• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DIMENSI RELIGIUS PENDIDIKAN

C. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik

2. Tujuan PAK

Tujuan PAK menurut Groome (2010: 48) yaitu “demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah, untuk menghidupi iman Kristiani dan untuk kebebasan manusia.” Tujuan tersebut bersifat holistik dan konatif. Disebut holistik karena PAK bermaksud mengembangkan secara utuh dan serentak segi kognitif, afektif dan praksis hidup peserta. Disebut konatif karena PAK mendorong siswa untuk setia, senang hati dan tekun mewujudkan tujuannya. PAK secara keseluruhan mendorong siswa untuk berjuang dengan setia demi mencapai perkembangan pengetahuan, sikap, dan tindakan. Antara pengetahuan, sikap, dan tindakan adalah kesatuan di mana mengetahui dengan benar berarti melaksanakan dengan berpegang pada nilai-nilai Krisitiani.

Dapiyanta (2008: 32) berpendapat bahwa PAK ditantang untuk mengambil pilihan tujuan yang jelas, mengingat PAK adalah salah satu mata pelajaran di sekolah dan sekolah berada di bawah pengaturan sistem pendidikan suatu negara. Selama ini, tujuan PAK bersifat mendua namun tidak tuntas. Tujuan PAK mendua antara orientasi pada pengembangan hidup beriman atau pengetahuan iman. Mangunwijaya (dalam Dapiyanta, 2008: 33) mengatakan, “untuk mencapai yang minimal, yakni pengetahuan, banyak orang tidak puas, sedangkan untuk mencapai pengembangan hidup beriman, sangat sulit karena PAK masuk dalam sebuah sistem pendidikan suatu negara.” Pendapat Dapiyanta dan Mangunwijaya ini menjadi pertanyaan yang selalu aktual karena PAK berhubungan dengan proses hidup beriman seseorang di

mana iman bukan hal yang sekali jadi dan terus berproses, di mana proses tersebut sulit jika diukur secara sistem pendidikan.

Adanya permasalahan di atas menunjukkan bahwa mata pelajaran PAK bukanlah hal yang sepele. PAK perlu diberi keleluasaan sedemikian rupa mengingat tujuan umum PAK adalah terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah. Sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah perkembangan dan kedewasaan iman. PAK di sekolah diharapkan membantu siswa supaya mengetahui dan semakin peka terhadap rahmat Tuhan yang dilimpahkan dalam dirinya dan tekun menanggapinya.

a. Demi Terwujudnya Nilai-nilai Kerajaan Allah

Kerajaan Allah adalah tema dan tujuan utama dalam pemberitaan dan kehidupan Yesus. Oleh karena itu, mata pelajaran PAK bermaksud mengantar orang-orang ke arah iman Kristiani. “Kerajaan Allah sebagai metapurpose pendidikan dalam iman menuntut proses pendidikan yang membentuk dan memberdayakan seluruh dimensi kehidupan peserta sebagai mitra Yesus dalam memperjuangkan terwujudnya Kerajaan tersebut” (Heryatno, 2003: 24).

Groome (2010: 69-72) menyebutkan dua belas pernyataan yang berkaitan dengan arah dasar pendidikan iman demi Kerajaan Allah.

1) Kerajaan Allah merupakan simbol yang mengungkapkan tindakan Allah yang senantiasa hadir dan berkarya di tengah-tengah kehidupan manusia. Kerajaan Allah merupakan kekuatan tindakan Allah yang sesuai dengan sifat utama Allah: penuh belas kasih, sabar dan setia, menghendaki keadilan, kedamaian, cinta kasih, keutuhan, dll.

2) Kerajaan Allah dapat dipahami dalam konteks masa lampau, kini, dan yang akan datang.

3) Kerajaan Allah merupakan anugerah Allah dan mengundang tanggapan manusia. Ia sudah mulai terwujud dan di lain pihak belum mencapai kepenuhannya.

4) Kerajaan Allah adalah Kabar Gembira bagi mereka yang terbelenggu, tertawan, dianiaya, dan menderita.

5) Anugerah Allah untuk menjalin relasi dengan-Nya dan sesama manusia sebagai anggota Kerajaan-Nya.

