• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEOR

3. Tujuan dan Fungsi Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini

Perkembangan motorik anak usia dini mempunyai tujuan untuk meningkatkan keterampilan gerak, memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani, menanamkan sikap percaya diri, membuat anak dapat berkerjasama, dan membuat anak berperilaku disiplin, jujur, dan sportif (Sumantri, 2005: 9).

Keterampilan motorik yang berbeda memainkan peran yang berbeda pula dalam penyesuaian sosial dan pribadi anak (Endang Rini Sukamti, 2011: 26). Sebagai contoh, sebagian keterampilan motorik berfungsi membantu anak untuk memperoleh kemandiriannya, dan sebagian lagi berfungsi untuk membantu mendapatkan penerimaan sosial. Menurut Hurlock (1978: 163) fungsi

18

keterampilan motorik, antara lain: (a) keterampilan bantu diri sendiri (self-help), (b) keterampilan bantu sosial (social-help), (c) keterampilan bermain, (d) keterampilan sekolah.

a. Keterampilan bantu diri sendiri (self-help)

Keterampilan motorik perlu dipelajari oleh anak agar anak dapat mencapai kemandiriannya dalam melakukan segala sesuatu bagi diri anak sendiri. Keterampilan tersebut, meliputi: keterampilan makan, berpakaian, merawat diri, dan mandi.

b. Ketermpilan bantu sosial (social-help)

Keterampilan motorik diperlukan oleh anak untuk menjadi anggota kelompok sosial yang diterima di dalam lingkungannya baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Misalnya, keterampilan motorik yang diperlukan anak dalam lingkungan keluarga yaitu dengan membantu pekerjaan rumah atau pekerjaan sekolah. Selain itu, seseorang anak yang mempunyai kemampuan motorik yang baik akan mempunyai rasa percaya diri yang besar (Bambang Sujiono, dkk, 2005: 1.5).

c. Keterampilan bermain

Keterampilan motorik diperlukan oleh anak dalam menikmati kegiatan kelompok sebaya atau dapat menghibur diri di luar kelompok sebayanya. Misalnya, dengan mempelajari keterampilan bermain bola, ski, lempar tangkap bola.

19 d. Keterampilan sekolah

Pada awal memasuki dunia sekolah, sebagian besar anak diberikan kegiatan yang menggunakan keterampilan motorik, seperti menari, senam, berenang dan lain-lain. Semakin banyak dan semakin baik keterampilan yang dimiliki anak, maka semakin baik pula penyesuaian sosial yang dilakukan dan prestasi sekolahnya pun semakin baik.

Hurlock (1978: 156) menyatakan bahwa saat yang ideal untuk mempelajari keterampilan motorik yaitu pada masa kanak-kanak dengan alasan:

a. Tubuh anak lebih lentur ketimbang tubuh remaja atau orang dewasa, sehingga anak lebih mudah mempelajari berbagai keterampilan.

b. Keterampilan yang dimiliki oleh anak baru sedikit, sehingga anak lebih mudah untuk mempelajari keterampilan yang baru akan dipelajari oleh anak, tanpa menganggu keterampilan yang telah ada sebelumnya.

c. Anak lebih berani mencoba sesuatu yang baru pada waktu anak masih kecil ketimbang saat anak telah dewasa. Hal ini juga yang dapat menimbulkan motivasi bagi anak dalam mempelajari berbagai keterampilan.

d. Anak senang dengan mengulang-ulang, sehinggan anak dengan senang hati mau mengulangi suatu aktivitas yang menggunakan otot sampai terampil. e. Anak belum memiliki tanggungjawab dan kewajiban yang banyak, sehingga

anak memiliki waktu yang lebih banyak untuk mempelajari keterampilan ketimbang saat anak bertambah remaja atau dewasa.

Jadi tujuan dan fungsi perkembangan motorik anak usia dini adalah agar anak menguasai berbagai keterampilan-keterampilan yang dapat digunakan anak

20

dalam memainkan berbagai perannya baik di lingkungan keluarga, sekolah, mau masyarakat, karena anak akan lebih menyerap dan menguasai berbagai keterampilan yang dipelajari oleh anak pada masa kanak-kanak. Agar anak lebih menyerap dan menguasai beberapa perkembangan motorik kasar maka pendidik atau orangtua dalam mengembangkan perkembangan motorik kasar harus memperhatikan unsur-unsur perkembangan motorik kasar anak usia dini.

4. Unsur Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini

Perkembangan motorik kasar sangat tergantung pada unsur-unsur kebugaran jasmani yang dimiliki anak. Sehingga Menurut Corbin (Depdiknas, 2008: 15) perkembangan kebugaran jasmani bagi anak sangat penting dan khusus. Hal ini dikarenakan kemampuan gerak anak akan berkembang dan meningkat dengan baik apabila unsur-unsur perkembangan motorik kasar dikembangkan sejak awal.

Menurut Bouchard (Wira Indra, 2006: 10) komponen motorik kasar dipengaruhi oleh beberapa unsur yaitu kelincahan, keseimbangan, koordinasi, dan kecepatan gerak. Menurut Mikdar (2006: 47) komponen atau unsur yang berhubungan dengan keterampilan anak untuk menunjang kegiatan dalam melakukan gerakan motorik kasar, antara lain: kecepatan, power, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, dan kecepatan reaksi serta ketepatan. Sedangkan menurut Bambang Sujiono (2005: 7.3) komponen motorik kasar dipengaruhi oleh kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, kelentukan, koordinasi ketepatan, dan keseimbagan.

