はたけしごとをしようと、くわをかつい

で山をのぼっていくと ‘‘あやちゅうちゅう にしきさらさら ごよ

うのまつ ぽんとたたけば ちゅうちゅう`` と、それはきれいなこ えが、きこえてきました。(Fujiwara, 2004: 86)

Suatu hari, saat kakek akan pergi bekerja ke gunung dengan membawa cangkulnya “aya cit cit, kain yang lembut, pohon pinus, kalau dipukul

tok tok, cit cit”, terdengar nyanyian yang indah.

Dalam kalimat tersebut, kata pon menggambarkan suara pohon pinus yang dipukul yang terdapat dalam nyanyian burung. Kata ini termasuk kedalam onomatope jenis giongo.

5. Hyuu

Kata hyuu memiliki dua makna leksikal, pertama “mono ga kuuki

wo kiru you ni ikioi yoku tondari, tobidashitari suru oto, mata sono yousu” (Yamaguchi, 2015: 435) yang berarti suara benda yang

diterbangkan dan seperti membelah udara, dan sejenisnya. Kedua,

“kantan ni tegaru ni monogoto wo okonau yousu” (Yamaguchi, 2015:

435) yang berarti sesuatu yang berlangsung dengan mudah. Dalam cerita ini, kata hyuu ditemukan dalam kalimat:

「はて、とりの、こえのようでもあるし...。」じいさんが 口をあんぐりあけて、あっちこっちを見ていると、ひゅうっと、 一わのとりがとんできて、じいさんのはなのあたまにとりまし た。(Fujiwara, 2004: 87)

“Sepertinya ada suara burung” kakek itu melongo dan melihat ke sekitarnya tiba-tiba, wusss, ada seekor burung terbang dan hinggap di hidung kakek tersebut.

Dalam kalimat tersebut, kata hyuu menggambarkan suara yang timbul karena kepakan sayap burung seperti suara hembusan angin. Kata ini termasuk kedalam onomatope jenis giongo.

6. Koshokosho

Kata koshokosho berasal dari kata kochokocho yang memiliki tiga makna leksikal yaitu, pertama “binshou ni chiisaku ugokimawaru yousu”

(Yamaguchi, 2015: 167) yang berarti gerakan yang cekatan atau tangkas. Kedua, “tsumaranai koto wo ittari shitari suru yousu” (Yamaguchi, 2015: 167) yang berarti mengucapkan atau melakukan hal yang membosankan. Ketiga, “kusuguru yousu” (Yamaguchi, 2015: 167) yang berarti hal yang menggelikan. Dalam cerita ini, kata

koshokosho ditemukan dalam kalimat:

そして、‘‘あやちゅうちゅう`` と、なきだしました。とりのこ えが、あんまりきれだし、はなをこしょこしょと、かわいくな でるもんだから、おもわず、「はっはっはっ、くしょん。」と、 わらいくしゃみをしてしまいました。(Fujiwara, 2004: 87)

Lalu, cit cit cit, burung kecil itu berkicau tetapi tidak begitu merdu, kemudian burung itu menggelitik hidung si kakek dan ha ha ha hachii, seketika kakekpun bersin-bersin.

Dalam kalimat tersebut, kata koshokosho menggambarkan suara saat burung kecil tersebut menggelitiki hidung si kakek. Kata ini termasuk kedalam onomatope jenis giyougo.

7. Kushon

Kata kushon berasal dari kata kushan yang memiliki dua makna leksikal yaitu, pertama “kushami no oto” (Yamaguchi, 2015: 124) yang berarti suara bersin. Kedua, “goku karui mono ga, akkenaku kantan ni

sangat ringan yang mudah rapuh atau runtuh. Kata kushan memiliki sinonim dengan kata hakushson yang memiliki makna “kushan yori

ikioi ga aru kanji” (Yamaguchi, 2015: 124) yang berarti suara bersin

yang lebih kuat. Dalam cerita ini, kata hakushon ditemukan dalam kalimat:

そして、‘‘あやちゅうちゅう`` と、なきだしました。とりのこ えが、あんまりきれだし、はなをこしょこしょと、かわいくな でるもんだから、おもわず、「はっはっはっ、くしょん。」と、 わらいくしゃみをしてしまいました。(Fujiwara, 2004: 87)

Lalu, cit cit cit, burung kecil itu berkicau tetapi tidak begitu merdu, kemudian burung itu menggelitik hidung si kakek dan ha ha ha hachii, seketika kakekpun bersin-bersin.

Dalam kalimat tersebut, kata hakushon menggambarkan suara bersin yang sangat keras karena si kakek yang tidak tahan oleh gelitikan burung kecil tersebut. Kata ini termasuk kedalam onomatope jenis

giseigo.

Dokumen terkait