6) Karena Allah mengasihi manusia, maka Allah menghendaki supaya manusia hidup saling mengasihi seperti Allah mengasihi mereka. Jalan mengasihi Allah adalah dengan mengasihi sesama. Tolok ukur kasih tidak lain adalah hidup Yesus sendiri yang mengasihi sampai sehabis-habisnya. 7) Kerajaan Allah memanggil kita untuk bertobat (metanoia), meninggalkan

cara hidup lama dan menggunakan cara hidup baru. Pertobatan yang diusahakan adalah yang bersifat integral.

8) Pertobatan kita juga meminta agar kita menentang dan melawan seluruh ekspresi dosa yang bersifat sosial dan budaya dalam dunia kita.

9) Kita harus berjuang untuk menciptakan struktur-struktur ekonomi, sosial, politik dan pengaturan-pengaturan budaya yang mampu mempromosikan Kerajaan Allah.

11) Buah-buah kehidupan kita sebagai respon terhadap rencana Allah bagi ciptaan adalah perwujudan Kerajaan Allah di tengah-tengah sejarah, dan buah-buah dari usaha kita di masa kini yang akan tetap ada di Kerajaan yang sempurna.

12) Terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah hidup manusia menjadi tolok ukur dari segala pendidikan iman. Proses pendidikan iman sungguh berhasil kalau nilai-nilai Kerajaan Allah sungguh dialami secara nyata oleh semua manusia.

Keduabelas pernyataan ini memberi arahan bagaimana seharusnya PAK itu dijalankan. PAK menjadi sarana untuk menghadirkan Kerajaan Allah, maka penggunaan terang iman adalah keharusan. Terang iman digunakan sebagai nilai dasar untuk memahami kenyataan manusia dalam sejarah dan melalui terang iman, manusia semakin mampu mengambil keputusan yang sesuai dengan suara hatinya.

b. Demi Kedewasaan Iman Kristiani

Groome (2001: 81) menjelaskan bahwa hidup dalam iman Kristiani merupakan tindakan dari manusia sebagai agent-subject melalui komunitas iman Kristiani dengan menggabungkan tiga tindakan: meyakini (believing), mempercayai (trusting), dan menjalankan kehendak Allah (doing God‟s will). Pendidikan iman di sekolah merupakan proses pendewasaan iman yang diharapkan memperkembangkan secara seimbang dan integratif ketiga hal tersebut (Heryatno, 2003: 28).

Dengan kemampuan akal budinya, manusia mampu mengenal Allah dan meyakininya (believing). Melalui kedalaman jiwanya, manusia mengambil keputusan untuk beriman dan berserah secara penuh pada Allah (trusting). Akhirnya, manusia mewujudnyatakan imannya (doing God‟s will) dengan mengusahakan kesejahteraan bersama. Ketiga tindakan iniyang dikembangkan melalui PAK.

c. Demi Terwujudnya Kebebasan Manusia

Iman Kristiani hidup sebagai respon terhadap Kerajaan Allah maka didasarkan pada kebebasan manusia dan bertujuan pada hidup bersama di dalam kebebasan. “Tujuan terdekat PAK yakni iman Katolik dan kebebasan manusia” (Groome, 2010: 121). Pendekatan yang menggambarkan kebebasan manusia adalah " kebebasan untuk" (freedom for) dan "kebebasan dari" (freedom from). Dasar dari kebebasan ini adalah manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, maka keberadaan manusia sebagai citra Allah memiliki kemungkinan untuk bebas.

Menurut Groome (2010: 310) freedom for adalah kebebasan untuk menjadi apa kita dipanggil, yakni kebebasan menjadi satu dengan Allah yang diekspresikan dalam kebebasan bersatu dengan orang lain dan melayani orang lain. Freedom from adalah kebebasan Kristiani yang secara logis. Karena kuasa Allah yang menyelamatkan Yesus, sekarang kita dapat bebas dari dosa.

Heryatno (2003: 33) menjelaskan tiga deskripsi kebebasan. Pertama, kemampuan manusia bertindak memenuhi kebutuhan dasar. Kedua, manusia bebas untuk memilih tanpa paksaan batin mana pun. Manusia sungguh bebas

mengatur dirinya sendiri berdasarkan keyakinan, kesadaran, pilihan, dan keputusannya; maka manusia sungguh otonom. Ketiga, manusia bebas untuk menghayati keputusannya sendiri dengan segala resikonya.