B. Batas Antar Kabupaten/Kota Dalam Provinsi Jambi
2. Satuan Kerja Perangkat Daerah Yang Menangani Ketentraman dan Ketertiban Umum
5.2. TUGAS PEMBANTUAN YANG DIBERIKAN Tidak Ada
Laporan Keterangan Pertanggung-Jawaban
Gubernur Jambi Tahun 2009 -1
P
Peennyyeelleennggggaarraaaann UUrruussaann PPeemmeerriinnttaahh DDaaeerraahh
Bab ini Memuat Laporan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah Provinsi Jambi tahun 2009.
Laporan bab ini memberikan gambaran program dan kegiatan yang dilaksanakan, realisasinya, serta permasalahan solusi penyelesaian masalah. Secara umum Bab ini terdiri dari:
1. Urusan Wajib Daerah
2. Urusan Pilihan yang Dilaksanakan
Pembangunan yang dilaksanakan disegala sektor bertujuan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat yang mayoritas berada dipedesaan dengan lapangan kerja utama di sektor pertanian, hal ini sesuai dengan apa yang termaktub dalam Pasal 2 ayat (3) UU Nomor 32 Tahun 2004 Pemerintahan Daerah, pertama, dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pendapatan petani. Kedua, dapat meningkatkan pelayanan umum yakni ketersediaan input, sarana prasarana pertanian untuk petani, dan ketersediaan pangan untuk publik, dan ketiga, dapat meningkatkan daya saing daerah melalui berbagai produk (unggulan) daerah yang betul-betul kompetitif dan kreatif.
Berkaitan dengan itu perlu disusun indikator strategis yang dapat menentukan potensi dari komoditi unggulan daerah. Penetapan indikator strategis sebagai kriteria pemilihan produk unggulan yaitu : Indikator ekspor, Indikator kandungan lokal dalam produk, Indikator penyerapan tenaga kerja, Indikator pertumbuhan nilai tambah, Indikator keterkaitan antar sektor, Indikator konservasi lingkungan (ecolabeling) dan Indikator jangkauan pemasaran. Berdasarkan ketujuh indikator tersebut, dilakukan analisa dan hasil analisisnya dengan berbagai pertimbangan untuk Provinsi Jambi adalah Karet dan Kelapa Sawit sebagai produk unggulan
Laporan Keterangan Pertanggung-Jawaban
Gubernur Jambi Tahun 2009 -2
untuk dikembangkan lebih lanjut, dengan tidak mengesampingkan produk unggulan lain.
Pengembangan produk unggulan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, karena pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makro ekonomi yang sangat penting sebagai dasar penentuan kebijakan kedepan serta dampak dari komulatif kebijakan pemerintah. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi yang digambarkan oleh laju pertumbuhan PDRB sementara atas dasar harga konstan (tahun 2000), untuk tahun 2009 ini memang sedikit menurun dibandingkan tahun 2008, namun masih lebih tinggi bila dibandingkan pertumbuhan ekonomi rata-rata nasional sebesar 5,4 %. Hal ini antara lain disebabkan masih belum pulihnya kinerja ekspor yang dipicu oleh krisis keuangan dunia yang terjadi akhir 2008 lalu. Namun secara keseluruhan kondisi makro ekonomi Provinsi Jambi cukup baik, hal ini salah satunya dapat dilihat dengan cukup stabilnya harga komoditas sehingga laju inflasi menurun menjadi satu digit yaitu 2,49 %.
Dari pola distribusi PDRB tampak bahwa konsumsi rumah tangga masih merupakan penyumbang terbesar dalam penggunaan PDRB Provinsi Jambi, yaitu rata-rata pada tahun 2009 sebesar 18,45 %. Pembentukan investasi juga mengalami peningkatan dari 15,13 % pada triwulan I menjadi 16,69 % pada triwulan IV atau rata-rata sebesar 18,45 % pada tahun 2009. Kondisi ini menggambarkan bahwa pertumbuhan ekonomi Jambi didorong pengeluaran konsumsi rumah tangga dan pengeluaran pemerintah serta investasi, trennya juga mengalami peningkatan.
Peningkatan investasi diberbagai sektor ini tidak terlepas dari peningkatan harga olahan komoditi unggulan Provinsi Jambi seperti CPO dan Karet.
Pertumbuhan ekonomi dari sisi penggunaan yang sebagian besar dari konsumsi masyarakat ini juga terjadi secara nasional, namun kedepan yang perlu disikapi adalah agar yang dikonsumsi oleh masyarakat
Laporan Keterangan Pertanggung-Jawaban
Gubernur Jambi Tahun 2009 -3
merupakan produk-produk dalam negeri sehingga efek gandanya tetap dinikmati oleh masyarakat.