21

Pada kesempatan ini, peneliti hanya menjelaskan beberapa unsur kebugaran jasmani yang berhubungan dengan aktivitas gerak motorik kasar yang akan diberikan kepada anak atau yang akan dijadikan penelitian. Berikut unsur- unsur perkembangan motorik kasar, antara lain:

a. Kelentukan

Kelentukan (flexibility) sangat erat kaitannya dengan gerakan persendian. Latihan kelentukan berfungsi untuk memberikan kemungkinan kepada persendian agar dapat bergerak seluas-luasnya, dengan tujuan untuk menghilangkan atau mengurangi kekakuan pada tubuh, menambah elastisitas pada jaringan otot, dan mengurangi ketegangan-ketegangan yang berlainan pada otot (Bambang Sujiono, dkk, 2005: 11.10). Aktivitas gerakan motorik yang berhubungan dengan kelentukan, seperti mengayun lengan, membungkuk-bungkukkan badan, mencium lutut, dan memutar-mutarkan badan.

b. Keseimbangan

Keseimbangan (Mikdar, 2006: 47) adalah kemampuan mempertahankan sikap dan posisi tubuh secara tepat dan saat berdiri diam (static balance) atau pada saat melakukan gerakan (dynamic balance). Menurut Wira Indra (2006: 17) ada dua macam keseimbangan yang perlu dimiliki dan dikembangkan oleh setiap orang, yaitu keseimbangan statis (static balance) dan keseimbangan

(dynamic balance). Keseimbangan statis itu merupakan kemampuan

mempertahankan posisi tubuh untuk tidak bergoyang atau roboh, misalnya berdiri di atas satu kaki atau dasar yang sempit, mempertahankan

22

keseimbangan setelah berputar-putar ditempat dan sebagainya. Sedangkan keseimbangan dinamis merupakan kemampuan untuk mempertahankan tubuh agar tidak jatuh pada saat sedang melakukan gerakan, misalnya berlari atau berjingkat, berjalan di atas papan dan sebagainya.

c. Kelincahan

Kelincahan adalah kemampuan mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat yang dilakukan secara bersama-sama dengan gerakan lainnya (Mikdar, 2006: 47). Hal tersebut sejalan dengan Harsono (Wira Indra, 2006: 17) kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Menurut Bambang Sujiono, dkk (2005: 7.4) ada beberapa komponen dari kelincahan, yaitu: (1) melakukan gerak perubahan arah secara cepat; (2) berlari cepat, kemudian berhenti secara mendadak; dan (3) kecepatan bereaksi. Gerakan kelincahan dapat dilakukan dengan lari bolak-balik, lari sambil berbelok-belok, dan sebagainya.

d. Koordinasi

Koordinasi merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan atau kerja dengan efisien (Mikdar, 2006: 47). Sedangkan menurut Harsono (Wira Indra, 2006: 18) koordinasi merupakan suatu kemampuan motorik yang digunakan untuk mengkombinasikan beberapa gerakan yang kompleks tanpa mengeluarkan energi yang berlebih sehingga hasilnya efisien. Selain itu menurut Ngurah Nala (Wira Indra, 2006: 18) koordinasi erat kaitannya dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan, kelentukan, kelincahan,

23

keseimbangan. Menurut Bambang Sujiono, dkk (2005: 7.5) yang termasuk kemampuan gerak koordinasi antara lain koordinasi mata dan tangan (misalnya menangkap bola yang dilempar), dan koordinasi mata dan kaki (misalnya menendang bola).

e. Kekuatan

Kekuatan merupakan hasil kerja otot seluruh tubuh yang berupa kemampuan seseorang dalam mengangkat, menjinjing, menahan, mendorong atau menarik beban (Bambang Sujiono, dkk, 2005: 7.3). Menurut Hery Rahyubi (2012: 311) kekuatan itu sangat berkaitan dengan otot seseorang sehingga antara satu orang dengan orang lainnya kekuatan ototnya tidak sama. Dapat dikatakan bahwa seseorang tanpa kekuatan yang memadai maka kemampuan motorik tidak dapat dilakukan secara maksimal. Latihan yang dapat meningkatkan kekuatan otot dapat dilakukan dengan latihan isometrik dan latihan mengangkat beban (Bambang Sujiono, dkk, 2005: 7.3). Latihan isometrik dapat dilakukan dengan melakukan gerakan manahan beban tubuh dengan merentangkan tangan ke dinding. Sedangkan untuk mengangkat beban bila semakin besar beban maka semakin besar pula kekuatan yang dihasilkan dari kerja otot sebaliknya semakin kecil beban maka semakin kecil pula kekuatan yang dihasilkan oleh otot. Ada beberapa cara untuk melatih kekuatan pada anak usia TK seperti mendorong tembok atau teman, memanjat tali atau tiang, mengangkat teman atau benda-benda tertentu, berbaring duduk (sit ups), mengangkat tubuh dengan sikap tiarap tumpu (push ups) dan tentunya

24

disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak serta situasi dan kondisi masing- masing TK (Bambang Sujiono, dkk, 2005: 11.3).

Berdasarkan unsur perkembangan motorik kasar, dapat disimpulkan bahwa unsur perkembangan motorik kasar anak usia dini yaitu kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, kelentukan, koordinasi, ketepatan, dan keseimbangan. Namun dalam penelitian unsur perkembangan motorik kasar yang akan diteliti lebih pada kemampuan gerak kelentukan, kelincahan, keseimbangan, koordinasi, dan kekuatan. Dalam pelaksanaan pembelajaran motorik kasar tidak semua anak berkembang sesuai dengan tujuan pembelajaran motorik kasar yang diberikan di TK. Hal ini dikarenakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak. Sehingga pendidik juga harus memahami beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan anak usia dini.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar Anak