Bila dilihat kontribusi penyumbang pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008, terjadi pergeseran yang cukup signifikan yaitu kontribusi sektor pertambangan dan galian sebagai penyumbang terbesar yaitu sebesar 1,78 %, namun tahun 2009 hanya sebesar 0,08 % atau nomor dua terkecil dibandingkan sektor lain. Penurunan ini disebabkan oleh adanya indikasi tidak tercatatnya produksi batu bara yang lansung dikirim ke Provinsi tetangga. Pertambangan batu bara ini menimbulkan permasalahan dalam pengelolaan dan pemanfaatan muatan angkutan tang mendorong percepatan kerusakan jalan. Kedepan perlu digupayakan agar pengelolaan SDA dapat lebih ramah lingkungan dan kerusakan jalan oleh truk angkutan melebihi kapasitas jalan dapat diminimalisasikan. Salah satunya dengan pembangunan dermaga sungai bongkar muat batubara.
Sedangkan untuk minyak bumi dikarenakan turunnya harga minyak dari US $120 per barrel pada tahun 2008 menjadi rata-rata US $ 60-70 per barrel pada tahun 2009. Selama ini Pemerintah Daerah tidak diberikan akses untuk mengetahui berapa sebenarnya produksi migas kita, diharapkan kedepan ada pengkajian tentang besarnya produksi migas ini secara transparan. Sektor penyumbang kedua terbesar adalah perdagangan, hotel dan restoran dari 0,67 % tahun 2008 naik menjadi 1,28 % tahun 2009. Sektor pertanian pada tahun 2008 menyumbang 1,75
% naik menjadi 2,01 % pada tahun 2009.
Tahun 2009 terjadi lonjakan kontribusi pertumbuhan ekonomi sektor tersier yang cukup tinggi (perdagangan, hotel dan restoran,keuangan, persewaan dan jasa). Sebagai daerah yang memiliki potensi primer resources yang cukup besar, maka kedepan kita perlu lebih meningkatkan nilai tambah sektor primer (pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan dan hasil alam lainya) melalui industri pengolahan, industri kerajinan dan
Laporan Keterangan Pertanggung-Jawaban
Gubernur Jambi Tahun 2009 -4
industri menengah serta dengan mengembangkan industri kreatif secara luas.
Laju pertumbuhan Sektor pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan sampai triwulan IV tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 6,56 %. Pertumbuhan sektor ini diperkirakan akan meningkat lagi seiring dengan membaiknya harga komoditi tersebut dipasaran nasional maupun global. Ini tidak terlepas dari membaiknya ekonomi nasional maupun global menyusul telah mulai lepasnya krisis keuangan negara maju seperti Jepang, AS dan negara Eropa Barat, dan kondisi ini diharapkan akan meningkatkan permintaan komoditas dari negara kita untuk keperluan industri atau konsumsi di negara-negara tersebut.
Laju pertumbuhan ekonomi sektor Industri pengolahan mengalami penurunan menjadi dari 5,63 % tahun 2008 menjadi 4,68 % tahun 2009 dengan kontribusi sumber pertumbuhan masing-masing 0,76 % dan 0,64 %. Penurunan ini terkait dengan menurunnya permintaan barang setengah jadi antara lain industri crumb rubber, partikel board, kayu lapis dan beberapa hasil industri berorientasi ekspor lainnya. Untuk industri pengolahan makanan baik berasal dari komoditas pertanian langsung (seperti dodol, kopi, teh, keripik pisang/ubi, kerupuk udang/ikan) dan industri pengolahan non pertanian langsung, relatif stagnant pertumbuhannya karena sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan lokal. Kedepan perlu dikembangkan industri pengolahan yang beroritasi ekspor baik ekspor lokal (luar provinsi) atau nasional, terlebih untuk ekspor ke luar negeri.
Potensi pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih pada tahun 2009 dapat lebih tinggi lagi karena meningkatnya permintaan masyarakat terhadap listrik dan air bersih, disisi lain kemampuan pemerintah untuk memenuhi permintaan tersebut sangat terbatas. Pada tahun 2009 PLN melalui dana APBN sebesar Rp.27 Milyar telah membangun jaringan listrik
Laporan Keterangan Pertanggung-Jawaban
Gubernur Jambi Tahun 2009 -5
pada 20 Desa tersebar diseluruh Kabupaten/Kota. Begitu pula untuk sumber listrik dari penggerak uap pada tahun 2009 ini juga telah beroperasi PLTU yang dibangun swasta di Kabupaten Sarolangun dengan daya 2 x 7 Mega Watt. Kedepan diharapkan Provinsi Jambi dapat menghasilkan sumberdaya listrik yang lebih besar dari potensi SDA-nya.
Laju pertumbuhan ekonomi sektor bangunan mengalami penurunan dari 10,24 % pada tahun 2008 menjadi 8,45 % tahun 2009. Penurunan ini berpengaruh kepada kontribusi sumber pertumbuhan ekonomi dari 0,48 % tahun 2008 menjadi 0,41 % tahun 2009. Kondisi ini mengindikasikan bahwa pembangunan infrastruktur tahun 2009 sedikit mengalami penurunan, khususnya yang dilakukan pihak swasta. Kedepan untuk proyek pemerintah sektor bangunan perlu difokuskan pada infrastruktur yang menunjang peningkatan sektor ekonomi yang mempunyai efek ganda seperti jalan, jembatan, irigasi, jaringan listrik dan fasilitas umum lainnya.
Laju pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh cukup signifikan yaitu dari 3,56 % tahun 2008 menjadi 7,56 % tahun 2009. Sektor ini memberi kontribusi terbesar kedua sebagai sumber pertumbuhan ekonomi setelah sektor pertanian yaitu sebesar 1,28 % dari 6,37 % pertumbuhan ekonomi tahun 2009. Tingginya kontribusi sektor perdagangan ini sangat berhubungan dengan meningkatnya pengeluaran konsumsi rumah tangga yang mencapai 64,57 % pada tahun 2009 bila dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar 61,38 %. Perkembangan Pertumbuhan sektor ini juga dapat dilihat dengan meningkatnya jumlah dan hunian hotel serta jumlah restoran dan rumah makan yang juga meningkat.
Sektor pengangkutan dan komunikasi juga meningkat cukup besar dari 3,53 % tahun 2008 menjadi 5,81 % tahun 2009. Peningkatan sektor ini terutama didorong oleh sektor komunikasi seperti pesatnya bisinis
Laporan Keterangan Pertanggung-Jawaban
Gubernur Jambi Tahun 2009 -6
telepon seluler dan internet, sedangkan untuk pengangkutan sangat ditopang oleh semakin meningkatnya penumpang pesawat udara dan kinerja transpotrasi lokal.
Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tahun 2009 mengalami penurunan yaitu dari sebesar 23,97 % tahun 2008 menjadi 17,85 % tahun 2009. Sektor jasa-jasa juga mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan di tahun 2009 yaitu sebesar 6,24 %, dibandingkan pertumbuhan 2008 sebesar 4,83 %. Pertumbuhan sektor jasa-jasa telah mendorong peningkatan kesempatan kerja dari 132.339 orang tahun 2007 meningkat menjadi 136.471 orang pada tahun 2008 atau meningkat sebesar 3,12 persen.
Pemerintah mempunyai fungsi sebagai regulator, fasilitator dan administator dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kedepan mempunyai tugas yang cukup berat dengan telah dimulainya perdagangan bebas China Asean Free Tarade Area (CAFTA), untuk itu harus diantisipasi dan dihadapi dengan kerja keras, meningkatkan daya saing, kemudahan pemberian izin, kebijakan sektor perbankan yang mendukung, pembangunan infrastruktur dasar, pemberantasan pungutan liar dan praktek korupsi. Pelaksanaan fungsi tersebut salah satunya diimplementasikan dalam bentuk penentuan skala prioritas pengeluaran pemerintah melalui APBD dan APBN dalam pelaksanaan program dan kegiatan, sebagai stimulus ekonomi dan peningkatan daya beli masyarakat. Dengan memberikan stimulus fiskal kepada masyarakat berarti masyarakat memperoleh penghasilan dari pekerjaan dan inflasi tetap terjaga serta konsumsi dalam negeri dapat didorong. Program-program dan kegiatan-kegiatan tersebut secara konkrit dilaksanakan oleh SKPD-SKPD yang terbagi dalam urusan Wajib dan Pilihan.
Laporan Keterangan Pertanggung-Jawaban
Gubernur Jambi Tahun 2009 -7
44..11.. UURRUUSSAANN WWAAJJIIBB 4.1.1. PENDIDIKAN
Urusan wajib bidang pendidikan, secara umum program dan kegiatan yang dilaksanakan telah menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan dengan berbagai indikator capaiannya. Namun pada sisi lain masih ditemukan beberapa permasalahan antara lain; masih rendahnya pemahaman dan motivasi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan; kekurang mampuan orang tua secara ekonomi; terbatasnya akses pelayanan pendidikan dasar pada jenjang pendidikan SMP, serta kurangnya sarana dan prasarana belajar.
Menyikapi kondisi tersebut, Pemerintah Provinsi Jambi, melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pendidikan telah melaksanakan beberapa program dan kegiatan yang antara lain: